Arya tidak tahu apa yang ingin Chandra lakukan, tetapi dia tetap memilih untuk membantu."Baiklah, aku akan membawamu keluar dulu," kata Arya.Chandra melambaikan tangannya dengan pelan dan berkata, "Sudah kubilang, diam-diam mencari pengganti untukku. Aku tidak bisa keluar dengan terang-terangan seperti ini. Kamu pergi carikan orang yang tinggi dan postur tubuhnya mirip denganku. Aku akan membuat topeng kulit manusia setelah keluar secara diam-diam, lalu kamu akan diam-diam membawaku ke sel tahanan lagi nanti."Arya mengernyitkan alisnya dan bertanya, "Apa yang mau kamu lakukan sebenarnya?""Jangan banyak tanya," jawab Chandra."Oke," sahut Arya sambil mengangguk.Arya pun bergegas mengatur semuanya. Dia mencari seseorang yang tinggi dan postur tubuhnya yang mirip dengan Chandra dari militer, lalu diam-diam membawa Chandra keluar. Begitu keluar, Chandra mulai membuat topeng kulit manusia, lalu membiarkan orang tersebut menggantikannya berada di sel tahanan kepolisian. Setelah itu, Ch
Mawar melambaikan tangannya dengan pelan, lalu berkata, "Pak Roy, aku sudah mendengar masalah Amanda. Apa mungkin ada kesalahpahaman di dalamnya?"Raut wajah Roy seketika menjadi suram, lalu dia berkata dengan suara dingin, "Bu Mawar, apa kamu datang untuk membela Chandra?"Mawar tidak menyangkalnya dan mengangguk sebelum berkata, "Pak Roy mungkin tidak tahu, Chandra adalah pemilik sesungguhnya dari Perusahaan New Era. Dia memiliki harta kekayaan triliunan dan tidak kekurangan wanita cantik sama sekali. Selama dia menginginkannya, entah berapa wanita cantik yang akan menghampirinya. Selain itu, dia juga memiliki seorang istri yang sangat cantik. Aku benar-benar tidak percaya kalau bos-ku melakukan pelecehan.""Bos sesungguhnya Perusahaan New Era?" Roy juga dibuat terperanjat oleh identitas Chandra. Dia tidak menyangka ternyata Chandra yang sudah melecehkan putrinya itu memiliki latar belakang sebesar itu."Benar." Mawar mengangguk dan lanjut berkata, "Pasti ada kesalahpahaman di sini,
Selama dua hari ini, Keluarga Kurniawan menjadi berita panas di internet.Berita panas pertama adalah Nova dari Keluarga Kurniawan, seseorang yang tidak tahu keterampilan medis, tetapi menjadi dokter di bawah naungan Klinik Century. Dengan menghabiskan uang hingga miliaran, dia berhasil menduduki peringkat dokter pertama dalam konferensi medis kali ini. Hal ini membuat Nova harus menanggung makian tidak tahu malu dan orang bodoh yang kaya.Sebelum berita ini mereda, berita panas kedua muncul. Ini adalah berita tentang suami Nova, Chandra. Sekarang, berbagai forum besar sedang membahas masalah ini."Pelaku pelecehan harus mati!""Orang seperti ini seharusnya dikebiri saja!""Dibunuh seratus kali juga nggak berlebihan!""Aku nggak mengerti. Chandra punya istri yang begitu menawan, kenapa dia melakukan hal seperti ini?""Kalian mungkin nggak tahu, Chandra adalah menantu yang menumpang hidup di Keluarga Kurniawan. Dia sama sekali nggak punya status di Keluarga Kurniawan. Dengar-dengar, mer
