Grace berjalan ke depan, lalu memapah Boni yang terbaring di jalanan. Kemudian, dia bertanya dengan penuh perhatian, "Paman, kamu baik-baik saja?"Boni dipukuli hingga babak belur dan mulutnya masih mengeluarkan darah. Dia bergegas menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak … nggak apa-apa."Saat ini, Gofan berkata sambil tersenyum, "Karena Nona Grace bersedia ganti rugi, kalau begitu masalah ini selesai." Selanjutnya, Gofan melirik Boni dan berkata,"Pergi sana.""Chandra …." Boni menatap Chandra dan tampak ragu. Dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi dia mengurungkan niatnya. Sebab, sekarang Chandra sudah bercerai dengan Nova dan bukan menantunya lagi.Chandra meliriknya sekilas, lalu berkata kepada Grace, "Apanya kamu bayar? Apa kamu punya banyak uang? Keluarga Kurniawan punya uang, kamu nggak perlu memberikan beberapa miliar itu.""Kak Chandra, bukankah dia …." Grace hendak berbicara, tetapi dia seketika teringat bahwa Chandra sudah bercerai dengan Nova. Jadi, dia pun tidak melanju
"Berhenti membuat onar, aku malas meladenimu." Chandra mengeluarkan sepuntung rokok dan tidak menggubris Nova lagi.Pada saat ini, Gofan datang sambil membawa Boni. Dia lalu berkata, "Nova, ayahmu merusak sebuah piring giok dari Dinasti Tangerin yang harganya 7.6 miliar. Aku memberimu diskon dan kamu cukup bayar 7 miliar saja. Setelah itu, kamu bisa membawa Boni pergi."Nova sontak marah begitu melihat Boni yang ditarik oleh beberapa pria kekar dan dihajar hingga babak belur.Dia lalu berbalik untuk melihat Chandra dan langsung menyalahkan Chandra. Dia berkata, "Chandra, apa yang kamu lakukan? Kamu ada di sini, kenapa ayahku masih saja dipukul?"Nova tahu keterampilan bela diri Chandra. Beberapa pria kekar itu sama sekali bukan lawan Chandra. Sekarang, Chandra berada di Toko Antik Bartele, tetapi ayahnya malah dipukuli hingga babak belur.Chandra berkata dengan datar, "Aku sudah membantu untuk menghentikan. Kalau nggak, dia mungkin akan dipukuli lebih parah.""Membantu?" Nova berkata d
Di area istirahat Toko Antik Bartele.Chandra sedang memainkan "Plants VS Zombie", tetapi sosok Nova terus muncul dalam benaknya. Mungkin yang Grace katakan memang benar. Dia tidak membiarkan Grace membayar benda itu dan menyuruh Nova untuk datang adalah karena dia ingin bertemu Nova. Sebenarnya, ada banyak hal yang ingin dia bicarakan dengan Nova, tapi dia tidak bisa mengatakannya setelah bertemu dengan Nova. Chandra merasa bahwa itu hal yang tidak perlu dilakukan.Saat ini, perasaan dalam hatinya sangat bertentangan dan rumit. Ini adalah perasaan yang belum pernah ada sebelumnya. Grace yang pengertian juga tidak banyak bicara lagi. Waktu berlalu dengan cepat, sepuluh menit kemudian ada beberapa pria kekar dengan pakaian jas hitam datang. Salah satu dari mereka membawa sebuah kotak hitam yang memiliki kata sandi."Bos, barangnya sudah dibawa," ucap salah satu dari beberapa pria itu."Oke," jawab Gofan sambil mengangguk. Kemudian, dia menatap Chandra dan berkata, "Tuan Chandra, silaka
