Share

Bab 226

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Yani berdiri dan berteriak, “Arif, kamu kalau bicara pakai hati nurani, dong.”

“Memang ... memang Nova yang memaksaku. Setelah itu, Chandra datang mengancamku dan menyuruhku memfitnah Pak Hardi.” Arif bersikeras mengatakan bahwa Nova-lah yang melakukannya, bahkan mengatakan bahwa Chandra mengancamnya.

“Kamu ....” Wajah Yani memerah karena marah.

Nova juga merasa ini semua tidak adil.

Dia tulus bekerja untuk keluarga besarnya, tapi malah berakhir seperti ini.

Chandra menarik napas dalam-dalam dan terpaksa menahan amarahnya. Dia tahu bahwa ini adalah Rivera, kota yang damai, bukan hutan belantara yang kacau di selatan.

“Sudah, cukup.” Toni berkata marah, “Nggak ada habisnya. Nova, kamu melakukan kesalahan dan Kakek juga nggak menyalahkanmu. Lagipula, kamu masih muda, jadinya nggak tahan dengan godaan. Asalkan kamu tahu salahmu dan mau berubah, Kakek bisa memaafkanmu. Tapi, kalian sudah sangat keterlaluan. Apa yang mau kalian lakukan? Pembunuhan?”

“Aku nggak melakukannya,” teriak Nova.

“B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jenderal Naga    Bab 227

    “Ma, apa yang Mama bicarakan? Mana mungkin aku yang melakukannya.” Nova meneteskan air mata. Tidak apa-apa kalau kakeknya tidak percaya padanya, tapi sekarang orang tuanya juga tidak percaya.“Ma, aku percaya bukan Kak Nova yang melakukannya. Pasti Hardi dan sekeluarga dalang di balik semua ini,” kata Hendro.Indah mengangguk, “Iy, keluarga kita mendapatkan 50% saham dan Kak Nova juga mendapatkan jabatan presdir. Bagaimana mungkin Hardi yang selama ini menguasai bisnis keluarga kita mau tinggal diam dan menerimanya begitu saja?”“Huh.” Yani menghela napas.Dia awalnya mengira hidup mereka akan menjadi tenang sekarang. Tak disangka, jadi ada banyak masalah seperti ini.“Apa aku nggak punya kesempatan untuk menjadi nyonya-nyonya kaya seumur hidupku ini?”Chandra menyarankan, “Bagaimana kalau kita berbisnis sendiri? Kita buka perusahaan sendiri. Dengan kemampuan Nova, kita pasti bisa menjadi ternama di Rivera ini.”“Ngomongnya mudah,” tegur Yani. “Apa kamu tahu berapa biaya yang dibutuhka

  • Jenderal Naga    Bab 228

    Chandra benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa lagi.Keluarga ini sangat tidak mau berusaha. Semuanya hanya ingin duduk santai menikmati kesuksesan.Tuk! Tuk! Tuk!Terdengar ketukan di pintu.Yani memanggil, “Hendro, pergi buka pintunya.”Hendro juga sedang tidak mood, jadi dia melirik Indah di sampingnya, “Sayang, kamu saja yang buka.”Indah juga malas bergerak dan akhirnya menatap Chandra, “Chandra, kamu saja.”Chandra benar-benar kesal.Nggak besar, nggak kecil, semuanya malas. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa, bangkit dari kursi dan membuka pintu.Ada seorang lelaki tua berusia 70 atau 80-an yang mengenakan pakaian yang sangat sederhana berdiri di depan pintu. Pria itu memegang beberapa botol anggur berkualitas di tangannya.“Siapa kamu?” Chandra menatap lelaki tua yang berdiri di pintu dengan keraguan di wajahnya.“Kamu Chandra, ‘kan? Aku Rusli Kurniawan, adik dari kakeknya Nova.”“Oh, silakan masuk.” Chandra membawa pria itu masuk ke rumah.Melihat Rusli datang, ekspresi di wa

