Kakek meminta Chandra untuk menunggu beberapa hari di Rivera sampai ayahnya datang menemuinya. Dia akan langsung pergi bersama Nova setelah menanyakan perihal ibunya kepada ayahnya jika ayahnya itu benar-benar akan datang menemuinya. “Oke, kalau begitu aku tidak akan mengantarmu pergi sekarang. Haha,” ujar Grace dengan nada bergurau. *** Chandra langsung menghubungi Sonia setelah dia berpamitan dengan Grace. Sonia masih berada di Rivera dan belum kembali ke ibu kota ketika Chandra menghubunginya. Bagaimanapun juga, Sonia adalah perempuan cerdas. Jadi, dia tahu kalau Nova dan Chandra pasti akan segera menikah setelah ingatan Nova pulih. Kemungkinan besar, kedua orang itu juga akan pergi mengasingkan diri. Lagi pula, Nova selalu ingin hidup dengan tenang dalam pengasingan. Selain itu, keadaan di Someria juga relatif aman dan damai. Jadi, tidak ada alasan lagi bagi mereka berdua untuk tetap berada di sini. Sekarang, Sonia sedang menunggu Chandra menghubunginya untuk mengucapkan kalima
Chandra pergi menemui semua orang dan berpamitan dengan mereka semua. Tidak lupa, dia juga menemui Kadir untuk berpamitan dengan laki-laki itu. Kemudian dia juga pergi menemui Arya dan minum bersama. Chandra berhasil meluruskan seluruh masalahnya dalam waktu satu hari saja. Sekarang, tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkannya. Dia tidak pernah merasa sesantai ini dengan perasaan yang sangat tenang. Di Imperial Residence. “Bos!”Paul turun ke lantai bawah sambil membawa koper di tangannya. Dia bergegas menghampiri Chandra yang sedang duduk di ruang tamu sambil merokok. “Bos, aku mau pergi berlibur dulu dengan Senny kalau memang kamu masih belum berangkat. Oh iya, kalian berdua berencana pergi ke mana?” tanya Paul. Chandra menatap Paul dan Shenny yang menghampirinya lalu berkata sambil tersenyum, “Kami akan tinggal selama beberapa hari lagi di Rivera. Kalian sekarang, pergi saja dulu. Lagi pula, aku juga belum ada rencana ingin pergi ke mana. Mungkin aku akan mengikuti ke mana kaki
Nova hanya duduk di sebelah Chandra tanpa mengucapkan sepatah kata pun dari mulutnya. Dia hanya mendengarkan ocehan dari ayah mertuanya tanpa merespons semua itu. Akhirnya, Chandra menatap Rudi dan Robi lalu berkata, “Kakek, Papa, aku sama sekali tidak tertarik dengan semua itu. Tapi, aku juga tidak berniat untuk menghentikan rencana kalian. Kalian lakukanlah apa yang kalian inginkan. Karena aku dan Nova berencana untuk hidup dalam pengasingan.”Robi tampak kecewa setelah mendengar perkataan Chandra lalu berkata, “Chandra, Kakek harap kamu bisa membantu Kakek. Bagaimanapun juga, kamu adalah orang yang terdekat dengan Alam tingkat Sembilan dalam keluarga kita. Sekarang, keluarga Atmaja memiliki banyak sekali musuh, termasuk Raja Januar, Basita dan orang-orang kuat dari klan Darah. Selain itu, ada banyak orang yang berhasil meningkatkan kekuatan mereka setelah Naga terbunuh. Dengan begitu, orang-orang kuat baru akan segera terlahir di dunia ini. Keluarga Atmaja tidak akan bisa mencapai
