Nova hanya makan sedikit lalu kembali ke dalam rumah untuk mempelajari hal-hal yang perlu diketahui sebelum melahirkan. Chandra dan Kadir masih minum di luar rumah.Chandra langsung membungkuk seraya berbisik setelah melihat Nova masuk ke dalam rumah, “Kak Kadir, tadi kamu bilang kalau muncul masalah di dunia Seni Bela Diri Kuno. Memangnya muncul masalah apa di sana?”Chandra tidak pernah terlibat dalam masalah apa pun yang terjadi di dunia Seni Bela Diri Kuno selama beberapa tahun terakhir. Jadi, dia juga tidak mengetahui bagaimana perkembangan situasi di sana. Selama tiga tahun terakhir, Chandra mempelajari ilmu pengobatan tradisional, seni bela diri, metode Semesta serta hukum Semesta. Dia menjalani kehidupan yang sangat santai di tempat pengasingannya ini. Namun sering kali, dia merasa bosan dengan kehidupannya ini. Kadir langsung melirik ke sekitarnya lalu menjawab pertanyaan Chandra dengan berbisik, “Aku juga belum pernah menanyakan keadaan di dunia Seni Bela Diri Kuno selama be
Namun, ternyata kakeknya juga melakukan terobosan yang sama. Chandra benar-benar tidak pernah menyangka hal tersebut akan terjadi. “Selain itu, muncul banyak sekali orang-orang kuat di Someria yang membentuk berbagai macam sekte.”“Oh iya, kamu masih ingat Sonia Atmaja, kan?” tanya Kadir tiba-tiba. Chandra langsung menatap Kadir lalu berkata, “Apa yang terjadi dengannya?”Kemudian Kadir berkata, “Gadis itu bukanlah gadis biasa. Dia terus mengasingkan diri selama tiga tahun belakangan setelah berhasil mendapatkan Naga Yu dan darah Naga. Namun tiba-tiba saja, dia muncul tiga bulan yang lalu dan menyatakan diri lepas dari keluarga Atmaja. Selain itu, dia juga tidak lagi menggunakan nama keluarga Atmaja dan meminta orang-orang untuk memanggilnya Sonia saja.”“Dia juga membuat koloni dan membangun istananya sendiri yang bernama Istana Gugur Bunga. Sekarang, para Prajurit Kuno memanggilnya dengan Sonia dari Istana Gugur Bunga.”Chandra langsung termenung setelah mendengar cerita Kadir. Bag
Chandra terguncang cukup lama setelah mendengar penjelasan Kadir tentang keadaan dunia Seni Bela Diri Kuno. Sepertinya, akar dari masalah ini adalah terbunuhnya Naga sampai membuat keadaan saat ini benar-benar kacau.“Oh iya, bagaimana dengan klan Darah? Apa yang mereka lakukan dalam 3 tahun ini?” tanya Chandra. “Klan Darah tidak suka menunjukkan kemampuan mereka dan lebih suka bersembunyi, kecuali Raja Darah Pertama. Karena dialah sosok dari klan Darah yang paling sering muncul ke sana ke mari, sedangkan orang-orang kuat lainnya dari klan Darah lebih memilih untuk bersembunyi. Sepertinya karena orang-orang kuat dari Klan Darah tidak memiliki kemampuan sehebat Raja Darah Pertama, jadi mereka takut dengan para prajurit dari Someria. Akhirnya, mereka memilih untuk bersembunyi.”“Oh, ternyata begitu. Tapi, aku tidak tertarik untuk mengurus permasalahan di sana. Bagaimanapun juga, aku sudah cukup puas hidup dalam kebebasan dan kedamaian seperti ini,” balas Chandra. “Apa kamu yakin bisa m
