Setelah berunding sekitar satu jam lebih, akhirnya rencana sudah disusun dengan rapi. Sekarang satu-satunya yang dikhawatirkan Chandra hanyalah Nova.Dahlia memang mengatakan pembunuh Istana Gelap berhati dingin dan sadis, tapi mereka sangat profesional. Mereka hanya akan membunuh orang yang diperintah majikan mereka, dan tidak akan melibatkan orang yang tidak bersalah.Jika mereka ketahuan melibatkan orang yang tidak bersalah, karier para pembunuh mungkin akan berakhir.Namun berbeda dengan kali ini. Bisa jadi, demi uang, pembunuh pun akan melukai Nova.“Johnson.”“Tuan, ada perintah apa?”Chandra memerintah, “Utus seratus orang untuk melindungi Nova secara diam-diam. Aku nggak ingin terjadi apa-apa dengan istriku di saat kita beraksi nanti malam.”“Baik.”Johnson langsung melaksanakan perintah.Seratus pasukan Naga Hitam yang berpakaian santai langsung turun ke lapangan. Mereka diam-diam mengikuti Nova dan Sandra.Di sisi lain, Dahlia pun berangkat ke Gunung Sense. Sementara, Chandra
Koman melihat Nova sekilas, lalu bertanya dengan kebingungan, “Siapa cewek cantik ini?”Sandra memperkenalkan, “Dia teman baikku, Nova Kurniawan.”Nova tersenyum padanya.“Halo, apa aku boleh duduk bersama kalian?” tanya Koman.“Duduklah.” Sandra tersenyum, lalu memperkenalkan si lelaki kepada Nova, “Nova, dia Koman Japardi. Sewaktu kecil dulu, kami tinggal satu kompleks. Kami sudah lama nggak pernah ketemu.”Nova buka suara dengan tersenyum, “Halo, aku Nova.”Koman juga membalas senyumannya.Di dekat meja mereka terdapat beberapa lelaki yang sedang makan steamboat. Ketika melihat ada orang asing yang mendekat, mereka langsung meningkatkan kewaspadaannya. Namun, ketika melihat Sandra kenal dengan lelaki itu, mereka baru merasa lega. Mereka tak lain adalah pasukan Naga Hitam. Mereka diutus Chandra untuk melindungi Nova.Asalkan Nova tidak dalam bahaya, mereka pun tidak boleh menampakkan diri. Tak lama kemudian, mereka bertiga sudah selesai makan.Di depan pintu restoran.Koman berkata d
Terowongan Nantaboga adalah terowongan dengan panjang sekitar belasan kilometer. Perlu sekitar 10 menit untuk melewati terowongan ini.Dari tadi, beberapa mobil minibus plat bodong sudah berhenti di dalam terowongan.Koman sudah mengendarai mobil BMW ke depan salah satu mobil plat bodong itu. Dia lekas menuruni mobilnya.Beberapa lelaki berpakaian hitam menuruni mobil plat bodong. Kemudian, mereka menggendong Nova dan Sandra ke dalam mobil.Saat ini, Ular Hitam juga menuruni mobil.“Tuan.” Koman berjalan menghampirinya.Ular Hitam melambaikan tangannya. “Jangan tinggal terlalu lama di Rivera. Kamu harus segera pergi dari sini. Aku sudah beli satu vila di Ausaria. Aku juga sudah menaruh uang tunai puluhan miliar di dalam brankas vila.”“Terima kasih, Tuan,” balas Koman.Koman meninggalkan mobil BMW-nya, lalu menaiki mobil yang lain, lekas meninggalkan terowongan.Ular Hitam juga kembali ke mobil. Dia memerintah sopir, “Jalan.”Beberapa menit setelah mereka meninggalkan lokasi, belasan m
Di Gunung Sense.Saat melihat raut wajah Chandra yang suram, Johnson pun berkata, "Bos, semua akan baik-baik saja. Tujuan mereka adalah kamu, jadi harusnya tidak akan mempersulit Kak Nova."Chandra sudah menduga akan ada orang yang menggila. Demi membunuhnya, mereka tidak menggubris persoalan moralitas dan menangkap Nova untuk mengancamnya. Sebenarnya, Chandra sudah mengutus 100 orang untuk melindungi secara diam-diam, tetapi tidak disangka Nova masih saja ditangkap.Sekarang, Chandra tidak bisa panik dan terburu-buru. Musuhnya menangkap Nova hanya untuk membunuhnya, jadi mereka tidak akan melukai Nova dan hanya akan menggunakannya untuk mengancam Chandra. Chandra yakin, musuhnya akan segera menghubunginya.Pada saat ini, teleponnya berdering. Itu adalah nomor terenkripsi. Chandra pun menjawab panggilan tersebut dengan tenang, "Siapa kamu?"Kemudian, terdengar suara yang serak dari ujung telepon itu. "Naga Hitam, kalau kamu mau Nova selamat, segera tarik seluruh pasukan di Gunung Sense
Pria tua yang berbicara itu bukan orang biasa, tetapi seorang pesilat yang terkenal dalam daftar pembunuh. Setelah melirik Chandra sekilas, wajahnya menyunggingkan senyuman yang menyindir. Dia berjalan maju, lalu memungut tali di tanah dan mulai melilitkannya ke tubuhnya. Dalam sekejap, dia sudah selesai mengikat dirinya. Pria tua itu pun berkata sambil mencibir, "Sudah bisa?"Chandra tersenyum dengan tidak peduli, lalu melangkah maju beberapa langkah. Begitu dia maju, pembunuh di depannya mundur. Ular Hitam memang menelepon dan memberi tahu mereka bahwa istri Naga Hitam telah ditangkap. Sekarang, mereka bisa berbuat apa pun kepada Naga Hitam. Akan tetapi, dia tetap saja Naga Hitam! Kerja sama 28 pesilat unggul dunia dihabisi oleh Chandra.Sepuluh ribu pasukan mengejar untuk membunuhnya, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil.Saat berhadapan dengan orang seperti ini, mereka bisa saja mati jika tidak berhati-hati.Pembunuh yang tua itu segera melepaskan ikatannya, lalu berjalan ke ar
Chandra menatap Ular Hitam dengan dingin dan berkata, "Lepaskan mereka!"Tatapan Ular Hitam tertuju kepada Chandra, lalu dia menunjuk Nova dan Sandra yang diikat di hadapannya dengan ekspresi mengejek. Kemudian, dia berkata, "Aku hanya melepaskan salah satu dari mereka. Katakan, siapa yang kamu pilih?""Lepaskan Nova," kata Chandra tanpa ragu sedikit pun.Ular Hitam membuat isyarat tangan, lalu seorang anak buahnya berjalan maju dan melepaskan ikatan Nova. Karena diikat terlalu lama, kaki dan tangan Nova menjadi kebas sehingga dia langsung terjatuh ke tanah begitu berdiri.Saat dia kembali bangkit, dia melihat pembunuh bersenjata lengkap di sekeliling dengan raut wajah yang pucat. Bibirnya bergetar dan dia berkata, "Chandra, apa yang kamu lakukan? Cepat suruh mereka lepaskan Sandra, aku akan ikut denganmu."Sandra yang diikat di kursi pun berteriak, "Nova, apa yang kamu lakukan? Cepat pergi! Kamu sedang cari mati?""Nova, pergi," teriak Chandra."Nggak, aku nggak mau pergi." Nova tampa
Pintu besi di dalam ruang bawah tanah desa telah dikunci. Di sana, ada banyak pembunuh bersenjata lengkap berdiri di luar.Sandra diikat di kursi dan tidak bergerak."Chandra, kamu baik-baik saja?" Dia terus-menerus bertanya dengan wajah yang tampak pucat dan khawatir.Chandra diikat dan kedua kakinya ditembak. Meskipun dia bisa mengontrol aliran darah di tubuhnya untuk menghentikan pendarahan, dia tetap saja mengeluarkan banyak darah.Saat ini, dia berbaring di lantai dan berkata, "Nggak apa-apa. Maaf, aku hanya bisa menolong Nova."Di antara Sandra dan Nova, Chandra memilih Nova karena dia adalah orang yang memiliki hidup yang menyedihkan. Setelah sekujur tubuhnya terbakar dan wajahnya hancur, dia dihina, diejek, dan melewati hidup yang sengsara. Chandra merasa sangat bersalah kepada Nova. Awalnya, dia ingin memberikan kehidupan yang bahagia untuk Nova, tetapi dia justru malah melibatkan Nova ke dalam hal ini. Chandra tidak tahu sampai kapan hari-hari seperti ini akan terus berlanju
"Oh?" Chandra yang duduk di lantai melirik Ular Hitam sekilas.Apa yang sedang dimainkan oleh Ular Hitam? Ular Hitam ingin membiarkannya menjadi bos Istana Gelap?"Jika aku menjadi bos, bukankah itu artinya kamu akan menyerahkan Istana Gelap ke tanganku? Apa kamu tidak takut aku akan merombak Istana Gelap setelah diberikan kepadaku?""Hahaha, itu sama sekali tidak masalah," ucap Ular Hitam sambil tertawa."Oke, aku setuju! Lepaskan ikatanku," kata Chandra yang ikut tersenyum.Ular Hitam langsung membuat isyarat tangan. Kedua orang yang mengenakan pakaian hitam dan penutup kepala berjalan ke depan, lalu melepaskan tali di tubuh Chandra.Setelah berdiri, Chandra merenggangkan otot dan tulangnya. Kemudian, dia melirik Ular Hitam sekilas sambil menyunggingkan senyuman yang mempermainkan di wajahnya."Kamu benar-benar melepaskan ikatanku. Apa kamu tidak takut aku mendadak menyerangmu? Kamu tahu kemampuanku. Kalau aku bertindak kejam, kamu bahkan tidak akan sanggup menahan tiga jurusku."Ula
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud
Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka
Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a
Lilian membutuhkan waktu beberapa saat untuk bisa tiba di tempat Chandra berada ketika Chandra masih terbaring di atas tanah dengan napas lemah. Lilian sempat tidak berani mendekati Chandra setelah melihat pertarungan Chandra dan Sergi. Dia hanya berdiri beberapa meter jauhnya dari Chandra sambil memperhatikan Chandra lalu bertanya pelan, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra berkata dengan suara lemah, “Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat sebentar.”Lilian menghela napas lega setelah mendengar jawaban Chandra. Namun, dia masih tidak berani mendekat dan hanya berani berdiri beberapa meter dari Chandra sambil menatap laki-laki itu. Wajah Chandra tampak memerah setelah menyadari Lilian yang terus menatapnya. Sampai akhirnya 30 menit kemudian, tubuh Chandra kembali pulih. Dia bisa berdiri di atas tanah lalu meregangkan ototnya. “Ini?”Lilian sangat terkejut dengan pemandangan ini. Dia bisa merasakan napas Chandra yang sangat lemah dan hampir mati sebelumnya. Namun, hanya dalam wa
Tubuh Chandra tertusuk dan terpukul oleh kekuatan tangan Sergi yang dahsyat sampai tubuhnya terpental. Tubuh Chandra terjatuh dengan keras sampai tanah yang ditabraknya membentuk lubang yang sangat dalam. Wajah Lilian seketika memucat. Sekarang, dia tidak lagi bisa melarikan diri. bahkan penyelamat hidupnya saja sudah tewas di tangan Sergi. “Putri ….”Sergi berdiri melayang di udara sambil menatap Lilian yang gemetaran di kejauhan lalu dia tersenyum seraya berkata, “Kamu pikir, orang ini bisa menyelamatkanmu? Kamu benar-benar suka bermimpi, ya!”Di mata Sergi, Chandra sudah tewas.“Aku … aku akan memberikannya padamu,” ujar Lilian memilih untuk berkompromi. Lagi pula, Sergi tetap bisa mendapatkan giok itu kalau dia mati. Jadi, setidaknya dia masih bisa hidup jika dia memberikan giok itu dengan sukarela. Namun, tiba-tiba saja Chandra melesat keluar dari lubang reruntuhan dengan rambut berantakan dan tubuh yang berlumuran darah. Dia benar-benar tampak menyedihkan. Anehnya, cedera di d
Suara teriakan nyaring itu diikuti dengan energi pedang yang melesat ke seluruh penjuru arah dan membunuh belasan prajurit yang melindungi Lilian. Detik berikutnya, Sergi sudah muncul di depan Lilian. Chandra yang sedang membunuh banyak prajurit Istana Kegelapan bergegas ke arah Lilian dalam sekejap mata lalu memeluknya. Di saat yang bersamaan, Lilian juga memiringkan tubuhnya berusaha menghindari serangan Sergi. Kemudian Chandra membawa Lilian melesat ke langit setinggi beberapa puluh meter sambil menyimpan pedang di tangannya. “Peluk aku!” seru Chandra. Lilian bergegas menuruti perintah Chandra. Tidak lama kemudian, muncul dua jenis energi sejati di telapak tangan Chandra. Kedua jenis energi ini terlihat langsung bergabung dan membentuk sebuah kekuatan baru. “Sangkar Kosmik!” Bola energi hasil perpaduan dua jenis energi sejati langsung melesat ke bawah. Duar!Bumi berguncang dengan gunung-gunung yang berada di bawahnya langsung hancur dalam sekejap mata. Semua prajurit Istana K
Suara langkah kaki yang sangat banyak juga terdengar dari kejauhan setelah suara itu menghilang. Tidak lama kemudian, sejumlah prajurit yang mengenakan jubah dan topeng hitam muncul. Dalam sekejap mata, hutan di sekitar Chandra penuh sesak oleh lebih dari 3000 prajurit yang mengepungnya.Seorang laki-laki tua tiba-tiba saja mendarat di atas tanah. Laki-laki itu terlihat sudah berumur sekitar 70 tahun dengan wajah berkeriput dan mata cekung. Sosok itu terlihat sangat aneh. Laki-laki tua itu tampak mengenakan jubah berwarna merah dengan pedang merah di tangannya. “Sergi?”Ekspresi Lilian seketika berubah. Begitu pun, belasan prajurit berbaju besi yang tersisa. Mereka semua tampak ketakutan sampai tubuh mereka bergetar.Chandra berbalik lalu menatap Lilian dan bertanya, “Siapa itu Sergi?”Lilian berkata dengan raut wajah ketakutan dan mulut yang bergetar, “Sergi adalah wakil pemimpin Istana Kegelapan. Kekuatannya berada tepat di bawah pemimpin Istana Kegelapan. Dia adalah salah satu pra