Ragasta, dulunya adalah Gubernur Jenderal kota Diwangsa. Beberapa tahun lalu, dalam pemilihan, para perwakilan dari berbagai kekuatan besar berhasil disingkirkan, sehingga dia naik takhta dan menjadi Raja.Dari kinerjanya selama beberapa tahun terakhir, dia memang terbukti menjadi raja yang baik, memimpin negara dengan adil dan untuk kepentingan rakyat. Meskipun dia sekarang adalah Raja, Ragasta tetap sangat menghormati Raja sebelumnya, Dery dan Chandra. Tanpa Dery dan Chandra, Someria tidak akan berada di posisi seperti sekarang.Ragasta berjalan mendekat, duduk di samping, dan dengan senyum ramah menatap Chandra. "Raja Naga, sungguh jarang sekali kau datang berkunjung. Dalam beberapa tahun terakhir, ini pertama kalinya kau datang ke Istana Dewa Naga. Apa yang membawamu kemari?""Aku ingin menjadi Raja," Chandra langsung berbicara dengan tegas.Ragasta terdiam, terpaku dengan jawaban tersebut. Dia melirik ke arah Dery dengan wajah bingung. Dery pun menunjukkan ekspresi serius. Dia tid
Chandra juga menguasai organisasi pesilat kuno, Bima. Dia juga tahu tentang binatang-binatang buas yang bermutasi. Mendengar apa yang dikatakan Chandra, dia mulai mempercayai sebagian dari cerita tersebut. Namun, meminta Raja untuk turun tahta memang tidak bijaksana.Dery melanjutkan, "Masih ada sepuluh tahun lagi, waktunya cukup. Saat ini, situasi internasional sangat tegang. Banyak negara baru yang bermunculan, dan negara adidaya seperti Negara Milandia selalu mengawasi setiap gerakan Someria. Jika Raja turun tahta, Negara Milandia pasti akan ikut campur.""Kuharap kau bisa memahaminya."Mendengar hal itu, Chandra tenggelam dalam pikirannya. Kota Naga di Gurun Selatan memiliki wilayah yang luas, sebagian besar terdiri dari hutan lebat. Ini memang tempat yang sangat baik untuk dikembangkan, membangun kota-kota baru, dan mendirikan benteng-benteng pertahanan."Lakukan invasi," lanjut Dery.Dia memandang Chandra dengan serius dan berkata, "Saat ini, banyak negara yang berusaha merebut s
Semua mata tertuju pada Chandra. Dalam beberapa tahun terakhir, Chandra menghilang tanpa jejak, dan kini tiba-tiba muncul dengan mengatakan bahwa ada urusan besar yang harus dilakukan.Alex menatap Chandra dan bertanya, "Bos Chandra, urusan besar apa?""Ya, ini memang urusan besar," jawab Chandra, wajahnya mulai berubah serius saat dia melihat orang-orang di dalam vila, "Gurun Selatan, Kota Naga, akan mendeklarasikan kemerdekaan. Aku butuh bantuan kalian.""Apa?"Kata-kata Chandra mengejutkan banyak orang di ruangan itu. Kemerdekaan? Kota Naga akan merdeka?Semua orang tampak bingung, menatap Chandra dengan penuh keraguan. Jika Chandra ingin menjadi Raja, dia bisa melakukannya empat tahun yang lalu. Mengapa sekarang dia ingin memisahkan diri dan mendeklarasikan kemerdekaan Gurun Selatan?Orang-orang ini adalah orang kepercayaan Chandra sejak dulu, sangat dapat dipercaya. Chandra tidak menyembunyikan apapun dari mereka."Dunia ini akan berubah," kata Chandra dengan nada serius dan tegas
Dalam waktu tiga tahun yang singkat, Sandra berhasil menduduki posisi CEO. Chandra melihat jam dan menyadari bahwa waktu sudah hampir menunjukkan tengah hari."Aku selalu ingat, aku masih berutang satu kali makan padamu. Apa hari ini kamu punya waktu?" kata Chandra sambil tersenyum.Dia merasa agak sungkan untuk datang menemui Sandra lagi. Setiap kali ada masalah, dia selalu meminta bantuan Sandra. Namun, situasi kali ini sangat luar biasa, menyangkut kelangsungan hidup umat manusia, jadi dia datang meski dengan perasaan tidak enak.Sandra melirik jam dan tampak sedikit ragu, lalu berkata, "Sebenarnya ada rapat yang harus kuhadiri, tapi mengingat kau datang jauh-jauh ke Rivera hanya untuk mengajakku makan, kalau aku menolak, itu akan sangat tidak sopan."Sambil berkata begitu, Sandra bangkit dari tempat duduknya dan dengan elegan membuat gerakan mempersilakan, "Ayo, kita pergi."Chandra pun berdiri, dan mereka berdua meninggalkan kantor.Di Rivera, di sebuah restoran mewah yang menyaji
