Ketika mendengar suara itu, semua orang sontak menoleh ke luar. Dari kejauhan, tampak sekelompok orang yang berjalan mendekat.Kelompok itu dipimpin oleh seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan jas hitam.Gusti? Ternyata Gusti yang datang!Di belakang Gusti, tampak seorang pria yang mengenakan singlet, berambut panjang, dan tatoan mengikutinya. Pria bertato itu adalah Agus. Agus membawa anak buahnya yang berjumlah lebih dari 20 orang.Anak buahnya Agus membawa beberapa tandu. Di atas tandu, tergeletak orang-orang yang memar, babak belur, dan menjerut kesakitan."Siapa mereka?" Keluarga Sinjaya kebingungan.Sebagai kepala keluarga, Markus keluar dan mengklarifikasi identitas mereka. Sesaat melihat wajah Gusti yang masam, Markus pun bertanya dengan hati-hati, "Maaf, siapa kalian?""Di mana Chandra?" Agus mengacuhkan Markus, lalu berteriak memanggil Chandra.Semua orang langsung menatap ke arah Chandra.Nova juga keheranan, masalah apa lagi ini? Nova merasa familier dengan wajah A
Chandra terlihat tenang, semua orang ini tidak ada apa-apanya di mata Chandra.Barry dan Gusti memandang Chandra sambil mengerutkan alis. Sebenarnya mereka juga bertanya-tanya, kenapa pemuda itu tidak terlihat ketakutan?"Chandra, jangan berlagak! Cepat, bersujud! Aku akan mematahkan kakimu dan istrimu harus ikut aku. Sebelum kamu melakukannya, masalah ini nggak akan selesai," kata Barry sambil menunjuk Chandra.Kemudian, Gusti menunjuk beberapa anak buahnya yang babak belur sambil berkata dengan dingin, "Kamu menghajar anak buahku sampai babak belur, aku harus jadi harus menanggung biaya pengobatan mereka. Ganti rugi, Semuanya 200 miliar! Aku nggak peduli, kalau Keluarga Kurniawan nggak ada uang, Keluarga Sinjaya yang bayar. Kalau nggak bayar, aku juga nggak bakal sungkan-sungkan."Semua anggota Keluarga Sinjaya tercengang. Para bos besar ini datang untuk mencari Chandra, Markus hanya bisa menghela napas kesal.“Lancang!” Markus maju dan memarahi mereka, “Di sini adalah rumah Keluarga
Dalam sekejap, semua anggota Keluarga Sinjaya pun diberhentikan dari pekerjaan mereka.Karena panik, Keluarga Sinjaya tak sungkan untuk memaki-maki Keluarga Kurniawan.Wajah Nova terlihat masam, kenapa pesta ulang tahun yang seharusnya meriah malah menjadi bencana?Nova agak bingung, dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah beberapa saat, Nova berpikir untuk menelepon "Pangeran Misterius", tetapi dia tidak memiliki nomor kontaknya."Seret Chandra ke sini!" Barry memerintahkan.Seketika, anggota Keluarga Sinjaya pun panik dan semua orang melangkah mundur. Boni, Hendro, dan yang lainnya ikut melipir.Nova ingin menarik lengan Chandra, tetapi Yani menghalanginya.Belasan pria berpakaian hitam maju dan mengepung Chandra. Melihat sekelompok orang yang mengelilinginya, Chandra malah berkata dengan santai, "Masih sempat kalau mau pergi, takutnya nanti kalian nggak bisa bangun lagi. Istriku dilindungi orang penting, namanya Pangeran Misterius. Kalian nggak tahu, 'kan? Beliau adalah orang yang
Tak peduli seberapa keras Jason memohon, Alfonso sama sekali tidak memedulikannya.Alfonso mengalihkan pandangannya kepada Saleh, lalu melirik kecil ke arah Chandra.Chandra memahami maksud Alfonso dan berkata, "Jenderal, kayaknya dia ada perusahaan keamanan. Katanya dia punya 30.000 orang pengawal, itu dia membawa orang-orangnya untuk mengancam Keluarga Sinjaya.""Oh?" Raut wajah Alfonso terlihat masam. "Nggak nyangka, ternyata ada perusahaan keamanan seperti ini di Rivera? Perusahaan keamanan, tapi kok nggak melindungi? Kayaknya juga banyak korupsi, harus diperiksa."Wajah Saleh memucat dan kedua kakinya terasa lemas. Dia juga berlutut, lalu memohon kepada Alfonso, "Jenderal, maafkan aku. Aku nggak melakukan apa-apa ...."Alfonso mengacuhkan Saleh, lalu memerintahkan pengawal yang ada di sampingnya, "Hubungi departemen terkait, tangkap semua orang yang membuat onar di rumah Keluarga Sinjaya.""Baik."Seluruh anggota Keluarga Sinjaya tercengang. Mereka bertanya-tanya, siapa pria paruh
Alfonso tidak langsung pergi, dia mengobrol cukup lama dengan Markus.Beberapa anggota Keluarga Sinjaya mengelilingi Nova dan berusaha untuk menyanjungnya.Setelah satu jam, ratusan mobil militer berhenti di halaman rumah Keluarga Sinjaya.Beberapa tentara bersenjata muncul, lalu Alfonso pun bangkit berdiri dan menghampiri mereka.Sesaat berhadapan dengan Alfonso, beberapa tentara langsung menegakkan tubuh dan memberikan hormat. "Jenderal Alfonso."Suara mereka terdengar sangat lantang ....Alfonso menunjuk semua orang yang berlutut dan memerintahkan, "Bawa mereka semua!""Baik.""Bawa pergi."Barry, Gusti, Saleh, Agus, dan yang lainnya pun diseret pergi.Setelah para bajingan itu diurus, Alfonso mengeluarkan selusin rokok mewah yang telah disiapkan dan memberikannya kepada Markus."Pak Markus, tenang, keluargamu tidak akan dipecat begitu saja. Aku akan menghukum orang-orang itu seberat-beratnya," kata Alfonso.Markus menjabat tangan Alfonso dan berterima kasih, "Jenderal Alfonso, teri
"Sayang, kayaknya Pangeran Misterius bukan orang sembarangan. Dia bahkan bisa menghubungi Arya. Arya adalah komandan jenderal bintang lima. Di dunia ini hanya ada lima orang yang bisa menyuruh Arya, keempat jenderal dan Raja Diwangsa.""Aku, aku juga nggak ngerti." Nova masih terlihat kebingungan, sedangkan Chandra hanya tersenyum kecil.Chandra telah memberikan begitu banyak petunjuk. Harusnya Nova sudah bisa menebak identitas Pangeran Misterius itu."Nova, kok melamun? Duduk sini ...," kata salah seorang anggota Keluarga Sinjaya.Setelah duduk, sekelompok orang mengerumuni untuk menanyakan hubungan Nova dengan Alfonso. Yani merasa seperti di atas angin, ini adalah pertama kalinya dia menjadi pusat perhatian.Hendro tak mau ketinggalan, dia menemani Nova dan mulai bicara omong besar. Hendro membicarakan kehebatan Nova serta Pangeran Misterius yang belum diketahui identitasnya.Chandra tidak mau ikut-ikutan, dia malah keluar dan duduk sambil merokok di depan pagar.Tak terasa, waktu be
Pesta ulang tahun Nenek Sanjaya malah menjadi ajang Nova untuk unjuk gigi.Bahkan Nenek Sanjaya yang tadinya kesal pun ikut memuji-muji Nova.Ketika tengah makan, tiba-tiba Andri menerima sebuah telepon dan berteriak, "Ah!"Semua orang terkejut mendengar teriakan Andri.Nenek Sinjaya merasa sikap Andri tidak sopan, dia pun bangkit berdiri dan mengomeli Andri, "Nggak sopan! Kenapa teriak-teriak?""Maaf, Nek. Aku, aku terlalu senang. Aku naik pangkat, aku naik pangkat!" jawab Andri."Apa?""Naik pangkat?"Kenapa tiba-tiba naik pangkat? Semua orang sontak menoleh ke arah Nova.Nova terkejut dan bergegas menjelaskan, "Aku nggak ngapa-ngapain. Kenapa menatapku kayak gitu?""Andri, kamu naik jadi apa?""Iya. Kak Andri, jangan setengah-setengah ceritanya. Jadi, sekarang jabatan Kakak apa?"Andri menjawab, "Aku juga nggak tahu. Aku cuma disuruh pergi ke kawasan militer.""Terus ngapain masih melamun? Cepat, sana!""Baik." Andri tidak menghabiskan makanannya. Dia bangkit berdiri dan langsung pe
Sebenarnya Nova ingin bertanya, "Apakah kamu adalah Naga Hitam?"Namun, Nova mengurungkan niat tersebut, dia pernah bertemu dengan Pangeran Misterius. Meskipun Pangeran Misterius mengenakan topeng, Nova merasa Chandra dan Pangeran Misterius memiliki kharisma yang berbeda jauh.Tidak, Chandra bukanlah Pangeran Misterius, dia bukan Naga Hitam, dia bukanlah orang yang membantu Nova.Walaupun Nova tidak jadi tanya, Chandra bisa menebak apa yang dipikirkan Nova. Hanya saja, Chandra juga berlagak bodoh.Tak terasa, langit terlihat mulai gelap.Ketika Andri pulang, semua orang mendekatinya dan menanyakan apa yang dilakukannya di kawasan militer.Andri menjawab dengan bangga, "Aku memiliki identitas khusus. Selain menjadi salah satu anggota tim pelatihan peperangan khusus, aku juga menjadi orang kepercayaan Jenderal Alfonso.""Apa?""Andri, serius?""Orang kepercayaan Jenderal Alfonso?"Anggota Keluarga Sinjaya sulit memercayainya."Andri, jangan main-main!" Markus menarik tangan Andri dan men
Mereka menganggap manusia bumi sebagai pengkhianat yang pantas mati dan selalu memandang manusia bumi sebelah mata, tapi sejauh ini mereka belum pernah melakukan pembantaian. Karena masih ada manusia bumi yang sangat kuat, yaitu Basita. Walaupun kekuatan Basita sedikit di bawah Dusky, bukan berarti Basita adalah lawan yang mudah dikalahkan. Chandra langsung naik pitam ketika mendengar kata pembantaian. Dia menatap ke arah Anak Dewa sambil mengepalkan tinjunya. “Lihat saja nanti, apa kamu benar-benar berani melakukan pembantaian. Lagi pula, kamu pasti sudah mati di tanganku sebelum kamu berhasil melakukannya,” ujar Chandra tanpa bercanda sedikit pun. “Ayo,” ujar Chandra yang tidak ingin berlama-lama di Kota Dusky. Dia pergi meninggalkan Kota Dusky bersama tiga mahasiswi itu. Chandra mengawal mereka sampai keluar dari area Gunung Bushu dan muncul di sebuah pinggiran kota manusia bumi. Di sebuah pinggiran kota. Chandra menatap ketiga mahasiswi yang tampak kotor itu lalu berkata, “Ke
Sebenarnya, dendam di antara Chandra dan Anak Dewa tidaklah dalam. Chandra sudah mengecohnya ketika mereka berada di level enam Rumah Abadi, sampai akhirnya dia tidak bisa menghindari serangan Chandra yang berhasil membuatnya terluka parah. Karena alasan inilah, Anak Dewa sudah lama ingin membunuh Chandra. Namun, Chandra tiba-tiba menghilang setelah keluar dari Rumah Abadi. Sekarang, Chandra tiba-tiba muncul di hadapannya dan membuat onar di Kota Dusky. Bagaimana mungkin Anak Dewa bisa tinggal diam sebagai seorang Wakil Penguasa Kota?Lurca menghampiri Chandra setelah mendengar perintah Anak Dewa. Ketiga mahasiswi bergegas bersembunyi di belakang tubuh Chandra dengan raut wajah ketakutan. Chandra menatap Lurca yang berjalan mendekatinya. Dua tahun lalu di Gunung Bushu, Lurca pernah cukup merugikan Chandra. Oleh karena itu, Chandra tidak memiliki kesan baik kepada manusia yang datang dari dunia lain. “Kenapa? Kamu mau menyerangku?” tanya Chandra sambil menatap Lurca tenang dan tanpa
