Share

Bab 530

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Terowongan Nantaboga adalah terowongan dengan panjang sekitar belasan kilometer. Perlu sekitar 10 menit untuk melewati terowongan ini.

Dari tadi, beberapa mobil minibus plat bodong sudah berhenti di dalam terowongan.

Koman sudah mengendarai mobil BMW ke depan salah satu mobil plat bodong itu. Dia lekas menuruni mobilnya.

Beberapa lelaki berpakaian hitam menuruni mobil plat bodong. Kemudian, mereka menggendong Nova dan Sandra ke dalam mobil.

Saat ini, Ular Hitam juga menuruni mobil.

“Tuan.” Koman berjalan menghampirinya.

Ular Hitam melambaikan tangannya. “Jangan tinggal terlalu lama di Rivera. Kamu harus segera pergi dari sini. Aku sudah beli satu vila di Ausaria. Aku juga sudah menaruh uang tunai puluhan miliar di dalam brankas vila.”

“Terima kasih, Tuan,” balas Koman.

Koman meninggalkan mobil BMW-nya, lalu menaiki mobil yang lain, lekas meninggalkan terowongan.

Ular Hitam juga kembali ke mobil. Dia memerintah sopir, “Jalan.”

Beberapa menit setelah mereka meninggalkan lokasi, belasan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jenderal Naga    Bab 531

    Di Gunung Sense.Saat melihat raut wajah Chandra yang suram, Johnson pun berkata, "Bos, semua akan baik-baik saja. Tujuan mereka adalah kamu, jadi harusnya tidak akan mempersulit Kak Nova."Chandra sudah menduga akan ada orang yang menggila. Demi membunuhnya, mereka tidak menggubris persoalan moralitas dan menangkap Nova untuk mengancamnya. Sebenarnya, Chandra sudah mengutus 100 orang untuk melindungi secara diam-diam, tetapi tidak disangka Nova masih saja ditangkap.Sekarang, Chandra tidak bisa panik dan terburu-buru. Musuhnya menangkap Nova hanya untuk membunuhnya, jadi mereka tidak akan melukai Nova dan hanya akan menggunakannya untuk mengancam Chandra. Chandra yakin, musuhnya akan segera menghubunginya.Pada saat ini, teleponnya berdering. Itu adalah nomor terenkripsi. Chandra pun menjawab panggilan tersebut dengan tenang, "Siapa kamu?"Kemudian, terdengar suara yang serak dari ujung telepon itu. "Naga Hitam, kalau kamu mau Nova selamat, segera tarik seluruh pasukan di Gunung Sense

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 532

    Pria tua yang berbicara itu bukan orang biasa, tetapi seorang pesilat yang terkenal dalam daftar pembunuh. Setelah melirik Chandra sekilas, wajahnya menyunggingkan senyuman yang menyindir. Dia berjalan maju, lalu memungut tali di tanah dan mulai melilitkannya ke tubuhnya. Dalam sekejap, dia sudah selesai mengikat dirinya. Pria tua itu pun berkata sambil mencibir, "Sudah bisa?"Chandra tersenyum dengan tidak peduli, lalu melangkah maju beberapa langkah. Begitu dia maju, pembunuh di depannya mundur. Ular Hitam memang menelepon dan memberi tahu mereka bahwa istri Naga Hitam telah ditangkap. Sekarang, mereka bisa berbuat apa pun kepada Naga Hitam. Akan tetapi, dia tetap saja Naga Hitam! Kerja sama 28 pesilat unggul dunia dihabisi oleh Chandra.Sepuluh ribu pasukan mengejar untuk membunuhnya, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil.Saat berhadapan dengan orang seperti ini, mereka bisa saja mati jika tidak berhati-hati.Pembunuh yang tua itu segera melepaskan ikatannya, lalu berjalan ke ar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 533

    Chandra menatap Ular Hitam dengan dingin dan berkata, "Lepaskan mereka!"Tatapan Ular Hitam tertuju kepada Chandra, lalu dia menunjuk Nova dan Sandra yang diikat di hadapannya dengan ekspresi mengejek. Kemudian, dia berkata, "Aku hanya melepaskan salah satu dari mereka. Katakan, siapa yang kamu pilih?""Lepaskan Nova," kata Chandra tanpa ragu sedikit pun.Ular Hitam membuat isyarat tangan, lalu seorang anak buahnya berjalan maju dan melepaskan ikatan Nova. Karena diikat terlalu lama, kaki dan tangan Nova menjadi kebas sehingga dia langsung terjatuh ke tanah begitu berdiri.Saat dia kembali bangkit, dia melihat pembunuh bersenjata lengkap di sekeliling dengan raut wajah yang pucat. Bibirnya bergetar dan dia berkata, "Chandra, apa yang kamu lakukan? Cepat suruh mereka lepaskan Sandra, aku akan ikut denganmu."Sandra yang diikat di kursi pun berteriak, "Nova, apa yang kamu lakukan? Cepat pergi! Kamu sedang cari mati?""Nova, pergi," teriak Chandra."Nggak, aku nggak mau pergi." Nova tampa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 534

    Pintu besi di dalam ruang bawah tanah desa telah dikunci. Di sana, ada banyak pembunuh bersenjata lengkap berdiri di luar.Sandra diikat di kursi dan tidak bergerak."Chandra, kamu baik-baik saja?" Dia terus-menerus bertanya dengan wajah yang tampak pucat dan khawatir.Chandra diikat dan kedua kakinya ditembak. Meskipun dia bisa mengontrol aliran darah di tubuhnya untuk menghentikan pendarahan, dia tetap saja mengeluarkan banyak darah.Saat ini, dia berbaring di lantai dan berkata, "Nggak apa-apa. Maaf, aku hanya bisa menolong Nova."Di antara Sandra dan Nova, Chandra memilih Nova karena dia adalah orang yang memiliki hidup yang menyedihkan. Setelah sekujur tubuhnya terbakar dan wajahnya hancur, dia dihina, diejek, dan melewati hidup yang sengsara. Chandra merasa sangat bersalah kepada Nova. Awalnya, dia ingin memberikan kehidupan yang bahagia untuk Nova, tetapi dia justru malah melibatkan Nova ke dalam hal ini. Chandra tidak tahu sampai kapan hari-hari seperti ini akan terus berlanju

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 535

    "Oh?" Chandra yang duduk di lantai melirik Ular Hitam sekilas.Apa yang sedang dimainkan oleh Ular Hitam? Ular Hitam ingin membiarkannya menjadi bos Istana Gelap?"Jika aku menjadi bos, bukankah itu artinya kamu akan menyerahkan Istana Gelap ke tanganku? Apa kamu tidak takut aku akan merombak Istana Gelap setelah diberikan kepadaku?""Hahaha, itu sama sekali tidak masalah," ucap Ular Hitam sambil tertawa."Oke, aku setuju! Lepaskan ikatanku," kata Chandra yang ikut tersenyum.Ular Hitam langsung membuat isyarat tangan. Kedua orang yang mengenakan pakaian hitam dan penutup kepala berjalan ke depan, lalu melepaskan tali di tubuh Chandra.Setelah berdiri, Chandra merenggangkan otot dan tulangnya. Kemudian, dia melirik Ular Hitam sekilas sambil menyunggingkan senyuman yang mempermainkan di wajahnya."Kamu benar-benar melepaskan ikatanku. Apa kamu tidak takut aku mendadak menyerangmu? Kamu tahu kemampuanku. Kalau aku bertindak kejam, kamu bahkan tidak akan sanggup menahan tiga jurusku."Ula

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 536

    Ular Hitam tahu bahwa menyelamatkan Alex adalah hal yang sangat sulit. Meskipun Teuku sudah menyetujuinya, Ular Hitam tetap tidak memercayainya karena Rivera merupakan salah satu kota di Someria. Di sisi lain, Teuku merupakan pimpinan dari Lima Jenderal yang mengurus pasukan di dunia. Jika Teuku mengepung tempat ini, Ular Hitam tidak akan bisa kabur. Pada saat itu, alih-alih menyelamatkan Alex, dia malah juga akan mati di tempat ini.Sekarang, Chandra adalah satu-satunya orang yang dapat dijadikan alat tawar menawar olehnya. Namun, setelah berpikir sejenak, Ular Hitam menyadari bahwa bekerja sama dengan Chandra memiliki peluang yang lebih besar daripada menggunakan nyawa Chandra untuk mengancam Teuku. Di sisi lain, Chandra masih mengisap rokok dan tampak merenung.Dia tidak tahu banyak tentang Alex, tetapi dia tahu betul organisasi seperti apa Istana Gelap itu. Istana Gelap adalah sebuah organisasi pembunuh yang mana seluruh anggotanya telah banyak membunuh orang. Ular Hitam tentu saj