Sandra memiliki paras yang cantik, kepribadian yang menawan, dan kemampuan yang luar biasa. Selama tiga tahun terakhir, banyak pria yang mengejarnya. Namun, dia menolak semuanya. Di dalam hatinya, sudah ada seseorang yang tinggal, bagaimana mungkin ada ruang untuk orang lain? Namun, dia tahu bahwa dirinya dan Chandra tidak akan pernah memiliki kesempatan bersama.Setelah itu, mereka mengobrol ringan tentang berbagai hal. Karena keputusan Chandra kali ini mendadak dan masih banyak hal yang harus dia tangani, mereka hanya makan sedikit sebelum Chandra berpamitan kepada Sandra.Sandra kembali ke kantornya untuk mengurus pengunduran dirinya, sekaligus bersiap-siap untuk pergi ke ibu kota dan kembali memimpin Kelompok Niaga Baru. Sementara itu, Chandra pergi menemui Arya dan memberitahukan rencananya."Saudaraku, aku membutuhkan seseorang untuk memimpin Gurun Selatan, dan orang itu harus memiliki reputasi yang sangat besar. Kamu adalah seorang panglima militer, jadi kamu sangat cocok untuk
"Aku membutuhkan bantuan dari Kelompok Gunung Langit," kata Chandra dengan tegas.Tanpa berpikir panjang, Maniso menjawab, "Tidak masalah, aku akan mengirim putriku bersama beberapa murid Kelompok Gunung Langit untuk pergi ke Gurun Selatan dan membantumu menyelesaikan rencana sepuluh tahun ini."Maniso sangat mendukung Chandra.Chandra kemudian menatap Wanto dan melanjutkan, "Kelompok Gunung Langit juga tidak boleh berdiam diri. Dari apa yang aku pelajari, di masa depan, wilayah bumi akan meluas. Banyak daratan dan pegunungan baru akan muncul. Jika umat manusia ingin bertahan hidup, mereka harus menguasai cukup banyak wilayah. Kelompok Gunung Langit juga bisa menjadikan ini sebagai pijakan untuk membangun kota-kota. Mengenai hal-hal lain, lakukan saja, negara akan memberikan dukungan yang cukup."Wanto berdiri dan berkata, "Terima kasih atas informasi ini. Namun, aku masih memiliki beberapa pertanyaan yang ingin kutanyakan padamu, Chandra.""Silakan," jawab Chandra.Wanto bertanya, "Ka
Demi mendapatkan bantuan dari Kelompok Gunung Langit, Chandra akhirnya memberikan Metode Semesta kepada Wanto dari Kelompok Gunung Langit. Namun, yang dia berikan hanya versi yang telah disederhanakan, karena Chandra masih belum sepenuhnya percaya pada Wanto, dan di dalam hatinya ada sedikit kekhawatiran.Setelah menerima Metode Semesta, Wanto sangat bersemangat sampai tangannya bergetar. Bahkan Maniso pun penasaran tentang seperti apa teknik tersebut, meskipun dia tidak terlalu banyak bertanya, melainkan mengalihkan pembicaraan."Kak Chandra, kapan kamu akan berangkat ke Gurun Selatan?" tanya Maniso.Chandra menjawab, "Aku sudah siap, dan aku berencana segera berangkat ke Gurun Selatan. Setelah menyelesaikan masalah di Gurun Selatan, aku akan memberitahu para pesilat kuno di Someria mengenai segel yang sedang kita hadapi."Mendengar hal itu, Maniso menoleh kepada Maggie."Maggie," katanya."Ya, Ayah?" Maggie berdiri dengan penuh hormat."Aku ingin kamu memimpin sepuluh ribu murid Kelo