Raut wajah orang-orang berubah serius ketika melihat Chandra membunuh laki-laki gemuk itu. Di sisi lain, beberapa gadis yang berada di dalam kendang sedang menatap ngeri ke depan. Mereka tidak tahu, apa yang sedang terjadi di luar sana. Ketua penjaga berkata dengan ekspresi wajah muram, “Mati, kamu!”Si ketua penjaga sampai saat ini belum merasa takut. Karena mereka berada di dalam Kota Dusky yang muncul di tempat ini setahun yang lalu. Para prajurit dari dunia lain telah bertempur dengan sengit untuk memperjuangkan kota ini. Sampai akhirnya, Dusky berhasil mengalahkan prajurit lainnya dan menduduki kota ini yang diberi nama Kota Dusky.Chandra mengabaikan ancaman si ketua penjaga. Dia berjalan menuju kendang di mana terdapat tiga perempuan yang terkurung di dalamnya. Walaupun wajah ketiga perempuan itu kotor, kecantikan mereka tetap tidak bisa ditutupi. Ketiga perempuan ini pastinya merupakan perempuan-perempuan paling cantik di universitas mereka. Chandra berusaha untuk bersikap ra
“Aku tidak peduli siapa kamu. Kamu harus tunduk dan hormat ketika berada di Kota Dusky ini. Tangkap dan kurung dia selama 30 tahun!” seru ketua penjaga itu dengan dingin. Para penjaga di sekitar Chandra hendak menyerang Chandra, tapi tubuh Chandra tiba-tiba saja menghilang dan muncul 10 meter jauhnya dari pengepungan. “Ini?” Ketua penjaga tertegun. Chandra bergerak dengan sangat cepat. Bahkan dia tidak bisa melihat pergerakannya dengan jelas. “Laki-laki itu harus mati,” ujar Chandra sambil menunjuk laki-laki gemuk di belakang si ketua penjaga. Chandra harus menunjukkan kekuasaannya agar para makhluk dari dunia lain tidak bisa semena-mena terhadap manusia bumi. Para penjaga menatap Chandra dengan saksama. Chandra sangatlah kuat, bahkan jauh lebih kuat dari bayangan mereka. Namun, tempat ini adalah Kota Dusky dan para penjaga memiliki tanggung jawab untuk melindungi kota ini. Mereka akan menghabisi siapa pun yang berniat untuk membuat onar di Kota Dusky. Chandra melangkah semakin
Ketiga perempuan itu menatap Chandra ngeri. “Hufh!”Chandra menarik napas panjang dan memilih untuk tidak bertindak gegabah. Bagaimanapun juga, dia sudah pergi selama dua tahun, jadi dia tidak tahu prajurit kuat seperti apa yang datang ke bumi. Dia juga tidak tahu, apakah dia bisa mengalahkan mereka atau tidak. Namun, dia mendengar laki-laki gemuk itu menyebut Basita. “Kamu menyebut nama Basita tadi. Apa orang itu sangat kuat?” tanya Chandra sambil berusaha menahan amarahnya. “Apa kamu tidak tahu tentang orang itu? Kamu pasti baru datang ke bumi, ya?”Chandra mengangguk lalu berkata, “Ya, aku baru datang ke bumi, jadi aku tidak tahu apa pun yang ada di sini.”“Kalau begitu, aku akan menjelaskannya untukmu.”Si laki-laki gemuk itu tanpa ragu terus berbicara agar Chandra mau membeli para perempuan itu, “Basita adalah manusia bumi paling kuat saat ini. Kabarnya, dia sudah mencapai Alam Trasenden tingkat tiga. Karena dia pernah mengalahkan seseorang yang berada di Alam Trasenden tingkat
Chandra sudah berlatih di medan perang kuno selama dua tahun. Dia juga tidak tahu, apakah sudah ada prajurit kuat yang berhasil mengalahkan penjaga level sembilan dan menjadi pemilik Rumah Abadi selanjutnya? Oleh karena itu, Chandra bergegas meninggalkan tempat ini dan muncul di luar dengan cepat. Dia bergegas pergi menuju pangkalan militer terdekat tanpa berhenti di mana pun. Kemudian dia naik pesawat khusus untuk menuju Gunung Bushu. Akhirnya, dia tiba di Gunung Bushu setelah menumpang pesawat cukup lama. Wilayah Gunung Bushu tampak lebih luas setelah dua tahun berlalu. Ada banyak daerah baru yang muncul di sana, sampai Chandra hampir tidak mengenali Gunung Bushu. Namun, Chandra bisa melihat cahaya keemasan di kejauhan yang menandakan Rumah Abadi masih berdiri di sana dan belum menemukan pemilik barunya. Chandra langsung bernapas lega dan memilih untuk berjalan perlahan masuk ke dalam area Gunung Bushu. Chandra menemukan banyak prajurit ketika Chandra berjalan semakin dalam. Bahk