“Jangan asal bicara begitu. Perempuan itu pasti teman Pak Faldo di dunia Seni Bela Diri Kuno. Kekuatannya pasti sangat luar biasa.”Orang-orang terus membicarakan kedatangan Sonia ke acara ulang tahun Faldo. Faldo juga cukup terkejut ketika melihat kedatangan Sonia ke rumahnya. Bagaimanapun juga, dia mengenal siapa Sonia yang merupakan anggota keluarga Atmaja yang membuang nama keluarga Atmaja lalu membangun Istana Gugur Bunga yang sangat megah. Lalu kenapa Sonia tiba-tiba datang ke sini?Faldo bergegas menghampiri Sonia lalu bertanya dengan ramah, “Yang Mulia dari Istana Gugur Bunga tiba-tiba datang ke sini sungguh membuat saya terkejut. Kalau begitu, sekarang silakan duduk dulu.”Akhir-akhir ini, Istana Gugur Bunga telah menjadi buah bibir dari banyak orang, jadi rasanya tidak mungkin jika Faldo tidak mengenal sosok Sonia. Dia juga mengira kedatangan Sonia ke rumahnya adalah untuk merayakan hari ulang tahunnya tanpa ada maksud lainnya. Sonia hanya melirik Faldo dingin lalu mengulurk
Akhirnya, Chandra kembali mendapatkan vitalitasnya. Hal ini tentu saja membuat Chandra riang bukan kepalang.“Nova!” teriak Chandra sambil berlari kembali ke rumah kayunya dengan tergesa-gesa. Di halaman, Nova sedang duduk di kursi sambil membaca buku seputar kehamilan dan melahirkan dengan sangat serius. Dia langsung memutar matanya setelah melihat Chandra yang tergesa-gesa menghampirinya. “Kamu ini sudah tua, tapi masih saja ceroboh,” ujar Nova. “Bukan begitu, aku akhirnya berhasil meningkatkan energi sejatiku lagi setelah menyerap energi dari tanaman yang baru saja kutanam itu. Sekarang, aku mau ke gunung belakang dulu untuk melihat apa mungkin aku bisa menerobos masuk ke dalam Alam tingkat Sembilan atau tidak,” balas Chandra antusias yang sebelumnya tidak pernah berhasil menerobos masuk ke dalam Alam tingkat Sembilan. “Sudah, pergi sana,” ujar Nova memberikan izin. Chandra dengan cepat berbalik dan pergi menuju gunung belakang setelah Nova memberinya izin. Tidak lama kemudian,
Chandra merenung di dalam rumah. Apa yang harus dilakukannya agar bisa menembus masuk ke dalam Alam tingkat Sembilan. Rasanya saat ini, Chandra ingin sekali menemui orang-orang yang sudah masuk ke dalam Alam tingkat Sembilan seperti, Akasa, Basita dan Raja Januar untuk menanyakan apa yang mereka lakukan untuk bisa masuk ke dalam Alam tingkat Sembilan. Bahkan dia juga sangat ingin menemui kakeknya. Karena kakeknya sekarang sudah lebih unggul darinya dengan berhasil masuk ke dalam Alam tingkat Delapan Setengah. “Sayang,” panggil Nova sambil melangkah masuk ke dalam rumah. Chandra langsung mendongak dan menatap Nova lalu berkata, “Ya, Nova.”Kemudian Nova duduk di samping Chandra lalu berkata, “Anak kita sebentar lagi akan lahir.”Chandra mengangguk lalu berkata, “Ya, aku tahu. Aku pasti akan menemanimu dan tidak akan pergi ke mana pun sampai anak kita lahir. Lagi pula, aku sudah terbiasa hidup dalam ketenangan dan kedamaian seperti ini setelah tiga tahun berlalu.”Chandra memang menga
Di dalam halaman rumah.Nova terus menatap Chandra, sampai akhirnya Chandra berkata, “Aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi.”“Apa yang sebenarnya terjadi di istana Gugur Bunga?” tanya Nova.Kemudian Chandra menceritakan tentang keadaan dunia Seni Bela Diri Kuno yang diceritakan Kadir kepadanya. Nova pun langsung mengerutkan keningnya setelah mendengar perkataan Chandra. “Apa tujuan Sonia sebenarnya sampai dia menyakiti orang lain dan meminta orang itu untuk mencarimu?” tanya Nova bingung. Chandra langsung melambaikan tangannya lalu berkata, “Aku juga nggak tahu apa tujuannya. Sudahlah, angin di luar cukup kencang, lebih baik aku mengantarmu masuk dulu ke dalam rumah. Setelah itu, baru aku keluar lagi melihat keadaan di sana.”“Kamu nggak boleh pergi ke mana pun. Kamu juga berjanji padaku kalau kamu nggak akan menanyakan apa pun tentang dunia Seni Bela Diri Kuno. Lagi pula, kemampuan medis Kak Kadir juga sangat mumpuni. Hal mudah baginya untuk bisa menyembuhkan satu orang itu,”
