Di sebuah pulau terpencil di mana Lethran berada. Chandra membutuhkan waktu beberapa hari untuk memulihkan seluruh energi sejati yang dihabiskannya untuk menggunakan Rahasia 14 Pedang. Proses pemulihan ini membuatnya cukup tertekan karena dia tidak bisa melakukannya hanya dalam sekejap mata. Proses ini tentu saja tidak membutuhkan waktu selama ini kalau saja dia memiliki pil pemulihan diri. Kejadian ini membuat Chandra memutuskan kalau dirinya akan mempelajari ilmu pengobatan kuno dengan lebih mendalam guna menyempurnakan ramuan untuk memulihkan energi dengan cepat setelah dia kembali ke Rivera, Someria. Chandra mengambil Pedang Naga Pertamanya setelah dia selesai memulihkan kekuatan lalu berjalan dengan hati-hati menuju Lethran. Tidak lama kemudian, dia pun sudah berada di Lethran. Namun kali ini, Chandra tidak berani bersikap gegabah dengan langsung masuk ke dalam gua yang berada di sana. Dia belajar dari pengalaman sebelumnya dan mulai mencari cara untuk memancing manusia berbul
“Oh, iya!” seru Chandra teringat akan sesuatu. Manusia berbulu yang membawanya ke sini pasti familier dengan tulisan yang ditulis ribuan tahun ini. Selain itu, Chandra juga mengerti makna dari tulisan ini. Jadi, kenapa Chandra tidak berkomunikasi menggunakan tulisan ini dengan si manusia berbulu itu? Chandra bergegas mengeluarkan Pedang Naga Pertama miliknya. Namun, si manusia berbulu langsung melangkah mundur dan seketika aura penuh keganasan terlihat memancar keluar dari dalam tubuhnya. Rambut panjangnya tampak berdiri tegak diikuti dengan matanya yang berubah warna menjadi merah darah. Chandra terpana ketika melihat perubahan tubuh si manusia berbulu. Sebenarnya, tujuan Chandra mengeluarkan pedangnya adalah untuk menulis kata-kata di atas tanah. Namun, dia tidak menyangka kalau si manusia berbulu akan salah paham padanya dan menganggap kalau Chandra ingin menyerangnya. Chandra tidak lagi berani untuk tetap tinggal di tempat setelah terakhir kali dirinya diserang oleh manusia ber
Chandra memperhatikan seni bela diri yang tertulis di atas dinding batu dengan serius. Seni bela diri di sini terbagi atas dua bagian, bagian atas dan bagian bawah. Bagian atas secara garis besar terdiri dari kekuatan batin dan mental. Seni bela diri ini disebut dengan Langit dan Bumi. “Metode ini dikenal dengan sebutan metode Semesta yang terdiri dari energi langit dan bumi.”“Siapa pun yang ingin mempraktikkan metode ini harus mempelajari kedua energi tersebut, yaitu energi langit dan bumi. Karena energi itu adalah dua energi yang saling melengkapi satu sama lain dan akan membentuk satu kesatuan yang utuh.”Chandra memperhatikan seni bela diri yang tertulis di atas dinding batu dengan raut wajah serius. Sayangnya, apa yang tertulis di sini sudah terlalu dalam. Chandra hanya bisa memahami perkenalan singkat di bagian awal saja dan dia sama sekali tidak paham tentang apa yang tertulis di tingkat selanjutnya. Sebenarnya, bukan karena Chandra tidak mengerti akan arti dari tulisan itu.