  • Jenderal Naga    Bab 229

    Hati Yani juga tergerak mendengarnya.Hendro berkata, “Chandra, apa kamu tahu Wasa Group itu skala bisnisnya seberapa besar? Meskipun perusahaan mereka nggak sehebat Yorda Group, mereka juga memiliki pabrik besar. Selain itu, Kakek Rusli juga sudah bilang, Wasa Group akan segera bangkrut. Mereka nggak hanya nggak mendapat pesanan, tapi juga punya hutang 20 miliar. Kamu mau mengambil alih begitu saja? Nggak semudah itu, dong? Selain itu, Wasa Group adalah perusahaan yang Kakek Rusli dirikan dengan susah payah. Mau sebanyak apapun uang yang kamu berikan padanya, belum tentu dia mau memindahtangankan perusahaan itu pada kita.”Boni mengangguk, “Iya. Itu masuk akal. Lagi pula, memangnya kamu punya uang?”Chandra berkata dengan acuh tak acuh, “Hanya uang, ‘kan? Aku akan mencari cara.”Yani juga ikut tergerak.Jika mereka bisa mendapatkan uang dan mengambil alih Wasa Group dari Rusli, dengan karyawan dan peralatan yang sudah dimiliki perusahaan itu, ditambah koneksi yang dimiliki Nova dengan

  • Jenderal Naga    Bab 230

    “Kakek, apa kita bisa mengurus prosedur pengalihan itu sekarang? Nova menatap Rusli.“Oke, oke, tapi ... Nova, apa kamu punya uang?” Setelah mendengarkan dengan antusias, Rusli menjadi tenang dan bertanya dengan ragu, “Jangan bilang kamu mempermainkan Kakek?”Nova menatap Chandra, “Berikan kartunya.”Chandra mengeluarkan Kartu Naga Hitam.Nova bertanya, “Berapa banyak uang yang ada di kartu ini?”Dia tahu bahwa Chandra pernah menghasilkan uang dulu, lalu digugat ke pengadilan militer dan dikeluarkan dari militer.Hanya saja, dia tidak tahu berapa banyak uang yang ada di dalam kartu itu.“Nggak banyak, mungkin hanya 400 miliar,” kata Chandra, menyebutkan angka yang masih masuk akal.Dua ratus juta kebetulan sekali cukup untuk menyelesaikan masalah Nova saat ini.Dana untuk mengakuisisi Wasa Group 200 miliar, lalu modal untuk menggerakkan bisnis perusahaan 200 miliar.Chandra tidak berani mengatakan nilai yang terlalu besar, takutnya Nova terkejut.“Ngomong-ngomong, kartumu ini bahkan ng

  • Jenderal Naga    Bab 231

    Sebagai orang Rivera, Samuel tentu tahu siapa Nova di Yorda Group.“Bukankah Rusli Kurniawan dan Toni Kurniawan nggak pernah berhubungan lagi? Mengapa Nova bisa datang ke sini?” Samuel bingung.Mereka sudah menyelidiki latar belakang Wasa Group dengan jelas sebelum setuju meminjamkan uang. Mereka tahu mereka akan segera mendapatkan Wasa Group, tapi sekarang Nova malah muncul di sini.“Bukankah kamu Nova dari Yorda Group? Samuel berdiri, mengulurkan tangan dan tersenyum, “Halo, Bu Nova. Aku Samuel dari keluarga Prasetyo.”“Hm?” Nova melirik pria itu dengan ekspresi sedingin es di wajahnya yang cantik.Samuel menarik tangannya kembali karena malu, lalu berkata sambil tersenyum canggung, “Bu Nova, jangan-jangan Ibu datang ke kantor Wasa Group untuk meminjamkan uang untuk mereka?”Chandra berkata, “Meminjamkan uang apanya? Kami datang untuk mengakuisisi dan mengambil alih Wasa Group.”“Apa?” Ekspresi di wajah Andi langsung berubah mendengarnya. Dia berteriak, “Pa, Papa benar-benar menjual

  • Jenderal Naga    Bab 232

    Proses pengalihan kepemilikan itu berlangsung lancar.Rusli meminta sekretarisnya untuk membuat kontrak pengalihan kepemilikan, sementara Chandra langsung login ke internet banking dan mentransfer 200 miliar ke rekening pribadi Rusli.Selain itu, Chandra juga mentransfer 200 miliar ke rekening perusahaan sebagai modal.Setelah transfernya berhasil, perjanjian itu pun ditandatangani.Rusli kelihatan lelah. Dia memandang Nova, menepuk bahu wanita itu, dan berkata, “Nova, Kakek menyerahkan Wasa Group ini padamu. Wasa Group nggak bisa berkembang di tangan Kakek, jadi Kakek harap perusahaan ini berjaya di tanganmu.”Nova berjanji, “Kakek, jangan khawatir. Aku pasti akan memimpin Wasa Group menuju kejayaan.”“Ngomong-ngomong ….” Andi teringat sesuatu. Dia menatap Nova dan berkata, “Nova, karyawan-karyawan perusahaan sedang membuat onar di pabrik sekarang. Mereka sudah memanggil belasan truk. Kalau kita nggak membayar upah mereka hari ini, mereka akan mengambil seluruh peralatan di pabrik dan

  • Jenderal Naga    Bab 233

    Rusli berpikir. Kenapa dia tidak tahu menahu tentang kesulitan para karyawan di pabrik?Dia menunjuk Nova yang ada di sampingnya dan berkata, “Ini Nova Kurniawan, presiden direktur baru perusahaan kita. Mulai sekarang, Nova yang akan memimpin Wasa Group. Kalian semua nggak usah khawatir. Wasa Group sudah punya uang sekarang dan gaji kalian semua akan segera dibayar.”“Apa? Nova Kurniawan?”“Nova Kurniawan dari Yorda Group. Mengapa dia datang ke Wasa Group?”“Bos, yang benar?”Para karyawan memandangi Nova.Nova melangkah maju dan berkata dengan lantang, “Benar, itu benar. Kalian semua bisa mendapatkan gaji kalian hari ini. Karena sudah ditinggal selama tiga bulan sebelumnya, aku memutuskan untuk memberi kalian setengah bulan gaji sebagai kompensasinya. Nanti setelah perusahaan mulai beroperasi normal kembali, aku berjanji kalian pasti akan bisa bekerja dengan normal dan bisa lembur. Gaji kalian setidaknya akan menjadi dua kali lipat.”Mendengar itu, semua orang jadi bersemangat.Fajar

  • Jenderal Naga    Bab 234

    Masalah yang dibuat oleh para karyawan pabrik tidak memengaruhi suasana hati Nova.Dia tidak membutuhkan karyawan yang bisa merugikan perusahaan.Dia tidak akan menahan orang-orang yang mau pergi, dan dia akan memberi gaji yang terbaik untuk orang-orang yang masih bertahan.“Bu Nova, aku akan membawamu melihat-lihat di dalam pabrik.”Rusli merentangkan tangan dan mempersilakan Nova masuk ke dalam pabrik.“Pa, Kakek.” Ridwan akhirnya menemukan kesempatan untuk menyela, menatap Nova dengan keraguan di wajahnya dan berkata, “Kakek, apa yang terjadi? Mengapa presiden direktur perusahaan kita jadi Nova dari Yorda Group?”Rusli menjelaskan, “Wasa Group adalah hasil kerja keras kita selama puluhan tahun. Kakek benar-benar nggak tega melihatnya jatuh ke tangan orang lain. Nova bukan orang luar. Kalau kita menyerahkan Wasa Group ke tangannya, perusahaan ini akan berkembang dan berjaya.”“Kakek Rusli, aku pasti nggak akan mengecewakan Kakek.”Mereka pun memasuki pabrik.“Bu Nova, peralatan di pa

Bab terbaru

  • Jenderal Naga    Bab 1901

    Fenomena aneh di Gunung Bushu menandakan bahwa kemungkinan besar ada benda ajaib yang lahir di sana. Dewi Tara menyadari bahwa sebenarnya dirinya bukan tandingan Santara, tetapi Dewi Tara tetap nekat datang. Dewi Tara menduga bahwa Santara tak akan berani bertarung mati-matian dengannya. Jika Tara kalah atau tewas, maka Santara pun akan terluka parah, yang justru membuka peluang bagi manusia Bumi.Di hadapan Santara, Tara sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Dengan sikap penuh keberanian, Tara memegang pedangnya erat-erat, menatap tajam ke arah Santara sambil berkata, “Ayo, serang. Pertarungan kita yang sebelumnya tidak memuaskan. Kali ini, mari kita bertarung sungguh-sungguh. Aku ingin melihat seberapa kuat dirimu sebenarnya.”Santara memandang Tara dengan wajah serius. Ia tak menyangka Tara akan kembali ke Gunung Bushu setelah pertemuan mereka sebelumnya. Meski Tara sedikit lebih lemah darinya, perbedaannya tak terlalu besar. Jika bertarung mati-matian, meskipun mungkin Santara

  • Jenderal Naga    Bab 1900

    Meski tahu bahwa kekuatannya mungkin belum cukup, Chandra merasa ia harus pergi melihat situasi di Gunung Bushu. Mungkin saja Chandra bisa mendapatkan beberapa keuntungan di sana.“Ya, aku ke sana,” katanya dengan tekad kuat. “Bagaimanapun, aku harus melihat keadaan di sana.”Nova mengangguk. Keduanya segera berangkat. Chandra kembali ke Negera Naga di Gurun Selatan untuk menyimpan sisa Esensi Phoenix dengan aman, lalu ia dan Nova berangkat dengan pesawat pribadi menuju Gunung Bushu.Pesawat mereka sangat cepat, hanya memerlukan tiga jam untuk mencapai Gunung Bushu. Ketika mereka tiba di kaki gunung, waktu baru menunjukkan pukul 11 pagi. Di kejauhan, kabut putih mengelilingi puncak-puncak gunung, dan di antara kabut itu, cahaya lima warna memancar terang. Chandra tahu bahwa cahaya itu berasal dari patung misterius yang memancarkan energi.Di sisi lain, cahaya ungu terang meliputi sebagian besar Gunung Bushu. Walaupun mereka masih cukup jauh dari sana, Chandra sudah bisa mencium aroma

  • Jenderal Naga    Bab 1899

    Nova memutuskan untuk tidak lagi menyerap Esensi Phoenix. Ia ingin menyimpannya untuk Chandra agar Chandra bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah beberapa hari menyerap Esensi Phoenix, Maggie juga merasakan energi sejatinya semakin kuat. Kini, Maggie merasa bisa menembus Alam Kesembilan, dan itu sudah cukup baginya. Maggie pun tak ingin menyerap lebih banyak Esensi Phoenix.“Kak Chandra, aku juga tidak akan menyerap lagi,” kata Maggie.“Baik,” jawab Chandra dengan anggukan.Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Sisa Esensi Phoenix yang setengah ini mungkin hanya cukup untuk membantu Chandra melewati belenggu ketiga. Chandra segera melanjutkan latihannya, sementara Nova dan Maggie memilih untuk pergi menuju Gurun Selatan, ke negara Naga.Dua bulan pun berlalu, dan Chandra masih berlatih dengan tekun di Gunung Langit, Gurun Selatan, selama setengah tahun penuh. Kekuatan Chandra terus meningkat dari waktu ke waktu.Suatu malam, di Gunung Bushu, terd

  • Jenderal Naga    Bab 1898

    Nova telah berhasil menembus Alam Kesembilan berkat kekuatan dari Esensi Phoenix. Ia juga mulai merasakan keberadaan kunci pertama dalam tubuhnya.Di puncak Gunung Langit, Chandra duduk bersila, dengan aura yang menyala terang seperti dewa sejati. Tiba-tiba, Chandra berhenti berlatih.Nova pun berhenti, memandang Chandra dan bertanya, “Kenapa?”Chandra menjawab, “Aku merasakan kunci kedua.”“Selamat!” Nova tersenyum gembira.Chandra menghela napas dan berkata, “Esensi Phoenix memang luar biasa. Kalau hanya mengandalkan latihan biasa, aku akan butuh sepuluh tahun untuk mencapai tahap ini dari kunci pertama ke kunci kedua.”Nova menyemangati Chandra, “Tetap semangat.”Di saat itu, Maggie datang mendekat. Selama tiga bulan terakhir, Maggie berkeliling pegunungan mencari buah yang mengandung energi alam, tetapi dia belum menemukannya. Sambil mencari, Maggie tetap rajin berlatih. Meskipun tidak menyerap Esensi Phoenix, energi alam yang tersedia cukup melimpah, sehingga energi sejati Maggie

  • Jenderal Naga    Bab 1897

    Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba

  • Jenderal Naga    Bab 1896

    Alam Mahasakti adalah yang terkuat di sini? Masih terlalu lemah.“Prabu, selanjutnya kita harus bagaimana?” tanya seorang pria berbaju hitam.Prabu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membawa Batu Sakti Lima Warna. Ini akan memperkuat segel agar orang luar tak bisa melewati segel dan datang ke bumi. Kita akan pergi ke Gunung Bushu, menghabisi Suku Mistik, merebut Gunung Bushu, memperkuat segel, dan mencari empat segel lainnya. Saat waktunya tiba, aku akan membuka segel itu. Sementara itu, aku akan menguasai bumi untuk mempersiapkan kedatangan kita ke sini.”“Baik.”“Berdirilah dan bicaralah.”Puluhan pria berbaju hitam yang tadi berlutut kini berdiri. Prabu pun membawa para pengikutnya meninggalkan tempat itu dan menuju wilayah Someria. Pada saat yang sama, Nova telah meninggalkan Rivera dan sedang dalam perjalanan menuju Gurun Selatan di Negeri Naga.Sementara itu, di sebuah pesawat di Someria, seorang pria tampan dengan jas putih tengah memegang ponsel, menatap sebuah foto di layar.