Nova menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tunggu sampai kasus Chandra selesai dulu.""Oke, oke," ucap Yani berulang kali dan berdiri sambil tersenyum. Dia lalu menarik Boni dan berkata, "Nova, kamu istirahat saja. Aku dan ayahmu akan ke rumah sakit untuk menjenguk adikmu.""Ya," kata Nova sambil mengangguk.Setelah Yani dan Boni pergi, Nova melihat Sandra dengan ekspresi tidak berdaya dan bertanya, "Sandra, apakah aku terlalu nggak berperasaan berbuat seperti ini? Bagaimanapun juga, Chandra sudah bekerja keras setelah menikah serta menumpang tinggal di Keluarga Kurniawan dan juga memperlakukanku dengan sangat baik. Sekarang, aku malah ingin bercerai begitu terjadi sesuatu padanya.""Ini …." Sandra juga tidak tahu apa yang harus dia katakan. Dari sudut pandangnya, dia benar-benar berharap Nova bercerai dengan Chandra. Akan tetapi, dari sudut pandang sebagai teman baik Nova, dia tidak berharap Nova dan Chandra bercerai."Awalnya kukira Chandra jujur dan juga punya batasan. Kalau dia men
Chandra melakukan kejahatan hingga masuk penjara membuat Nova memiliki niat untuk bercerai. Dia berencana untuk menggugat Chandra secara paksa setelah Chandra dijatuhi hukuman. Usianya masih belum 28 tahun dan berada dalam usia muda yang penuh semangat. Dia tidak ingin menghabiskan sisa separuh hidupnya hanya untuk menunggu Chandra.Setelah Chandra keluar dari penjara, Nova sudah tua dan dia tidak ingin meninggalkan masa mudanya dengan penyesalan. Nova tahu bahwa dia bersalah kepada Chandra. Karena dirinya, Chandra tidak bisa menahan diri dan terjerumus ke jalan yang salah. Akan tetapi, masalah sudah terjadi dan tidak bisa kembali lagi, menyalahkan diri juga tidak ada gunanya.Di sisi lain, Chandra sudah menukar identitasnya, meninggalkan sel tahanan kepolisian, dan kembali ke Atma Group. Selama beberapa waktu ini, dia tidak pernah datang dan menanyakan masalah tentang Atma Group. Di ruangan presiden direktur Atma Group, Chandra sudah memakai topeng kulit manusia dan parasnya sekarang
Sekarang baru pukul 08.00 pagi, tetapi lokasi sudah dipenuhi oleh orang-orang. Ruangan yang sangat besar itu penuh dengan kebisingan dan keramaian. Chandra juga sudah tiba di lokasi acara sejak awal, tetapi kali ini dia sangat rendah hati. Dia menyuruh Kusuma untuk membeli tempat yang tidak terlalu di depan dan di belakang. Setelah duduk di kursi, Chandra pun menunggu dengan tenang. Dia ingin melihat apa rencana yang akan dilakukan oleh Deska dari Klinik Majestic dan juga Kimin yang berasal dari Negara Gorli. Saat ini, pembawa acara dari konferensi medis naik ke atas panggung. Dia adalah bintang yang sedang tenar saat ini, Ruby Lupita. Dia mengenakan gaun berwarna merah yang memperlihatkan postur tubuhnya yang ramping. Dia berjalan ke atas panggung sambil memegang mikrofon dan suara tertawa yang merdu langsung bergema di seluruh ruangan."Aku benar-benar sangat bersemangat. Sebelum konferensi medis dimulai, aku sudah sangat menggebu-gebu. Aku sama sekali tidak menyangka kalau aku bis
Setelah Nova turun dari panggung, Ruby lanjut berkata, "Peringkat kedua adalah Nurul yang berasal dari Medikal Gria, dia merupakan cucu dari Dokter Sakti Cakra. Dalam 20 tahun belakangan, Dokter Sakti Cakra mampu mengalahkan semua orang dalam konferensi medis setiap tahunnya. Saat ini, Nurul bahkan tampak jauh lebih baik dari Dokter Sakti Cakra sendiri."Kayson berkata, "Silakan Nurul untuk naik ke atas panggung."Nurul yang mengenakan gaun putih tampak sangat anggun, dia lalu berjalan naik ke atas panggung dan menerima mikrofonnya. Kemudian, Ruby berkata sambil tersenyum, "Dokter Nurul, bagaimana perasaanmu bisa mendapatkan peringkat kedua dalam babak penyisihan saat pertama kali berpartisipasi dalam konferensi medis saat ini?"Nurul menjawab dengan sangat rendah hati, "Bisa bertukar pendapat dengan berbagai senior dalam dunia kedokteran merupakan impianku. Aku percaya, kalau kali ini entah itu menang atau kalah, aku tetap akan mendapatkan hasil yang sangat besar.""Terima kasih, Nona
