Nova melihat Chandra menancapkan jarum perak ke atas tubuhnya, lalu cairan biru mulai menetes keluar.“Chandra, kamu lagi ngapain?”Chandra mencabut jarum perak di depan dadanya dan lengan, lalu berkata dengan Nova, “Nggak apa-apa, cuma lagi latihan saja.”Wajah Nova langsung berubah muram. “Kamu kira aku itu bodoh? Siapa orang-orang itu? Apa yang kamu minum tadi?”“Aku juga nggak tahu.” Ekspresi Chandra terlihat serius. Dia sendiri juga tidak tahu siapa yang mengutus mereka kemari, dan tidak tahu apa yang sudah diminumnya tadi.Setelah memuntahkan sebagian cairan biru, Chandra pun menggunakan jarum akupunktur untuk memancing sisa cairan biru yang terlanjur memasuki tenggorokannya. Namun, cairan itu sudah larut dengan darah. Dia pun merasa tubuhnya mulai kaku.“Serius?” Nova tidak percaya.“Sayang, aku benar-benar nggak tahu.”“Jadi … jadi, kamu baik-baik saja, ‘kan? Kenapa wajahmu terlihat pucat? Mau ke rumah sakit nggak?” Saat ini Nova menyadari ada yang aneh dengan wajah Chandra. Ra
Chandra merasa kemungkinan seperti itu tidaklah besar.Kimin hanyalah seorang dokter. Negara Gorli memang merupakan salah satu dari 28 negara. Namun, Negara Gorli hanyalah sebuah negara kecil. Dia tidak mungkin adalah dalang di balik peperangan di Gunung Langit. Mungkin orang itu bukanlah Kimin? Mungkin masih ada orang lain di belakang Kimin?Chandra menggeleng-geleng kepalanya, mengesampingkan pemikiran kacau di kepalanya.Dia memejamkan matanya mulai beristirahat. Sementara itu, Nova mengendarai mobil dengan penuh konsentrasi.Tak lama kemudian, mereka sudah tiba di kota … tiba di Jalan Medis.Konferensi Medis mulai digelar hari ini. Jalan Medis sangatlah ramai. Bahkan, mobil pun dilarang untuk melewatinya.Area parkiran di sekitar juga sudah dipadati oleh mobil. Nova terpaksa memarkirkan mobil di tempat yang agak jauh. Kemudian, baru menaiki taksi ke Jalan Medis.Jalanan dipenuhi oleh orang-orang. Nova berjalan sambil menggandeng Chandra. Gerak-gerik Chandra sangatlah lambat bagai b
Chandra duduk di dalam klinik.“Nova, tolong lepaskan pakaianku.”“Oke.” Nova menuruti apa kata Chandra.“Sekalian celanaku.”“Hah?” Nova terbengong, dan wajahnya seketika merona. “Sayang, kamu mau ngapain?”“Turuti apa kataku.”“Oke.”Nova melepaskan celana Chandra, dan hanya menyisakan celana dalamnya saja.“Sediakan jarum.”“Oh.” Nova pun bergegas mempersiapkan jarum perak.Semua anggota Keluarga Kurniawan mendekati mereka. Mereka pun semakin kebingungan ketika melihat Chandra yang setengah telanjang itu.Leon langsung menyindir, “Chandra, kamu mau ngapain lagi?”Chandra mengabaikan Leon.Seketika Nova kembali dari mengambil jarum perak, dan berkata, “Sayang, ini jarum peraknya.”Chandra bertanya, “Nova, sebelumnya aku pernah suruh kamu baca buku titik akupunktur. Sekarang apa kamu masih ingat dengan titik-titik itu?”“Aku … aku nggak ingat lagi.”“Kalau begitu, kamu pergi ambil buku sana.”Nova tidak mengerti apa yang ingin dilakukan Chandra. Hanya saja, Pusat Medis Yorda memiliki b
Ucapan yang dilontarkan Chandra seketika memicu sindiran dari anggota Keluarga Kurniawan.Istrinya Hardi, Liana, langsung berbicara dengan nada menyindir, “Chandra, sepertinya kamu sudah terlalu memandang tinggi dirimu sendiri. Kamu memang paham sedikit ilmu pengobatan, tapi apa kamu kira kamu itu Dokter Sakti? Semua dokter tradisional di Rivera bahkan lebih hebat ribuan kali lipat daripada kamu.”“Iya!” Leon menambahkan, “Kamu memang jago membual.”Chandra tidak berdalih lagi. Sebab, dia tahu anggota Keluarga Kurniawan memang tidak menyukainya. Ketika ada kesempatan, mereka pasti akan menyindir Chandra. Dia sudah terbiasa. Jadi, dia pun malas untuk menjelaskan lagi.Nova malah berkata, “Sayang, kenapa mereka nggak ingin kamu ikut konferensi medis? Apa kamu punya cara untuk membangkitkan bisnis Pusat Medis Yorda?”“Pusat Medis Yorda nggak ada hubungannya sama aku. Kali ini aku ingin bikin nama Klinik Wasa …. Eits, salah, aku ingin bikin nama Klinik Century terkenal dalam konferensi med