Pada saat itu, pintu ruang rapat terbuka. Seorang pria muda masuk. Dia seketika menjadi pusat perhatian semua orang di ruangan itu. Pria itu adalah Chandra, yang baru saja kembali dari Kelompok Gunung Langit.Di perjalanan, Chandra sudah mengatur rapat ini. Sementara itu, Paul sudah kembali ke Gurun Selatan beberapa hari sebelumnya untuk menyelidiki situasi di sana. Kini, Paul sudah mengetahui kondisi orang-orang di Gurun Selatan dengan sangat baik.Di dalam militer Gurun Selatan, sudah lama ada masalah internal. Chandra sudah lama ingin membereskannya, tetapi dia belum sempat melakukannya. Sekarang, karena dia akan mendirikan negara, pembersihan ini menjadi keharusan.Begitu Chandra masuk, semua orang langsung berdiri. Chandra berjalan ke depan, duduk di kursi utama, dan dengan gerakan tangan kecil, dia memberi isyarat kepada semua orang untuk duduk kembali."Raja Naga," kata Paul setelah semua orang duduk. Dia berdiri dan berjalan mendekati Chandra sambil menyerahkan sebuah berkas. "
Chandra melontarkan kata-katanya dengan pasrah. Padahal semua ini baru permulaan, tapi sudah terasa sangat kejam. Dia tidak bisa membayangkan, apa lagi yang harus dihadapi manusia bumi ke depannya. Malam ini, semua berjalan dengan tenang.Keesokan harinya. Chandra berdiri di depan Istana Kekaisaran Negara Naga ketika hujan hitam masih turun dari langit dengan intensitas yang lebih ringan. Tanah sudah ditutupi dengan air berwarna hitam dan samar-samar terlihat kabut dari air itu yang membumbung dan berkumpul di langit. Sayangnya, kabut itu tidak hilang dengan cepat dan akhirnya membuat langit terlihat suram dan gelap. Chandra hanya berdiri di depan aula sambil melihat air hitam di tanah dan awan hitam di atas langit. Dia bisa merasakan getaran kabut hitam di dalam tubuhnya. Pori-pori di tubuhnya meregang dan dia mulai menyerap kabut hitam ke dalam tubuhnya tanpa terlihat. Hal ini membuat kekuatan fisiknya meningkat, sekalipun peningkatannya tidak terlalu cepat. Chandra sadar kalau h
Chandra terus berada di Negara Naga sepanjang hari dengan raut wajah cemas ketika mendengar informasi dari seluruh dunia. Sampai akhirnya, hujan hitam kembali turun di sore hari. Keadaan seluruh jalanan tampak sepi, tidak ada satu pun orang yang berani keluar rumah setelah hujan hitam tadi malam. Untung saja, hujan hitam sore ini sifatnya tidak terlalu merusak seperti hujan hitam tadi malam. Di sebuah kota tertentu yang berada di Someria. Air di saluran bawah tanah sudah tampak menghitam. Ada banyak tikus yang mati di selokan dan bangkainya terapung di sana.Di sebuah sudut kota, seekor tikus raksasa muncul dengan panjang hampir setengah meter dan gigi bertaring. Ini adalah tikus yang bermutasi karena terkena hujan hitam. Virus yang tidak dikenal memasuki tubuh tikus dan membuat tubuhnya bermutasi menjadi sangat kuat. Tikus itu melompat dengan cepat dan muncul beberapa meter jauhnya masuk ke dalam selokan. Tubuhnya mengenai selokan dan langsung membuat retakan di dinding selokan. D
Nova menggenggam Chandra dengan kencang. Dia ingin selalu bersama Chandra melewati berbagai rintangan dan masa-masa tersulit bagi umat manusia bumi. Dia juga yakin, semuanya pasti akan berlalu dan kembali baik seperti sedia kala. “Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Mereka berdua pergi tanpa membawa Weni dan meninggalkan putri kecil mereka bersama keluarga Kurniawan di Rivera. Karena menurut mereka, keadaan Someria saat ini masih terbilang cukup aman, jadi Weni tidak akan berada dalam bahaya untuk sementara waktu. Walaupun mereka enggan untuk meninggalkan Weni, sayangnya mereka tidak memiliki waktu untuk mengurus Weni. Keesokan harinya. Chandra dan Nova sudah tiba di Negara Naga. Aula utama Istana Kekaisaran Negara Naga.Chandra memunculkan Istana Abadi lalu memanggil Arya, Paul serta Maggie yang berada di dalamnya. Selain itu, Chandra juga memanggil Delappan Naga Langit, Alex Gondo, Sandra dan yang lainnya. Puluhan pejabat tinggi Negara Naga saat ini berkumpul di aula utama.
Retakan yang muncul di langit terhubung dengan 3000 dunia yang tersegel. Para utusan hebat dari 3000 dunia lain muncul dari dalam retakan dan turun ke bumi. Raut wajah Chandra seketika berubah sangat serius setelah melihat peristiwa ini. Akhirnya, akhir dunia telah tiba. “Sayang.”Nova dan Chandra berdiri di halaman rumah. Dia langsung menggenggam tangan suaminya setelah melihat kemunculan sosok dari dalam retakan. Kemudian dia berkata dengan raut wajah khawatir, “Ada banyak prajurit utusan yang muncul di bumi. Hal ini pastinya bukanlah suatu pertanda baik bagi bumi.”Chandra menghela napas panjang lalu berkata, “Tidak ada cara lain dalam menghadapi semua ini. Kita hanya bisa maju selangkah demi selangkah.”Chandra sudah tahu sejak lama kalau hari ini akan tiba. Sebenarnya, dia sudah mempersiapkan banyak hal untuk menghadapi hari ini. Namun, dia sadar kalau semua persiapannya hanyalah sia-sia belaka setelah hari akhir ini benar-benar tiba di depan matanya. “Bagaimana ini? Apa yang
“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berdiri hendak masuk ke dalam rumah. Namun, tiba-tiba saja hujan turun dan air hujan menetes di wajahnya. Chandra mengulurkan tangannya dan melihat sesuatu yang sangat mengejutkan. Air hujan yang ada di telapak tangannya berwarna hitam. “Hujan hitam?”Chandra menatap langit gelap dengan ekspresi yang sangat serius. “Apa harinya sudah tiba?”Duar!Petir menyambar menembus awan. Srrr!Hujan turun dengan derasnya. Hujan ini berwarna hitam dan jatuh ke tanah sampai membuat sebagian tanah terkorosi disertai dengan kabut berwana hitam. “Ini?”Nova juga tidak kalah terkejutnya. Dia menyentuh wajahnya yang basah karena air hujan. Dia bisa melihat dengan jelas kalau air hujan yang turun berwarna hitam. Walaupun Nova adalah salah satu prajurit terkuat di bumi, dia masih bisa merasakan kalau air hujan hitam yang jatuh ke bumi bersifat korosi.“Sayang, apakah hujan hitam ini adalah malapetaka pertama yang akan muncul seperti yang kamu cerit
Si penjaga muncul dan memberikan kabar buruk bagi Chandra. Bumi akan dilanda malapetaka yang pertama dan menyebabkan kematian sepertiga manusia bumi yang berjumlah miliaran. Chandra sangat sedih setelah mendengarnya. Dia juga tidak tahu, apa yang akan terjadi setelah bencana pertama terjadi. Akhirnya, dia pergi menuju kediaman keluarga Kurniawan dengan perasaan sedih. Dia mendengar suara tawa dan obrolan riang dari dalam rumah sebelum dia masuk. Keluarga itu sepertinya sedang makan siang bersama. Tidak lama kemudian, seseorang membukakannya pintu setelah Chandra menekan bel. Orang yang membukakan pintu adalah Leon Kurniawan. Dia sempat tertegun sejenak ketika melihat sosok Chandra lalu dia berkata dengan gugup, “Cha ... Chandra, kamu sudah kembali? Silakan masuk.”“Kakek, Chandra sudah pulang. Nova, Chandra pulang!” seru Leon dengan suara yang menggema di seluruh penjuru ruangan. Seluruh keluarga Kurniawan langsung berdiri. Kemudian seorang gadis kecil dengan pakaian yang cantik b
