Toni juga agak tidak memercayai Chandra. Sebab tempat yang dimaksud adalah Imperial Residences!Perlu diketahui bahwa Imperial Residences adalah tempat yang sangat amat terkenal akan kemisteriusannya. Jadi Toni mesti pergi langsung untuk memastikannya.Hardi mengendarai mobil, membawa Toni, Leon, Linda, Listya, dan Baim ke Imperial Residences.Baim adalah warga Rivera Utara, dia pun jarang mengunjungi Rivera. Hanya saja nama Imperial Residences sangatlah terkenal di Rivera Utara. Konon katanya rumah mewah itu bernilai ratusan triliun. Meski ada yang sanggup membelinya, mereka pun tidak bisa mendapatkannya.Tak lama kemudian, akhirnya mereka tiba di pusat kota Rivera. Di seberang sana terdapat sebuah gunung. Lingkungan di sekeliling terasa sangat elegan, dan udara juga sangat bersih.Di bagian kaki gunung terdapat sebuah kompleks perumahan mewah. Ketika melihat dari kejauhan, dapat terlihat ada taman bunga, lapangan golf, dan kolam renang yang mengelilingi perumahan-perumahan mewah. Ko
Linda langsung mengomel, “Chandra memang si*lan! Bagaimana ceritanya Kakek bisa percaya dengan omongan Chandra? Dia malah berkhayal ingin merayakan acara ulang tahun di Imperial Residences?”Wajah Toni langsung memerah. Dia sungguh merasa malu saat ini. Hanya saja Chandra sudah berjanji sebelumnya, dia bahkan mengatakan pemilik vila sudah mengizinkan mereka untuk mendekorasi vila terlebih dahulu.Toni menegakkan punggungnya dan berkata, “Apa kalian tahu apa yang sedang kalian katakan? Apa kalian tahu siapa yang suruh aku merayakan ulang tahun di sini?”“Dasar tua bangka! Pergi sana.” Para satpam mulai mengusir.“Emm, ada apa ini?”Pada saat ini seseorang berjas hitam dan berdasi biru datang dengan menggandeng seorang wanita seksi.“Pak Manajer,” sapa para satpam dengan hormat.Orang di depan mereka ini adalah manajer dari Imperial Residences. Dia berasal dari Keluarga Madani, memiliki latar belakang yang cukup besar.“Pak Manajer, ini ada Toni dari Keluarga Kurniawan. Katanya dia ingin
Sebagai wakil kepala tim kepolisian, sebenarnya Baim juga mahir dalam berkelahi. Dia sebenarnya sanggup untuk mengalahkan para satpam ini. Hanya saja, Baim tidak berani melawan.Sebab orang yang memerintah tadi adalah anggota Keluarga Madani, salah satu anggota dari Fiveprov Group.Menyinggung salah satu anggota dari Fiveprov Group berarti menyinggung seluruh Fiveprov Group. Jadi Baim pun tidak berani melakukannya. Anggota Keluarga Kurniawan yang dipukul pun terus berteriak meminta pengampunan.Jerry berjalan mendekat, lalu menginjak tubuh Toni. Dia menundukkan kepala dan menatapnya. “Aku dengar-dengar kamu adalah orang yang sangat mementingkan harga diri. Waktu itu kamu menggunakan undangan palsu untuk menghadiri acara upacara pelantikan Arya. Kali ini kamu malah cari masalah di Imperial Residences. Pergi sana! Awas kalau aku bertemu kamu lagi, aku pasti akan mematahkan kakimu.”“Si*lan!”Lucy meludah ke tubuh Leon dan memaki, “Meremehkanku? Menghinaku? Sekarang kamu malah dipukul s
Begitu Chandra memasuki rumah, Toni langsung melemparkan tongkat ke sisinya. Namun Chandra berhasil menghindar.“Kek, ada apa? Kenapa kamu emosi?”“Dasar ber*ngsek!” Toni sungguh emosi. Kenapa dia bisa percaya dengan omongan Chandra? Alhasil harga dirinya pun diinjak-injak.Seandainya kabar ini tersebar, nama Keluarga Kurniawan pun akan terkena imbas.Leon berdiri, lalu memaki sambil menunjuk Chandra, “Dasar kurang ajar! Kamu sengaja ingin mempermalukan Keluarga Kurniawan, ya?”“Chandra, mulai sekarang kamu bukan lagi menantu Keluarga Kurniawan.”“Dasar kurang ajar! Kamu makan dan tinggal gratis di sini, tapi kamu malah mempermalukan Keluarga Kurniawan!”Mereka semua mulai memarahi Chandra. Namun, Chandra masih kebingungan. Dia mengerutkan kening dan bertanya, “Kek, apa yang sebenarnya sudah terjadi?”“Kamu masih berani nanya?” Leon melayangkan tamparan.Chandra mengangkat kepalanya dan menahan pergelangan tangan Leon. Dia pun bertanya dengan pelan, “Meski aku akan mati hari ini, aku
Fiveprov Group memiliki perwakilan keluarga di setiap provinsi. Kota Rivera merupakan salah satu anggota dari Fiveprov Group. Sementara itu, keluarga yang mewakili Kota Rivera adalah Keluarga Winata.Keluarga Winata tidak berada di dalam jajaran Empat Keluarga Kaya, hanya saja aset kekayaannya lebih banyak daripada Empat Keluarga Kaya. Keberadaannya boleh dikatakan sangat penting di Kota Rivera.Doddy Winata, perwakilan Rivera dari Fiveprov Group, sedang rapat di perusahaan. Dia tiba-tiba mendapat panggilan dari Ketua.Dari dalam telepon, Ketua terdengar sangat emosi. Ketua Fiveprov Group pun menceritakan kembali apa yang terjadi.Setelah Doddy mengetahui masalah ini, dia pun langsung menghubungi Keluarga Madani. Kemudian, Doddy turun tangan langsung untuk menyeret Jerry, simpanannya, beserta puluhan satpam pergi ke Kediaman Kurniawan.Di Kediaman Kurniawan.Semua anggota Keluarga Kurniawan terlihat sangat muram.Leon spontan bertanya, “Baim, apa sudah ada kabar?”Baim tiba-tiba punya
