Masalah yang dibuat oleh para karyawan pabrik tidak memengaruhi suasana hati Nova.Dia tidak membutuhkan karyawan yang bisa merugikan perusahaan.Dia tidak akan menahan orang-orang yang mau pergi, dan dia akan memberi gaji yang terbaik untuk orang-orang yang masih bertahan.“Bu Nova, aku akan membawamu melihat-lihat di dalam pabrik.”Rusli merentangkan tangan dan mempersilakan Nova masuk ke dalam pabrik.“Pa, Kakek.” Ridwan akhirnya menemukan kesempatan untuk menyela, menatap Nova dengan keraguan di wajahnya dan berkata, “Kakek, apa yang terjadi? Mengapa presiden direktur perusahaan kita jadi Nova dari Yorda Group?”Rusli menjelaskan, “Wasa Group adalah hasil kerja keras kita selama puluhan tahun. Kakek benar-benar nggak tega melihatnya jatuh ke tangan orang lain. Nova bukan orang luar. Kalau kita menyerahkan Wasa Group ke tangannya, perusahaan ini akan berkembang dan berjaya.”“Kakek Rusli, aku pasti nggak akan mengecewakan Kakek.”Mereka pun memasuki pabrik.“Bu Nova, peralatan di pa
Mereka juga bisa membuka restoran di food street.Asalkan perusahaan besar bisa masuk ke sana, maka mereka bisa mendapatkan banyak keuntungan.Namun, biaya pelunasan langsung untuk masuk ke food street saja sangat tinggi.Mereka bahkan tidak pernah bermimpi untuk bisa memasuki pasar Kota New Era.“Bu … Bu Nova. Apa Ibu serius?” Ridwan agak bersemangat.“Kita akan mencobanya. Belum tentu berhasil.” Sebenarnya, Nova juga tidak seratus persen yakin.Dia sudah mempersiapkan hal ini ketika masih menjabat sebagai presdir Yorda Group, terus mengekspansi skala bisnis perusahaan untuk meningkatkan pengaruh perusahaan dan memperoleh kualifikasi untuk masuk ke pasar tersebut.Wasa Group tidak sebesar Yorda Group, jadi dia lebih tidak yakin.Namun, ini adalah mimpinya.Ini juga merupakan impian semua perusahaan.Kalau mereka bisa masuk ke pasar Kota New Era, maka mereka bisa mendapatkan “berkat” dari kota tersebut, yang akan membawakan banyak keuntungan di kemudian hari.Selain itu, dia merasa dia
Setelah mengakuisisi Wasa Group dan berkeliling melihat-lihat isi pabrik, hari sudah siang.Chandra dan Nova pulang bersama. Chandra mengendarai motor listrik dan membonceng Nova.“Sayang, kita nggak usah pulang makan siang di rumah deh hari ini. Kita makan di luar saja, untuk merayakannya.” Nova mengulurkan lengan untuk memeluk Chandra dari belakang.Anginnya cukup kencang, membuat rambut hitamnya berantakan.Dia membenamkan kepalanya di punggung Chandra untuk berlindung dari angina.“Oke.” Chandra tidak bisa berharap lebih.Sudah lama sekali dia tidak pernah makan berdua dengan Nova.“Bagaimana kalau kita pergi ke Sentosa?”“Nggak.” Nova menggelengkan kepalanya dan berkata, “Setiap kali aku pergi ke Sentosa, Harion pasti akan datang untuk menyambutku secara pribadi, membuatku tampak seperti tokoh besar saja.”“Haha.” Chandra tertawa keras, “Siapa suruh kamu begitu dihormati. Kalau nggak menjilatmu, siapa lagi yang harus orang-orang jilat?”“Bukan, itu kan karena ….” Nova ragu untuk m
Christian benar-benar terpikat oleh Nova.Selama berada di luar negeri, dia pernah bertemu dengan banyak wanita cantik.Karena latar belakang keluarganya, dia telah bermain dengan banyak artis.Dia sudah bukan di usia yang bisa main-main lagi.“Nova, kamu milikku.” Dia mengulurkan tangannya ke arah Nova yang berada di luar, lalu mengepalkan tangannya dan menariknya kembali, seolah memeluk wanita itu dengan ekspresi lembut di wajahnya.Nova tidak tahu bahwa dia sedang diinginkan oleh pria lain.Dia telah minum sedikit alkohol dan wajahnya memerah. Tampangnya sangat menawan dan Chandra sangat terpesona.Cantik. Sangat cantik.Chandra duduk di hadapan Nova, menatap wanita yang wajahnya merona merah itu sambil memegang gelas anggurnya. Dia jadi kehilangan fokus.“Lihat apa?” Nova membuat gerakan mencungkil mata dan memarahi suaminya, “Kamu melihatku setiap hari, masih belum cukup?”Chandra tertawa dan berkata, “Seumur hidup juga nggak cukup.”Hati Nova berbunga-bunga. Dia mengatupkan bibir
Christian terlalu kaya.Dia memberikan hadiah dan mobil yang bernilai miliaran, serta vila yang bernilai triliunan. Langsung memberikannya begitu saja.Dengan melakukan itu, dia langsung menaklukkan keluarga Kurniawan.Yani mulai membantu Christian untuk menjodohkan pria itu dengan putrinya. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi putrinya itu, menyuruh putrinya segera pulang.Nova dan Chandra baru sampai di bioskop.Keduanya berpegangan tangan. Nova bersandar di bahu Chandra.Setelah mengangkat telepon dari ibunya, Nova jadi cemberut dan berkata, “Sayang, sepertinya kita nggak bisa nonton bioskop.”“Ha? Ada apa?” tanya Chandra.Nova tampak tidak berdaya, “Aku nggak tahu ada masalah apa. Mama telepon dan menyuruhku cepat pulang. Sepertinya sangat mendesak.” “Kalau begitu pulang saja. Kita masih punya banyak waktu ke depannya.”Nova mengangguk, “Iya.”Keduanya pun meninggalkan bioskop lebih awal.Chandra mengendarai motor dan membawa Nova pulang.Sebelum memasuki rumah, merek
Wanita seperti Nova, kalau dia tidak mengumumkan ke semua orang bahwa wanita ini miliknya, entah berapa banyak orang di luar sana yang akan terus mengincarnya.Yani terus mengetuk pintu di luar.Nova dan Chandra yang di dalam kamar tidak menyahut.Tak lama kemudian, suara ketukannya pun hilang.Christian mungkin yang pergi.Setelah mendengar tidak ada gerak-gerik lagi di luar, Nova pun menghela napas lega. Dia menatap Chandra. Wajahnya memerah hingga ke pangkal leher.Chandra menyadari ada yang aneh dari Nova, akhirnya bertanya, “Nova, ada apa? Kamu nggak enak badan?”Nova menundukkan kepalanya, mengumpulkan keberaniannya dan berkata, “Nggak, bukan nggak enak badan. Sayang, kita … lakukan saja. Aku akan memberikannya padamu.”Bahkan di depan suaminya sendiri, dia masih merasa sedikit tidak nyaman mengatakan hal ini. Dia merasa malu, dan rasa malu muncul di lubuk hatinya.Mendengar itu, seluruh tubuh Chandra gemetaran.Akhirnya, hari ini datang?Selama ini, dia tidak pernah memaksa.Apa
Nova berjalan keluar ruangan dan merasa lega ketika melihat Christian sudah pergi.Begitu Nova keluar, Yani langsung memaki dan menegur, “Dasar kamu.”“Apa enaknya bersama Chandra? Christian berasal dari keluarga kaya dengan aset ratusan triliun. Donny Winata hanya memiliki satu putra, yaitu dia. Dia cepat atau lambat akan mewarisi harta ayahnya.” “Ma, aku ada urusan, jadi aku pergi dulu.” Nova bergegas keluar kamar.Setelah pergi, dia menelepon ke Chandra, “Sayang, aku ke kantor Farma Kimia dulu untuk meminta sedikit pesanan dari Yura, supaya Wasa Group bisa melanjutkan produksi.”“Oke.” Chandra mengangguk.Nova pergi bekerja, jadi Chandra pun keluar dari kamar.Keluar dari kamar, dia langsung melangkah ke pintu.Yani yang sedang duduk di ruang tamu segera menghentikannya, “Berhenti.”“Ma.” Chandra berjalan menghampiri Yani dengan canggung.Yani mengeluarkan sebuah kartu, meletakkannya di atas meja, dan berkata dengan dingin, “Di dalam kartu ini ada satu miliar. Ini uang yang Mama si
Namun, membuka klinik di Jalan Nantaboga sama saja dengan mencari mati.Kalau mau berobat, orang-orang di Rivera pergi ke jalan pusat medis.Mereka yang datang dari luar Rivera untuk berobat juga datang karena jalanan ini terkenal. Mereka biasanya tidak akan pergi ke klinik kecil.Pintu di Klinik Mortal setengah terbuka.Sebelum masuk ke dalam, Chandra mendengar ada suara wanita.“Wah, ada apa ini?”Ekspresi wajahnya seketika menjadi bersemangat. Dia tidak terburu-buru untuk memasuki ruangan, tetapi mendengarkan di pintu dulu.Di dalam klinik.Paul duduk di kursi, dengan seorang wanita duduk di seberangnya.Wanita itu berusia sekitar 25 atau 26 tahun, memakai riasan wajah dan berpakaian rok cantik, yang kelihatannya cukup cantik.“Paul, ‘kan? Menurutku kita nggak cocok. Kamu nggak punya mobil, rumah, dan nggak punya tabungan. Kamu hanya membuka sebuah klinik bobrok, tapi juga nggak ada yang datang berobat ke sini. Kriteria yang kucari dari pacar itu sangat tinggi, setidaknya harus memi
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud
Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka
Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a
Lilian membutuhkan waktu beberapa saat untuk bisa tiba di tempat Chandra berada ketika Chandra masih terbaring di atas tanah dengan napas lemah. Lilian sempat tidak berani mendekati Chandra setelah melihat pertarungan Chandra dan Sergi. Dia hanya berdiri beberapa meter jauhnya dari Chandra sambil memperhatikan Chandra lalu bertanya pelan, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra berkata dengan suara lemah, “Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat sebentar.”Lilian menghela napas lega setelah mendengar jawaban Chandra. Namun, dia masih tidak berani mendekat dan hanya berani berdiri beberapa meter dari Chandra sambil menatap laki-laki itu. Wajah Chandra tampak memerah setelah menyadari Lilian yang terus menatapnya. Sampai akhirnya 30 menit kemudian, tubuh Chandra kembali pulih. Dia bisa berdiri di atas tanah lalu meregangkan ototnya. “Ini?”Lilian sangat terkejut dengan pemandangan ini. Dia bisa merasakan napas Chandra yang sangat lemah dan hampir mati sebelumnya. Namun, hanya dalam wa
Tubuh Chandra tertusuk dan terpukul oleh kekuatan tangan Sergi yang dahsyat sampai tubuhnya terpental. Tubuh Chandra terjatuh dengan keras sampai tanah yang ditabraknya membentuk lubang yang sangat dalam. Wajah Lilian seketika memucat. Sekarang, dia tidak lagi bisa melarikan diri. bahkan penyelamat hidupnya saja sudah tewas di tangan Sergi. “Putri ….”Sergi berdiri melayang di udara sambil menatap Lilian yang gemetaran di kejauhan lalu dia tersenyum seraya berkata, “Kamu pikir, orang ini bisa menyelamatkanmu? Kamu benar-benar suka bermimpi, ya!”Di mata Sergi, Chandra sudah tewas.“Aku … aku akan memberikannya padamu,” ujar Lilian memilih untuk berkompromi. Lagi pula, Sergi tetap bisa mendapatkan giok itu kalau dia mati. Jadi, setidaknya dia masih bisa hidup jika dia memberikan giok itu dengan sukarela. Namun, tiba-tiba saja Chandra melesat keluar dari lubang reruntuhan dengan rambut berantakan dan tubuh yang berlumuran darah. Dia benar-benar tampak menyedihkan. Anehnya, cedera di d
Suara teriakan nyaring itu diikuti dengan energi pedang yang melesat ke seluruh penjuru arah dan membunuh belasan prajurit yang melindungi Lilian. Detik berikutnya, Sergi sudah muncul di depan Lilian. Chandra yang sedang membunuh banyak prajurit Istana Kegelapan bergegas ke arah Lilian dalam sekejap mata lalu memeluknya. Di saat yang bersamaan, Lilian juga memiringkan tubuhnya berusaha menghindari serangan Sergi. Kemudian Chandra membawa Lilian melesat ke langit setinggi beberapa puluh meter sambil menyimpan pedang di tangannya. “Peluk aku!” seru Chandra. Lilian bergegas menuruti perintah Chandra. Tidak lama kemudian, muncul dua jenis energi sejati di telapak tangan Chandra. Kedua jenis energi ini terlihat langsung bergabung dan membentuk sebuah kekuatan baru. “Sangkar Kosmik!” Bola energi hasil perpaduan dua jenis energi sejati langsung melesat ke bawah. Duar!Bumi berguncang dengan gunung-gunung yang berada di bawahnya langsung hancur dalam sekejap mata. Semua prajurit Istana K
Suara langkah kaki yang sangat banyak juga terdengar dari kejauhan setelah suara itu menghilang. Tidak lama kemudian, sejumlah prajurit yang mengenakan jubah dan topeng hitam muncul. Dalam sekejap mata, hutan di sekitar Chandra penuh sesak oleh lebih dari 3000 prajurit yang mengepungnya.Seorang laki-laki tua tiba-tiba saja mendarat di atas tanah. Laki-laki itu terlihat sudah berumur sekitar 70 tahun dengan wajah berkeriput dan mata cekung. Sosok itu terlihat sangat aneh. Laki-laki tua itu tampak mengenakan jubah berwarna merah dengan pedang merah di tangannya. “Sergi?”Ekspresi Lilian seketika berubah. Begitu pun, belasan prajurit berbaju besi yang tersisa. Mereka semua tampak ketakutan sampai tubuh mereka bergetar.Chandra berbalik lalu menatap Lilian dan bertanya, “Siapa itu Sergi?”Lilian berkata dengan raut wajah ketakutan dan mulut yang bergetar, “Sergi adalah wakil pemimpin Istana Kegelapan. Kekuatannya berada tepat di bawah pemimpin Istana Kegelapan. Dia adalah salah satu pra