Chandra menahan napasnya, sedangkan Grace juga melihat dengan serius. Grace ingin melihat sebenarnya apa yang ada di dalam kotak yang dibeli seharga 1 miliar oleh Chandra itu. Bersamaan dengan itu, dia juga penasaran kenapa Chandra bisa memiliki kunci untuk membuka kotak itu. Sambil diperhatikan Grace, Chandra pun memutar kuncinya dengan perlahan.Klek!Suara yang jelas dan nyaring terdengar, lalu kotak berwarna tembaga itu sontak terbuka dan Chandra menatap kotak itu dengan lekat. Ada gulungan kuno yang dilipat dengan rapi di dalamnya, lalu Chandra mengeluarkannya dengan hati-hati. Gulungan kuno itu terbuat dari bahan khusus yang terasa berat ketika dipegang dan masih dalam keadaan utuh.Chandra membuka gulungan itu dan meletakkannya di atas meja. Awalnya, gulungan kuno itu dilipat, tetapi ketika dibuka ukurannya cukup besar dengan diameter yang mencapai satu meter."Apa ini?" Setelah melihat lukisan di dalam gulungan kuno itu, Grace pun bertanya dengan kebingungan, "Apa ini lukisan m
Di sebuah rumah tradisional di ibu kota.Tempat ini bernama Kediaman Teuku. Ini adalah tempat tinggal dari pemimpin Lima Jenderal, panglima tertinggi Pasukan Api Merah, Jenderal Teuku. Saat ini, Teuku sudah kembali ke ibu kota. Di sebuah gazebo di halaman.Seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan jas hitam sedang berbincang dengan anak muda yang berusia sekitar 20 tahun. "Brandon, kita sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Aku ingat terakhir kali bertemu denganmu, kamu masih kelas SMA. Kenapa kali ini punya waktu untuk keluar?" tanya pria paruh baya itu. Pria paruh baya yang mengenakan setelan jas hitam itu adalah Teuku.Pria yang berada di depan menjawab, "Kak Teuku, sejujurnya kali ini keluarga kami menerima informasi bahwa kotak yang digali dari makam kuno Raja Januar muncul di Rivera. Selain itu, kotak itu juga sudah jatuh ke tangan keturunan Robi. Tujuan kakekku menyuruh aku kemari adalah untuk mengambil kembali kotak itu dan membunuh keturunan Robi serta memberantas pengkh
Teuku hanya tersenyum tipis dan tidak banyak bicara lagi. Tak lama kemudian, seorang pria dan seorang wanita datang. Mereka adalah Chandra dan Grace.Teuku sontak berdiri, merentangkan kedua tangannya, dan hendak memeluk Chandra. Dia lalu berkata, "Chandra, jarang sekali kamu datang kemari."Namun, Chandra langsung mengangkat kakinya dan menendang. Kemudian, dia berkata dengan suara dingin, "Tidak perlu bersandiwara di hadapanku. Kamu tahu alasan aku datang mencarimu."Teuku segera menghindari serangan itu dan tubuhnya mundur ke belakang beberapa langkah. Kemudian, dia bertanya dengan kebingungan, "Chandra, apa maksudmu?""Kamu adalah Chandra?" Tiba-tiba terdengar sebuah suara.Chandra mengalihkan pandangannya dan melihat ada seorang pemuda yang berusia sekitar 20 tahun berdiri. Pemuda itu mengenakan pakaian serba putih dan sedang menatap Chandra dengan tatapan meremehkan.Chandra mengernyitkan alisnya dan bertanya, "Kamu siapa?"Brandon mengamati Chandra untuk sesaat, lalu berkata den
"Hahahaha." Brandon tertawa dengan keras seolah-olah dirinya telah mendengar lelucon terlucu di dunia."Chandra, apa yang kamu katakan? Kamu meminta Lukisan Gunung Merabu dariku? Lukisan Gunung Merabu adalah benda pusaka yang dijaga oleh Keluarga Atmaja. Kamu hanya keturunan dari pengkhianat Keluarga Atmaja. Kakekmu pantas mati, kamu juga pantas mati," ucap Brandon.Chandra lalu berjalan ke arah Brandon selangkah demi selangkah dengan wajah yang suram. Melihat hal itu, Teuku langsung bergerak dan mengadang di hadapan Chandra.Kemudian, dia berkata, "Chandra, apa maumu? Apa kamu tahu siapa dia? Dia adalah keturunan langsung yang sesungguhnya dari Keluarga Atmaja dan juga kepala keluarga dari Keluarga Atmaja di masa depan, sedangkan kamu hanya keturunan dari pengkhianat Keluarga Atmaja. Kamu sudah sangat tidak hormat karena tidak berlutut ketika bertemu kepala keluarga muda.""Pergi," bentak Chandra.Suara teriakannya sangat keras sehingga membuat Teuku terdiam. Setelah beberapa detik, T
Brandon merasa yakin dan tanpa rasa takut. Dia lalu membentak, "Chandra, dasar anak dari seorang pengkhianat! Segera berlutut atau Nova akan mati sekarang.""Nggak mungkin. Seorang pria hanya berlutut kepada langit dan orang tua, bagaimana mungkin aku berlutut kepada orang rendahan sepertimu?" Chandra menatap Brandon dengan dingin dan berkata, "Nova dulunya adalah istriku, tapi kami sudah bercerai sekarang. Kamu mungkin sudah berpikir berlebihan karena menggunakan dia untuk mengancamku.""Gores wajahnya," ucap Brandon ke arah teleponnya.Di sebuah bangunan di Rivera, Nova diikat di sebuah kursi. Tempat ini dijaga dengan ketat oleh pria berpakaian hitam. Salah satu dari pria itu memegang pisau yang tajam dan menaruhnya di wajah Nova. Begitu menerima perintah, dia langsung mengangkat tangan dan menggores wajah Nova.Seusai menggores, luka yang bercucuran darah seketika muncul di wajah sebelah kiri Nova. Darah segar mengalir dari pipinya, lalu menetes dan menodai pakaiannya yang putih. No
Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit
Chandra berdiri di puncak gunung sambil menatap sebuah kota menakjubkan di kejauhan. Keinginannya untuk mendapatkan Rumah Abadi terasa semakin kuat. Chandra mengabaikan orang-orang yang berkumpul cukup banyak di puncak gunung dan memilih untuk langsung berjalan menuruni gunung. Tidak lama kemudian, dia sudah tiba di level pertama. Namun, manusia batu itu sama sekali tidak menyerangnya. Itu artinya dia tidak perlu lagi melewati level demi level untuk mencapai level sembilan. Hal ini membuat Chandra cukup senang karena dia bisa menghemat waktu lebih banyak. Dia terus berjalan tanpa hambatan menuruni gunung dan muncul di luar gerbang kota. Tubuhnya tiba-tiba melayang dan langsung mendarat di dalam kota ketika dia berada di luar gerbang kota. Dia melihat altar yang ada di depannya saat ini dengan kristal-kristal yang mengambang di udara. Ini adalah level sembilan dan tidak ada siapa pun di sana. Siapa pun yang bisa mencapai level ini pastinya sangat kuat, sedangkan orang-orang yang tida
Mereka menganggap manusia bumi sebagai pengkhianat yang pantas mati dan selalu memandang manusia bumi sebelah mata, tapi sejauh ini mereka belum pernah melakukan pembantaian. Karena masih ada manusia bumi yang sangat kuat, yaitu Basita. Walaupun kekuatan Basita sedikit di bawah Dusky, bukan berarti Basita adalah lawan yang mudah dikalahkan. Chandra langsung naik pitam ketika mendengar kata pembantaian. Dia menatap ke arah Anak Dewa sambil mengepalkan tinjunya. “Lihat saja nanti, apa kamu benar-benar berani melakukan pembantaian. Lagi pula, kamu pasti sudah mati di tanganku sebelum kamu berhasil melakukannya,” ujar Chandra tanpa bercanda sedikit pun. “Ayo,” ujar Chandra yang tidak ingin berlama-lama di Kota Dusky. Dia pergi meninggalkan Kota Dusky bersama tiga mahasiswi itu. Chandra mengawal mereka sampai keluar dari area Gunung Bushu dan muncul di sebuah pinggiran kota manusia bumi. Di sebuah pinggiran kota. Chandra menatap ketiga mahasiswi yang tampak kotor itu lalu berkata, “Ke