Naga Hitam berkata, "Kamu sudah dipanggil, pergilah.""Tapi, aku …." kata Nova dengan ragu.Chandra melambaikan tangannya dan berkata, "Tenang saja, tidak akan terjadi apa pun.""Baiklah." Nova pun mengenakan earphone tersebut, lalu bergegas kembali ke ruangan dan naik ke atas panggung sambil ditatap oleh semua orang. Seluruh dokter yang berada di peringkat 100 teratas telah dikumpulkan di atas panggung. Aturan dari pertandingan sudah ditentukan sejak awal dan telah dibacakan oleh Ruby serta Kayson. Aturan pertandingan konferensi medis kali ini sangat sederhana, yaitu satu lawan satu. Nantinya, sebanyak 50 orang pemenang akan memasuki kelompok pemenang dan akan aman untuk sementara waktu. Sebaliknya, 50 orang yang kalah akan melakukan pencocokan sekali lagi dan kembali bertanding satu sama lain. Orang yang menang akan masuk untuk melakukan pencocokan dengan anggota kelompok pemenang dan kembali bertanding satu lawan satu.Seusai pengumuman diumumkan, sebuah TV LCD muncul di tempat ter
Seperti apa kekuatan yang layak disebut sebagai Penguasa Kekuatan? Para pesilat bumi bahkan tak bisa membayangkannya. Mereka hanya tahu bahwa masa depan manusia bumi akan sangat sulit. Santara berhenti bicara, dan Chandra pun tak banyak bertanya lagi. Ia duduk bersila di tanah, fokus memulihkan diri. Yang lain juga melakukan hal yang sama. Suasana pun berubah sunyi, terdiam di tengah proses pemulihan. Sambil memulihkan diri, pandangan mereka semua tertuju pada pohon besar dengan bunga ungu, berharap pada hasil akhirnya. Pohon itu memang luar biasa—buahnya tumbuh dengan cepat. Dalam sehari, bunga-bunganya mulai layu dan muncul kuncup buah. Kecepatannya membuat semua orang terkejut. Umumnya, bunga perlu bermekaran selama sebulan lebih sebelum muncul buah, tetapi kini, hanya dalam sehari, sudah ada kuncup buah yang terlihat. Pohon ini benar-benar ajaib. Semua orang menunggu dengan sabar. Satu minggu kemudian, pohon itu telah dipenuhi buah berwarna ungu, seukuran kepalan tangan, ber
“Bunganya saja sudah sewangi ini, bayangkan kalau sudah jadi buahnya nanti,” gumam salah satu pesilat. “Ini pasti benda suci,” tambah yang lain. Banyak orang berbicara dengan kagum, termasuk Chandra yang terpana dengan keharuman dan energi spiritual tempat itu. Energi di sini begitu kuat, beberapa kali lipat lebih kuat dibandingkan di luar. Tanpa banyak bicara, Chandra duduk bersila dan mulai memulihkan diri, begitu pula pesilat lain yang terluka, semuanya memanfaatkan waktu ini untuk mengobati luka mereka. Suasana di tempat itu terasa damai saat semua orang menunggu dengan tenang.Di sela-sela itu, Santara beberapa kali melirik ke arah Nova, kadang terlihat berpikir, kadang mengerutkan kening, seolah memendam sesuatu. Tatapan Santara yang berulang kali ke arahnya membuat Nova merasa tidak nyaman. Sambil duduk di samping Chandra, Nova berbisik pelan, “Sayang, Santara itu terus memandangiku.” Chandra menepuk tangannya dengan tenang dan berkata, “Jangan dipikirkan.” Nova meman