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 537

    "Tunggu di sini," ucap Chandra.Chandra berbalik, lalu berjalan kembali dan tiba di desa dengan sangat cepat."Hahaha, Naga Hitam, aku tahu kamu akan bekerja sama denganku." Begitu melihat Chandra kembali, Ular Hitam langsung berjalan ke arahnya sembari merentangkan kedua tangan yang bermaksud untuk memeluk Chandra."Minggir!" Chandra mengangkat kakinya untuk menendang. Lantaran memiliki luka di kakinya, gerakannya itu membuatnya sontak mengerang kesakitan.Kemudian, Chandra pun berkata, "Siapkan mobil untukku!"Ular Hitam langsung mengeluarkan seikat kunci, lalu melemparkannya dan berkata, "Mobilnya di depan pintu desa."Chandra menerima kunci tersebut dan pergi. Ketika dia berbalik, Sandra sudah tiba di depan pintu desa. Namun, dia juga tidak berani masuk karena ada banyak orang bersenjata lengkap yang berjaga di tempat itu. Dia tidak tahu untuk apa Chandra masuk ke dalam desa, jadi dia hanya bisa mondar-mandir dengan cemas di depan pintu desa."Kak Chandra …." Begitu melihat Chandra

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 538

    Chandra melihat waktu sejenak, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 malam. Setelah merenung untuk sesaat, dia pun berpesan, "Aku butuh beberapa benda. Berikan pulpen dan kertas, aku akan tuliskan. Segera siapkan untukku."Ular Hitam segera memerintah, "Ambilkan kertas dan pulpen."Dalam sekejap, ada orang yang datang untuk mengantarkan pulpen dan kertas. Chandra pun menuliskan bahan yang dibutuhkan untuk membuat topeng kulit manusia serta beberapa obat-obatan. Saat melihat daftar yang dituliskan Chandra, Ular Hitam mengernyitkan alisnya dan bertanya, "Untuk apa kamu butuh obat-obatan?""Jangan banyak tanya, segera siapkan. Waktunya tidak banyak lagi," pungkas Chandra.Ular Hitam pun bergegas mengaturnya, sedangkan Chandra mulai memejamkan mata dan bermeditasi. Semua barang yang dibutuhkan disiapkan dengan sangat cepat oleh Ular Hitam. Kurang dari satu jam, seluruh barang yang dibutuhkan oleh Chandra sudah diantarkan. Chandra pun mulai membuat topeng kulit manusia. Seusai menye

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Jenderal Naga    Bab 1907

    Jamal memanfaatkan Tara sebagai sandera untuk mengancam Santara. Santara menggenggam pedangnya erat-erat, wajahnya suram. Sambil bertarung dengan Raja Januar, dia memperhatikan jalannya pertempuran Tara dan melihat bahwa orang yang mengalahkan Tara ternyata adalah seorang wanita. Dia melirik Nova dengan penuh perhatian. Saat ini, mata Nova sudah kembali normal, dan darah yang mendidih di tubuhnya perlahan mereda, mengurangi aura kuat yang menyelimutinya. “Darah Iblis, ya?” gumamnya pelan. Akhirnya, Santara memilih untuk menghentikan pertarungan. Kekuatan para pesilat kalangan manusia bumi ternyata jauh melebihi dugaannya. Setelah dia menyarungkan pedangnya, Raja Januar pun menghela napas lega. Raja Januar turun ke tanah terlebih dahulu, berhenti di depan Jamal. Nova juga telah keluar dari kondisi transformasinya, wajahnya pucat dan tubuhnya lemas seolah semua energi telah terkuras habis dalam pertarungan sebelumnya. Dengan langkah pelan, dia berjalan menghampiri Chandra. Chan

  • Jenderal Naga    Bab 1906

    Saat Tara ragu, Nova sudah menyerang dengan cepat. Dentuman keras terdengar saat pedang mereka bertemu, memicu ledakan energi sejati yang mengguncang ruang di sekitarnya. Nova terlempar ke belakang, tetapi Tara juga terdorong beberapa langkah mundur. Dalam hatinya, Tara terkejut, “Kekuatan yang mengerikan.” Darah dalam tubuh Nova mendidih, seperti gunung berapi yang akan meletus, melepaskan kekuatan besar yang memperkuat tubuhnya. Meski baru mencapai Alam Kesembilan, kekuatan ini membuatnya mampu mengimbangi, bahkan mendorong mundur Tara. “Mati!” Mata Nova yang merah menyala menatap Tara dengan penuh amarah. Ia mengerahkan energi sejati Bintang Iblis, mengalirkannya ke dalam Pedang Keji Sejati, lalu menggunakan jurus Pedang Iblis. Jurus ini kuat dan agresif, penuh dengan energi yang dahsyat, menambah kehebatan serangannya. Dalam wujud yang sudah berubah ini, kekuatan Nova meningkat berkali-kali lipat. Bahkan Tara, yang berada di Alam Mahasakti, mulai kesulitan menahan seranga