Robi datang menghampiri Nova lalu berkata, “Besok, Akasa akan memanggil seluruh praktisi bela diri yang ada di seluruh dunia. Sekarang, seluruh praktisi bela diri sedang pergi menuju Gunung Enam Kaisar. Aku rasa, Akasa pasti sedang berencana untuk menjadi pemimpin dari Aliansi Seni Bela Diri di dunia ini. Bagaimanapun juga, Akasa sekarang sudah menjadi sosok yang sangat kuat dan sulit untuk dikalahkan karena dia sudah berada di puncak Tangga Langit Sembilan. Kamu adalah satu-satunya orang yang bisa menghentikannya.”Nova menatap Robi dengan raut wajah bingung lalu berkata, “Tapi, sekarang kekuatanku belum sampai Tangga Langit Kesembilan. Kekuatanku paling besar hanya bisa mencapai Tangga Langit Ketujuh. Kekuatanku sangat berbeda jauh dengan kekuatan Akasa saat ini.”“Apa benar kekuatanmu hanya sampai di Tangga Langit Ketujuh?” ujar Robi sambil mengerutkan keningnya. Kemudian dia menghela napas lalu berkata, “Sekarang, waktunya terlalu singkat. Sebenarnya, kamu bisa mencapai puncak Tan
“Aku setuju!”“Aku juga setuju!”“Akasa! Akasa! Akasa!” Satu orang maju untuk mendukung Akasa dan yang lainnya mengikuti. Semua orang di sana setuju untuk menjadikan Akasa sebagai pemimpin Aliansi Seni Bela Diri. Akasa mengangkat tangannya lalu merendahkannya sedikit. Dalam sekejp mata, suara riuh langsung berubah tenang. Akasa sempat berusaha menenangkan diri sejenak lalu berkata, “Semuanya, tolong dengarkan! Aku merasa tidak pantas untuk memimpin aliansi ini karena masih ada senior-seniorku yang lebih pantas untuk menjadi pemimpin, seperti Moho dari Shaolin, Bhadra dari Butang, Empat keluarga kuno, para senior dari Panca Pedang serta para ahli seni bela diri dari luar negeri. Mereka semua adalah pemimpin dari berbagai kelompok hebat di dunia ini, jadi aku merasa tidak pantas untuk memimpin kalian.”Akasa berusaha untuk merendahkan dirinya. Namun sebenarnya, dia merasa bahagia di dalam hatinya. Lagi pula, penolakannya ini hanya sebagai sebuah simbolis. Bagaimanapun juga, dia adalah
“Maaf,” ujar Akasa sambil membungkuk serendah mungkin.“Aku tidak bisa menyelamatkan Chandra karena keterbatasan kekuatanku. Akibatnya, Someria sudah kehilangan pelindung sekaligus orang paling kuat di dunia ini,” ujar Akasa dengan penuh ketulusan. Sonia tidak bisa menemukan cela dari permintaan maaf Akasa. Dia juga masih sangat terkejut dengan kenyataan ini.“Jadi … Chandra benar-benar sudah mati?” tanya Sonia lagi penuh ketidakpercayaan. “Benar, dia sudah benar-benar mati,” jawab Akasa sambil mengangguk. Kemudian Akasa berbalik dan memperhatikan para praktisi seni bela diri di sekitarnya lalu berkata dengan suara lantang, “Semuanya, di pulau terpencil itu terdapat manusia yang sudah hidup lebih dari 1000 tahun dan Naga yang kita cari. Jadi kali ini, kita harus membawa senjata dengan teknologi tinggi untuk meledakkan pulau dan membunuh Naga. Dengan begitu, kita bisa menciptakan perdamaian di muka bumi ini.”“Kita adalah praktisi ilmu seni bela diri.”“Kita jauh lebih kuat dari manu