Chandra tampak gembira. Akhirnya, dia hampir berhasil mencapai kekuatan magis segel kedelapan setelah berlatih cukup keras sekian lamanya. Sekarang, dia hanya perlu meningkatkan kekuatannya sampai puncak agar bisa membuka segel kedelapan. Setelah itu, barulah dia akan melawan penjaga Rumah Abadi di level sembilan. Chandra bergegas berdiri lalu berjalan menghampiri si penjaga. Si penjaga berbalik dan menyerahkan pakaian kepada Chandra yang baru menyadari kalau pakaiannya sudah habis terbakar. Chandra menerima pakaian itu dari tangan si penjaga dengan raut wajah malu seraya berkata, “Terima kasih, Kak.”Chandra buru-buru mengenakan pakaian itu yang ternyata adalah sebuah jubah antik yang sangat pas di badannya. Si penjaga berbalik dan menatap Chandra dengan puas lalu mengangguk seraya berkata, “Bagus sekali! Kecepatanmu dalam belajar, jauh lebih cepat dari dugaanku.”“Kak, sudah berapa lama aku berada di sini?” tanya Chandra penasaran. Chandra berlatih dengan sangat keras di tempat i
Chandra tidak tahu, apa yang akan dilakukan si penjaga. Namun, dia tetap berdiri lalu mengikuti si penjaga. Si penjaga melangkah lambat dalam kehampaan. Karena dia takut Chandra tidak bisa mengimbangi kecepatannya. Chandra terus mengikutnya dari belakang. Sampai akhirnya, seberkas cahaya muncul di depan mereka setelah mereka berjalan melewati banyak gunung dan sungai yang sudah hancur. Cahaya itu semakin lama semakin terang. Sampai akhirnya, Chandra menyadari ada lautan api di depannya.Di depan mereka saat ini tampak sebuah pegunungan yang dikelilingi oleh kobaran api yang berwarna putih. Api itu sungguh tampak aneh dan menakutkan. Si penjaga berhenti di luar gunung yang terbakar itu dan Chandra juga ikut berhenti. Chandra sudah bisa merasakan hawa panas dari tempat dia berhenti sampai keringat bercucuran di dahinya. Dia benar-benar terkejut. Biasanya, tidak ada api yang bisa membuatnya kepanasan setelah dirinya berada di tingkatnya saat ini. “Kak, apa ini?” tanya Chandra. Si pen
Si penjaga berkata, “Sekarang, kamu harus menekan energi sejatimu dan membuatnya lebih murni dan lebih kuat. Kekuatanmu akan semakin kuat seiring dengan semakin murninya energi sejatimu.”“Bagaimana cara menekannya?” tanya Chandra bingung. “Aku akan mengajarkanmu beberapa keterampilan,” ujar si penjaga lalu mengulurkan jari rampingnya dan menyentuh dahi Chandra. Dengan cepat, beberapa informasi masuk ke dalam otak Chandra. Kemudian dia duduk bersila dan menyerap semua informasi yang masuk ke dalam pikirannya. Chandra seketika menyadari bahwa informasi ini adalah suatu bentuk ilmu kultivasi mental untuk menekan energi sejati di dalam tubuhnya. Ilmu kultivasi mental ini tidak terlalu mendalam, tapi tetap saja ada beberapa bagian yang tidak Chandra mengerti. Akhirnya, Chandra menanyakan berbagai macam hal yang tidak dimengertinya tanpa rasa malu kepada si penjaga. Chandra dengan cepat bisa mengerti tentang semua ini di bawah bimbingan si penjaga. Kemudian, Chandra bergegas menggunakan