Baim berjalan ke depan, lalu menendang tubuh Jerry.Tendangan Baim sangat kuat, Jerry pun bergulir di lantai.Hanya saja Jerry tidak berani mengoceh. Dia kembali berdiri dan berlutut di atas lantai.Leon juga kembali bersemangat. Dia dengan arogan berjalan ke sisi Lucy, lalu berjongkok dan mengangkat dagu Lucy.Saat ini Leon tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya. “Lucy, sebelumnya kamu meludahiku?”Lucy terkejut hingga sekujur tubuhnya gemetar. Dia memelas, “Kak … Kak Leon, aku tahu aku bersalah. Aku mohon lepaskan aku kali ini.”Leon langsung berdiri dan berteriak, “Satpam!”Dua orang satpam dari Kediaman Kurniawan berkata, “Pak Leon, ada perintah apa?”Leon menunjuk beberapa satpam yang sedang berlutut. “Pukul mereka!”“Baik!”Satpam-satpam mulai melayangkan tinjuan dan tendangan. Jerry, Lucy, dan belasan satpam seketika digebuki hingga babak belur.Suara teriak minta ampun terdengar keras di luar Kediaman Kurniawan.Saat ini Leon merasa sangat gembira, dan begitu pula dengan Bai
Mereka sekeluarga langsung menjilat Baim.Hanya dengan panggilan dari Baim, Sekretaris Jenderal pun langsung menyampaikannya kepada Jenderal.Kemudian, perwakilan Rivera dari Fiveprov Group, Doddy, langsung membawa orang-orang yang memukuli mereka untuk minta maaf.Sekarang Toni pun bisa mengadakan pesta ulang tahun di Imperial Residences. Dia sungguh gembira, dan segera mengadakan konferensi pers untuk menyebar kabar bagus ini.Pada saat yang sama, Hardi pun langsung sibuk untuk mencetak ulang kartu undangan dan mendekorasi lokasi pesta.Dari tadi Chandra terus berada di Klinik Mortal. Setelah melihat berita mengenai konferensi pers Toni, Chandra pun tahu bahwa masalah sudah diselesaikan.Chandra pun kembali ke Kediaman Kurniawan. Dia menekan bel, kemudian putri Hardi, Listya, yang membuka pintu.Sebelumnya dia tidak mengenal Chandra, tapi sekarang Chandra sudah mengenalnya.Begitu pintu dibuka, tampak Chandra sedang berdiri di depan pintu dengan melipatkan kedua tangannya dan meliha
Pada saat ini, sebuah mobil bisnis melewati.Seorang wanita berpakaian profesional dengan perawakan tinggi dan kulit putih berjalan menuruni mobil. Orang itu tak lain adalah Nova.Setelah Nova mengambil alih perusahaan, dia pun mulai memeriksa laporan keuangan, dan dia menyadari ada yang bermasalah dengan laporan keuangan tersebut. Itulah sebabnya Nova bisa datang ke sini.Siapa sangka begitu menuruni mobil, malah tampak Chandra sedang berdiri di depan Vila Kediaman Kurniawan.Nova terbengong sejenak, lalu berjalan ke sana. “Kek.”Begitu melihat Nova, raut wajah Toni tidak semuram tadi lagi, dia pun tersenyum, “Nova, kenapa kamu datang ke sini?”“Kek, ketika aku membereskan laporan keuangan perusahaan, aku menyadari ada yang menjanggal, makanya aku datang untuk bertanya.”“Ayo, kita bicarakan di dalam.”Toni bersikap sangat baik terhadap Nova. Hanya saja ketika melihat Chandra, raut wajah Toni langsung berubah. “Ikuti aku, selagi ada Nova, mari kita bicarakan masalah ini.”Nova meliri
Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala
Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s
Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m
Sasa menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Buah keberuntungan memang bagus, tapi kamu belum bisa menggunakannya sekarang. Selain itu, satu orang hanya boleh menggunakan satu buah. Lagi pula, kamu masih bisa menggunakan dua buah lainnya karena di rumah ini ada tiga buah keberuntungan. Jadi, bagaimana? Apa kamu mau aku ajari dengan syarat itu?”Chandra mengusap dagunya. Apa sebenarnya buah keberuntungan itu? Selain itu, Chandra merasa Sasa sedang berusaha mengelabuinya, tapi dia membutuhkan bantuan Sasa untuk mengajarinya beberapa jurus. Chandra menggertakkan giginya setelah berpikir sejenak lalu menyetujui syarat yang diajukan Sasa. “Oke, aku setuju.”“Hehe, bagus kalau begitu,” ujar Sasa sambil tertawa puas lalu menghilang dalam sekejap mata. Sepuluh detik kemudian, Sasa muncul sambil membawa buah berwarna putih yang sedikit lebih besar dari apel di tangannya. Cahaya yang misterius tampak mengalir di buah itu yang tampak sangat misterius. Sasa memegang buah itu dengan wajah
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni
Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal
Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki