“Ma, apa yang Mama bicarakan? Mana mungkin aku yang melakukannya.” Nova meneteskan air mata. Tidak apa-apa kalau kakeknya tidak percaya padanya, tapi sekarang orang tuanya juga tidak percaya.“Ma, aku percaya bukan Kak Nova yang melakukannya. Pasti Hardi dan sekeluarga dalang di balik semua ini,” kata Hendro.Indah mengangguk, “Iy, keluarga kita mendapatkan 50% saham dan Kak Nova juga mendapatkan jabatan presdir. Bagaimana mungkin Hardi yang selama ini menguasai bisnis keluarga kita mau tinggal diam dan menerimanya begitu saja?”“Huh.” Yani menghela napas.Dia awalnya mengira hidup mereka akan menjadi tenang sekarang. Tak disangka, jadi ada banyak masalah seperti ini.“Apa aku nggak punya kesempatan untuk menjadi nyonya-nyonya kaya seumur hidupku ini?”Chandra menyarankan, “Bagaimana kalau kita berbisnis sendiri? Kita buka perusahaan sendiri. Dengan kemampuan Nova, kita pasti bisa menjadi ternama di Rivera ini.”“Ngomongnya mudah,” tegur Yani. “Apa kamu tahu berapa biaya yang dibutuhka
Chandra benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa lagi.Keluarga ini sangat tidak mau berusaha. Semuanya hanya ingin duduk santai menikmati kesuksesan.Tuk! Tuk! Tuk!Terdengar ketukan di pintu.Yani memanggil, “Hendro, pergi buka pintunya.”Hendro juga sedang tidak mood, jadi dia melirik Indah di sampingnya, “Sayang, kamu saja yang buka.”Indah juga malas bergerak dan akhirnya menatap Chandra, “Chandra, kamu saja.”Chandra benar-benar kesal.Nggak besar, nggak kecil, semuanya malas. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa, bangkit dari kursi dan membuka pintu.Ada seorang lelaki tua berusia 70 atau 80-an yang mengenakan pakaian yang sangat sederhana berdiri di depan pintu. Pria itu memegang beberapa botol anggur berkualitas di tangannya.“Siapa kamu?” Chandra menatap lelaki tua yang berdiri di pintu dengan keraguan di wajahnya.“Kamu Chandra, ‘kan? Aku Rusli Kurniawan, adik dari kakeknya Nova.”“Oh, silakan masuk.” Chandra membawa pria itu masuk ke rumah.Melihat Rusli datang, ekspresi di wa
Hati Yani juga tergerak mendengarnya.Hendro berkata, “Chandra, apa kamu tahu Wasa Group itu skala bisnisnya seberapa besar? Meskipun perusahaan mereka nggak sehebat Yorda Group, mereka juga memiliki pabrik besar. Selain itu, Kakek Rusli juga sudah bilang, Wasa Group akan segera bangkrut. Mereka nggak hanya nggak mendapat pesanan, tapi juga punya hutang 20 miliar. Kamu mau mengambil alih begitu saja? Nggak semudah itu, dong? Selain itu, Wasa Group adalah perusahaan yang Kakek Rusli dirikan dengan susah payah. Mau sebanyak apapun uang yang kamu berikan padanya, belum tentu dia mau memindahtangankan perusahaan itu pada kita.”Boni mengangguk, “Iya. Itu masuk akal. Lagi pula, memangnya kamu punya uang?”Chandra berkata dengan acuh tak acuh, “Hanya uang, ‘kan? Aku akan mencari cara.”Yani juga ikut tergerak.Jika mereka bisa mendapatkan uang dan mengambil alih Wasa Group dari Rusli, dengan karyawan dan peralatan yang sudah dimiliki perusahaan itu, ditambah koneksi yang dimiliki Nova dengan
“Kakek, apa kita bisa mengurus prosedur pengalihan itu sekarang? Nova menatap Rusli.“Oke, oke, tapi ... Nova, apa kamu punya uang?” Setelah mendengarkan dengan antusias, Rusli menjadi tenang dan bertanya dengan ragu, “Jangan bilang kamu mempermainkan Kakek?”Nova menatap Chandra, “Berikan kartunya.”Chandra mengeluarkan Kartu Naga Hitam.Nova bertanya, “Berapa banyak uang yang ada di kartu ini?”Dia tahu bahwa Chandra pernah menghasilkan uang dulu, lalu digugat ke pengadilan militer dan dikeluarkan dari militer.Hanya saja, dia tidak tahu berapa banyak uang yang ada di dalam kartu itu.“Nggak banyak, mungkin hanya 400 miliar,” kata Chandra, menyebutkan angka yang masih masuk akal.Dua ratus juta kebetulan sekali cukup untuk menyelesaikan masalah Nova saat ini.Dana untuk mengakuisisi Wasa Group 200 miliar, lalu modal untuk menggerakkan bisnis perusahaan 200 miliar.Chandra tidak berani mengatakan nilai yang terlalu besar, takutnya Nova terkejut.“Ngomong-ngomong, kartumu ini bahkan ng
