Ada banyak peta di atas meja.Peta-peta itu ditandai dengan banyak garis dan lingkaran.Setelah menganalisis dengan cermat, Chandra mengeluarkan peta baru lagi, mengambil pulpen, dan menggambar lingkaran merah di suatu tempat pada peta itu.Sandra tidak bisa menahan diri dan bertanya, “Apa kamu sudah menemukannya?”Chandra berkata dengan ekspresi ragu, “Sepuluh tahun yang lalu, di malam ketika rumah keluarga Atmaja kebakaran, aku baru saja selesai makan. Aku melompat ke sungai dan langsung nggak sadarkan diri. Waktu aku siuman, aku sudah berada di gua bawah tanah. Waktu itu, aku baru merasa lapar. Jadi, aku rasa lokasi gua itu nggak terlalu jauh dengan rumah keluarga Atmaja sepuluh tahun yang lalu.”Chandra menunjuk ke sebuah sungai di peta.“Aku terhanyut mengikuti arus air sungai ini. Kalau diperkirakan dari kecepatan aliran airnya, lokasi gua bawah tanah mungkin berada di daerah ini.” Chandra menunjuk ke sebuah gunung.Sandra bertanya, “Lalu, kapan kamu akan pergi ke sana?”Chandra
Di rumah keluarga Kurniawan.Nova membanting ponselnya dengan marah.“Bruk!” Ponsel itu menghantam dinding dan terpental ke lantai, langsung hancur.“Kesal sekali.” Dia duduk dengan marah di sofa.“Nova, ada apa? Kenapa bisa semarah seperti itu?” tanya Yani ketika berjalan mendekat dan melihat ponsel Nova dibanting.“Nggak, nggak ada apa-apa.” Nova menarik napas dalam-dalam, lalu bangkit dari sofa dan keluar.Chandra adalah miliknya. Dia tidak akan pernah membiarkan wanita lain merebut pria itu.Dia pernah ke rumah Sandra.Dia rasa Chandra berada di vila yang dibeli Sandra sekarang.Dia berjalan keluar rumah, lalu menyetir menuju rumah Sandra dengan mobil sport Porsche yang baru saja dibelinya.Sandra juga terlihat tak berdaya setelah mengangkat telepon dari Nova.Dia sudah tahu hari seperti ini akan tiba.Dia tidak pernah mengejar Chandra karena hubungan dekatnya dengan Nova. Dia baru melakukannya setelah kedua orang itu bercerai.Dia juga tahu. Begitu dia jadian dengan Chandra, perte
“Kenapa jadi bukan urusanku? Kamu suamiku. Ayo, kita rujuk ….” Dia menarik Chandra untuk pergi.Tenaganya begitu kuat, sehingga dia menarik Chandra sampai turun dari kursi roda. Chandra sangat lemah, tidak dapat berdiri sendiri dan terjatuh ke tanah.“Apa yang kamu lakukan?” Sandra segera datang menghampiri, mendorong Nova menjauh, dan berkata marah, “Apa kamu nggak tahu kalau dia sangat lemah sekarang?”Dia buru-buru membantu Chandra berdiri dari tanah dan bertanya dengan khawatir, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra melambaikan tangannya dengan pelan.Melihat kedua orang itu, Nova menangis dan berteriak, “Chandra, aku tanya padamu. Siapa yang kamu inginkan dari kami berdua? Dia atau aku?”Sandra benar-benar tidak tahan dengan sikap Nova.Dia membantu Chandra untuk duduk di kursi roda dan menatap Nova dengan dingin.“Nova, kamu terus mengatakan bahwa kamu mencintainya, dan kamu terus menyuruhnya untuk membuat pilihan, tetapi kamu nggak pernah berpikir bahwa kamu sendiri yang mendorongn
Chandra menggelengkan kepalanya. Dia tidak memikirkan Nova lagi.Dia memandang Sandra, melihat bekas tamparan merah di wajah wanita itu, berdiri dan menyentuhnya. Lalu, dia bertanya dengan lembut, “Sakit?”“Iya.” Sandra menanggapinya dengan wajah sedih dan pergi memeluk Chandra.“Aku sangat takut kehilanganmu. Kalau kamu sembuh dan kembali ke sisi Nova. Aku harus bagaimana?”Chandra juga memeluknya dengan lembut, menghela napas dan berkata, “Inilah hidup. Aku berhutang budi padanya dan nggak akan bisa menebusnya seumur hidupku. Dia terkena Racun Dukun karenaku. Kalau aku bisa menemukan penawarnya, mana mungkin aku meninggalkannya.”Sandra tahu itu. Justru karena dia tahu itu, makanya dia khawatir.Namun, wanita di pelukan Chandra sekarang adalah dirinya. Dia merasa puas.Masalah lain dibicarakan lain waktu saja.Dia akan memperjuangkan apa yang menjadi miliknya.Dia percaya diri, dia tidak lebih buruk dari Nova.“Uhuk ....” Chandra terbatuk pelan beberapa kali.Sandra segera membantuny