  • Jenderal Naga    Bab 1895

    Di puncak Pegunungan Siberia yang terpencil di kutub utara, tanah abadi berselimut salju. Di tempat sunyi ini, sekumpulan pria berjubah hitam tampak berlutut, seolah menanti kehadiran seseorang yang penting.Mendadak, suara angin tajam mengoyak keheningan. Langit di atas mereka bergetar dan retak seperti kaca, menciptakan celah misterius di udara. Dari celah itu, seorang pria melangkah keluar, berjalan seolah tanpa beban di atas kekosongan. Pria itu mengenakan jubah putih, wajahnya tampan dan terukir tajam, dengan mata yang dalam dan penuh wibawa.Aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya begitu kuat hingga seketika menyebabkan salju yang menyelimuti pegunungan meleleh, mengalir deras ke bawah dan membentuk sungai es yang menggelora."Selamat datang, Prabu," serempak pria-pria berjubah hitam itu menyambutnya, suara mereka penuh hormat.Prabu turun ke tanah dengan tenang, kedua tangannya bersilang di belakang punggung. Ia memandang pria-pria yang berlutut di hadapannya dengan tenang, l

  • Jenderal Naga    Bab 1894

    Penghalang itu seperti rantai tak kasatmata yang mengunci sel-sel darah, menciptakan sensasi unik dan sulit digambarkan dengan kata-kata.“Oh iya, bagaimana denganmu? Bagaimana latihannya?” tanya Chandra.Maggie mengangguk, “Cukup baik. Aku sudah mulai menyerap energi alam, dan perlahan-lahan energinya mengubah tubuhku. Tapi energi sejatiku masih stagnan. Sepertinya masih butuh waktu panjang untuk mencapai Alam Kesembilan.”Chandra tersenyum, “Sekarang dunia sudah berubah, energi alam semakin melimpah. Di beberapa hutan belantara, ada buah-buahan mutasi yang sangat langka. Gunung Langit ini adalah hutan yang masih asli. Coba saja berjalan-jalan di sekitar sini, mungkin saja kamu beruntung menemukan buah itu. Siapa tahu, cukup memakan satu buah saja, kamu bisa langsung mencapai Alam Kesembilan.”“Oke, tapi aku sudah sebulan di sini. Aku juga penasaran dengan kondisi di markas militer. Jadi, aku akan pulang sebentar,” balas Maggie.Chandra mengangguk memahami, “Tentu, hati-hati di jalan.

  • Jenderal Naga    Bab 1893

    Maggie memiliki kemampuan pemahaman yang luar biasa. Dalam waktu singkat, dia sudah memahami inti dari Metode Semesta dan mulai bisa menyerap energi alam. Chandra pun tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Kini, dia sendiri harus segera memulai latihan tertutupnya.Di Gurun Selatan, semua urusannya di sudah selesai. Gunung Bushu pun sementara dalam keadaan aman. Sebelum masuk ke dalam latihan tertutup, Chandra menelepon Nova yang berada Rivera.“Nova, kakek memberiku Esensi Phoenix. Aku akan menjalani latihan tertutup untuk beberapa waktu, mungkin tiga sampai lima bulan, atau bisa saja lebih cepat, satu atau dua bulan. Kalau ada hal mendesak, telepon aku. Jika tidak ada jawaban, datanglah ke Gurun Selatan, Gunung Langit,” ucap Chandra sambil menjelaskan lokasinya.Di ujung telepon, Nova menjawab, “Jangan khawatir. Semuanya aman di sini. Aku juga akan menjaga anak kita dengan baik. Kamu fokus saja pada latihanmu.”“Oke, kalau begitu kututup, ya,” kata Chandra sebelum menutup telepon.Sete

DMCA.com Protection Status