Share

Bab 445

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Bisa tidur bersama Ken merupakan sebuah kehormatan.

"Nggak tahu diuntung." Ken mendengus dingin.

Begitu Nova pergi, para penggemar yang lain langsung mengepung Ken dan meminta foto bersama. Ken menjaga jarak dengan penggemar yang jelek, dia hanya mau memeluk dan merangkul beberapa penggemar yang cantik.

Setelah selesai berfoto, Ken kembali ke kamarnya dan beristirahat. Yanna, manajernya Ken sedang berkemas di dalam kamar. Meskipun sudah berusia 30 tahun, Yanna masih terlihat seperti gadis berusia 20 tahun. Dia sangat pintar merawat diri, kulitnya masih halus dan lembut.

Yanna mengenakan sehelai gaun yang seksi.

"Kak Yanna." Ken masuk ke dalam kamar, dia terlihat senang dan bersemangat. "Coba tebak, aku ketemu siapa?'

Yanna menjawabnya dengan ekspresi malas, "Kamu naksir penggemar yang mana lagi?"

"Bukan, bukan. Aku ketemu presdirnya Perusahaan New Era," jawab Ken.

"Apa?" Yanna sulit memercayainya. "Beneran? Presdir Perusahaan New Era?"

"Benar, aku nggak mungkin salah," jawab Ken.

Ken d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jenderal Naga    Bab 446

    Chandra membawa Nova kembali ke vila.Di sebuah kamar yang terletak di lantai dua.Nova kesal diperlakukan seperti anak kecil. "Chandra, kamu ngapain sih? Merusak suasana saja.""Sayang, tunggu sebentar." Chandra pergi ke sebuah pusat perbelanjaan yang tak jauh dari vila.Tak lama kemudian Chandra kembali dengan membawa baju renang. Dia memberikan baju renang itu kepada Nova dan berkata, "Pakai yang ini saja.""Chandra, memang perlu sampai segininya?" Nova marah."Perlu. Cepat, pakai," jawab Chandra."Ah, ya sudah. Kamu keluar duluan." Nova bangkit berdiri dan mengusir Chandra.Setelah mengusir Chandra keluar, Nova tersenyum sambil menatap baju renang yang dibeli oleh Chandra. Nova merasa sangat bahagia. Dia tidak menyangka ternyata Chandra juga bisa otoriter.Meskipun awalnya kesal, Nova menyukai sikap Chandra yang tegas.Setelah selesai mengganti baju, Nova pun keluar dari kamar. Pakaian renang ini jauh lebih baik daripada bikini yang menunjukkan setiap inci tubuh Nova."Bagus, bagus

  • Jenderal Naga    Bab 447

    Setelah menjawab Yanna, Nova berbalik dan pergi meninggalkannya."Nova, kamu jangan nggak tahu diuntung! Kamu nggak kenal aku? Aku adalah manajer yang paling hebat di Rivera. Semua artis yang aku pegang pasti jadi terkenal. Nova, jangan meremehkan kemampuanku! Percaya nggak, besok videomu bersama Ken akan menyebar di internet." Yanna mulai mengancam."Kamu mau apa sih?" Nova membalikkan badan, lalu bertanya sambil mengerutkan alis."Sekarang teknologi sudah maju. Aku bisa menggunakan video orang lain, lalu mengubah wajahnya menjadi wajahmu dan wajah Ken. Kalau video panas itu sampai tersebar di internet, menurutmu bagaimana reaksi masyarakat?" tanya Yanna."Kamu ...." Sekujur tubuh Nova gemetaran.Beginilah sifat asli Yanna. Dia bisa menjadi bidadari yang baik, tetapi juga bisa menjadi penyihir yang jahat."Sebaiknya kamu nggak macam-macam. Temani Ken satu malam, aku nggak akan mengganggu kehidupanmu. Tapi kalau kamu menolak, kamu tanggung sendiri akibatnya. Ken ada di kamar 203." Yann

  • Jenderal Naga    Bab 448

    Ken kira Nova yang mengetuk pintu, tetapi ternyata malah Chandra yang datang."Pak ... Pak Presdir?" Ken tercengang selama beberapa detik.Setelah terbangun dari lamunan, Ken bergegas mempersilakan Chandra masuk ke dalam kamarnya. "Kak Yanna, tolong seduh kopi. Pak Presdir datang ...."Sesaat mendengar teriakan Ken, Yanna langsung bangkit dari tempat tidur dan beranjak keluar dari kamarnya sendiri. Presdir Perusahaan New Era bukanlah orang sembarangan, Yanna tidak berani membuatnya menunggu terlalu lama."Pak, silakan duduk," kata Yanna sambil membawa secangkir kopi."Pak, maafkan sikapku tempo hari. Seharusnya aku nggak menyinggung Perusahaan New Era, aku sudah menyadari kesalahanku. Tolong berikan aku satu kesempatan," kata Ken sambil tersenyum.Chandra melambaikan tangannya. "Aku nggak mempermasalahkan hal itu.""Terima kasih, terima kasih, Pak." Ken sangat senang."Pak, silakan diminum kopinya." Yanna ikut lega setelah mendengar jawaban Chandra.Ken melirik Yanna dan memberikannya

  • Jenderal Naga    Bab 449

    Chandra melempar Ken hingga mengenai tembok. Sekujur tubuh Ken terasa remuk, tetapi dia tidak berani menjerit."Jangan kira aku nggak berani memukul wanita," kata Chandra sambil menendang Yanna yang berlutut di lantai.Yanna kesakitan, tetapi dia pun tidak berani bergeming.Ken bergegas berlutut dan meminta maaf, "Pak, semua salah aku. Maafkan aku, maafkan aku. Aku yang nggak tahu diri."Chandra ingin membunuh Ken, tetapi dia sudah berjanji kepada Nova untuk tidak main tangan.Chandra menarik napas panjang dan berkata, "Temui Nova dan minta maaf. Berlutut sampai dia memaafkanmu! Asalkan Nova memaafkanmu, aku nggak akan mempermasalahkannya. Tapi kalau Nova nggak memaafkanmu, aku pastikan kamu akan musnah dari muka bumi ini."Setelah selesai bicara, Chandra membalikkan badan dan beranjak pergi.Begitu Chandra pergi, Ken dan Yanna langsung menangis kesakitan."Kak, habislah aku. Tamatlah riwayatku ...."Yanna ketakutan sampai sekujur tubuhnya gemetaran. "Cepat, temui Nova dan minta maaf!

  • Jenderal Naga    Bab 450

    Semua orang pun tenang setelah mendengar penjelasan Dion.Chandra dan Nova yang baru turun juga mendengar ucapan Dion."Sayang, tolong Sandra ...." Nova menarik pergelangan tangan Chandra.Chandra melambaikan tangan. "Dia muridnya Dokter Santo, 'kan? Biar saja dia periksa, kita tunggu dulu."Dion memperhatikan Sandra yang berbaring di atas sofa. Paha Sandra merah dan bengkak akibat digigit ular berbisa. Secara perlahan-lahan, bekas gigitan ular tampak berubah menjadi warna hitam. Artinya racun ular sedang menyebar ke seluruh pembuluh darah.Dion mengulurkan tangan dan memencet sekitar bekas gigitan ular."Ah!" Sandra berteriak kesakitan."Sandra, tahan dulu. Ada aku, tenang saja! Kamu nggak akan mati, kok. Aku harus mengeluarkan racun di dalam tubuhmu. Begini saja, aku akan mengobatimu di kamar. Di sini terlalu banyak orang, aku nggak bisa fokus," kata Dion.Kepala Sandra terasa pusing, dia seperti orang yang setengah sadar. Jika bekas gigitan ular tidak segera diobati, Sanedra bisa ma

  • Jenderal Naga    Bab 451

    "Chandra, kamu nggak usah ikut campur!"Beberapa wanita menarik dan mengusir Chandra."Memangnya kamu siapa? Kamu bisa mengobatinya?""Kamu bukan dokter, jangan berlagak hebat!""Nova, urus suamimu! Menantu pecundang seperti dia bisa apa?"Nova menatap mereka semua sambil berkata, "Suamiku memiliki keterampilan medis. Dia adalah dokter yang hebat, aku memercayai kemampuannya. Dia pasti bisa menyelamatkan Sandra.""Kamu yakin?""Kalau terjadi apa-apa, kamu mau bertanggung jawab?""Tutup mulut kalian!" Suara Chandra terdengar mengerikan.Semua orang langsung terdiam ....Chandra memeriksa luka Sandra dan gejala yang dialaminya. Pupil Sandra terlihat memutih, denyut nadinya juga berdetak cepat."Ular pucuk?" Chandra menyipitkan mata.Ular pucuk memang sangat beracun, korban bisa tewas dalam waktu satu jam setelah digigit.Setahu Chandra, biasanya ular pucuk dikembangbiakkan untuk dikombinasikan bersama beberapa jenis tanaman herbal yang diracik menjadi ramuan obat.Chandra sontak menoleh

  • Jenderal Naga    Bab 452

    Dion sangat kesal, Chandra telah merusak semua rencananya.Dion tidak akan tinggal diam, dia ingin menghancurkan nama baik Chandra."Fitnah!" Nova maju dan membela Chandra. "Suamiku bukan orang kayak gitu. Dia nggak memelihara ular seperti yang kalian tuduhkan.""Nova, rambut mungkin sama hitam, tapi hati orang siapa yang tahu?""Iya, kamu dan Chandra juga baru menikah. Memangnya kamu tahu tabiat suamimu?"Sekelompok orang malah menyerang Nova.Sandra sudah sadar sepenuhnya, dia bangkit dari sofa dan duduk menatap Chandra. Suara Sandra terdengar lemas, "Aku percaya Chandra, dia nggak mungkin memelihara ular."Chandra menatap Sandra dengan penuh kekaguman. Walaupun arogan, Sandra adalah wanita yang rasional.Dion panik dan berkata, "Sandra, jangan mau dibohongi bajingan ini. Kamu digigit ular berbisa, nggak mungkin sembuh secepat ini. Mana mungkin beberapa jarum itu bisa menyembuhkanmu? Bahkan guruku pun nggak punya kemampuan sehebat itu. Nova memang sahabatmu, tapi bukan berarti suamin

  • Jenderal Naga    Bab 453

    Chandra membuka pintu, lalu menyalakan lampu kamar.Begitu membuka pintu, Chandra pun merasa ada yang janggal. Dia melihat sebuah kotak kecil asing yang terletak di atas meja.Chandra yakin, kotak itu bukanlah miliknya. Kenapa tiba-tiba bisa ada di kamarnya?"Jangan bergerak!" Tiba-tiba Dion berteriak.Chandra berdiri di tempat, sedangkan Dion membawa yang lainnya untuk menggeledah kamar. Dion berpura-pura menggeledah, akhirnya dia membuka kotak kecil yang terletak di atas meja dan tampak seekor ular yang melata keluar."Ah ...." Semua orang menjerit ketakutan.Dion langsung menangkap ular itu, lalu melemparnya ke tembok dan menginjaknya sampai mati.Setelah ular dibunuh, Dion menoleh ke arah Chandra dan bertanya, "Kamu masih ingin mengelak?""Ini ...." Nova menatap Chandra.Sebelum meninggalkan kamar, Nova yakin tidak melihat kotak itu di atas meja. Kenapa tiba-tiba kotak itu berada di kamarnya?"Ternyata memang Chandra pelakunya.""Menjijikkan!""Manusia jahat! Kamu tahu itu ular ber

Bab terbaru

  • Jenderal Naga    Bab 1907

    Jamal memanfaatkan Tara sebagai sandera untuk mengancam Santara. Santara menggenggam pedangnya erat-erat, wajahnya suram. Sambil bertarung dengan Raja Januar, dia memperhatikan jalannya pertempuran Tara dan melihat bahwa orang yang mengalahkan Tara ternyata adalah seorang wanita. Dia melirik Nova dengan penuh perhatian. Saat ini, mata Nova sudah kembali normal, dan darah yang mendidih di tubuhnya perlahan mereda, mengurangi aura kuat yang menyelimutinya. “Darah Iblis, ya?” gumamnya pelan. Akhirnya, Santara memilih untuk menghentikan pertarungan. Kekuatan para pesilat kalangan manusia bumi ternyata jauh melebihi dugaannya. Setelah dia menyarungkan pedangnya, Raja Januar pun menghela napas lega. Raja Januar turun ke tanah terlebih dahulu, berhenti di depan Jamal. Nova juga telah keluar dari kondisi transformasinya, wajahnya pucat dan tubuhnya lemas seolah semua energi telah terkuras habis dalam pertarungan sebelumnya. Dengan langkah pelan, dia berjalan menghampiri Chandra. Chan

  • Jenderal Naga    Bab 1906

    Saat Tara ragu, Nova sudah menyerang dengan cepat. Dentuman keras terdengar saat pedang mereka bertemu, memicu ledakan energi sejati yang mengguncang ruang di sekitarnya. Nova terlempar ke belakang, tetapi Tara juga terdorong beberapa langkah mundur. Dalam hatinya, Tara terkejut, “Kekuatan yang mengerikan.” Darah dalam tubuh Nova mendidih, seperti gunung berapi yang akan meletus, melepaskan kekuatan besar yang memperkuat tubuhnya. Meski baru mencapai Alam Kesembilan, kekuatan ini membuatnya mampu mengimbangi, bahkan mendorong mundur Tara. “Mati!” Mata Nova yang merah menyala menatap Tara dengan penuh amarah. Ia mengerahkan energi sejati Bintang Iblis, mengalirkannya ke dalam Pedang Keji Sejati, lalu menggunakan jurus Pedang Iblis. Jurus ini kuat dan agresif, penuh dengan energi yang dahsyat, menambah kehebatan serangannya. Dalam wujud yang sudah berubah ini, kekuatan Nova meningkat berkali-kali lipat. Bahkan Tara, yang berada di Alam Mahasakti, mulai kesulitan menahan seranga

  • Jenderal Naga    Bab 1905

    Chandra memusatkan seluruh energi sejati semesta, kekuatan darah, dan ototnya, membuat auranya seketika meningkat pesat. Tara mendekat dengan pedang terhunus. TRANG! Kedua pedang saling beradu. Dalam sekejap, Chandra cepat-cepat mengubah jurusnya, langsung mengincar titik lemah di tubuh Tara. Tara terkejut. Ia tidak menyangka bahwa teknik pedang Chandra begitu tidak terduga. Dia dengan cepat mengubah posisinya, berusaha menangkis serangan Chandra. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, Chandra sementara ini mampu menahan serangan Tara. Ia juga menggunakan Jurus Pedang Pertama dan jurus Pedang Kilat Semesta, sehingga bisa sejenak bertahan melawan Tara. Hal ini memberi Jamal kesempatan untuk mundur. Jamal segera menarik diri ke kejauhan, mengeluarkan sebotol pil dan menelannya. Melihat Chandra yang bertarung sengit dengan Tara, Jamal tak bisa menahan kekagumannya, “Kuat sekali! Bahkan meski baru melepas dua belenggu, energi sejatinya sudah setara denganku. Kalau berhasil melep

  • Jenderal Naga    Bab 1904

    Kedua sosok itu beradu telapak tangan, sehingga Raja Januar terpental jauh ke belakang, sementara Santara hanya mundur beberapa langkah. Dari bentrokan pertama ini, semua orang bisa melihat bahwa kekuatan Raja Januar masih di bawah Santara. Namun, Raja Januar tak gentar. Setelah menstabilkan tubuhnya, dia menghunus pedangnya dan kembali menyerbu ke arah Santara. Pertarungan sengit pun pecah di udara.Jamal, dengan wajah serius, berkata, “Kita harus cepat mengalahkan Tara, agar bisa membantu Ayah nanti.” Chandra mengangguk dan dengan cepat mencabut Pedang Naga Pertama. Bersama Jamal dan Sesepuh Klan Darah, Victor, mereka bertiga menyerbu ke arah Tara. Melihat mereka mendekat, Tara mendengus dingin, “Kalian benar-benar tak tahu diri!” Dia mencabut pedangnya, dan seberkas energi pedang menyebar seperti riak di permukaan air.Ketiganya segera menghindar dan bergerak mengelilingi Tara. Chandra, dengan Pedang Naga Pertama di tangan, melancarkan serangan pedang yang mengerikan. Setelah ber

  • Jenderal Naga    Bab 1903

    Suasana hening, semua orang terdiam tanpa seorang pun yang berani bicara. Mereka paham, sekalipun Raja Januar mampu menahan satu sosok Alam Mahasakti, masih ada satu lagi yang menjaga Gunung Bushu. Sosok kedua ini cukup kuat untuk menghabisi semuanya. “Aku sudah melepas belenggu ketiga.” Saat semua orang tenggelam dalam keheningan, Jamal angkat bicara. Perkataan Jamal membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Setengah tahun lalu, Raja Januar membunuh Phoenix dan membawa pulang Esensi Phoenix serta Darah Phoenix. Esensi Phoenix diberikan kepada Chandra, namun masih ada sisa Darah Phoenix yang mengandung energi kuat. Dalam enam bulan ini, Jamal berlatih keras dalam pertapaannya, hingga berhasil melepas belenggu ketiga dan kini hanya selangkah lagi menuju Alam Mahasakti. Jamal berkata, “Aku, ditambah Chandra dan Sesepuh Klan Darah, kita bertiga mungkin tidak bisa mengalahkan satu Alam Mahasakti, tapi setidaknya kita bisa menahannya untuk sementara.” “Kalau begitu, ayo kita

  • Jenderal Naga    Bab 1902

    "Jadi sekarang di Gunung Bushu, selain Santara, ada juga Suku Mistik Dewi?" "Iya," jawab Chandra sambil mengangguk, "Memang begitu." Raja Januar termenung sejenak. Kalau hanya satu orang kuat di sana, mungkin Raja Januar berani naik dan melihat-lihat. Tapi sekarang, Gunung Bushu dijaga dua sosok kuat dari Alam Mahasakti. Jika dia naik sendiri, jelas sulit baginya menghadapi dua orang sekaligus. “Apa Basita sudah datang?” Raja Januar melirik sekeliling, tapi tak melihat tanda-tanda Basita. Chandra menggeleng, "Aku sudah sampai sejak kemarin siang dan menunggu di kaki gunung. Tapi Basita belum juga muncul." “Kalau begitu kita tunggu saja,” ujar Raja Januar. “Gunung Bushu ini terkait dengan segel kuno. Aku yakin, Basita pasti akan datang.” Semakin banyak pesilat berdatangan dan bergabung untuk menunggu di sana. Tak lama, terdengar suara tawa dari kejauhan. Tampak Kadir berjalan mendekat sambil tertawa lebar, “Chandra! Sudah setengah tahun kita tidak bertemu. Kudengar kamu be

  • Jenderal Naga    Bab 1901

    Fenomena aneh di Gunung Bushu menandakan bahwa kemungkinan besar ada benda ajaib yang lahir di sana. Dewi Tara menyadari bahwa sebenarnya dirinya bukan tandingan Santara, tetapi Dewi Tara tetap nekat datang. Dewi Tara menduga bahwa Santara tak akan berani bertarung mati-matian dengannya. Jika Tara kalah atau tewas, maka Santara pun akan terluka parah, yang justru membuka peluang bagi manusia Bumi.Di hadapan Santara, Tara sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Dengan sikap penuh keberanian, Tara memegang pedangnya erat-erat, menatap tajam ke arah Santara sambil berkata, “Ayo, serang. Pertarungan kita yang sebelumnya tidak memuaskan. Kali ini, mari kita bertarung sungguh-sungguh. Aku ingin melihat seberapa kuat dirimu sebenarnya.”Santara memandang Tara dengan wajah serius. Ia tak menyangka Tara akan kembali ke Gunung Bushu setelah pertemuan mereka sebelumnya. Meski Tara sedikit lebih lemah darinya, perbedaannya tak terlalu besar. Jika bertarung mati-matian, meskipun mungkin Santara

  • Jenderal Naga    Bab 1900

    Meski tahu bahwa kekuatannya mungkin belum cukup, Chandra merasa ia harus pergi melihat situasi di Gunung Bushu. Mungkin saja Chandra bisa mendapatkan beberapa keuntungan di sana.“Ya, aku ke sana,” katanya dengan tekad kuat. “Bagaimanapun, aku harus melihat keadaan di sana.”Nova mengangguk. Keduanya segera berangkat. Chandra kembali ke Negera Naga di Gurun Selatan untuk menyimpan sisa Esensi Phoenix dengan aman, lalu ia dan Nova berangkat dengan pesawat pribadi menuju Gunung Bushu.Pesawat mereka sangat cepat, hanya memerlukan tiga jam untuk mencapai Gunung Bushu. Ketika mereka tiba di kaki gunung, waktu baru menunjukkan pukul 11 pagi. Di kejauhan, kabut putih mengelilingi puncak-puncak gunung, dan di antara kabut itu, cahaya lima warna memancar terang. Chandra tahu bahwa cahaya itu berasal dari patung misterius yang memancarkan energi.Di sisi lain, cahaya ungu terang meliputi sebagian besar Gunung Bushu. Walaupun mereka masih cukup jauh dari sana, Chandra sudah bisa mencium aroma

  • Jenderal Naga    Bab 1899

    Nova memutuskan untuk tidak lagi menyerap Esensi Phoenix. Ia ingin menyimpannya untuk Chandra agar Chandra bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah beberapa hari menyerap Esensi Phoenix, Maggie juga merasakan energi sejatinya semakin kuat. Kini, Maggie merasa bisa menembus Alam Kesembilan, dan itu sudah cukup baginya. Maggie pun tak ingin menyerap lebih banyak Esensi Phoenix.“Kak Chandra, aku juga tidak akan menyerap lagi,” kata Maggie.“Baik,” jawab Chandra dengan anggukan.Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Sisa Esensi Phoenix yang setengah ini mungkin hanya cukup untuk membantu Chandra melewati belenggu ketiga. Chandra segera melanjutkan latihannya, sementara Nova dan Maggie memilih untuk pergi menuju Gurun Selatan, ke negara Naga.Dua bulan pun berlalu, dan Chandra masih berlatih dengan tekun di Gunung Langit, Gurun Selatan, selama setengah tahun penuh. Kekuatan Chandra terus meningkat dari waktu ke waktu.Suatu malam, di Gunung Bushu, terd

DMCA.com Protection Status