Tiga tahun kemudian, di sebuah pegunungan di Someria. Seorang laki-laki sedang berjalan melewati pegunungan dengan membawa keranjang bambu di punggungnya. Dia memegang sabit di tangannya dengan mengenakan pakaian yang sangat sederhana. Bahkan dia mengenakan jerami sebagai alas kakinya. Keranjang bambu di punggungnya sudah dipenuhi dengan berbagai macam tumbuhan yang dia cabut sendiri. “Tumbuhan obat apa itu?”Laki-laki itu tiba-tiba saja melihat cahaya redup berwarna hijau. Walaupun cahaya itu redup, dia tahu kalau cahaya itu berasal dari tumbuhan kecil di kejauhan. Dia juga memiliki penglihatan yang cukup baik karena dia bisa melihat tumbuhan kecil yang berada ratusan meter dari tempat dia berada saat ini. Dia menggumamkan sesuatu lalu melompat dan terbang menuju tebing yang berada di kejauhan dalam sekejap mata. Dia melayang di udara di atas tebing sambil menatap tumbuhan kecil yang menarik perhatiannya sejak tadi. Tumbuhan ini tidaklah besar dan terlihat seperti anggrek. Tumbuh
“Oh iya, Nova ….”Chandra teringat akan tanaman yang ditemukannya di pegunungan. Dia bergegas mengeluarkan tanaman itu dari keranjang bambunya lalu menyerahkannya kepada Nova. “Bahan obat apa ini?” tanya Nova bingung. Kemudian dia mengambil tanaman itu dan memperhatikannya dengan teliti. Seketika, ekspresi kaget muncul di wajahnya yang cantik. “Sungguh energi langit dan bumi yang kuat,” ujar Nova. “Benar sekali! Aku sudah sering naik gunung dan mengumpulkan tanaman obat selama 3 tahun belakangan. Tapi, aku belum pernah menemukan tanaman yang mengandung energi langit dan bumi seperti ini sebelumnya. Sayangnya, tanaman ini tidak ada di dalam buku pengobatan mana pun. Apa mungkin tanaman ini ada di dalam Kitab Racun?” ujar Chandra bingung. Nova kembali memegang tanaman itu lalu memeriksanya dan berkata, “Aku nggak tahu sama sekali tentang tanaman obat ini.”“Baiklah, kalau begitu aku akan menanamnya dulu,” ujar Chandra.“Oke,” balas Nova sambil mengangguk lalu menyerahkan tanaman itu
Nova hanya makan sedikit lalu kembali ke dalam rumah untuk mempelajari hal-hal yang perlu diketahui sebelum melahirkan. Chandra dan Kadir masih minum di luar rumah.Chandra langsung membungkuk seraya berbisik setelah melihat Nova masuk ke dalam rumah, “Kak Kadir, tadi kamu bilang kalau muncul masalah di dunia Seni Bela Diri Kuno. Memangnya muncul masalah apa di sana?”Chandra tidak pernah terlibat dalam masalah apa pun yang terjadi di dunia Seni Bela Diri Kuno selama beberapa tahun terakhir. Jadi, dia juga tidak mengetahui bagaimana perkembangan situasi di sana. Selama tiga tahun terakhir, Chandra mempelajari ilmu pengobatan tradisional, seni bela diri, metode Semesta serta hukum Semesta. Dia menjalani kehidupan yang sangat santai di tempat pengasingannya ini. Namun sering kali, dia merasa bosan dengan kehidupannya ini. Kadir langsung melirik ke sekitarnya lalu menjawab pertanyaan Chandra dengan berbisik, “Aku juga belum pernah menanyakan keadaan di dunia Seni Bela Diri Kuno selama be
Namun, ternyata kakeknya juga melakukan terobosan yang sama. Chandra benar-benar tidak pernah menyangka hal tersebut akan terjadi. “Selain itu, muncul banyak sekali orang-orang kuat di Someria yang membentuk berbagai macam sekte.”“Oh iya, kamu masih ingat Sonia Atmaja, kan?” tanya Kadir tiba-tiba. Chandra langsung menatap Kadir lalu berkata, “Apa yang terjadi dengannya?”Kemudian Kadir berkata, “Gadis itu bukanlah gadis biasa. Dia terus mengasingkan diri selama tiga tahun belakangan setelah berhasil mendapatkan Naga Yu dan darah Naga. Namun tiba-tiba saja, dia muncul tiga bulan yang lalu dan menyatakan diri lepas dari keluarga Atmaja. Selain itu, dia juga tidak lagi menggunakan nama keluarga Atmaja dan meminta orang-orang untuk memanggilnya Sonia saja.”“Dia juga membuat koloni dan membangun istananya sendiri yang bernama Istana Gugur Bunga. Sekarang, para Prajurit Kuno memanggilnya dengan Sonia dari Istana Gugur Bunga.”Chandra langsung termenung setelah mendengar cerita Kadir. Bag