Hari ini adalah pertama kalinya Toni berkunjung ke Klinik Century dalam 20 tahun ini.“Rusli.” Toni menopang tongkat sambil berjalan kemari. Wajahnya terlihat tidak berdaya. “Waktu itu kita ribut demi pembagian warisan. Masalah itu sudah berlalu sangat lama. Sekarang kita juga sudah tua, mari kita lupakan masalah tidak menyenangkan itu.”Rusli dan anggota keluarganya langsung menatap Toni. Entah apa maksud kedatangan Toni hari ini.“Hei, kenapa kalian berekspresi seperti itu?” Leon menunjuk Rusli dan yang lainnya, lalu berbicara dengan ketus, “Apa kalian nggak dengar, kakekku lagi sapa kalian!”“Leon, tutup mulutmu,” ujar Toni.“Baik, Kek.” Leon tidak berani bersikap arogan lagi.Toni menatap ekspresi muram Rusli, lalu berkata, “Mari kita lupakan masa lalu itu. Bagaimanapun juga, kita sama-sama bermarga Kurniawan. Kita itu satu keluarga, tidak perlu terus bermusuhan.”Melihat pikiran Toni sudah terbuka, Nova sungguh merasa gembira. Dia pun berbicara, “Kek, aku gembira banget melihat k
Nova memutar bola matanya ke atas. Dia mengira Chandra punya ide bagus. Tidak disangka, dia malah ingin memanfaatkan kecantikannya untuk memperoleh suara dari orang-orang.“Meski aku berhasil masuk ke dalam daftar popularitas, tapi proporsinya hanya 50% dari nilai keseluruhan. Aku nggak bisa ilmu kedokteran sama sekali. Pasien nggak mungkin beri aku suara. Mana mungkin aku bisa masuk peringkat 100 besar.”Chandra tersenyum misterius, lalu berkata, “Serahkan sama aku. Kamu pergi jalan-jalan saja.”Nova pun hanya bisa mengangguk dengan tidak berdaya. “Baiklah.”Hari ini Jalan Medis sangat ramai. Nova pun ingin keliling. Dia permisi dengan Chandra, lalu meninggalkan klinik.Chandra masih duduk di anak tangga di depan Klinik Century. Dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Cakra.Cakra adalah pemimpin dari Medika Gria. Biasanya dia pun tidak perlu praktek. Saat ini dia sedang berkumpul dengan beberapa senior di dunia pengobatan tradisional. Mereka sedang membahas kompetisi yang akan d
“Bu Mawar ada perintah apa?”“Segera bentuk departemen baru untuk mengumpulkan orang-orang, lalu suruh mereka ambil nomor antrean konsultasi dengan Kak Nova di Aplikasi Medis Dunia. Beri mereka 20 ribu untuk setiap kali membuat janji. Kalau ada yang bisa pergi langsung ke Jalan Medis untuk konsultasi langsung dengan Kak Nova, dan juga beri suara untuknya, satu orang diberi 200 ribu.”Sandra terbengong. Dia tidak mengerti apa maksud ucapan Mawar.“Bu Mawar, apa yang sudah terjadi?”Mawar yang canggung itu berdeham, lalu berkata, “Kak Chandra ingin memasukkan Nova ke dalam peringkat 100 besar di konferensi medis.”“Oh.” Kedua mata Sandra terbuka lebar. “Oke, aku mengerti.” Dia pun langsung mempersiapkan.Gerakan Sandra sangat gesit. Dalam waktu singkat, dia pun sudah berhasil membentuk sebuah departemen baru, dan sudah merekrut ratusan orang dari setiap departemen perusahaan. Kemudian, ratusan orang itu masing-masing mendirikan grup di WhatsApp. Setiap grup itu pun sudah memiliki seribua
Nova sedang berkeliling di Jalan Medis.Semua klinik tampak sedang dipenuhi oleh pasien-pasien. Bahkan, terlihat antrean panjang di dalam klinik, seperti Medika Gria, Klinik Farma Kimia, dan Klinik Arthur.“Nova!”“Kamu nggak tahu malu banget, ya! Orang yang ambil antrean untuk konsultasi sama kamu bahkan hampir melampaui Nurul.”“Kamu bahkan mengalahkan dokter-dokter ternama lainnya.”Nova sedang jalan-jalan. Tiba-tiba dia malah digosip oleh pejalan kaki. Bahkan, ada yang langsung memakinya. Nova pun kebingungan.Nova langsung mengeluarkan ponselnya untuk membuka aplikasi. Begitu melihat, dia pun langsung terbengong.Jumlah antrean konsultasinya mencapai 200.000 pasien. Bahkan, ada 30.000 pasien yang sudah menyelesaikan konsultasi. Dia juga mendapat suara popularitas terbanyak dari pasien.Apa?Kedua mata Nova terbelalak.Kerjaan siapa ini?Chandra, ya?Sekarang akhirnya Nova mengerti kenapa Chandra bisa bersikap begitu yakin.Dalam waktu setengah hari, Nova pun sudah menyelesaikan ko
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud
Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka
Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a
Lilian membutuhkan waktu beberapa saat untuk bisa tiba di tempat Chandra berada ketika Chandra masih terbaring di atas tanah dengan napas lemah. Lilian sempat tidak berani mendekati Chandra setelah melihat pertarungan Chandra dan Sergi. Dia hanya berdiri beberapa meter jauhnya dari Chandra sambil memperhatikan Chandra lalu bertanya pelan, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra berkata dengan suara lemah, “Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat sebentar.”Lilian menghela napas lega setelah mendengar jawaban Chandra. Namun, dia masih tidak berani mendekat dan hanya berani berdiri beberapa meter dari Chandra sambil menatap laki-laki itu. Wajah Chandra tampak memerah setelah menyadari Lilian yang terus menatapnya. Sampai akhirnya 30 menit kemudian, tubuh Chandra kembali pulih. Dia bisa berdiri di atas tanah lalu meregangkan ototnya. “Ini?”Lilian sangat terkejut dengan pemandangan ini. Dia bisa merasakan napas Chandra yang sangat lemah dan hampir mati sebelumnya. Namun, hanya dalam wa
Tubuh Chandra tertusuk dan terpukul oleh kekuatan tangan Sergi yang dahsyat sampai tubuhnya terpental. Tubuh Chandra terjatuh dengan keras sampai tanah yang ditabraknya membentuk lubang yang sangat dalam. Wajah Lilian seketika memucat. Sekarang, dia tidak lagi bisa melarikan diri. bahkan penyelamat hidupnya saja sudah tewas di tangan Sergi. “Putri ….”Sergi berdiri melayang di udara sambil menatap Lilian yang gemetaran di kejauhan lalu dia tersenyum seraya berkata, “Kamu pikir, orang ini bisa menyelamatkanmu? Kamu benar-benar suka bermimpi, ya!”Di mata Sergi, Chandra sudah tewas.“Aku … aku akan memberikannya padamu,” ujar Lilian memilih untuk berkompromi. Lagi pula, Sergi tetap bisa mendapatkan giok itu kalau dia mati. Jadi, setidaknya dia masih bisa hidup jika dia memberikan giok itu dengan sukarela. Namun, tiba-tiba saja Chandra melesat keluar dari lubang reruntuhan dengan rambut berantakan dan tubuh yang berlumuran darah. Dia benar-benar tampak menyedihkan. Anehnya, cedera di d
Suara teriakan nyaring itu diikuti dengan energi pedang yang melesat ke seluruh penjuru arah dan membunuh belasan prajurit yang melindungi Lilian. Detik berikutnya, Sergi sudah muncul di depan Lilian. Chandra yang sedang membunuh banyak prajurit Istana Kegelapan bergegas ke arah Lilian dalam sekejap mata lalu memeluknya. Di saat yang bersamaan, Lilian juga memiringkan tubuhnya berusaha menghindari serangan Sergi. Kemudian Chandra membawa Lilian melesat ke langit setinggi beberapa puluh meter sambil menyimpan pedang di tangannya. “Peluk aku!” seru Chandra. Lilian bergegas menuruti perintah Chandra. Tidak lama kemudian, muncul dua jenis energi sejati di telapak tangan Chandra. Kedua jenis energi ini terlihat langsung bergabung dan membentuk sebuah kekuatan baru. “Sangkar Kosmik!” Bola energi hasil perpaduan dua jenis energi sejati langsung melesat ke bawah. Duar!Bumi berguncang dengan gunung-gunung yang berada di bawahnya langsung hancur dalam sekejap mata. Semua prajurit Istana K
Suara langkah kaki yang sangat banyak juga terdengar dari kejauhan setelah suara itu menghilang. Tidak lama kemudian, sejumlah prajurit yang mengenakan jubah dan topeng hitam muncul. Dalam sekejap mata, hutan di sekitar Chandra penuh sesak oleh lebih dari 3000 prajurit yang mengepungnya.Seorang laki-laki tua tiba-tiba saja mendarat di atas tanah. Laki-laki itu terlihat sudah berumur sekitar 70 tahun dengan wajah berkeriput dan mata cekung. Sosok itu terlihat sangat aneh. Laki-laki tua itu tampak mengenakan jubah berwarna merah dengan pedang merah di tangannya. “Sergi?”Ekspresi Lilian seketika berubah. Begitu pun, belasan prajurit berbaju besi yang tersisa. Mereka semua tampak ketakutan sampai tubuh mereka bergetar.Chandra berbalik lalu menatap Lilian dan bertanya, “Siapa itu Sergi?”Lilian berkata dengan raut wajah ketakutan dan mulut yang bergetar, “Sergi adalah wakil pemimpin Istana Kegelapan. Kekuatannya berada tepat di bawah pemimpin Istana Kegelapan. Dia adalah salah satu pra