Dia tidak tahu kalau orang-orang yang akan muncul kali ini adalah para prajurit utusan yang hebat yang tidak bisa dibandingkan dengan Anak Dewa maupun Dusky. Dia juga tidak tahu kalau bencana besar pertama akan segera menghampiri bumi. Saat ini, Chandra sedang berada di dalam pesawat menuju Rivera. Pesawat yang ditumpanginya mendarat di area militer Rivera. Dia bergegas turun dan keluar dari area militer untuk pergi menuju ke kediaman keluarga Kurniawan. Namun, sosok seorang perempuan tiba-tiba saja menghalangi langkah Chandra. Perempuan itu mengenakan gaun putih dengan rambut hitam panjang. Dia berdiri membelakangi Chandra. Kemudian perempuan itu berbalik dan memperlihatkan wajahnya yang cantik dan lembut. Chandra cukup terkejut lalu berkata, “Kak Penjaga? Kenapa Kakak ada di sini?”Sosok perempuan itu adalah Si Penjaga Pustaka Agung yang sedang menatap Chandra dalam lalu berkata, “Aku ke sini karena ada hal yang ingin kusampaikan padamu.”“Katakan saja, Kak,” balas Chandra dengan
Niskala adalah dunia pertama yang disegel dengan ukuran yang jauh lebih besar dari bumi. Seorang laki-laki tua sedang duduk di atas sebuah kursi kayu yang berada di depan sebuah rumah kayu di Niskala. Dia adalah manusia terkuat di Niskala dengan banyak gelar yang disematkan padanya yang juga merupakan guru dari Anak Dewa. Dia jugalah yang menciptakan jurus Pedang 4 Musim. Ada yang memanggilnya dengan sebutan Suhu 4 Musim, ada juga yang memanggilnya Orang Tua 4 Musim. Dia duduk di atas sebuah kursi kayu dan di depannya berdiri seorang pemuda berusia sekitar 25-26 tahun. Pemuda itu mengenakan jubah berwarna abu-abu dengan pedang di punggungnya.“Lampu jiwa Anak Dewa sudah padam. Itu artinya, dia sudah mati,” ujar Suhu 4 Musim.Kemudian dia kembali berkata dengan raut wajah marah, “Aku tidak tahu apa yang dilaluinya di bumi, tapi Anak Dewa adalah muridku yang paling kusayangi. Aku bisa merasakan akan muncul suatu keberuntungan di bumi, selain itu segel mereka juga akan segera terlepas.
Basita bisa memiliki keempat segel itu karena dia adalah manusia paling tua yang ada di bumi saat ini dan makhluk dari dunia lain sama sekali tidak berpikir akan kemungkinan hal seperti itu. “Oke,” jawab Chandra sambil mengangguk lalu mengambil keempat segel itu. “Apa rencanamu sekarang?” tanya Basita sambil menatap Chandra serius. Kemudian Chandra berkata, “Nova membawa Weni ke Rivera. Aku sangat sibuk sampai tidak sempat menghabiskan waktu bersama anakku selama beberapa tahun belakangan. Aku berencana untuk menghabiskan waktu bersama putriku di Rivera. Lagi pula, makhluk dunia lain juga tidak akan berani mengganggu manusia untuk sementara waktu.”“Beristirahatlah dulu. Kamu sudah terlalu sibuk selama bertahun-tahun,” balas Basita bijak. Pertemuannya dengan Basita kali ini, tidak sesuai dengan dugaannya. Pada awalnya, dia berencana untuk langsung menghancurkan para makhluk dari dunia lain yang berada di Kota Dusky setelah berdiskusi dengan Basita. Namun, Basita justru melarangnya.