Chandra terguncang cukup lama setelah mendengar penjelasan Kadir tentang keadaan dunia Seni Bela Diri Kuno. Sepertinya, akar dari masalah ini adalah terbunuhnya Naga sampai membuat keadaan saat ini benar-benar kacau.“Oh iya, bagaimana dengan klan Darah? Apa yang mereka lakukan dalam 3 tahun ini?” tanya Chandra. “Klan Darah tidak suka menunjukkan kemampuan mereka dan lebih suka bersembunyi, kecuali Raja Darah Pertama. Karena dialah sosok dari klan Darah yang paling sering muncul ke sana ke mari, sedangkan orang-orang kuat lainnya dari klan Darah lebih memilih untuk bersembunyi. Sepertinya karena orang-orang kuat dari Klan Darah tidak memiliki kemampuan sehebat Raja Darah Pertama, jadi mereka takut dengan para prajurit dari Someria. Akhirnya, mereka memilih untuk bersembunyi.”“Oh, ternyata begitu. Tapi, aku tidak tertarik untuk mengurus permasalahan di sana. Bagaimanapun juga, aku sudah cukup puas hidup dalam kebebasan dan kedamaian seperti ini,” balas Chandra. “Apa kamu yakin bisa m
Waktu yang tersisa untuk bumi kini hanya tinggal enam tahun. Enam tahun lagi, kiamat akan datang. Saat ini, manusia di bumi sama sekali belum memiliki kemampuan untuk menghadapi akhir dunia. Satu Alam Niskala saja sudah membuat manusia di bumi berada di ambang keputusasaan. Jika segel itu terbuka, dunia-dunia lain seperti Alam Niskala akan menyatu dengan bumi, dan itulah saat yang benar-benar menjadi akhir bagi umat manusia. Apalagi, makhluk-makhluk Alam Niskala yang muncul sekarang hanyalah yang terlemah. Para makhluk terkuat tidak bisa melewati segel untuk muncul di bumi. “Hal yang paling mendesak sekarang adalah membereskan makhluk-makhluk Alam Niskala yang sudah muncul di bumi, demi memberi waktu bagi umat manusia untuk berkembang,” pikir Chandra dalam hati. Dia sudah memiliki rencana. Namun, untuk mewujudkan semua itu terasa seperti tugas yang mustahil. Satu Jayhan dan satu Jaymin saja sudah sangat merepotkan, belum lagi, berdasarkan informasi yang dia dapatkan, sekar
Tiga tahun telah berlalu, kini Chaca sudah berusia empat tahun. Chandra merasakan rindu pada putrinya. ia sadar, dirinya bukanlah seorang ayah yang baik. Memikirkan hal itu, Chandra hanya bisa menghela napas panjang. Tak lama kemudian, dia meninggalkan Gunung Langit. Chandra menuju kota terdekat dari Gunung Langit untuk membeli sebuah ponsel dan langsung masuk ke forum pesilat. Chandra mulai mencari tahu apa saja yang telah terjadi selama tiga tahun terakhir. Melalui pembahasan di forum, Chandra mengetahui bahwa tiga tahun lalu dia hampir saja berhasil membunuh Jayhan. Namun, Jayhan terlalu kuat. Meski Chandra telah menggunakan ilmu pamungkas hingga tubuhnya hancur dan jiwanya lenyap, dia tetap gagal membunuh Jayhan. Namun, perlawanan itu membuat Jayhan terluka parah. Setelah itu, Robi bersama anak buahnya berhasil menangkap Jayhan hidup-hidup. Meski Jayhan tidak dibunuh, dia dipenjarakan. Alasannya, Jayhan memiliki latar belakang yang sangat besar. Jika dia dibunuh sembara
Bagi seorang penjaga yang pernah mengalami Zaman Kegelapan, keadaan saat ini terasa seperti masa yang damai. Penjaga itu tidak menjelaskan dengan rinci seperti apa kondisi dunia luar sekarang. Namun, hal ini cukup membuat Chandra merasa lega. Jika penjaga tidak merasa perlu mengkhawatirkan keadaan di luar, berarti dunia luar masih relatif tenang. “Penjaga, bagaimana caranya agar aku bisa hidup kembali?” Chandra memandang penjaga itu dengan penuh harapan. Ia sangat ingin hidup kembali, ingin keluar dari tempat ini dengan tubuh yang baru. Penjaga itu melirik Chandra sejenak, lalu menggerakkan tangannya dengan santai. Seketika, Chandra merasakan tubuh jiwanya terangkat, seakan tidak terkendali, perlahan melayang ke arah tubuh di tanah. Di saat yang sama, tangan penjaga memunculkan simbol-simbol misterius. Ia mulai melafalkan mantra yang tidak dipahami Chandra. Satu per satu simbol itu masuk ke dalam tubuh Chandra yang terbaring. Sekitar lima menit berlalu. Chandra, yang terbar
Chandra terdiam sejenak, lalu berkata, “Apa ini tentang suku di dalam tempat penyegelan?” Penjaga menggeleng pelan. “Lupakan. Kalau aku jelaskan sekarang, kamu tidak akan mengerti. Nanti aku akan memberitahumu. Untuk sekarang, aku membawamu ke sini karena aku berniat menggunakan Teratai Iblis ini untuk membentuk kembali tubuhmu.” “Apa?” Chandra tertegun. Ia memandang bunga teratai yang mengeluarkan kabut hitam di depannya, lalu bertanya, “Menggunakan bunga ini untuk membentuk kembali tubuhku?” “Benar.” Penjaga itu mengangguk. “Bunga ini didapatkan dengan susah payah oleh leluhur Bumi. Bunga ini terkait dengan rencana besar yang luar biasa. Namun, aku belum bisa memberitahumu banyak sekarang. Terlalu banyak yang kukatakan hanya akan membebani pikiranmu. Yang bisa kukatakan adalah kamu mendapatkan peluang besar dan keberuntungan yang luar biasa.” Dia berbalik menatap Teratai Iblis. “Bunga ini dulu milik seorang ahli super yang kekuatannya melampaui bayanganmu. Jika aku menggunak
Tugas seorang prajurit adalah melindungi rakyat. Itulah tanggung jawab dan kewajiban yang telah terasah selama lebih dari sepuluh tahun Chandra menjalani kehidupan sebagai seorang pejuang. Jika semua orang hanya memilih mundur dan tidak ada yang berani maju, dunia ini akan hancur. “Ya,” Sang Penjaga mengangguk pelan. Dia setuju dengan apa yang dikatakan Chandra. Sejak zaman purba, berkat keberadaan orang-orang seperti itu lah, Bumi bisa tetap terjaga hingga sekarang. “Penjaga, apakah aku masih punya harapan untuk hidup?” Chandra, yang kini hanya berupa tubuh astral, memandang sang Penjaga dengan penuh harap. Dia tidak ingin mati. Masih banyak hal yang harus dia lakukan, masih banyak hal yang belum selesai. “Masih ada harapan,” ujar Penjaga dengan suara pelan. “Namun, dengan hidupmu yang baru nanti, tanggung jawabmu akan menjadi lebih besar, dan tekanan yang kau rasakan akan jauh lebih berat.” Chandra, tanpa ragu, berkata, “Aku siap menanggung semuanya.” Sang Penjaga melamb
Orang itu adalah Penjaga Pustaka Agung. Dia menyaksikan kondisi Istana Bunga yang kini telah menjadi puing-puing. Pada wajahnya yang samar dan tak nyata, tersirat sebuah ekspresi penuh keikhlasan bercampur pilu. “Demi bangsa dan rakyat, dengan semangat leluhur bumi, dunia ini membutuhkan orang-orang seperti dirimu. Jika semua orang hanya memikirkan keselamatan dirinya, bumi ini tak akan disegel di masa lalu, tetapi benar-benar lenyap,” gumam sang Penjaga dengan suara pelan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. “Tiga jiwa, tujuh roh, berkumpullah.” Tangannya yang samar mulai bergerak, menciptakan formasi tanda yang misterius. Seketika, sebuah kekuatan tak kasat mata terpancar dari tangannya, menyebar ke seluruh penjuru bumi hingga mencapai area Istana Bunga. Di tengah puing-puing itu, titik-titik cahaya putih perlahan berkumpul di udara, membentuk sebuah bayangan yang tak nyata. Bayangan itu melesat cepat, meninggalkan area tersebut, bergerak menuju arah Gunung Langi
Gunung tempat Istana Bunga berdiri hancur dalam sekejap, lenyap menjadi abu. Puluhan kilometer di sekitarnya berubah menjadi puing-puing tanpa ada tanda-tanda kehidupan yang tersisa. “Apakah Chandra sudah mati?”“Apakah dia menggunakan teknik pamungkas untuk membasmi musuh?” Bisikan penuh kebingungan terdengar di antara orang-orang yang selamat. Setelah keadaan mulai tenang, para pesilat yang sebelumnya melarikan diri kembali ke lokasi, berharap menemukan Chandra di tengah reruntuhan. Di antara puing-puing, terdengar suara batu yang bergerak. Sosok seorang pria yang bersimbah darah perlahan bangkit. Dia duduk di atas batu besar, terengah-engah sambil memegangi luka-lukanya. “Sialan! Hampir saja aku mati karenanya,” gumam Jayhan dengan nada berat. Wajahnya muram. Jayhan tidak pernah menyangka Chandra akan menyerangnya tiba-tiba. Jarak yang terlalu dekat dan kurangnya kewaspadaan membuatnya terkena serangan langsung. Meski kekuatan Jayhan luar biasa, serangan itu hampir mere
"Bagaimana mungkin? Kenapa ada aura yang begitu kuat?" Semua orang merasakan kehadiran aura menakutkan dari puncak gunung. Mereka semua diliputi rasa ngeri yang membuat bulu kuduk merinding. Krak... Krak... Krak. Di bawah tekanan aura tersebut, pegunungan tempat Istana Bunga berdiri mulai menunjukkan tanda-tanda keretakan. Orang- orang di kaki gunung berubah wajah seketika. "Celaka! Cepat lari!" Dengan panik dan wajah pucat pasi, mereka bergegas melarikan diri. Di puncak gunung. Chandra sedang menggabungkan dua aliran energi murni di dalam tubuhnya. Kedua energi tersebut menyatu menjadi kekuatan baru yang sangat luar biasa. Dia berusaha keras mengendalikan kekuatan itu, tetapi kekuatan tersebut terlalu besar, terlalu mengerikan. Begitu besar hingga hampir tidak mampu Chandra kendalikan. "Hahaha!" Jayhan tertawa terbahak-bahak, penuh kegilaan. Kekuatan ini luar biasa. Seseorang yang bahkan belum mencapai tingkat Alam Mahasakti mampu menunjukkan teknik sehebat ini. Ini bu
Jayhan sangat cemas. Dia sangat ingin tahu tentang ilmu yang dipelajari Chandra. Dia tahu, nenek moyang Bumi pernah melahirkan banyak pesilat hebat, dan para pesilat itu meninggalkan ilmu-ilmu luar biasa. Jayhan curiga Chandra telah mendapatkan salah satu ilmu tertinggi itu. Sementara itu, Chandra tampak berpikir serius. Dia belum mengambil keputusan. Melihat Chandra ragu-ragu, Jayhan segera berkata, “Tenang saja, aku selalu menepati janji. Setelah kau memberikan ilmu itu kepadaku, aku akan melindungimu. Bahkan setelah segel Bumi terbuka, aku pastikan kau akan hidup dengan baik.” Namun, kekhawatiran Chandra bukan tentang memberikan ilmu itu, melainkan apakah ia bisa menggunakan ilmu pamungkasnya untuk membunuh Jayhan. Jayhan sangat kuat, bahkan terlalu kuat. Jika Jayhan sedikit saja waspada, rencananya pasti gagal. Untuk membunuh Jayhan, Chandra butuh membuatnya benar-benar lengah. Dia sadar, menggunakan Sangkar Kosmik begitu saja tidak akan berhasil. Jayhan pasti akan bers