Teuku hanya tersenyum tipis dan tidak banyak bicara lagi. Tak lama kemudian, seorang pria dan seorang wanita datang. Mereka adalah Chandra dan Grace.Teuku sontak berdiri, merentangkan kedua tangannya, dan hendak memeluk Chandra. Dia lalu berkata, "Chandra, jarang sekali kamu datang kemari."Namun, Chandra langsung mengangkat kakinya dan menendang. Kemudian, dia berkata dengan suara dingin, "Tidak perlu bersandiwara di hadapanku. Kamu tahu alasan aku datang mencarimu."Teuku segera menghindari serangan itu dan tubuhnya mundur ke belakang beberapa langkah. Kemudian, dia bertanya dengan kebingungan, "Chandra, apa maksudmu?""Kamu adalah Chandra?" Tiba-tiba terdengar sebuah suara.Chandra mengalihkan pandangannya dan melihat ada seorang pemuda yang berusia sekitar 20 tahun berdiri. Pemuda itu mengenakan pakaian serba putih dan sedang menatap Chandra dengan tatapan meremehkan.Chandra mengernyitkan alisnya dan bertanya, "Kamu siapa?"Brandon mengamati Chandra untuk sesaat, lalu berkata den
"Hahahaha." Brandon tertawa dengan keras seolah-olah dirinya telah mendengar lelucon terlucu di dunia."Chandra, apa yang kamu katakan? Kamu meminta Lukisan Gunung Merabu dariku? Lukisan Gunung Merabu adalah benda pusaka yang dijaga oleh Keluarga Atmaja. Kamu hanya keturunan dari pengkhianat Keluarga Atmaja. Kakekmu pantas mati, kamu juga pantas mati," ucap Brandon.Chandra lalu berjalan ke arah Brandon selangkah demi selangkah dengan wajah yang suram. Melihat hal itu, Teuku langsung bergerak dan mengadang di hadapan Chandra.Kemudian, dia berkata, "Chandra, apa maumu? Apa kamu tahu siapa dia? Dia adalah keturunan langsung yang sesungguhnya dari Keluarga Atmaja dan juga kepala keluarga dari Keluarga Atmaja di masa depan, sedangkan kamu hanya keturunan dari pengkhianat Keluarga Atmaja. Kamu sudah sangat tidak hormat karena tidak berlutut ketika bertemu kepala keluarga muda.""Pergi," bentak Chandra.Suara teriakannya sangat keras sehingga membuat Teuku terdiam. Setelah beberapa detik, T
Brandon merasa yakin dan tanpa rasa takut. Dia lalu membentak, "Chandra, dasar anak dari seorang pengkhianat! Segera berlutut atau Nova akan mati sekarang.""Nggak mungkin. Seorang pria hanya berlutut kepada langit dan orang tua, bagaimana mungkin aku berlutut kepada orang rendahan sepertimu?" Chandra menatap Brandon dengan dingin dan berkata, "Nova dulunya adalah istriku, tapi kami sudah bercerai sekarang. Kamu mungkin sudah berpikir berlebihan karena menggunakan dia untuk mengancamku.""Gores wajahnya," ucap Brandon ke arah teleponnya.Di sebuah bangunan di Rivera, Nova diikat di sebuah kursi. Tempat ini dijaga dengan ketat oleh pria berpakaian hitam. Salah satu dari pria itu memegang pisau yang tajam dan menaruhnya di wajah Nova. Begitu menerima perintah, dia langsung mengangkat tangan dan menggores wajah Nova.Seusai menggores, luka yang bercucuran darah seketika muncul di wajah sebelah kiri Nova. Darah segar mengalir dari pipinya, lalu menetes dan menodai pakaiannya yang putih. No
Teuku menceritakan sebuah kisah masa lalu. Dia menjelaskan tentang asal-usul Empat Keluarga Besar. Empat Keluarga Besar sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu."Raja Januar?" tanya Chandra seraya mengernyitkan alisnya.Tidak ada orang seperti itu yang tercatat dalam sejarah.Kemudian, dia menatap Teuku sambil bertanya, "Siapa sebenarnya Raja Januar itu?"Teuku menggelengkan kepalanya. Dia sendiri juga tidak tahu siapa sebenarnya Raja Januar itu."Dia adalah tokoh dari ribuan tahun yang lalu, mana mungkin aku bisa tahu? Bukan hanya aku yang tidak tahu, informasi tentang dia bahkan sangat jarang muncul dalam sejarah Empat Keluarga Besar."Brandon berkata dengan wajah murung, "Kak, nggak usah banyak omong kosong dengan bocah ini."Teuku melambaikan tangannya sambil berkata, "Brandon, bagaimanapun, Chandra adalah penerus Keluarga Atmaja. Lagi pula, semua yang kukatakan ini juga bukan rahasia."Brandon tidak bersuara lagi.Sekarang, lengannya tidak bisa mengangkat apa pun karena patah tulan
"Serius?" tanya Grace dengan wajah kaget.Brandon menggeleng sambil berkata, "Mana kutahu? Semua ini hanya cerita yang diwariskan turun temurun. Sejak zaman dahulu kala memang banyak cerita mengenai hidup abadi."Usai mengatakan hal itu, Brandon mendengus dan berkata, "Untuk apa aku menceritakan semua ini pada kalian." Setelah itu, dia tidak lagi bersuara.Chandra juga merenungkan apakah perkataan Teuku dan Brandon itu memang benar.Suasana di tempat itu menjadi tegang. Waktu terus bergulir, tanpa sadar, setengah jam lebih telah berlalu. Pada saat itu, ponsel Brandon berdering. Kemudian, dia menjawab panggilan tersebut."Tuan, barangnya sudah kami dapatkan," kata suara di telepon.Brandon tidak berkata apa-apa, dia menutup telepon dan bangkit dari tempat duduknya. Namun, Chandra langsung berdiri dan mengadangnya. "Kamu sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan, bebaskan Nova sekarang juga. Kalau tidak, kamu tidak akan bisa pergi dari sini.""Pecundang, memangnya kamu sanggup melawanku?"
Begitu Chandra meninggalkan kediaman Teuku, dia langsung mengambil ponselnya untuk menelepon Johnson, "Segera cari keberadaan Nova. Aku akan pulang sekarang juga."Setelah memberi instruksi, Chandra menutup teleponnya dan naik pesawat pribadi Gilang untuk kembali ke Keluarga Atmaja. Kurang dari 2 jam, Chandra sudah tiba di tempat tujuan. Saat itu, langit masih belum gelap.Setelah turun dari pesawat, dia segera menelepon Johnson, "Sudah dapat informasinya? Di mana Nova sekarang?"Suara Johnson terdengar di seberang telepon, "Bos, kami belum menemukannya. Beri aku sedikit waktu lagi.""Secepatnya," kata Chandra sambil menarik napas dalam-dalam.Di sampingnya, Grace menarik tangan Chandra dan berbisik, "Kak Chandra, jangan terlalu khawatir, semoga semuanya baik-baik saja.""Semoga saja," jawab Chandra dengan wajah tegang. Kemudian, dia menambahkan, "Kalau sampai terjadi sesuatu dengannya, aku akan menghabisi Brandon."Chandra tahu bahwa saat ini tidak ada gunanya terburu-buru. Jadi, dia
Mata Nova ditutup dan terus menjerit dalam kegelapan, tetapi tidak ada yang merespons.Saat Nova merasa putus asa dan tak berdaya, kain yang menutup matanya dibuka.Nova melihat seorang pria dengan wajah yang tampan.Pria itu memiliki suara dengan nada yang penuh perhatian. "Tidak apa-apa, aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang.""Wanita cantik, aku ada di sini."Brandon berjalan mendekat dan melirik Chandra, lalu berkata, "Siapa orang ini? Sepertinya dia sangat memusuhiku. Aku kebetulan datang ke pinggiran kota dan melihat beberapa orang yang mencurigakan. Jadi, aku datang menyelamatkanmu.""Terima kasih."Nova ingin berdiri, tetapi wajahnya masih terluka. Setiap kali bergerak, lukanya terasa sakit dan membuatnya meringis.Melihat hal ini, Dokter berkata, "Lukanya baru saja dibalut, jangan terlalu banyak bergerak."Nova tidak lagi bergerak."Lantaran kamu sudah tidak apa-apa, aku pergi dulu, ya."Brandon berbalik dan pergi."Pria tampan, tunggu sebentar!" kata Nova.Chandra berkat
Sambil menghibur Nova, Brandon melirik Chandra sambil tersenyum yang menunjukkan ekspresi mengejek. Chandra berjalan mendekat dan kepalan tangannya meninju Brandon."Ah! Sakit sekali."Brandon memegang ke bagian tubuh yang ditinju Chandra dan menjerit kesakitan.Nova menjadi marah dan berteriak, "Chandra, dasar berengsek. Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Keluar, aku tidak ingin melihatmu!""Jaga dirimu sendiri. Jangan sudah ditipu, tapi masih membantu orang yang menipumu. Tidak semua orang memiliki niat baik terhadapmu."Chandra tidak banyak berbicara. Dia berbalik dan pergi setelah memperingatkan Nova.Dia tahu bahwa tidak ada sedikit pun tempat untuknya di hati Nova. Maka dari itu, tidak ada gunanya juga bicara panjang lebar.Setelah Chandra pergi, Brandon baru berdiri dan ekspresi wajahnya terlihat kesakitan. Dia berkata dengan tidak puas, "Siapa orang ini? Kenapa dia segalak itu?"Ekspresi wajah Nova yang berbaring di tempat tidur terlihat bersalah. "Aku benar-benar minta maaf. D
Lilian bergegas membawa seluruh anggota keluarganya pergi. Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di jalur yang jauh dari pegunungan tempat Istana Kegelapan berada. Di area luar pegunungan. Lilian menangis penuh kebahagiaan seraya berkata, “Syukurlah Papa baik-baik saja. Kota Sky Draga sudah dibantai habis-habisan, aku pikir ….”“Huhu ….”Lilian mulai menangis setelah teringat apa yang telah terjadi dalam beberapa waktu belakangan. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang putri yang hidup dengan penuh kemakmuran. Dia sama sekali tidak pernah berpikir akan menjadi target pembunuhan. Pilu di hatinya semakin menjadi-jadi ketika dia teringat, bagaimana dirinya diburu dan para pengawalnya yang sudah tumbang karena melindunginya. “Lilian.”Jarga memeluk putrinya lalu berkata, “Kamu sudah banyak menderita.”“Kak Lilian, apa yang sebenarnya terjadi?”“Bagaimana kamu bisa membawa kami semua keluar dari Istana Kegelapan?”“Apa kamu memberikan liontin giok itu pada mereka?”Beberapa anggota kel
“Kamu … kamu iblis?” tanya Morga dengan raut wajah ketakutan. Chandra berkata dengan tenang, “Kamu tidak perlu memedulikan siapa aku. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Tapi, jangan salahkan aku yang bertindak kasar kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaannya.”Energi iblis muncul dari teratai hitam dan melayang ke arah Morga. Seketika, jiwanya bergetar. Dia sadar, dirinya pasti akan mati kalau dia tidak mengatakannya. Sekarang, dia benar-benar ketakutan sampai keinginan untuk bertahan hidup tiba-tiba muncul di dalam hatinya. “Jangan, jangan bunuh aku. Aku akan mengatakannya,” ujar Morga berusaha berkompromi. Kemudian Chandra menyingkirkan Teratai Iblisnya. Lilian menatap Chandra dengan tatapan aneh. Dia juga tahu legenda tentang iblis. Oleh karena itu, dia cukup kaget ketika mengetahui seorang manusia bumi seperti Chandra bisa memiliki energi iblis di tubuhnya. Namun, semua itu tidak lagi penting baginya selama Chandra bisa menyelamatkan keluarganya. “Katakan sekarang juga,”
Tubuh Morga jatuh dengan keras di atas tanah dan membentuk reruntuhan. Di sisi lain, Chandra berdiri dengan gagahnya di atas langit. Tidak lama kemudian, seorang laki-laki tua yang berlumuran darah merangkak keluar dari reruntuhan. Dia adalah Morga. Langkah melawan surga sungguh mengerikan. Jurus ini menggunakan kekuatan bumi dan langit untuk menekan dan menginjak-injak lawannya. Bahkan Morga yang sudah berada di tingkat ketiga Alam Keabadian tetap saja tidak bisa menahan tekanan tersebut dan membuatnya terluka cukup parah setelah tubuhnya terinjak-injak oleh langit dan bumi. Dia berjuang untuk bangkit lalu menatap Chandra dan berseru, “Kamu harus mati!”Morga mengeluarkan jurus rahasianya. Aura di tubuhnya seketika meningkat. Bahkan tingkat kekuatannya tiba-tiba saja meningkat ke tingkat keempat Alam Kesucian dengan bantuan jurusnya tersebut. Sekarang, aura kekuatannya jauh lebih menakutkan dari sebelumnya. “Mati kamu!” serunya dengan ganas. Sebilah pedang tiba-tiba muncul di tang
Di sebuah pegunungan yang berada di luar Kota Freely. Morga muncul di depan Chandra dan menghalangi jalannya. Chandra berbalik dan berusaha melarikan diri. Namun, Cendekia berhasil mengejarnya dan menghalangi jalannya. Kedua orang itu menyerang Chandra dari depan dan belakang. Namun, Chandra tetap tenang dalam menghadapi kedua prajurit kuat itu. “Anak muda, aku minta padamu sekali lagi agar kamu memberikan harta karun itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu itu utuh,” ujar Morga dingin. “Huh!”Chandra justru mencibir. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan jurus langkah melawan langit. Energi sejati yang sangat kuat muncul dari lautan energi di setiap titik akupunkturnya. Energi sejati yang tidak terhitung jumlahnya berkumpul menjadi satu dan membuat aura tubuh Chandra meningkat pesat. Kemudian energi sejatinya mulai menghancurkan tulang punggungnya. Dalam sekejap mata, kekuatan langit dan bumi berkumpul menjadi satu dan membentuk tulang punggung baru. Chandra mulai mel
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud
Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka
Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a