Jamal memanfaatkan Tara sebagai sandera untuk mengancam Santara. Santara menggenggam pedangnya erat-erat, wajahnya suram. Sambil bertarung dengan Raja Januar, dia memperhatikan jalannya pertempuran Tara dan melihat bahwa orang yang mengalahkan Tara ternyata adalah seorang wanita. Dia melirik Nova dengan penuh perhatian. Saat ini, mata Nova sudah kembali normal, dan darah yang mendidih di tubuhnya perlahan mereda, mengurangi aura kuat yang menyelimutinya. “Darah Iblis, ya?” gumamnya pelan. Akhirnya, Santara memilih untuk menghentikan pertarungan. Kekuatan para pesilat kalangan manusia bumi ternyata jauh melebihi dugaannya. Setelah dia menyarungkan pedangnya, Raja Januar pun menghela napas lega. Raja Januar turun ke tanah terlebih dahulu, berhenti di depan Jamal. Nova juga telah keluar dari kondisi transformasinya, wajahnya pucat dan tubuhnya lemas seolah semua energi telah terkuras habis dalam pertarungan sebelumnya. Dengan langkah pelan, dia berjalan menghampiri Chandra. Chan
Saat Tara ragu, Nova sudah menyerang dengan cepat. Dentuman keras terdengar saat pedang mereka bertemu, memicu ledakan energi sejati yang mengguncang ruang di sekitarnya. Nova terlempar ke belakang, tetapi Tara juga terdorong beberapa langkah mundur. Dalam hatinya, Tara terkejut, “Kekuatan yang mengerikan.” Darah dalam tubuh Nova mendidih, seperti gunung berapi yang akan meletus, melepaskan kekuatan besar yang memperkuat tubuhnya. Meski baru mencapai Alam Kesembilan, kekuatan ini membuatnya mampu mengimbangi, bahkan mendorong mundur Tara. “Mati!” Mata Nova yang merah menyala menatap Tara dengan penuh amarah. Ia mengerahkan energi sejati Bintang Iblis, mengalirkannya ke dalam Pedang Keji Sejati, lalu menggunakan jurus Pedang Iblis. Jurus ini kuat dan agresif, penuh dengan energi yang dahsyat, menambah kehebatan serangannya. Dalam wujud yang sudah berubah ini, kekuatan Nova meningkat berkali-kali lipat. Bahkan Tara, yang berada di Alam Mahasakti, mulai kesulitan menahan seranga
Chandra memusatkan seluruh energi sejati semesta, kekuatan darah, dan ototnya, membuat auranya seketika meningkat pesat. Tara mendekat dengan pedang terhunus. TRANG! Kedua pedang saling beradu. Dalam sekejap, Chandra cepat-cepat mengubah jurusnya, langsung mengincar titik lemah di tubuh Tara. Tara terkejut. Ia tidak menyangka bahwa teknik pedang Chandra begitu tidak terduga. Dia dengan cepat mengubah posisinya, berusaha menangkis serangan Chandra. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, Chandra sementara ini mampu menahan serangan Tara. Ia juga menggunakan Jurus Pedang Pertama dan jurus Pedang Kilat Semesta, sehingga bisa sejenak bertahan melawan Tara. Hal ini memberi Jamal kesempatan untuk mundur. Jamal segera menarik diri ke kejauhan, mengeluarkan sebotol pil dan menelannya. Melihat Chandra yang bertarung sengit dengan Tara, Jamal tak bisa menahan kekagumannya, “Kuat sekali! Bahkan meski baru melepas dua belenggu, energi sejatinya sudah setara denganku. Kalau berhasil melep
Kedua sosok itu beradu telapak tangan, sehingga Raja Januar terpental jauh ke belakang, sementara Santara hanya mundur beberapa langkah. Dari bentrokan pertama ini, semua orang bisa melihat bahwa kekuatan Raja Januar masih di bawah Santara. Namun, Raja Januar tak gentar. Setelah menstabilkan tubuhnya, dia menghunus pedangnya dan kembali menyerbu ke arah Santara. Pertarungan sengit pun pecah di udara.Jamal, dengan wajah serius, berkata, “Kita harus cepat mengalahkan Tara, agar bisa membantu Ayah nanti.” Chandra mengangguk dan dengan cepat mencabut Pedang Naga Pertama. Bersama Jamal dan Sesepuh Klan Darah, Victor, mereka bertiga menyerbu ke arah Tara. Melihat mereka mendekat, Tara mendengus dingin, “Kalian benar-benar tak tahu diri!” Dia mencabut pedangnya, dan seberkas energi pedang menyebar seperti riak di permukaan air.Ketiganya segera menghindar dan bergerak mengelilingi Tara. Chandra, dengan Pedang Naga Pertama di tangan, melancarkan serangan pedang yang mengerikan. Setelah ber
