Share

Bab 1870

Penulis: Angin
"Paman, kalau begini terus, kita tak akan bertahan lama. Para pesilat di Bumi ternyata jauh lebih kuat dari yang kita duga. Selain ahli Alam Mahasakti yang sudah muncul sebelumnya, sekarang malah ada beberapa ahli Alam Kesembilan, belum lagi Klan Darah — mereka klan yang sudah memperoleh Darah Naga sejak ribuan tahun lalu. Menghadapi mereka bukan perkara mudah," kata Wukon di belakang, dengan wajah penuh kecemasan.

Tetua Suku Mistik itu hanya memandang patung besar di depannya. Patung ini baru muncul semalam. Malam itu, Gunung Bushu bergetar hebat, dan pegunungan yang dulunya hilang dalam sejarah tiba-tiba muncul kembali, menyatu sempurna dengan Gunung Bushu. Di antara semua itu, patung besar ini juga muncul. Meski hanya patung, auranya begitu kuat, bahkan dalam area penyegelan pun sang tetua belum pernah merasakan energi sebesar ini.

"Siapa sebenarnya yang diwakili patung ini? Sosok seperti apa dia? Hanya patungnya saja sudah sedahsyat ini, kalau wujud aslinya muncul, siapa yang bisa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 1871

    Di kaki Gunung Bushu, semua orang menatap ke arah Klan Darah yang baru saja tiba. Leluhur Klan Darah, Victor, adalah tokoh legendaris yang selamat dari perburuan naga seribu tahun yang lalu. Saat itu, naga tersebut terluka, dan Victor berhasil mendapatkan darahnya, yang kemudian membentuk kekuatan Klan Darah hingga saat ini. Namun, Victor terluka parah dan menghabiskan ribuan tahun untuk memulihkan diri.Beberapa tahun yang lalu, Raja Darah Pertama kembali membawa Naga Yu — darah naga suci — dan mempersembahkannya pada Victor. Dengan darah itu, Victor akhirnya pulih sepenuhnya, kekuatannya meningkat pesat, dan kini ia hanya selangkah lagi mencapai Alam Mahasakti.“Kakek,” kata cucunya, Wesley, sambil menghampiri, “waktu sepuluh menit hampir habis, tapi Suku Mistik belum pergi. Apa kita langsung serang saja?”“Serang,” jawab Victor singkat.Perintah itu membuat seluruh anggota Klan Darah serentak mencabut pedang mereka. Kali ini, Klan Darah bergerak dengan kekuatan penuh. Tak hanya satu

  • Jenderal Naga   Bab 1872

    Di kaki Gunung Bushu, Jamal tampak sangat bersemangat, tapi Chandra justru merasa sebaliknya. Dia malah tidak menginginkan hari itu tiba. Sementara itu, di kejauhan, pertempuran berlangsung sengit. Para pengikut Suku Mistik adalah ahli yang tangguh; yang terlemah di antara mereka pun sudah berada di puncak Tangga Langit Kesembilan. Namun, kekuatan Klan Darah lebih luar biasa. Dengan beberapa ahli Alam Kesembilan dan Victor yang telah menembus dua lapis belenggu, Suku Mistik mulai kewalahan dan terdesak mundur.Saat Suku Mistik hampir kalah, tetua mereka, Waran, muncul dengan kekuatan yang baru. Waran telah meminum pil misterius yang berisi energi besar, diracik dari berbagai obat langka. Pil itu membuatnya berhasil menembus tiga lapis belenggu, kini hanya satu langkah lagi menuju Alam Mahasakti.Chandra yang mengamati dari kaki gunung menyaksikan bagaimana Waran dengan kekuatan barunya mengusir seluruh anggota Klan Darah dari puncak gunung. Akan tetapi, tetua itu tidak menyerang mereka

  • Jenderal Naga   Bab 1873

    Chandra terus berjalan, tetapi tiba-tiba tubuhnya seperti menabrak sesuatu, membuatnya mundur beberapa langkah. Dia kebingungan dan mencoba memandang ke depan. Walau area itu gelap gulita, Chandra bisa melihat sedikit—pohon-pohon tua dengan akar yang menjalar dan celah-celah tanah yang mengeluarkan asap hitam tipis. Suasana di sekitarnya begitu sunyi, terasa menyeramkan dan mencekam.Setelah terdiam beberapa saat, Chandra melangkah maju lagi. Namun, sekali lagi, ia menabrak sesuatu. Chandra meraba-raba ke depan dan merasakan ada penghalang tak terlihat di hadapannya, seperti dinding tak kasat mata yang memblokir jalannya. Dia mencoba berpindah ke sisi lain, tetapi hasilnya sama. Chandra tak bisa masuk lebih dalam.“Aneh sekali,” gumam Chandra, kebingungan.Tiba-tiba, dari kejauhan terdengar raungan binatang buas yang tidak dikenal. Suaranya menggema dan begitu keras hingga telinga Chandra bergetar, meskipun dia berada di tingkat Alam Kesembilan. Di kegelapan, Chandra melihat sebuah bay

  • Jenderal Naga   Bab 1874

    Begitu mendengar tentang buah ajaib, Chandra langsung bersemangat. Berkat buah yang mengandung energi alam, dia bisa mencapai Alam Kesembilan. Ia segera mulai mencari di sekitar, namun setelah berkeliling, Chandra tidak menemukan buah atau tanaman lain yang mengandung energi alam. Agak kecewa, dia pun kembali ke kaki Gunung Bushu.Di sana, sudah banyak orang berkumpul, sibuk berbincang tentang pegunungan baru yang muncul di sekitar Gunung Bushu.“Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana bisa Gunung Bushu tiba-tiba membesar? Terakhir kali aku datang, gunung ini tidak sebesar ini. Dari mana datangnya pegunungan ini?”“Ya, aneh sekali,” ujar yang lain, kebingungan dengan fenomena tersebut.Beberapa orang menduga bahwa pegunungan baru ini ada hubungannya dengan sinar lima warna yang muncul di puncak Gunung Bushu.Di antara para pendekar yang berkumpul, Wanto dan Maniso dari Kelompok Gunung Langit juga telah tiba. Sebelumnya, Chandra pernah berkunjung ke kelompok mereka, jadi mereka mengetahu

  • Jenderal Naga   Bab 1875

    Chandra menatap puncak gunung, terkejut melihat bahwa sumber sinar lima warna itu bukan benda ajaib, melainkan sebuah patung. Patung itu menggambarkan sosok seorang pria mengenakan baju perang, tingginya lebih dari lima puluh meter. Wajahnya terlihat fokus, menatap jauh ke depan dengan aura yang memancarkan rasa superioritas, seakan-akan meremehkan seluruh dunia. Meskipun hanya sebuah patung, energi yang terpancar darinya begitu kuat hingga membuat Chandra merasa tertekan dan ingin menunduk.“Apa ini?” Chandra terpaku, kebingungan. “Siapa dia sebenarnya? Bagaimana bisa sebuah patung memiliki energi yang sekuat ini?”Di sampingnya, Jamal juga merasakan kekuatan patung itu dengan hati berdebar. Awalnya, ia berpikir bahwa mereka akan menemukan benda sakti, tetapi ternyata hanya sebuah patung.“Tunggu, siapa di sana?” terdengar suara lantang.“Cepat pergi!” Jamal langsung menyadari bahaya dan memberi isyarat kepada Chandra untuk mundur.Tanpa berpikir panjang, Chandra segera berbalik dan b

  • Jenderal Naga   Bab 1876

    Mendengar penjelasan Chandra, semua orang mulai berdiskusi. Mereka penasaran, bertanya-tanya, seperti apa patung itu sebenarnya. Melihat para pendekar terbaik dari seluruh penjuru negeri sudah berkumpul, Chandra menatap Jamal yang tengah duduk bersila memulihkan diri, lalu menghampirinya.“Paman, apakah perlu kita memberi tahu mereka soal segel ini?” tanya Chandra dengan suara pelan.Jamal berpikir sejenak, lalu berkata, “Bisa saja. Sekarang segel sudah mulai terbuka, dan perubahan di alam pun akan segera terjadi. Lebih baik kita memberi tahu mereka agar mereka bisa bersiap-siap.”Setelah mendapat izin dari Jamal, Chandra melangkah menuju kerumunan. Para pendekar yang berkumpul langsung berdiri memperhatikannya, tertarik untuk mendengar apa yang akan ia katakan.Chandra menatap puluhan pendekar terkuat di depannya, yang merupakan andalan masa depan manusia. “Saudara sekalian, saya tahu kalian pasti bertanya-tanya, mengapa tiba-tiba banyak pegunungan yang tidak dikenal muncul di sekitar

  • Jenderal Naga   Bab 1877

    Chandra menyadari bahwa satu negara seperti Negara Naga tak akan cukup. Dia berharap ada lebih banyak negara yang didirikan demi kelangsungan hidup umat manusia. Dengan demikian, jika terjadi akhir dunia, manusia akan memiliki lebih banyak tempat berlindung. Chandra kembali menolak ajakan Robi, yang kali ini memutuskan untuk tidak membujuk lebih jauh.Di sekitar Gunung Bushu, para pendekar berkumpul dan mendiskusikan apa yang baru mereka ketahui. Mereka sadar bahwa Gunung Bushu, dengan kekayaan energi alamnya, adalah tempat yang harus mereka kuasai, dan tidak bisa diserahkan pada Suku Mistik yang datang dari wilayah tersegel. Sepanjang malam, mereka menyusun rencana, memutuskan untuk menyerang Gunung Bushu bersama-sama keesokan harinya.Keesokan paginya, saat matahari terbit, puluhan pendekar terbaik berkumpul di kaki gunung. Robi berdiri di depan, menjelaskan bahwa kekuatan Suku Mistik hanya terdiri dari sekitar dua puluh orang, kebanyakan berada di Tangga Langit Kesembilan, dengan ya

  • Jenderal Naga   Bab 1878

    Aura Waran terasa begitu dahsyat, membumbung tinggi di udara. Di momen itu, dia bergerak.“Pedang, datanglah!” serunya sambil mengulurkan tangan.Dari kejauhan, sebuah pedang panjang yang bersinar terang melesat ke arahnya. Dengan pedang di tangannya, Waran turun dari puncak gunung, melayangkan serangan pedang yang kuat, menghancurkan ratusan tebasan energi pedang yang menghujaninya.Saat itu, para pendekar terkuat di bumi seperti Klan Darah, Jamal, tiga sesepuh Sekte Dantra, Titan, Robi, Raja Guntur, dan Tiga Senior Dantra telah tiba. Mereka mengepung Waran, membuat pertempuran semakin sengit.Energi sejati bergejolak, tebasan pedang dan serangan energi melesat ke segala arah. Meskipun Waran sangat kuat, lawan-lawannya adalah para ahli Alam Kesembilan, termasuk Victor, leluhur Klan Darah, dan Jamal yang telah menembus dua lapis belenggu. Serangan mereka bersatu, membuat Waran kesulitan menahan gempuran.Di satu sisi, Jamal dengan pedang di tangan melesat cepat ke arah Waran, muncul di

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2243

    Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah

  • Jenderal Naga   Bab 2242

    Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena

  • Jenderal Naga   Bab 2241

    Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan

  • Jenderal Naga   Bab 2240

    Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan

  • Jenderal Naga   Bab 2239

    Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus

  • Jenderal Naga   Bab 2238

    Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu

  • Jenderal Naga   Bab 2237

    “Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali

  • Jenderal Naga   Bab 2236

    Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d

  • Jenderal Naga   Bab 2235

    Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status