Sebenarnya, dendam di antara Chandra dan Anak Dewa tidaklah dalam. Chandra sudah mengecohnya ketika mereka berada di level enam Rumah Abadi, sampai akhirnya dia tidak bisa menghindari serangan Chandra yang berhasil membuatnya terluka parah. Karena alasan inilah, Anak Dewa sudah lama ingin membunuh Chandra. Namun, Chandra tiba-tiba menghilang setelah keluar dari Rumah Abadi. Sekarang, Chandra tiba-tiba muncul di hadapannya dan membuat onar di Kota Dusky. Bagaimana mungkin Anak Dewa bisa tinggal diam sebagai seorang Wakil Penguasa Kota?Lurca menghampiri Chandra setelah mendengar perintah Anak Dewa. Ketiga mahasiswi bergegas bersembunyi di belakang tubuh Chandra dengan raut wajah ketakutan. Chandra menatap Lurca yang berjalan mendekatinya. Dua tahun lalu di Gunung Bushu, Lurca pernah cukup merugikan Chandra. Oleh karena itu, Chandra tidak memiliki kesan baik kepada manusia yang datang dari dunia lain. “Kenapa? Kamu mau menyerangku?” tanya Chandra sambil menatap Lurca tenang dan tanpa
Raut wajah orang-orang berubah serius ketika melihat Chandra membunuh laki-laki gemuk itu. Di sisi lain, beberapa gadis yang berada di dalam kendang sedang menatap ngeri ke depan. Mereka tidak tahu, apa yang sedang terjadi di luar sana. Ketua penjaga berkata dengan ekspresi wajah muram, “Mati, kamu!”Si ketua penjaga sampai saat ini belum merasa takut. Karena mereka berada di dalam Kota Dusky yang muncul di tempat ini setahun yang lalu. Para prajurit dari dunia lain telah bertempur dengan sengit untuk memperjuangkan kota ini. Sampai akhirnya, Dusky berhasil mengalahkan prajurit lainnya dan menduduki kota ini yang diberi nama Kota Dusky.Chandra mengabaikan ancaman si ketua penjaga. Dia berjalan menuju kendang di mana terdapat tiga perempuan yang terkurung di dalamnya. Walaupun wajah ketiga perempuan itu kotor, kecantikan mereka tetap tidak bisa ditutupi. Ketiga perempuan ini pastinya merupakan perempuan-perempuan paling cantik di universitas mereka. Chandra berusaha untuk bersikap ra
“Aku tidak peduli siapa kamu. Kamu harus tunduk dan hormat ketika berada di Kota Dusky ini. Tangkap dan kurung dia selama 30 tahun!” seru ketua penjaga itu dengan dingin. Para penjaga di sekitar Chandra hendak menyerang Chandra, tapi tubuh Chandra tiba-tiba saja menghilang dan muncul 10 meter jauhnya dari pengepungan. “Ini?” Ketua penjaga tertegun. Chandra bergerak dengan sangat cepat. Bahkan dia tidak bisa melihat pergerakannya dengan jelas. “Laki-laki itu harus mati,” ujar Chandra sambil menunjuk laki-laki gemuk di belakang si ketua penjaga. Chandra harus menunjukkan kekuasaannya agar para makhluk dari dunia lain tidak bisa semena-mena terhadap manusia bumi. Para penjaga menatap Chandra dengan saksama. Chandra sangatlah kuat, bahkan jauh lebih kuat dari bayangan mereka. Namun, tempat ini adalah Kota Dusky dan para penjaga memiliki tanggung jawab untuk melindungi kota ini. Mereka akan menghabisi siapa pun yang berniat untuk membuat onar di Kota Dusky. Chandra melangkah semakin