“Tidak mungkin seperti itu?”“Kenapa tidak mungkin? Chandra, aku yakin kalau Sonia memiliki niat jahat. Jadi, kamu jangan pernah menemuinya diam-diam ataupun mengikuti kemauannya,” ujar Nova cemas. “Mana mungkin aku bisa bertindak sebodoh itu?” balas Chandra.“Chandra, aku merasa kalau kamu nggak akan mungkin bisa menang melawan permainan yang sudah direncanakannya,” ujar Nova serius. Nova benar-benar mengenal sosok Sonia. Nova ingat, Sonia melakukan banyak sekali trik untuk menaikkan posisinya dan menjadi kepala keluarga Atmaja ketika dia berada di kediaman keluarga Atmaja di Diwangsa. Selain itu, dia juga menggunakan segala cara untuk membantu Chandra membangun kamar dagang. Bahkan dia mampu membujuk dan memaksa keluarga Luandi dan keluarga Iskandar saat itu. “Oke, aku mengerti. Aku pun punya penilaianku sendiri terhadapnya,” balas Chandra. “Kamu masih mau maju?” tanya Nova dingin. “Bukan begitu, Nova. Aku akan mengikuti perkataanmu dan menjauh dari Sonia,” balas Chandra. “Bagu
Waktu yang tersisa untuk bumi kini hanya tinggal enam tahun. Enam tahun lagi, kiamat akan datang. Saat ini, manusia di bumi sama sekali belum memiliki kemampuan untuk menghadapi akhir dunia. Satu Alam Niskala saja sudah membuat manusia di bumi berada di ambang keputusasaan. Jika segel itu terbuka, dunia-dunia lain seperti Alam Niskala akan menyatu dengan bumi, dan itulah saat yang benar-benar menjadi akhir bagi umat manusia. Apalagi, makhluk-makhluk Alam Niskala yang muncul sekarang hanyalah yang terlemah. Para makhluk terkuat tidak bisa melewati segel untuk muncul di bumi. “Hal yang paling mendesak sekarang adalah membereskan makhluk-makhluk Alam Niskala yang sudah muncul di bumi, demi memberi waktu bagi umat manusia untuk berkembang,” pikir Chandra dalam hati. Dia sudah memiliki rencana. Namun, untuk mewujudkan semua itu terasa seperti tugas yang mustahil. Satu Jayhan dan satu Jaymin saja sudah sangat merepotkan, belum lagi, berdasarkan informasi yang dia dapatkan, sekar
Tiga tahun telah berlalu, kini Chaca sudah berusia empat tahun. Chandra merasakan rindu pada putrinya. ia sadar, dirinya bukanlah seorang ayah yang baik. Memikirkan hal itu, Chandra hanya bisa menghela napas panjang. Tak lama kemudian, dia meninggalkan Gunung Langit. Chandra menuju kota terdekat dari Gunung Langit untuk membeli sebuah ponsel dan langsung masuk ke forum pesilat. Chandra mulai mencari tahu apa saja yang telah terjadi selama tiga tahun terakhir. Melalui pembahasan di forum, Chandra mengetahui bahwa tiga tahun lalu dia hampir saja berhasil membunuh Jayhan. Namun, Jayhan terlalu kuat. Meski Chandra telah menggunakan ilmu pamungkas hingga tubuhnya hancur dan jiwanya lenyap, dia tetap gagal membunuh Jayhan. Namun, perlawanan itu membuat Jayhan terluka parah. Setelah itu, Robi bersama anak buahnya berhasil menangkap Jayhan hidup-hidup. Meski Jayhan tidak dibunuh, dia dipenjarakan. Alasannya, Jayhan memiliki latar belakang yang sangat besar. Jika dia dibunuh sembara