Suasana hening, semua orang terdiam tanpa seorang pun yang berani bicara. Mereka paham, sekalipun Raja Januar mampu menahan satu sosok Alam Mahasakti, masih ada satu lagi yang menjaga Gunung Bushu. Sosok kedua ini cukup kuat untuk menghabisi semuanya. “Aku sudah melepas belenggu ketiga.” Saat semua orang tenggelam dalam keheningan, Jamal angkat bicara. Perkataan Jamal membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Setengah tahun lalu, Raja Januar membunuh Phoenix dan membawa pulang Esensi Phoenix serta Darah Phoenix. Esensi Phoenix diberikan kepada Chandra, namun masih ada sisa Darah Phoenix yang mengandung energi kuat. Dalam enam bulan ini, Jamal berlatih keras dalam pertapaannya, hingga berhasil melepas belenggu ketiga dan kini hanya selangkah lagi menuju Alam Mahasakti. Jamal berkata, “Aku, ditambah Chandra dan Sesepuh Klan Darah, kita bertiga mungkin tidak bisa mengalahkan satu Alam Mahasakti, tapi setidaknya kita bisa menahannya untuk sementara.” “Kalau begitu, ayo kita
"Jadi sekarang di Gunung Bushu, selain Santara, ada juga Suku Mistik Dewi?" "Iya," jawab Chandra sambil mengangguk, "Memang begitu." Raja Januar termenung sejenak. Kalau hanya satu orang kuat di sana, mungkin Raja Januar berani naik dan melihat-lihat. Tapi sekarang, Gunung Bushu dijaga dua sosok kuat dari Alam Mahasakti. Jika dia naik sendiri, jelas sulit baginya menghadapi dua orang sekaligus. “Apa Basita sudah datang?” Raja Januar melirik sekeliling, tapi tak melihat tanda-tanda Basita. Chandra menggeleng, "Aku sudah sampai sejak kemarin siang dan menunggu di kaki gunung. Tapi Basita belum juga muncul." “Kalau begitu kita tunggu saja,” ujar Raja Januar. “Gunung Bushu ini terkait dengan segel kuno. Aku yakin, Basita pasti akan datang.” Semakin banyak pesilat berdatangan dan bergabung untuk menunggu di sana. Tak lama, terdengar suara tawa dari kejauhan. Tampak Kadir berjalan mendekat sambil tertawa lebar, “Chandra! Sudah setengah tahun kita tidak bertemu. Kudengar kamu be
Fenomena aneh di Gunung Bushu menandakan bahwa kemungkinan besar ada benda ajaib yang lahir di sana. Dewi Tara menyadari bahwa sebenarnya dirinya bukan tandingan Santara, tetapi Dewi Tara tetap nekat datang. Dewi Tara menduga bahwa Santara tak akan berani bertarung mati-matian dengannya. Jika Tara kalah atau tewas, maka Santara pun akan terluka parah, yang justru membuka peluang bagi manusia Bumi.Di hadapan Santara, Tara sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Dengan sikap penuh keberanian, Tara memegang pedangnya erat-erat, menatap tajam ke arah Santara sambil berkata, “Ayo, serang. Pertarungan kita yang sebelumnya tidak memuaskan. Kali ini, mari kita bertarung sungguh-sungguh. Aku ingin melihat seberapa kuat dirimu sebenarnya.”Santara memandang Tara dengan wajah serius. Ia tak menyangka Tara akan kembali ke Gunung Bushu setelah pertemuan mereka sebelumnya. Meski Tara sedikit lebih lemah darinya, perbedaannya tak terlalu besar. Jika bertarung mati-matian, meskipun mungkin Santara