Ketiga perempuan itu menatap Chandra ngeri. “Hufh!”Chandra menarik napas panjang dan memilih untuk tidak bertindak gegabah. Bagaimanapun juga, dia sudah pergi selama dua tahun, jadi dia tidak tahu prajurit kuat seperti apa yang datang ke bumi. Dia juga tidak tahu, apakah dia bisa mengalahkan mereka atau tidak. Namun, dia mendengar laki-laki gemuk itu menyebut Basita. “Kamu menyebut nama Basita tadi. Apa orang itu sangat kuat?” tanya Chandra sambil berusaha menahan amarahnya. “Apa kamu tidak tahu tentang orang itu? Kamu pasti baru datang ke bumi, ya?”Chandra mengangguk lalu berkata, “Ya, aku baru datang ke bumi, jadi aku tidak tahu apa pun yang ada di sini.”“Kalau begitu, aku akan menjelaskannya untukmu.”Si laki-laki gemuk itu tanpa ragu terus berbicara agar Chandra mau membeli para perempuan itu, “Basita adalah manusia bumi paling kuat saat ini. Kabarnya, dia sudah mencapai Alam Trasenden tingkat tiga. Karena dia pernah mengalahkan seseorang yang berada di Alam Trasenden tingkat
Chandra sudah berlatih di medan perang kuno selama dua tahun. Dia juga tidak tahu, apakah sudah ada prajurit kuat yang berhasil mengalahkan penjaga level sembilan dan menjadi pemilik Rumah Abadi selanjutnya? Oleh karena itu, Chandra bergegas meninggalkan tempat ini dan muncul di luar dengan cepat. Dia bergegas pergi menuju pangkalan militer terdekat tanpa berhenti di mana pun. Kemudian dia naik pesawat khusus untuk menuju Gunung Bushu. Akhirnya, dia tiba di Gunung Bushu setelah menumpang pesawat cukup lama. Wilayah Gunung Bushu tampak lebih luas setelah dua tahun berlalu. Ada banyak daerah baru yang muncul di sana, sampai Chandra hampir tidak mengenali Gunung Bushu. Namun, Chandra bisa melihat cahaya keemasan di kejauhan yang menandakan Rumah Abadi masih berdiri di sana dan belum menemukan pemilik barunya. Chandra langsung bernapas lega dan memilih untuk berjalan perlahan masuk ke dalam area Gunung Bushu. Chandra menemukan banyak prajurit ketika Chandra berjalan semakin dalam. Bahk
Chandra tampak gembira. Akhirnya, dia hampir berhasil mencapai kekuatan magis segel kedelapan setelah berlatih cukup keras sekian lamanya. Sekarang, dia hanya perlu meningkatkan kekuatannya sampai puncak agar bisa membuka segel kedelapan. Setelah itu, barulah dia akan melawan penjaga Rumah Abadi di level sembilan. Chandra bergegas berdiri lalu berjalan menghampiri si penjaga. Si penjaga berbalik dan menyerahkan pakaian kepada Chandra yang baru menyadari kalau pakaiannya sudah habis terbakar. Chandra menerima pakaian itu dari tangan si penjaga dengan raut wajah malu seraya berkata, “Terima kasih, Kak.”Chandra buru-buru mengenakan pakaian itu yang ternyata adalah sebuah jubah antik yang sangat pas di badannya. Si penjaga berbalik dan menatap Chandra dengan puas lalu mengangguk seraya berkata, “Bagus sekali! Kecepatanmu dalam belajar, jauh lebih cepat dari dugaanku.”“Kak, sudah berapa lama aku berada di sini?” tanya Chandra penasaran. Chandra berlatih dengan sangat keras di tempat i