Sebagai orang Rivera, Samuel tentu tahu siapa Nova di Yorda Group.“Bukankah Rusli Kurniawan dan Toni Kurniawan nggak pernah berhubungan lagi? Mengapa Nova bisa datang ke sini?” Samuel bingung.Mereka sudah menyelidiki latar belakang Wasa Group dengan jelas sebelum setuju meminjamkan uang. Mereka tahu mereka akan segera mendapatkan Wasa Group, tapi sekarang Nova malah muncul di sini.“Bukankah kamu Nova dari Yorda Group? Samuel berdiri, mengulurkan tangan dan tersenyum, “Halo, Bu Nova. Aku Samuel dari keluarga Prasetyo.”“Hm?” Nova melirik pria itu dengan ekspresi sedingin es di wajahnya yang cantik.Samuel menarik tangannya kembali karena malu, lalu berkata sambil tersenyum canggung, “Bu Nova, jangan-jangan Ibu datang ke kantor Wasa Group untuk meminjamkan uang untuk mereka?”Chandra berkata, “Meminjamkan uang apanya? Kami datang untuk mengakuisisi dan mengambil alih Wasa Group.”“Apa?” Ekspresi di wajah Andi langsung berubah mendengarnya. Dia berteriak, “Pa, Papa benar-benar menjual
Proses pengalihan kepemilikan itu berlangsung lancar.Rusli meminta sekretarisnya untuk membuat kontrak pengalihan kepemilikan, sementara Chandra langsung login ke internet banking dan mentransfer 200 miliar ke rekening pribadi Rusli.Selain itu, Chandra juga mentransfer 200 miliar ke rekening perusahaan sebagai modal.Setelah transfernya berhasil, perjanjian itu pun ditandatangani.Rusli kelihatan lelah. Dia memandang Nova, menepuk bahu wanita itu, dan berkata, “Nova, Kakek menyerahkan Wasa Group ini padamu. Wasa Group nggak bisa berkembang di tangan Kakek, jadi Kakek harap perusahaan ini berjaya di tanganmu.”Nova berjanji, “Kakek, jangan khawatir. Aku pasti akan memimpin Wasa Group menuju kejayaan.”“Ngomong-ngomong ….” Andi teringat sesuatu. Dia menatap Nova dan berkata, “Nova, karyawan-karyawan perusahaan sedang membuat onar di pabrik sekarang. Mereka sudah memanggil belasan truk. Kalau kita nggak membayar upah mereka hari ini, mereka akan mengambil seluruh peralatan di pabrik dan
Rusli berpikir. Kenapa dia tidak tahu menahu tentang kesulitan para karyawan di pabrik?Dia menunjuk Nova yang ada di sampingnya dan berkata, “Ini Nova Kurniawan, presiden direktur baru perusahaan kita. Mulai sekarang, Nova yang akan memimpin Wasa Group. Kalian semua nggak usah khawatir. Wasa Group sudah punya uang sekarang dan gaji kalian semua akan segera dibayar.”“Apa? Nova Kurniawan?”“Nova Kurniawan dari Yorda Group. Mengapa dia datang ke Wasa Group?”“Bos, yang benar?”Para karyawan memandangi Nova.Nova melangkah maju dan berkata dengan lantang, “Benar, itu benar. Kalian semua bisa mendapatkan gaji kalian hari ini. Karena sudah ditinggal selama tiga bulan sebelumnya, aku memutuskan untuk memberi kalian setengah bulan gaji sebagai kompensasinya. Nanti setelah perusahaan mulai beroperasi normal kembali, aku berjanji kalian pasti akan bisa bekerja dengan normal dan bisa lembur. Gaji kalian setidaknya akan menjadi dua kali lipat.”Mendengar itu, semua orang jadi bersemangat.Fajar
Masalah yang dibuat oleh para karyawan pabrik tidak memengaruhi suasana hati Nova.Dia tidak membutuhkan karyawan yang bisa merugikan perusahaan.Dia tidak akan menahan orang-orang yang mau pergi, dan dia akan memberi gaji yang terbaik untuk orang-orang yang masih bertahan.“Bu Nova, aku akan membawamu melihat-lihat di dalam pabrik.”Rusli merentangkan tangan dan mempersilakan Nova masuk ke dalam pabrik.“Pa, Kakek.” Ridwan akhirnya menemukan kesempatan untuk menyela, menatap Nova dengan keraguan di wajahnya dan berkata, “Kakek, apa yang terjadi? Mengapa presiden direktur perusahaan kita jadi Nova dari Yorda Group?”Rusli menjelaskan, “Wasa Group adalah hasil kerja keras kita selama puluhan tahun. Kakek benar-benar nggak tega melihatnya jatuh ke tangan orang lain. Nova bukan orang luar. Kalau kita menyerahkan Wasa Group ke tangannya, perusahaan ini akan berkembang dan berjaya.”“Kakek Rusli, aku pasti nggak akan mengecewakan Kakek.”Mereka pun memasuki pabrik.“Bu Nova, peralatan di pa
“Seluruh manusia bumi di satu kota akan dibantai kalau sampai Chandra tidak berani datang.”“Kira-kira kota yang mana yang akan dibantai ya? Aku sih menyarankan untuk membantai Diwangsa. Karena ada banyak perempuan cantik di sana.”Para makhluk dari dunia lain terus berdiskusi ketika Anak Dewa masih berdiri tegap di atas puncak gunung. Angin sepoi-sepoi terus mengacak-acak rambutnya dan dia masih menunggu Chandra dengan tenang sambil membawa pedang di punggungnya. Dia sedang berpikir kalau kemungkinan Chandra takut padanya, sehingga tidak berani datang hari ini. Bahkan sekalipun Chandra tidak takut dan tetap datang hari ini untuk bertarung dengannya, dia pasti bisa membunuh Chandra dengan mudah selama dia bisa menghindari serangan fatal dari Chandra. Lagi pula, Chandra hanya memiliki satu jurus yang mematikan, yaitu Sangkar Kosmik. Di sisi lain, para prajurit bumi berkumpul di sebuah ruangan terbuka yang berada di kaki gunung. Salah satu di antaranya adalah Basita, manusia bumi terku
Tujuh hari berlalu dengan cepat. Berita tentang pertarungan Chandra dan Anak Dewa juga sudah tersebar luas. Keputusan Chandra sudah membuat para prajurit bumi naik pitam. Mereka semua terus menyalahkan sikap Chandra yang terlalu gegabah. Bagaimana mungkin dia bisa mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi semudah ini?Hari pertarungan Chandra dan Anak Dewa akhirnya tiba. Di puncak sebuah gunung yang berada di area Gunung Bushu. Gunung ini memiliki tinggi ribuan meter yang dikelilingi dengan pegunungan bergelombang di sekitarnya. Kurang lebih ada lebih dari 200.000 prajurit baik dari bumi maupun dunia lain yang berkumpul di gunung ini. Seorang laki-laki berusia dua puluhan tiba-tiba muncul di puncak gunung. Dia mengenakan jubah putih dengan ikat pinggang berwarna emas. Dia juga membawa pedang di punggungnya. Laki-laki itu adalah Anak Dewa. Para prajurit dari dunia lain langsung bersorak ketika melihat kemunculan Anak Dewa. “Anak Dewa! Anak Dewa!”“Anak Dewa pasti menang!”Sorakan
Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala
Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s
Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m
Sasa menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Buah keberuntungan memang bagus, tapi kamu belum bisa menggunakannya sekarang. Selain itu, satu orang hanya boleh menggunakan satu buah. Lagi pula, kamu masih bisa menggunakan dua buah lainnya karena di rumah ini ada tiga buah keberuntungan. Jadi, bagaimana? Apa kamu mau aku ajari dengan syarat itu?”Chandra mengusap dagunya. Apa sebenarnya buah keberuntungan itu? Selain itu, Chandra merasa Sasa sedang berusaha mengelabuinya, tapi dia membutuhkan bantuan Sasa untuk mengajarinya beberapa jurus. Chandra menggertakkan giginya setelah berpikir sejenak lalu menyetujui syarat yang diajukan Sasa. “Oke, aku setuju.”“Hehe, bagus kalau begitu,” ujar Sasa sambil tertawa puas lalu menghilang dalam sekejap mata. Sepuluh detik kemudian, Sasa muncul sambil membawa buah berwarna putih yang sedikit lebih besar dari apel di tangannya. Cahaya yang misterius tampak mengalir di buah itu yang tampak sangat misterius. Sasa memegang buah itu dengan wajah
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni
Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal