Share

Bab 190

Author: Angin
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
“Si*lan!”

Chandra sudah kembali ke Klinik Mortal. Saking kesalnya, dia pun menendang bangku.

Saat ini Paul sedang merokok di samping. Dia pun merasa syok ketika melihat sosok Chandra. Ini adalah pertama kalinya Chandra emosi tinggi seperti ini.

Dulu meskipun Chandra sedang marah, dia hanya akan memendamnya saja. Sekarang Chandra bahkan menendang bangku.

Jangan-jangan inilah yang dinamakan cowok yang sedang jatuh cinta?

“Ayo, Kak, rokok dulu.” Paul menyerahkan sebatang rokok.

Chandra mengambil, lalu memungut bangku yang ditendangnya tadi, dan duduk di atasnya. “Paul, kenapa banyak sekali orang yang nggak tahu malu? Jelas-jelas aku yang menyelesaikan masalah ini. Apa hubungannya dengan Keluarga Cendana?”

Setelah Paul mendengar kronologis masalah, dia pun tertawa terbahak-bahak.

“Kak, masalah ini salah kamu juga. Kalau kamu mengungkapkan identitasmu, mereka semua pasti akan menjilatmu, tapi mereka nggak tahu. Apalagi ada anggota Keluarga Cendana yang menjadi sekretaris dari Jenderal, waj
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jenderal Naga    Bab 191

    Imperial Residences memiliki reputasi yang sangat bagus di Kota Rivera. Tidak semua konglomerat diizinkan untuk mengunjunginya.Toni mengundang banyak tokoh penting di Kota Rivera, mereka sangat penasaran dan tidak sabar untuk mengunjungi Imperial Residences. Mereka ingin lihat seperti apa Imperial Residences yang banyak dibicarakan.Demi kesuksesan pesta kali ini, Toni menghabiskan uang dalam jumlah yang fantastis. Awalnya, dia hanya memberikan anggaran sebesar 60 miliar, tapi karena tidak cukup, akhirnya dia menghabiskan total 160 miliar untuk mempersiapkan pestanya.Sebuah panggung besar dibangun di halaman Imperial Residences dan beberapa penyanyi papan atas gantian bernyanyi. Orang yang tidak tahu mungkin akan menyangka bahwa pertunjukan itu adalah konser malam tahun baru.Toni berdiri di depan vila seluas puluhan ribu meter persegi. Dia mengenakan setelan batik berwarna merah sambil memegang tongkat berkepala naga. Raut wajahnya terlihat sangat bangga.Seluruh anggota Keluarga Ku

  • Jenderal Naga    Bab 192

    Doddy adalah penanggung jawab Fiveprov Group.Sebagai salah satu anggota Fiveprov Group, Jerry telah menyinggung Toni. Begitu mendengar kabar itu, Ichsan pun marah besar. Dia langsung menelepon Doddy dan memarahinya habis-habisan.Ichsan langsung memerintahkan Doddy untuk meminta maaf kepada Keluarga Kurniawan. Doddy tahu, Keluarga Kurniawan pasti mengenal salah satu jenderal besar. Demi menghindari masalah, Doddy terpaksa menahan malu dan datang menghadiri pesta ulang tahun Toni.Doddy adalah orang yang sangat rendah hati, dia sangat jarang menghadiri pesta seperti ini. Melihat kedatangan Doddy, banyak keluarga yang langsung merasa iri."Pak Doddy, tidak perlu memberikan hadiah sebanyak ini. Aku sudah senang melihat kedatanganmu. Maaf, aku tidak bisa menerima hadiah-hadiah ini ....""Pak Toni, tidak perlu sungkan. Hanya hadiah kecil, kok. Semoga kamu suka."Ketika menghadapi Toni, Doddy tidak berani bertindak sembarangan. Melihat sikap Doddy yang begitu menghormati Toni, semua orang m

  • Jenderal Naga    Bab 193

    Paul sibuk memperhatikan para tamu yang mendekati Nova.Di aula Imperial Residences.Toni sibuk menyapa para tamu undangan."Pak Alfonso, Jenderal Rivera Utara tiba. Pak Alfonso memberikan selusin arak dan rokok berkualitas tinggi."Setelah mendengarnya, para tamu undangan sontak terdiam dan melihat ke arah pintu.Dua orang pria yang mengenakan seragam militer tampak berjalan masuk."Datang, datang, pamanku datang!" Baim sangat bersemangat. Dia segera menghampiri Alfonso, lalu memberikan hormat. "Selamat datang, Paman.""Em." Alfonso menganggukkan kepala sambil menepuk pundak Baim. "Em, pintar juga kamu. Setelah mendapatkan hati Keluarga Kurniawan, masa depanmu pasti cerah."Baim agak kebingungan. Mendapatkan hati Keluarga Kurniawan? Apa maksudnya?Kemudian, Alfonso menghampiri Toni dan menjabat tangannya. "Pak Toni."Toni segera memberikan tongkatnya kepada Listya, lalu menjabat tangan Alfonso dengan menggunakan kedua tangan. Toni sangat terharu, dia hampir meneteskan air mata. "Jen,

  • Jenderal Naga    Bab 194

    Helen? Wanita yang berusaha menggoda Chandra?Helen datang bersama siapa? Bersama Mawar? Orang yang membeli Gedung New Era?Dalam sekejap, ruangan pun menjadi hening. Sejak membeli Kota New Era, nama Mawar telah tersebar ke seluruh penjuru kota. Belakangan ini, nama Mawar sangat sering dibicarakan. Melihat kehebatannya, semua orang penasaran dengan latar belakang yang dimilikinya.Di hadapan Mawar, para konglomerat Kota Rivera menjadi tidak ada nilainya."Kak, kok bisa?" bisik Hendro. "Itu Helen, 'kan? Kok dia bisa datang bersama Mawar? Bagaimana dia bisa mengenal CEO Perusahaan New Era?""Mana aku tahu," jawab Mawar sambil menggelengkan kepala.Kecantikan Mawar sontak membuat semua orang terpesona. Selain terpesona, beberapa orang sampai bertanya-tanya, bagaimana Keluarga Kurniawan bisa mengenal tokoh-tokoh yang berpengaruh?"Bagaimana Keluarga Kurniawan bisa mengenal Mawar?""Wah, mereka sampai bisa mengundang CEO Perusahaan New Era.""Wah, aku nggak nyangka, Mawar cantik banget, ya

  • Jenderal Naga    Bab 195

    Kemudian, Toni menatap ke arah Baim.Baim pun maju dan berkata, "Paman, kemarin aku sudah menelepon dan memberitahumu.""Oh ya? Em, baiklah." Alfonso menganggukkan kepala.Baim memang telah menelepon, tapi Alfonso terlalu sibuk dan hanya menjawab sebagai bentuk formalitas."Pak Doddy saja sampai datang meminta maaf, Beliau juga mengizinkan kita untuk mengadakan pesta di sini.""Hmm?" Mawar menatap Doddy.Doddy tidak tahu menahu, apa yang sedang terjadi? Ichsan meneleponnya dan mengatakan bahwa Jenderal marah. Saat melihat kedatangan Alfonso, Doddy mengira kalau Alfonso adalah jenderal yang dimaksud.Hah? Bukan Jenderal Alfonso?!Perlahan-lahan, wajah Mawar menjadi sangat masam. Dia mengamati dekorasi pesta, lalu memandang Toni dan berkata, "Pak Toni, anggap saja aku menyewakannya kepadamu. Total semuanya 600 miliar. Besok aku akan datang menagihnya."Setelah selesai bicara, Mawar berbalik dan pergi meninggalkan pesta. Helen tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia mengikuti Mawar dari b

  • Jenderal Naga    Bab 196

    Yvone adalah sekretaris Alfonso, dia turut ambil andil dalam masalah ini.Walaupun pingsan, Yvone tidak bisa menghindari hukuman yang harus diterimanya.Ratusan orang berkumpul di Imperial Residences, tetapi suasana terasa sangat sunyi. Tak ada seorang pun yang berani bersuara. Sayang, pesta yang meriah malah berakhir canggung."Tak, tak, tak." Dua tentara bersenjata lengkap maju dan membawa Yvone pergi.Sebagai jenderal bintang satu, Alfonso ketakutan sampai wajahnya memucat dan keningnya berkeringatan. Hingga saat ini, Alfonso masih tidak tahu apa yang terjadi.Begitu tiba di Kota Rivera, Alfonso langsung menghadap Arya. Ketika mengunjungi Arya, semua masih baik-baik saja. Kenapa tiba-tiba Arya datang dan menangkap Yvone?Arya menatap Baim dengan sinis. Dalam sekejap, kedua kaki Baim langsung terasa lemas, seluruh tubuhnya bergetar dan jatuh ke lantai."Kamu ... Baim?" tanya Arya sambil berjalan ke depan.Baim tersungkur di lantai. Dia benar-benar ketakutan, keringat dingin mengalir