Bagi seorang penjaga yang pernah mengalami Zaman Kegelapan, keadaan saat ini terasa seperti masa yang damai. Penjaga itu tidak menjelaskan dengan rinci seperti apa kondisi dunia luar sekarang. Namun, hal ini cukup membuat Chandra merasa lega. Jika penjaga tidak merasa perlu mengkhawatirkan keadaan di luar, berarti dunia luar masih relatif tenang. “Penjaga, bagaimana caranya agar aku bisa hidup kembali?” Chandra memandang penjaga itu dengan penuh harapan. Ia sangat ingin hidup kembali, ingin keluar dari tempat ini dengan tubuh yang baru. Penjaga itu melirik Chandra sejenak, lalu menggerakkan tangannya dengan santai. Seketika, Chandra merasakan tubuh jiwanya terangkat, seakan tidak terkendali, perlahan melayang ke arah tubuh di tanah. Di saat yang sama, tangan penjaga memunculkan simbol-simbol misterius. Ia mulai melafalkan mantra yang tidak dipahami Chandra. Satu per satu simbol itu masuk ke dalam tubuh Chandra yang terbaring. Sekitar lima menit berlalu. Chandra, yang terbar
Chandra terdiam sejenak, lalu berkata, “Apa ini tentang suku di dalam tempat penyegelan?” Penjaga menggeleng pelan. “Lupakan. Kalau aku jelaskan sekarang, kamu tidak akan mengerti. Nanti aku akan memberitahumu. Untuk sekarang, aku membawamu ke sini karena aku berniat menggunakan Teratai Iblis ini untuk membentuk kembali tubuhmu.” “Apa?” Chandra tertegun. Ia memandang bunga teratai yang mengeluarkan kabut hitam di depannya, lalu bertanya, “Menggunakan bunga ini untuk membentuk kembali tubuhku?” “Benar.” Penjaga itu mengangguk. “Bunga ini didapatkan dengan susah payah oleh leluhur Bumi. Bunga ini terkait dengan rencana besar yang luar biasa. Namun, aku belum bisa memberitahumu banyak sekarang. Terlalu banyak yang kukatakan hanya akan membebani pikiranmu. Yang bisa kukatakan adalah kamu mendapatkan peluang besar dan keberuntungan yang luar biasa.” Dia berbalik menatap Teratai Iblis. “Bunga ini dulu milik seorang ahli super yang kekuatannya melampaui bayanganmu. Jika aku menggunak
Tugas seorang prajurit adalah melindungi rakyat. Itulah tanggung jawab dan kewajiban yang telah terasah selama lebih dari sepuluh tahun Chandra menjalani kehidupan sebagai seorang pejuang. Jika semua orang hanya memilih mundur dan tidak ada yang berani maju, dunia ini akan hancur. “Ya,” Sang Penjaga mengangguk pelan. Dia setuju dengan apa yang dikatakan Chandra. Sejak zaman purba, berkat keberadaan orang-orang seperti itu lah, Bumi bisa tetap terjaga hingga sekarang. “Penjaga, apakah aku masih punya harapan untuk hidup?” Chandra, yang kini hanya berupa tubuh astral, memandang sang Penjaga dengan penuh harap. Dia tidak ingin mati. Masih banyak hal yang harus dia lakukan, masih banyak hal yang belum selesai. “Masih ada harapan,” ujar Penjaga dengan suara pelan. “Namun, dengan hidupmu yang baru nanti, tanggung jawabmu akan menjadi lebih besar, dan tekanan yang kau rasakan akan jauh lebih berat.” Chandra, tanpa ragu, berkata, “Aku siap menanggung semuanya.” Sang Penjaga melamb
Orang itu adalah Penjaga Pustaka Agung. Dia menyaksikan kondisi Istana Bunga yang kini telah menjadi puing-puing. Pada wajahnya yang samar dan tak nyata, tersirat sebuah ekspresi penuh keikhlasan bercampur pilu. “Demi bangsa dan rakyat, dengan semangat leluhur bumi, dunia ini membutuhkan orang-orang seperti dirimu. Jika semua orang hanya memikirkan keselamatan dirinya, bumi ini tak akan disegel di masa lalu, tetapi benar-benar lenyap,” gumam sang Penjaga dengan suara pelan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. “Tiga jiwa, tujuh roh, berkumpullah.” Tangannya yang samar mulai bergerak, menciptakan formasi tanda yang misterius. Seketika, sebuah kekuatan tak kasat mata terpancar dari tangannya, menyebar ke seluruh penjuru bumi hingga mencapai area Istana Bunga. Di tengah puing-puing itu, titik-titik cahaya putih perlahan berkumpul di udara, membentuk sebuah bayangan yang tak nyata. Bayangan itu melesat cepat, meninggalkan area tersebut, bergerak menuju arah Gunung Langi
Gunung tempat Istana Bunga berdiri hancur dalam sekejap, lenyap menjadi abu. Puluhan kilometer di sekitarnya berubah menjadi puing-puing tanpa ada tanda-tanda kehidupan yang tersisa. “Apakah Chandra sudah mati?”“Apakah dia menggunakan teknik pamungkas untuk membasmi musuh?” Bisikan penuh kebingungan terdengar di antara orang-orang yang selamat. Setelah keadaan mulai tenang, para pesilat yang sebelumnya melarikan diri kembali ke lokasi, berharap menemukan Chandra di tengah reruntuhan. Di antara puing-puing, terdengar suara batu yang bergerak. Sosok seorang pria yang bersimbah darah perlahan bangkit. Dia duduk di atas batu besar, terengah-engah sambil memegangi luka-lukanya. “Sialan! Hampir saja aku mati karenanya,” gumam Jayhan dengan nada berat. Wajahnya muram. Jayhan tidak pernah menyangka Chandra akan menyerangnya tiba-tiba. Jarak yang terlalu dekat dan kurangnya kewaspadaan membuatnya terkena serangan langsung. Meski kekuatan Jayhan luar biasa, serangan itu hampir mere
"Bagaimana mungkin? Kenapa ada aura yang begitu kuat?" Semua orang merasakan kehadiran aura menakutkan dari puncak gunung. Mereka semua diliputi rasa ngeri yang membuat bulu kuduk merinding. Krak... Krak... Krak. Di bawah tekanan aura tersebut, pegunungan tempat Istana Bunga berdiri mulai menunjukkan tanda-tanda keretakan. Orang- orang di kaki gunung berubah wajah seketika. "Celaka! Cepat lari!" Dengan panik dan wajah pucat pasi, mereka bergegas melarikan diri. Di puncak gunung. Chandra sedang menggabungkan dua aliran energi murni di dalam tubuhnya. Kedua energi tersebut menyatu menjadi kekuatan baru yang sangat luar biasa. Dia berusaha keras mengendalikan kekuatan itu, tetapi kekuatan tersebut terlalu besar, terlalu mengerikan. Begitu besar hingga hampir tidak mampu Chandra kendalikan. "Hahaha!" Jayhan tertawa terbahak-bahak, penuh kegilaan. Kekuatan ini luar biasa. Seseorang yang bahkan belum mencapai tingkat Alam Mahasakti mampu menunjukkan teknik sehebat ini. Ini bu
Jayhan sangat cemas. Dia sangat ingin tahu tentang ilmu yang dipelajari Chandra. Dia tahu, nenek moyang Bumi pernah melahirkan banyak pesilat hebat, dan para pesilat itu meninggalkan ilmu-ilmu luar biasa. Jayhan curiga Chandra telah mendapatkan salah satu ilmu tertinggi itu. Sementara itu, Chandra tampak berpikir serius. Dia belum mengambil keputusan. Melihat Chandra ragu-ragu, Jayhan segera berkata, “Tenang saja, aku selalu menepati janji. Setelah kau memberikan ilmu itu kepadaku, aku akan melindungimu. Bahkan setelah segel Bumi terbuka, aku pastikan kau akan hidup dengan baik.” Namun, kekhawatiran Chandra bukan tentang memberikan ilmu itu, melainkan apakah ia bisa menggunakan ilmu pamungkasnya untuk membunuh Jayhan. Jayhan sangat kuat, bahkan terlalu kuat. Jika Jayhan sedikit saja waspada, rencananya pasti gagal. Untuk membunuh Jayhan, Chandra butuh membuatnya benar-benar lengah. Dia sadar, menggunakan Sangkar Kosmik begitu saja tidak akan berhasil. Jayhan pasti akan bers