  • Jenderal Naga    Bab 1905

    Chandra memusatkan seluruh energi sejati semesta, kekuatan darah, dan ototnya, membuat auranya seketika meningkat pesat. Tara mendekat dengan pedang terhunus. TRANG! Kedua pedang saling beradu. Dalam sekejap, Chandra cepat-cepat mengubah jurusnya, langsung mengincar titik lemah di tubuh Tara. Tara terkejut. Ia tidak menyangka bahwa teknik pedang Chandra begitu tidak terduga. Dia dengan cepat mengubah posisinya, berusaha menangkis serangan Chandra. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, Chandra sementara ini mampu menahan serangan Tara. Ia juga menggunakan Jurus Pedang Pertama dan jurus Pedang Kilat Semesta, sehingga bisa sejenak bertahan melawan Tara. Hal ini memberi Jamal kesempatan untuk mundur. Jamal segera menarik diri ke kejauhan, mengeluarkan sebotol pil dan menelannya. Melihat Chandra yang bertarung sengit dengan Tara, Jamal tak bisa menahan kekagumannya, “Kuat sekali! Bahkan meski baru melepas dua belenggu, energi sejatinya sudah setara denganku. Kalau berhasil melep

  • Jenderal Naga    Bab 1904

    Kedua sosok itu beradu telapak tangan, sehingga Raja Januar terpental jauh ke belakang, sementara Santara hanya mundur beberapa langkah. Dari bentrokan pertama ini, semua orang bisa melihat bahwa kekuatan Raja Januar masih di bawah Santara. Namun, Raja Januar tak gentar. Setelah menstabilkan tubuhnya, dia menghunus pedangnya dan kembali menyerbu ke arah Santara. Pertarungan sengit pun pecah di udara.Jamal, dengan wajah serius, berkata, “Kita harus cepat mengalahkan Tara, agar bisa membantu Ayah nanti.” Chandra mengangguk dan dengan cepat mencabut Pedang Naga Pertama. Bersama Jamal dan Sesepuh Klan Darah, Victor, mereka bertiga menyerbu ke arah Tara. Melihat mereka mendekat, Tara mendengus dingin, “Kalian benar-benar tak tahu diri!” Dia mencabut pedangnya, dan seberkas energi pedang menyebar seperti riak di permukaan air.Ketiganya segera menghindar dan bergerak mengelilingi Tara. Chandra, dengan Pedang Naga Pertama di tangan, melancarkan serangan pedang yang mengerikan. Setelah ber

  • Jenderal Naga    Bab 1903

    Suasana hening, semua orang terdiam tanpa seorang pun yang berani bicara. Mereka paham, sekalipun Raja Januar mampu menahan satu sosok Alam Mahasakti, masih ada satu lagi yang menjaga Gunung Bushu. Sosok kedua ini cukup kuat untuk menghabisi semuanya. “Aku sudah melepas belenggu ketiga.” Saat semua orang tenggelam dalam keheningan, Jamal angkat bicara. Perkataan Jamal membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Setengah tahun lalu, Raja Januar membunuh Phoenix dan membawa pulang Esensi Phoenix serta Darah Phoenix. Esensi Phoenix diberikan kepada Chandra, namun masih ada sisa Darah Phoenix yang mengandung energi kuat. Dalam enam bulan ini, Jamal berlatih keras dalam pertapaannya, hingga berhasil melepas belenggu ketiga dan kini hanya selangkah lagi menuju Alam Mahasakti. Jamal berkata, “Aku, ditambah Chandra dan Sesepuh Klan Darah, kita bertiga mungkin tidak bisa mengalahkan satu Alam Mahasakti, tapi setidaknya kita bisa menahannya untuk sementara.” “Kalau begitu, ayo kita