  • Jenderal Naga    Bab 197

    Toni pikir, hari ini akan menjadi hari yang terindah di dalam hidupnya. Siapa sangka, hari ini justru menjadi hari yang paling memalukan di hidupnya.Ditambah, Mawar selaku CEO Perusahaan New Era juga meminta uang sewa sebesar 600 miliar.Enam ratus miliar? Keluarga Kurniawan tidak memiliki uang sebanyak itu."Kenapa berakhir seperti ini?" Toni meraung sambil memecahkan beberapa porselen.Belasan orang berkumpul di ruang utama, tapi tidak ada seorang pun yang berani menjawab pertanyaan Toni. Menjawab Toni sama saja dengan cari mati.Setelah puas melampiaskan amarahnya, Toni duduk di sofa dan menenangkan diri. Kemudian, dia memandang Yani dengan ekspresi memohon. "Yani, hanya kamu yang bisa menyelamatkan Keluarga Kurniawan. Keponakanmu bekerja di New Era, 'kan? Dia dan Mawar terlihat akrab, kamu harus membujuknya ....""Aku ...." Yani merasa serba salah.Sebelum Yani menyelesaikan ucapannya, Nova bangkit berdiri dan berkata, "Kakek, dia berusaha menggoda Chandra.""Plak!" Toni memukul m

  • Jenderal Naga    Bab 198

    Chandra pergi ke vila Keluarga Kurniawan dengan mengendarai motornya.Sesampainya di vila, Chandra memarkir motornya, lalu beranjak masuk ke ruang utama. Begitu membuka pintu, Chandra melihat pecahan beling serta barang-barang berantakan."Wah, ada apa ini? Kok berantakan?" Chandra masuk dengan ekspresi terkejut. Kemudian, dia melihat Listya yang menangis tersedu-sedu, lalu bertanya, "Listya, kamu nangis? Kenapa? Di mana suamimu?"Chandra bertanya sambil melihat ke sekeliling, sedangkan raut wajah anggota Keluarga Kurniawan pun terlihat makin masam. Sikap Chandra sangat menyebalkan, tetapi Keluarga Kurniawan tidak berani marah, mereka membutuhkan bantuan pecundang ini."Chandra, kamu dan Helen akrab, 'kan? Sekarang, dia bekerja di Perusahaan New Era. Minta Helen untuk membujuk Mawar, Keluarga Kurniawan tidak sanggup membayarnya," ujar Leon."Hah?" Chandra duduk di samping Nova.Sesaat Chandra duduk, Nova langsung bergeser ke samping dan menjaga jarak."Ada apa?" tanya Chandra sambil me

Latest chapter

  • Jenderal Naga    Bab 1901

    Fenomena aneh di Gunung Bushu menandakan bahwa kemungkinan besar ada benda ajaib yang lahir di sana. Dewi Tara menyadari bahwa sebenarnya dirinya bukan tandingan Santara, tetapi Dewi Tara tetap nekat datang. Dewi Tara menduga bahwa Santara tak akan berani bertarung mati-matian dengannya. Jika Tara kalah atau tewas, maka Santara pun akan terluka parah, yang justru membuka peluang bagi manusia Bumi.Di hadapan Santara, Tara sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Dengan sikap penuh keberanian, Tara memegang pedangnya erat-erat, menatap tajam ke arah Santara sambil berkata, “Ayo, serang. Pertarungan kita yang sebelumnya tidak memuaskan. Kali ini, mari kita bertarung sungguh-sungguh. Aku ingin melihat seberapa kuat dirimu sebenarnya.”Santara memandang Tara dengan wajah serius. Ia tak menyangka Tara akan kembali ke Gunung Bushu setelah pertemuan mereka sebelumnya. Meski Tara sedikit lebih lemah darinya, perbedaannya tak terlalu besar. Jika bertarung mati-matian, meskipun mungkin Santara

  • Jenderal Naga    Bab 1900

    Meski tahu bahwa kekuatannya mungkin belum cukup, Chandra merasa ia harus pergi melihat situasi di Gunung Bushu. Mungkin saja Chandra bisa mendapatkan beberapa keuntungan di sana.“Ya, aku ke sana,” katanya dengan tekad kuat. “Bagaimanapun, aku harus melihat keadaan di sana.”Nova mengangguk. Keduanya segera berangkat. Chandra kembali ke Negera Naga di Gurun Selatan untuk menyimpan sisa Esensi Phoenix dengan aman, lalu ia dan Nova berangkat dengan pesawat pribadi menuju Gunung Bushu.Pesawat mereka sangat cepat, hanya memerlukan tiga jam untuk mencapai Gunung Bushu. Ketika mereka tiba di kaki gunung, waktu baru menunjukkan pukul 11 pagi. Di kejauhan, kabut putih mengelilingi puncak-puncak gunung, dan di antara kabut itu, cahaya lima warna memancar terang. Chandra tahu bahwa cahaya itu berasal dari patung misterius yang memancarkan energi.Di sisi lain, cahaya ungu terang meliputi sebagian besar Gunung Bushu. Walaupun mereka masih cukup jauh dari sana, Chandra sudah bisa mencium aroma

  • Jenderal Naga    Bab 1899

    Nova memutuskan untuk tidak lagi menyerap Esensi Phoenix. Ia ingin menyimpannya untuk Chandra agar Chandra bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah beberapa hari menyerap Esensi Phoenix, Maggie juga merasakan energi sejatinya semakin kuat. Kini, Maggie merasa bisa menembus Alam Kesembilan, dan itu sudah cukup baginya. Maggie pun tak ingin menyerap lebih banyak Esensi Phoenix.“Kak Chandra, aku juga tidak akan menyerap lagi,” kata Maggie.“Baik,” jawab Chandra dengan anggukan.Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Sisa Esensi Phoenix yang setengah ini mungkin hanya cukup untuk membantu Chandra melewati belenggu ketiga. Chandra segera melanjutkan latihannya, sementara Nova dan Maggie memilih untuk pergi menuju Gurun Selatan, ke negara Naga.Dua bulan pun berlalu, dan Chandra masih berlatih dengan tekun di Gunung Langit, Gurun Selatan, selama setengah tahun penuh. Kekuatan Chandra terus meningkat dari waktu ke waktu.Suatu malam, di Gunung Bushu, terd

  • Jenderal Naga    Bab 1898

    Nova telah berhasil menembus Alam Kesembilan berkat kekuatan dari Esensi Phoenix. Ia juga mulai merasakan keberadaan kunci pertama dalam tubuhnya.Di puncak Gunung Langit, Chandra duduk bersila, dengan aura yang menyala terang seperti dewa sejati. Tiba-tiba, Chandra berhenti berlatih.Nova pun berhenti, memandang Chandra dan bertanya, “Kenapa?”Chandra menjawab, “Aku merasakan kunci kedua.”“Selamat!” Nova tersenyum gembira.Chandra menghela napas dan berkata, “Esensi Phoenix memang luar biasa. Kalau hanya mengandalkan latihan biasa, aku akan butuh sepuluh tahun untuk mencapai tahap ini dari kunci pertama ke kunci kedua.”Nova menyemangati Chandra, “Tetap semangat.”Di saat itu, Maggie datang mendekat. Selama tiga bulan terakhir, Maggie berkeliling pegunungan mencari buah yang mengandung energi alam, tetapi dia belum menemukannya. Sambil mencari, Maggie tetap rajin berlatih. Meskipun tidak menyerap Esensi Phoenix, energi alam yang tersedia cukup melimpah, sehingga energi sejati Maggie

  • Jenderal Naga    Bab 1897

    Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba

  • Jenderal Naga    Bab 1896

    Alam Mahasakti adalah yang terkuat di sini? Masih terlalu lemah.“Prabu, selanjutnya kita harus bagaimana?” tanya seorang pria berbaju hitam.Prabu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membawa Batu Sakti Lima Warna. Ini akan memperkuat segel agar orang luar tak bisa melewati segel dan datang ke bumi. Kita akan pergi ke Gunung Bushu, menghabisi Suku Mistik, merebut Gunung Bushu, memperkuat segel, dan mencari empat segel lainnya. Saat waktunya tiba, aku akan membuka segel itu. Sementara itu, aku akan menguasai bumi untuk mempersiapkan kedatangan kita ke sini.”“Baik.”“Berdirilah dan bicaralah.”Puluhan pria berbaju hitam yang tadi berlutut kini berdiri. Prabu pun membawa para pengikutnya meninggalkan tempat itu dan menuju wilayah Someria. Pada saat yang sama, Nova telah meninggalkan Rivera dan sedang dalam perjalanan menuju Gurun Selatan di Negeri Naga.Sementara itu, di sebuah pesawat di Someria, seorang pria tampan dengan jas putih tengah memegang ponsel, menatap sebuah foto di layar.

  • Jenderal Naga    Bab 1895

    Di puncak Pegunungan Siberia yang terpencil di kutub utara, tanah abadi berselimut salju. Di tempat sunyi ini, sekumpulan pria berjubah hitam tampak berlutut, seolah menanti kehadiran seseorang yang penting.Mendadak, suara angin tajam mengoyak keheningan. Langit di atas mereka bergetar dan retak seperti kaca, menciptakan celah misterius di udara. Dari celah itu, seorang pria melangkah keluar, berjalan seolah tanpa beban di atas kekosongan. Pria itu mengenakan jubah putih, wajahnya tampan dan terukir tajam, dengan mata yang dalam dan penuh wibawa.Aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya begitu kuat hingga seketika menyebabkan salju yang menyelimuti pegunungan meleleh, mengalir deras ke bawah dan membentuk sungai es yang menggelora."Selamat datang, Prabu," serempak pria-pria berjubah hitam itu menyambutnya, suara mereka penuh hormat.Prabu turun ke tanah dengan tenang, kedua tangannya bersilang di belakang punggung. Ia memandang pria-pria yang berlutut di hadapannya dengan tenang, l

  • Jenderal Naga    Bab 1894

    Penghalang itu seperti rantai tak kasatmata yang mengunci sel-sel darah, menciptakan sensasi unik dan sulit digambarkan dengan kata-kata.“Oh iya, bagaimana denganmu? Bagaimana latihannya?” tanya Chandra.Maggie mengangguk, “Cukup baik. Aku sudah mulai menyerap energi alam, dan perlahan-lahan energinya mengubah tubuhku. Tapi energi sejatiku masih stagnan. Sepertinya masih butuh waktu panjang untuk mencapai Alam Kesembilan.”Chandra tersenyum, “Sekarang dunia sudah berubah, energi alam semakin melimpah. Di beberapa hutan belantara, ada buah-buahan mutasi yang sangat langka. Gunung Langit ini adalah hutan yang masih asli. Coba saja berjalan-jalan di sekitar sini, mungkin saja kamu beruntung menemukan buah itu. Siapa tahu, cukup memakan satu buah saja, kamu bisa langsung mencapai Alam Kesembilan.”“Oke, tapi aku sudah sebulan di sini. Aku juga penasaran dengan kondisi di markas militer. Jadi, aku akan pulang sebentar,” balas Maggie.Chandra mengangguk memahami, “Tentu, hati-hati di jalan.

  • Jenderal Naga    Bab 1893

    Maggie memiliki kemampuan pemahaman yang luar biasa. Dalam waktu singkat, dia sudah memahami inti dari Metode Semesta dan mulai bisa menyerap energi alam. Chandra pun tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Kini, dia sendiri harus segera memulai latihan tertutupnya.Di Gurun Selatan, semua urusannya di sudah selesai. Gunung Bushu pun sementara dalam keadaan aman. Sebelum masuk ke dalam latihan tertutup, Chandra menelepon Nova yang berada Rivera.“Nova, kakek memberiku Esensi Phoenix. Aku akan menjalani latihan tertutup untuk beberapa waktu, mungkin tiga sampai lima bulan, atau bisa saja lebih cepat, satu atau dua bulan. Kalau ada hal mendesak, telepon aku. Jika tidak ada jawaban, datanglah ke Gurun Selatan, Gunung Langit,” ucap Chandra sambil menjelaskan lokasinya.Di ujung telepon, Nova menjawab, “Jangan khawatir. Semuanya aman di sini. Aku juga akan menjaga anak kita dengan baik. Kamu fokus saja pada latihanmu.”“Oke, kalau begitu kututup, ya,” kata Chandra sebelum menutup telepon.Sete

DMCA.com Protection Status