Perempuan itu bernama Lira. Dia adalah wakil ketua dari kelompok Adidaya yang berada di Milandia. Dia memang masih muda, tapi kekuatannya tidak bisa diremehkan. Walaupun usianya baru 27 tahun, kekuatannya sudah setara dengan para seniornya. Dia muncul di tengah puncak Gunung Enam Kaisar. Tatapannya terlihat sangat tajam dan penuh dengan rasa percaya diri. Kemudian dia tersenyum lalu berkata sambil menatap Akasa, “Siapa pun yang lebih kuat akan menjadi pemimpin Aliansi ini, benar kan begitu?”Raut wajah suram seketika menghilang dari wajah Akasa lalu dia tersenyum seraya berkata, “Benar sekali! siapa kamu? Apa kamu ingin mendaftar dalam pertarungan ini?”“Namaku Lira. Aku adalah wakil ketua dari kelompok Adidaya yang berasal dari Milandia,” jawab Lira penuh percaya diri. Raut wajah Akasa seketika berubah serius ketika Lira menyebutkan nama kelompok Adidaya. Negara Milandia adalah negara nomor satu di dunia ini. Bahkan Angkatan bersenjatanya masih berada di atas Someria. Bisa dibilan
Namun, tiba-tiba saja lingkaran cahaya muncul di sekitar tubuh Lira. Lingkaran itu berhasil menepis pukulan telapak tangan yang dilayangkan oleh Daniel ke arahnya. Duar!Pukulan telapak tangan Daniel menyentuh lingkaran cahaya putih itu dan menimbulkan sebuah suara gemuruh yang memekakkan telinga. Lingkaran cahaya di sekitar tubuh Lira membuatnya tampak bagai seorang Dewi. Lira mengangkat tangannya dan segumpal api muncul di udara. Gumpalan api panas itu terbang melayang menuju Daniel. Kecepatan Daniel sedikit melambat dan segumpalan api itu sudah mengepungnya. Dia sangat ketakutan sampai dia melangkah mundur. Dia juga berusaha mengaktifkan energi sejatinya untuk menghancurkan api di sekitarnya. Namun anehnya, api tersebut terus mengelilinginya seakan semua api itu tidak takut dengan energi sejati yang dikerahkan Daniel. Sesaat, dia merasa malu sekaligus ketakutan. “Ini ….”Orang-orang yang menyaksikan pemandangan ini sama terkejutnya dengan Daniel. Mereka tidak menyangka kalau per
Dia tidak tahu kalau orang-orang yang akan muncul kali ini adalah para prajurit utusan yang hebat yang tidak bisa dibandingkan dengan Anak Dewa maupun Dusky. Dia juga tidak tahu kalau bencana besar pertama akan segera menghampiri bumi. Saat ini, Chandra sedang berada di dalam pesawat menuju Rivera. Pesawat yang ditumpanginya mendarat di area militer Rivera. Dia bergegas turun dan keluar dari area militer untuk pergi menuju ke kediaman keluarga Kurniawan. Namun, sosok seorang perempuan tiba-tiba saja menghalangi langkah Chandra. Perempuan itu mengenakan gaun putih dengan rambut hitam panjang. Dia berdiri membelakangi Chandra. Kemudian perempuan itu berbalik dan memperlihatkan wajahnya yang cantik dan lembut. Chandra cukup terkejut lalu berkata, “Kak Penjaga? Kenapa Kakak ada di sini?”Sosok perempuan itu adalah Si Penjaga Pustaka Agung yang sedang menatap Chandra dalam lalu berkata, “Aku ke sini karena ada hal yang ingin kusampaikan padamu.”“Katakan saja, Kak,” balas Chandra dengan
Niskala adalah dunia pertama yang disegel dengan ukuran yang jauh lebih besar dari bumi. Seorang laki-laki tua sedang duduk di atas sebuah kursi kayu yang berada di depan sebuah rumah kayu di Niskala. Dia adalah manusia terkuat di Niskala dengan banyak gelar yang disematkan padanya yang juga merupakan guru dari Anak Dewa. Dia jugalah yang menciptakan jurus Pedang 4 Musim. Ada yang memanggilnya dengan sebutan Suhu 4 Musim, ada juga yang memanggilnya Orang Tua 4 Musim. Dia duduk di atas sebuah kursi kayu dan di depannya berdiri seorang pemuda berusia sekitar 25-26 tahun. Pemuda itu mengenakan jubah berwarna abu-abu dengan pedang di punggungnya.“Lampu jiwa Anak Dewa sudah padam. Itu artinya, dia sudah mati,” ujar Suhu 4 Musim.Kemudian dia kembali berkata dengan raut wajah marah, “Aku tidak tahu apa yang dilaluinya di bumi, tapi Anak Dewa adalah muridku yang paling kusayangi. Aku bisa merasakan akan muncul suatu keberuntungan di bumi, selain itu segel mereka juga akan segera terlepas.
Basita bisa memiliki keempat segel itu karena dia adalah manusia paling tua yang ada di bumi saat ini dan makhluk dari dunia lain sama sekali tidak berpikir akan kemungkinan hal seperti itu. “Oke,” jawab Chandra sambil mengangguk lalu mengambil keempat segel itu. “Apa rencanamu sekarang?” tanya Basita sambil menatap Chandra serius. Kemudian Chandra berkata, “Nova membawa Weni ke Rivera. Aku sangat sibuk sampai tidak sempat menghabiskan waktu bersama anakku selama beberapa tahun belakangan. Aku berencana untuk menghabiskan waktu bersama putriku di Rivera. Lagi pula, makhluk dunia lain juga tidak akan berani mengganggu manusia untuk sementara waktu.”“Beristirahatlah dulu. Kamu sudah terlalu sibuk selama bertahun-tahun,” balas Basita bijak. Pertemuannya dengan Basita kali ini, tidak sesuai dengan dugaannya. Pada awalnya, dia berencana untuk langsung menghancurkan para makhluk dari dunia lain yang berada di Kota Dusky setelah berdiskusi dengan Basita. Namun, Basita justru melarangnya.
Sandra bergegas pergi setelah mencium Chandra, sedangkan Chandra hanya bisa memegang wajahnya dengan ekspresi pasrah. Dia juga memutuskan untuk pergi sambil memikirkan perkataan Sandra. Sekarang, dia harus mencari uang untuk memastikan perkembangan Negara Naga tidak terhambat. Namun, uang kertas di berbagai negara tidak lagi berharga dan sudah digantikan dengan emas. Chandra tiba-tiba teringat dengan harta karun yang dikubur oleh Alex Gondo. Harta karun itu adalah harta yang dikumpulkan oleh Alex setelah dia mendirikan organisasi pembunuh. Sebagian besar harta karun itu berbentuk emas, jadi seharusnya Negara Naga bisa terselamatkan jika menggunakan tumpukan emas milik Alex tersebut. Chandra bergegas menemui Alex Gondo dan memberitahunya tentang masalah ini. Kemudian Chandra meminta Alex untuk mengirim orang agar bisa mendapatkan emas tersebut di Someria. Chandra memutuskan pergi ke Gunung Rinto pada malam hari setelah selesai mengatur masalah emas. Keesokan paginya, Chandra sudah t
Bagaimana mungkin Chandra tidak mengerti maksud dari perkataan Sandra? Namun, Chandra tidak terlalu memedulikannya. Dia lebih memilih untuk tersenyum lalu mengalihkan pembicaraan mereka dengan berkata, “Aku akan mencari cara untuk mengatasi masalah uang sekaligus mengumpulkan cukup dana dalam waktu sesingkat mungkin. Kita tidak lagi punya banyak waktu, jadi kita harus menyempurnakan Negara Naga secepat mungkin. Oh iya, bagaimana dengan urusan pangan?”Sandra langsung menghela napas lalu berkata setelah menenangkan diri, “Ya, semuanya sedang dipersiapkan. Negara Naga sudah bekerja sama dengan Someria selama bertahun-tahun dalam industri pertanian. Ditambah lagi, dengan bangkitnya energi spiritual langit dan bumi yang berhasil meningkatkan hasil produksi pertanian. Sekarang, Negara Naga sudah memiliki cadangan makanan untuk menghidupi 300 juta penduduk selama 10 tahun ke depan.”Namun, Chandra justru berkata, “Tidak cukup! Masih jauh dari kata cukup! Bagaimanapun juga, makanan adalah fo
Empat ratus ribu pasukan jauh melampaui apa yang dibayangkan Chandra sebelumnya. Sebenarnya, Chandra berencana mengirimkan 100 ribu orang dengan tujuan untuk mempercepat proses pelatihan mereka di dalam Ruang Waktu. Namun sekarang, jumlah mereka bertambah 300 ribu, jadi Ruang Waktu pastinya tidak akan cukup untuk menampung mereka semua. “Kak Sasa, aku berencana untuk melatih pasukan itu di dalam Ruang Waktu. Apa mungkin mereka semua bisa masuk ke dalam Ruang Waktu?” tanya Chandra dengan perasaan khawatir. Namun, Sasa justru berkata dengan santainya, “Tidak ada yang tidak mungkin. Lagi pula, aku sudah melihat prasasti waktu yang membuatku mengerti beberapa peraturan yang tertulis di sana. Aku mungkin bisa membuat formasi waktu dengan caraku. Walaupun formasi itu tidak akan membuat satu hari di bumi sama dengan sebulan di formasi waktu, tapi setidaknya aku bisa membuat satu hari sama dengan beberapa hari waktu sebenarnya.”“Mungkin?” tanya Chandra kesal. Entah mengapa, Chandra merasa