  • Jenderal Naga    Bab 1902

    "Jadi sekarang di Gunung Bushu, selain Santara, ada juga Suku Mistik Dewi?" "Iya," jawab Chandra sambil mengangguk, "Memang begitu." Raja Januar termenung sejenak. Kalau hanya satu orang kuat di sana, mungkin Raja Januar berani naik dan melihat-lihat. Tapi sekarang, Gunung Bushu dijaga dua sosok kuat dari Alam Mahasakti. Jika dia naik sendiri, jelas sulit baginya menghadapi dua orang sekaligus. “Apa Basita sudah datang?” Raja Januar melirik sekeliling, tapi tak melihat tanda-tanda Basita. Chandra menggeleng, "Aku sudah sampai sejak kemarin siang dan menunggu di kaki gunung. Tapi Basita belum juga muncul." “Kalau begitu kita tunggu saja,” ujar Raja Januar. “Gunung Bushu ini terkait dengan segel kuno. Aku yakin, Basita pasti akan datang.” Semakin banyak pesilat berdatangan dan bergabung untuk menunggu di sana. Tak lama, terdengar suara tawa dari kejauhan. Tampak Kadir berjalan mendekat sambil tertawa lebar, “Chandra! Sudah setengah tahun kita tidak bertemu. Kudengar kamu be

  • Jenderal Naga    Bab 1901

    Fenomena aneh di Gunung Bushu menandakan bahwa kemungkinan besar ada benda ajaib yang lahir di sana. Dewi Tara menyadari bahwa sebenarnya dirinya bukan tandingan Santara, tetapi Dewi Tara tetap nekat datang. Dewi Tara menduga bahwa Santara tak akan berani bertarung mati-matian dengannya. Jika Tara kalah atau tewas, maka Santara pun akan terluka parah, yang justru membuka peluang bagi manusia Bumi.Di hadapan Santara, Tara sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Dengan sikap penuh keberanian, Tara memegang pedangnya erat-erat, menatap tajam ke arah Santara sambil berkata, “Ayo, serang. Pertarungan kita yang sebelumnya tidak memuaskan. Kali ini, mari kita bertarung sungguh-sungguh. Aku ingin melihat seberapa kuat dirimu sebenarnya.”Santara memandang Tara dengan wajah serius. Ia tak menyangka Tara akan kembali ke Gunung Bushu setelah pertemuan mereka sebelumnya. Meski Tara sedikit lebih lemah darinya, perbedaannya tak terlalu besar. Jika bertarung mati-matian, meskipun mungkin Santara

  • Jenderal Naga    Bab 1900

    Meski tahu bahwa kekuatannya mungkin belum cukup, Chandra merasa ia harus pergi melihat situasi di Gunung Bushu. Mungkin saja Chandra bisa mendapatkan beberapa keuntungan di sana.“Ya, aku ke sana,” katanya dengan tekad kuat. “Bagaimanapun, aku harus melihat keadaan di sana.”Nova mengangguk. Keduanya segera berangkat. Chandra kembali ke Negera Naga di Gurun Selatan untuk menyimpan sisa Esensi Phoenix dengan aman, lalu ia dan Nova berangkat dengan pesawat pribadi menuju Gunung Bushu.Pesawat mereka sangat cepat, hanya memerlukan tiga jam untuk mencapai Gunung Bushu. Ketika mereka tiba di kaki gunung, waktu baru menunjukkan pukul 11 pagi. Di kejauhan, kabut putih mengelilingi puncak-puncak gunung, dan di antara kabut itu, cahaya lima warna memancar terang. Chandra tahu bahwa cahaya itu berasal dari patung misterius yang memancarkan energi.Di sisi lain, cahaya ungu terang meliputi sebagian besar Gunung Bushu. Walaupun mereka masih cukup jauh dari sana, Chandra sudah bisa mencium aroma

  • Jenderal Naga    Bab 1899

    Nova memutuskan untuk tidak lagi menyerap Esensi Phoenix. Ia ingin menyimpannya untuk Chandra agar Chandra bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah beberapa hari menyerap Esensi Phoenix, Maggie juga merasakan energi sejatinya semakin kuat. Kini, Maggie merasa bisa menembus Alam Kesembilan, dan itu sudah cukup baginya. Maggie pun tak ingin menyerap lebih banyak Esensi Phoenix.“Kak Chandra, aku juga tidak akan menyerap lagi,” kata Maggie.“Baik,” jawab Chandra dengan anggukan.Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Sisa Esensi Phoenix yang setengah ini mungkin hanya cukup untuk membantu Chandra melewati belenggu ketiga. Chandra segera melanjutkan latihannya, sementara Nova dan Maggie memilih untuk pergi menuju Gurun Selatan, ke negara Naga.Dua bulan pun berlalu, dan Chandra masih berlatih dengan tekun di Gunung Langit, Gurun Selatan, selama setengah tahun penuh. Kekuatan Chandra terus meningkat dari waktu ke waktu.Suatu malam, di Gunung Bushu, terd

DMCA.com Protection Status