Sandra tersenyum dan berkata, “Kalau Nova mau ikut, biarkanlah dia ikut.”Nova mendengus dingin, mengabaikan Sandra, dan masuk ke dalam mobil sambil memapah Chandra.“Aku bisa sendiri.” Chandra melepaskan tangan wanita itu dan masuk ke dalam mobil sendirian.Nova pun masuk ke dalam mobil dan duduk di sampingnya.Tak mau kalah, Sandra berjalan ke sisi yang satu lagi, membuka pintu dan duduk di sebelah Chandra.Setelah semua orang masuk ke dalam mobil, semua mobil pun satu per satu melaju pergi.Setelah masuk ke mobil, Chandra menyandarkan tubuh dan memejamkan mata untuk beristirahat.Nova meraih tangannya dengan manja dan bertanya sambil tersenyum, “Sayang, kita mau pergi kemana?”Sandra berkata dengan tidak senang, “Kamu bisa diam, nggak? Kak Chandra butuh ketenangan sekarang.”Nova berkata dengan dingin, “Aku sedang berbicara dengan suamiku. Apa hubungannya denganmu?”“Kamu ….” Sandra sangat marah.Chandra membuka matanya sedikit, melirik ke arah Nova, dan menegur wanita itu, “Kamu bi
Di Gunung Bondas, Kanal Sueng.Banyak tenda didirikan di tepi pantai.Chandra duduk di atas batu, memegang ponsel di tangannya dan mencari informasi mengenai kondisi cuaca tiga bulan sebelum kebakaran yang terjadi di rumah keluarga Atmaja sepuluh tahun yang lalu.Sandra duduk di sampingnya dan bertanya, “Kak Chandra, lagi lihat apa?”Nova juga penasaran. Dia hanya tidak ingin kehilangan Chandra, tidak ingin Chandra jadian dengan Sandra, makanya dia pergi mencari Sandra dan ikut datang. Dia masih tidak tahu apa yang ingin dilakukan Chandra.Chandra meletakkan ponselnya, memandangi pegunungan di seberang sungai, dan berkata dengan lembut, “Aku sedang melihat cuaca tahun itu. Kulihat, waktu itu nggak ada hujan besar, jadi kurasa air sungainya nggak dalam.”Sandra mengerutkan kening dan bertanya, “Untuk apa memperkirakan kedalaman air sungai?”Chandra menjelaskan, “Saat aku melompat ke sungai, aku memeluk sepotong kayu dan hanyut terbawa air sungai, makanya aku bisa selamat. Aku nggak mung
Nova bergerak cepat, langsung memapah Chandra berdiri. Dia juga memelototi Sandra dan berkata dengan dingin, “Aku saja yang melakukannya. Pria dan wanita yang bukan suami istri nggak boleh terlalu berdekatan. Mulai sekarang, menjauhlah dari suamiku.”Sandra melepaskan Chandra dengan ekspresi canggung.Meskipun Chandra sudah setuju untuk jadian dengannya, dan dia adalah pacar Chandra, Nova tetaplah mantan istri Chandra.Dia selalu merasa sedikit bersalah pada Nova.Dia sendiri merasa dia merebut suami Nova.Chandra agak kedinginan, kepalanya sedikit sakit, dan tubuhnya masih lemas. Dia sebenarnya tidak ingin bertengkar dan berdebat dengan Nova.Dia menatap Sandra dengan tatapan meminta maaf.Sandra juga mengerti dan mengangguk kecil.Nova memapah Chandra untuk beristirahat di tenda yang didirikan tak jauh dari sana.Ada selimut dan bantal di dalam tenda. Setelah masuk tenda, Chandra berbaring untuk beristirahat.Nova tidak pergi, duduk di samping, menatap Chandra dengan wajah berlinang
Nova tertegun dan membeku di tempat.Chandra datang ke sini untuk mencari obat untuknya?Demi dirinya?Saat ini, dia merasa dirinya sama sekali tidak memahami Chandra.Chandra telah melakukan begitu banyak hal untuknya, dan kini pria itu bahkan mengkhawatirkan Racun Dukun dalam dirinya. Namun, dia malah membuat keributan.“Aku ….” Dia membuka mulutnya, tetapi tidak bisa mengatakan apa-apa.Sandra mengabaikan Nova dan masuk ke tenda lagi.Chandra sudah tertidur. Matanya tertutup, wajahnya pucat, dan dia tampak lemah.Sandra juga tidak berdaya melihat kondisi Chandra. Dia menghela napas pelan.Chandra tertidur dalam keadaan linglung. Dia tidak tahu sudah berapa lama dia tertidur, dan dia terbangun karena rasa sakit.Kali ini, aku tidak tahu sakitnya itu berasal dari kepalanya atau seluruh tubuhnya.Tampaknya, serangga beracun yang tak terhitung jumlahnya itu menggigit dagingnya lagi, meminum darahnya, dan masuk ke tulangnya serta menghancurkan tulangnya dengan ganas.Dia adalah seorang t
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di