“Aku sudah menduganya. Istana Abadi tidak mungkin menghilang begitu saja. Ternyata istana itu jatuh ke tanganmu, Bos,” ujar Paul terkejut. Maggie menatap Chandra dengan penuh rasa kagum lalu berkata, “Para prajurit dari dunia lain sedang menebak-nebak, siapa pemilik dari Istana Abadi. Mereka semua pasti tidak akan menyangka kalau ternyata kamu adalah pemiliknya.”Kemudian Chandra berkata, “Seluruh pasukan yang berjumlah seratus ribu orang itu pasti membutuhkan waktu untuk tiba ke sini karena mereka bergerak secara diam-diam. Jadi, aku akan mengajak kalian masuk ke Istana Abadi dan melihat-lihat keadaan di dalam.”Chandra melambaikan tangannya dengan santai lalu pintu gerbang Istana Abadi dengan cepat terbuka. Dia melangkah masuk ke dalam Istana Abadi yang diikuti oleh tiga orang lainnya. Tidak lama kemudian, mereka bertiga muncul di puncak gunung. Gunung itu sangat besar dan dipenuhi dengan berbagai macam buah ajaib serta aroma memikat yang memenuhi udara. Selain itu, mereka juga bis
“Prasasti yang ada di Jalan waktu?” tanya Chandra bingung karena dia tidak tahu benda apa itu. Sasa dengan cepat berusaha menjelaskan setelah melihat raut wajah bingung Chandra dengan berkata, “Kamu tidak perlu tahu benda apa itu sekarang. Aku hanya akan pergi melihatnya sebentar kalau kamu setuju. Lagi pula, kamu tidak akan mendapat kerugian apa pun kalau menyetujuinya.”Chandra sempat takut ditipu oleh Sasa, tapi dia langsung bernapas lega setelah mendengar penjelasan Sasa lalu berkata, “Oke, aku setuju.”“Aku juga setuju membantumu untuk membentuk pasukan yang tak terkalahkan,” balas Sasa sambil tersenyum lalu menghilang dalam sekejap mata. “Chandra, aku tidak menyangka kalau kamu bisa menjadi penguasa Istana Abadi ini,” puji Arya sambil mengacungkan ibu jarinya.Chandra ikut tersenyum dan berkata, “Bukan hal sulit untuk membentuk pasukan tak terkalahkan selama ada Istana Abadi ini. Aku juga bisa menyelesaikan berbagai masalah sulit, sekalipun kiamat sudah tiba.”“Kalau begitu, ki
Maggie mengangguk lalu berkata, “Baik, aku akan mengurusnya.”Chandra cukup tenang dengan bantuan Maggie. Selain itu, dia juga memiliki banyak bahan obat ajaib dan Ruang Waktu di istana Abadi. Selain itu, dia masih memiliki sisa waktu 4 tahun sebelum segel di buka. Chandra yakin, dia pasti mampu membangun pasukan yang tak terkalahkan dalam kurun waktu 4 tahun. “Kalau begitu, rapat sampai di sini dulu.”Chandra memutuskan untuk berhenti sejenak. Kemudian orang-orang mulai meninggalkan aula satu per satu. *** Di halaman belakang istana. Chandra dan Arya duduk di kursi batu. “Chandra, keadaan bumi semakin buruk dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, semakin banyak prajurit dari dunia lain yang datang ke bumi. Kalau terus begini, cepat atau lambat bumi bisa benar-benar hancur,” ujar Arya dengan nada cemas. Chandra tersenyum lalu berkata, “Tidak perlu terlalu mengkhawatirkan masalah ini. Kita hanya perlu menghadapi mereka kalau memang mereka datang menyerang kita.”Arya menatap Ch