Semua orang tercengang melihat yang terjadi di depan mata mereka.Janice tidak percaya, dia mengangkat belatinya dan kembali menusuk dada Chandra.Alhasil tetap sama, Janice tak memiliki tenaga yang cukup kuat untuk menusuk Chandra."Kamu ...." Janice terlihat kebingungan, dia meraung marah, "Kamu, kamu curang! Kamu pasti menyembunyikan sesuatu di dalam bajumu!"Janice tidak percaya, mana mungkin belati ini tidak bisa menembus kulit Chandra? Janice tampak terengah-engah, dia sangat murka.Tanpa pikir panjang, Janice pun maju dan hendak melepaskan pakaian Chandra."Eh, kamu ngapain? Mau melepaskan bajuku di depan umum?" Chandra langsung mundur dan menjaga jarak dengan Janice. "Kita bereskan dulu masalah pertama. Kamu sudah janji nggak akan mencari masalah lagi setelah menikamku dua kali. Kamu sudah menikamku dua kali, semua masalah sudah beres."Semua orang tertegun melihat Chandra. Sampai sekarang mereka masih sulit memercayainya."Kamu curang!" Janice tidak mungkin melepaskan Chandra
Melihat sikap Nova, Sandra pun tak berani berbicara lebih jauh.Sekelompok orang masuk ke ruang tamu. Anak-anak dari kelas A dan kelas B berkumpul secara terpisah.Seiring waktu yang berlalu, orang-orang yang datang pun semakin banyak. Waktu menunjukkan pukul enam, semua orang sudah sampai dan berkumpul di vila.Tak berapa lama, beberapa mobil tiba di depan vila dan sekumpulan orang tampak bergegas keluar. Kemudian, terlihat seorang pemuda putih dan tampan yang beranjak masuk ke dalam vila.Pemuda itu masuk dengan didampingi beberapa pengawal."Ah, itu Ken!""Ken keren banget!""Wah, Sandra hebat banget. Dia benar-benar bisa mengundang Ken."Begitu melihat kemunculan Ken, semua orang langsung menghampirinya dengan antusias. Mereka ingin meminta foto dan tanda tangannya Ken.Ken menyapa mereka dengan sopan dan sambil tersenyum. Hanya saja Ken merasa agak frustasi.Perusahaan New Era telah mem-blacklist Ken. Dia tidak dapat tawaran iklan, main film, maupun menyanyi. Pengeluaran bulanan K
Entah apa yang dilakukan Mario sampai menyinggung Dandi. Dandi membawa beberapa anak buahnya dan menghajar Mario sampai terkapar.Orang-orang menyaksikan Mario dipukul, tak ada yang berani membantunya. Chandra menghampiri Dandi beserta komplotannya, lalu berteriak sambil menunjuk mereka.Dandi dan anak buahnya berhenti memukuli Mario, lalu menatap ke arah Chandra.Mario bergegas bangkit berdiri. Pakaiannya kotor, wajahnya memar, dan kulitnya terluka. Dia tampak menyedihkan.Kemudian, Mario berlari ke belakang Chandra untuk berlindung.Dandi memeluk seorang gadis seksi, dia menatap Chandra sambil menyeringai. "Kenapa? Mau jadi pahlawan kesiangan?""Apa yang terjadi?" Chandra bertanya kepada Mario yang bersembunyi di belakangnya.Mario menjawab, "Aku nggak sengaja menabrak gadis itu waktu keluar dari kamar mandi. Aku sudah minta maaf, tapi Dandi malah ...."Mario tidak berani lanjut berbicara saat melihat tatapan Dandi yang mengerikan.Gadis seksi yang berada di pelukan Dandi langsung me
Dandi tersadar dari lamunannya. Chandra adalah menantu pecundang yang menumpang hidup di Keluarga Kurniawan.Keluarga Kurniawan memang kaya, tetapi mereka bukanlah keluarga besar yang terpandang. Apalagi, seperti yang diketahui semua orang, Keluarga Kurniawan sudah mau bangkrut, mereka terlilit utang yang sangat besar.Setelah mengingat semua itu, Dandi menyipitkan matanya dan berkata, "Enam miliar, bayar 6 miliar untuk mengganti rugi gaun pacarku. Sebagai gantinya kamu boleh menghajarku.""Sayang ...." Gadis seksi itu menarik lengan Dandi.Gadis itu sempat menyaksikan pertikaian Janice dan Chandra. Gadis itu juga melihat tubuh Chandra yang kekar. Beberapa pengawal berbadan besar saja tumbang di tangan Chandra, dia khawatir Dandi akan terluka.Dandi melambaikan tangannya. "Nggak masalah, menantu pecundang yang cuma bisa numpang hidup nggak punya uang sebanyak itu. Apalagi Keluarga Kurniawan sedang terlilit utang, mereka nggak akan sanggup bayar. Kalaupun ada uang, ngapain dikasih ke ba
Semua orang menyaksikan kekuatan tendangan Chandra.Hanya dengan sebuah tendangan, anak buahnya Dandi terhempas sejauh 2 meter dan tulang di sekujur tubuhnya retak."Tap, tap, tap." Terdengar suara langkah kaki Chandra yang mengenakan sepatu kulit.Dandi melangkah mundur secara spontan. Ekspresinya terlihat jelas ketakutan. Mengerikan, tendangan Chandra sangat mengerikan!Dandi tidak sanggup membayangkan kalau dia yang ditendang seperti itu."Cuma satu tendangan saja sudah nggak tahan?" tanya Chandra sambil melirik anak buahnya Dandi.Dengan disaksikan begitu banyak orang, Chandra mengangkat kakinya, lalu menendang anak buahnya Dansi seperti bola. Anak buahnya Dandi menggelinding hingga menabrak sejumlah kursi dan meja."Jangan, jangan pukul aku lagi ...." Anak buahnya Dandi memohon.Jika dipukuli seperti ini terus, anak buahnya Dandi bisa tewas."Baru dua kali, masih ada 38 kali. Siapa yang mau menggantikannya?" Chandra bertanya kepada Dandi.Dandi menelan air ludahnya. Ternyata pria
Chandra tidak memedulikan ancaman Dandi. Chandra melangkah maju, sedangkan Dandi beranjak mundur sambil berteriak, "Eh, kalian berdua ngapain? Cepat, serang dia!"Kedua anak buahnya yang tersisa hanya bisa saling memandang. Mereka tampak ragu-ragu."Kak Dandi, Kak, maafin kami. Tolong lepaskan kami ...." Kedua anak buahnya Dandi malah berlutut dan memohon ampun.Dandi langsung menendang kedua anak buahnya yang tidak berguna.Orang-orang terlihat seperti sedang menonton pertunjukan seru. Mereka tidak menyangka bahwa suaminya Nova sehebat ini.Chandra menarik kerah baju Dandi, lalu melemparkannya ke hadapan Mario."Bugh!" Sekujur tubuh Dandi terasa remuk.Mario ketakutan sampai melangkah mundur."Aku, aku akan menghabisimu ...." Dandi bangkit berdiri sambil mengeluarkan sebuah pisau.Namun belum sempat berdiri tegak, Chandra kembali menendang Dandi, lalu menginjak kepalanya dan berkata, "Minta maaf!""Minta maaf? Jangan harap! Chandra, aku nggak main-main, aku nggak akan melepaskanmu! Se
Sejak dulu, Dandi suka menindas dan memukuli teman-temannya. Dia bukanlah orang yang baik.Mengingat semua perbuatan dan arogansi Dandi sebelumnya, banyak orang yang senang melihat Dandi dipermalukan oleh Chandra.Beberapa orang datang menyapanya, tetapi Chandra hanya membalas dengan senyuman, lalu lanjut bermain game."Chandra?" Terdengar sebuah suara yang familier.Ketika mengangkat kepala, Chandra melihat seorang wanita yang berdiri di hadapannya.Wanita ini berusia sekitar 27 tahun. Dia mengenakan gaun putih, rambutnya yang panjang terurai, dan kulitnya tampak putih."Tamara?" Chandra mengerutkan alis."Hah?" Tamara tercengang. "Kamu kenal aku?""Ada apa?" tanya Chandra.Tamara duduk di depan Chandra, dia tersenyum dan berkata, "Nggak apa-apa. Aku mau duduk di sini karena kamu bernama Chandra.""Oh." Chandra meresponsnya dengan singkat.Tamara tahu bahwa Chandra bukan Chandra yang dia harapkan. Mereka hanya memiliki nama yang sama. Entah kenapa Tamara tertarik dengan nama "Chandra"
Tamara menghela napas. "Tiba-tiba Chandra menghilang, aku baru tahu ternyata keluarganya sedang ada masalah. Tahun berikutnya aku belajar sekeras mungkin, akhirnya aku berhasil masuk ke universitas ternama."Chandra terkejut mendengar cerita Tama. Dia tidak menyangka Tamara benar-benar belajar dan berhasil masuk ke universitas ternama."Bagus, bagus." Chandra mengagumi keuletan Tamara."Terima kasih," jawab Tamara.Ketika Chandra dan Tamara tengah mengobrol, seseorang datang menghampiri Nova, lalu berkata, "Nova, Tamara lagi menggoda suamimu. Sewaktu sekolah dia sangat genit, dia jago menggoda cowok. Dia pasti mengagumi suamimu, sebaiknya kamu hati-hati."Nova hanya tersenyum. "Namanya juga reuni, mereka cuma ngobrol biasa."Nova memercayai Chandra."Wah, Nova baik banget.""Nova, bagaimana kamu bisa menikah sama pecundang kayak dia? Kamu cantik, keluargamu kaya, ngapain menikah sama dia?"Sekelompok orang mulai bergosip.Nova tersenyum lebar setiap membicarakan Chandra, dia terlihat s
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di