Share

Bab 1743

Author: Angin
last update Last Updated: 2024-09-09 18:00:00
Namun, tiba-tiba saja lingkaran cahaya muncul di sekitar tubuh Lira. Lingkaran itu berhasil menepis pukulan telapak tangan yang dilayangkan oleh Daniel ke arahnya.

Duar!

Pukulan telapak tangan Daniel menyentuh lingkaran cahaya putih itu dan menimbulkan sebuah suara gemuruh yang memekakkan telinga. Lingkaran cahaya di sekitar tubuh Lira membuatnya tampak bagai seorang Dewi.

Lira mengangkat tangannya dan segumpal api muncul di udara. Gumpalan api panas itu terbang melayang menuju Daniel.

Kecepatan Daniel sedikit melambat dan segumpalan api itu sudah mengepungnya. Dia sangat ketakutan sampai dia melangkah mundur. Dia juga berusaha mengaktifkan energi sejatinya untuk menghancurkan api di sekitarnya. Namun anehnya, api tersebut terus mengelilinginya seakan semua api itu tidak takut dengan energi sejati yang dikerahkan Daniel. Sesaat, dia merasa malu sekaligus ketakutan.

“Ini ….”

Orang-orang yang menyaksikan pemandangan ini sama terkejutnya dengan Daniel. Mereka tidak menyangka kalau per
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Ma Tibun
akasa curang, knp bukan dia yg melawan? dan knp praktisi2 mau dicurangi?
goodnovel comment avatar
Asri Kareena azzahra
wuih nunggu lagi
goodnovel comment avatar
Kidam Ahmad
asik menunggu mu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 1744

    Maniso mengeluarkan pedangnya yang patah karena Pedang Keji Sejati dan menjadi bahan tertawaan orang-orang. Namun, dia mengabaikannya. Walaupun pedangnya sudah patah, kekuatan pedang ini masih tetap ada. Dia memegang pedang patah itu sambil menatap Lira lalu berkata, “Ayo, maju!”“Huh, karena kamu mau mati, jadi aku akan mengabulkannya untukmu,” ujar Lira sambil mencibir. Kemudian dia melambaikan tangannya dengan santai dan beberapa bola api dalam sekejap mata muncul di sekitar tubuh Maniso. Maniso dengan cepat menebas api2-api itu dengan pedangnya. Kilauan es tiba-tiba saja muncul setiap kali dia menebas api itu dengan pedangnya. Pedang es itu menebas api dan langsung memadamkannya. “Itu?”Kelompok Adidaya sangat tercengang dengan apa yang mereka saksikan saat ini. Bahkan Lira juga tampak ketakutan sampai dia melangkah mundur seakan tidak percaya dengan apa yang sedang disaksikannya saat ini. Tubuh Maniso tiba-tiba bersinar dan dia dengan cepat sudah muncul tepat di hadapan Lira.

    Last Updated : 2024-09-10
  • Jenderal Naga   Bab 1745

    Semua praktisi bela diri yang mendengar perkataan Raja Guntur hanya bisa terpana. Seseorang sekuat Bhadra saja bisa dikalahkannya dengan mudah, jadi siapa orang di Someria yang bisa menjadi lawan seimbang untuknya?Robi menyaksikan kericuhan ini dalam diam. Dia sama sekali tidak berniat untuk turun tangan. Sekarang, semua mata tertuju kepada satu orang, yaitu Akasa. Satu persatu dari mereka memohon kepada Akasa untuk maju dan mengalahkan si Raja Guntur. “Akasa, kumohon majulah.”“Akasa, kamulah satu-satunya orang yang cocok untuk menjadi pemimpin Aliansi Seni Bela Diri Dunia. Kumohon, majulah dan habisi si Raja Guntur itu!”Akhirnya, Akasa pun merespons permohonan orang-orang itu dengan berkata, “Baiklah.”Kemudian dia pun berdiri lalu berkata dengan suara lantangnya, “Karena tidak ada lagi orang yang mau maju, jadi aku akan maju. Aku akan habisi orang yang berasal dari kelompok Adidaya Negara Milandia.”Suara Akasa bergema di seluruh penjuru gunung. Dia pun melangkah maju selangkah

    Last Updated : 2024-09-10
  • Jenderal Naga   Bab 1746

    Nova akhirnya muncul di saat kritis. Dia tiba sambil membawa Pedang Keji Sejati di tangannya. Bahkan kemunculannya langsung menimbulkan sensasi yang mengejutkan. Nova kehilangan ingatan dan kekuatannya bukanlah suatu rahasia lagi. Bahkan Chandra sampai mengadakan sayembara dengan hadiah Pil Emas Sembilan Putaran bagi siapa saja yang berhasil menemukan Nova.Sampai akhirnya sekitar satu tahun kemudian, Nova tiba-tiba saja muncul di Rivera dalam keadaan amnesia dan tanpa kekuatan sama sekali. Lalu sekarang, dia kembali muncul dengan cara turun dari langit. Bahkan aura kekuatan di tubuhnya juga berhasil mengejutkan orang-orang yang melihatnya. Kecantikannya juga tidak kalah membuat semua orang terpana. Akasa langsung tampak sedikit kesal ketika Nova muncul lalu dia pun bergumam, “Kenapa perempuan ini ikut bersenang-senang di sini?”Akasa terus menatap Nova. Nova juga membalas tatapan Akasa. Perempuan itu benar-benar mengabaikan Raja Guntur yang ada di hadapannya karena tatapan matanya h

    Last Updated : 2024-09-10
  • Jenderal Naga   Bab 1747

    Gunung Enam Kaisar tidak dapat menahan tekanan yang dibawa oleh Nova. Dalam sekejap mata, sebuah gunung yang sebelumnya masih berdiri kokoh tiba-tiba saja hancur meninggalkan potongan batu besar yang runtuh. Brak!Gunung itu runtuh dan menyisakan debu yang melayang di mana-mana. Untung saja para praktisi bela diri lainnya sudah melangkah mundur keluar dari area gunung. Jika tidak, mereka bisa menjadi korban dari runtuhnya gunung karena ulah Nova. “Energi sejatinya?”Akasa langsung melangkah mundur dengan napas yang terengah-engah setelah menyaksikan bagaimana kuatnya seorang Nova. Aura yang dipancarkan Nova mirip dengan aura puncak seorang Chandra. Bahkan bisa dibilang, jauh lebih kuat. Raja Guntur tampak mengerutkan kedua alisnya dengan erat. Dia mengetahui siapa itu Nova Kurniawan. Bahkan dia juga sudah pernah mendengar semua hal tentang Nova secara spesifik.Dia tahu kalau Nova adalah seorang master bela diri. Namun, dia sempat kehilangan kekuatan dan ingatannya karena suatu alas

    Last Updated : 2024-09-10
  • Jenderal Naga   Bab 1748

    Cahaya pedang itu kembali jatuh ke reruntuhan gunung. Seketika, gunung yang sudah hancur kembali hancur berkeping-keping. Raja Guntur berdiri dengan gagahnya di udara. Dia sadar kalau saat ini adalah saat yang tepat baginya untuk menegakkan otoritas. Selama bertahun-tahun, orang-orang dengan kemampuan khusus seperti dirinya hanya bisa bersembunyi tanpa bisa menonjolkan kekuatan mereka. Selama itu juga, dunia ini dikuasai oleh para praktisi seni bela diri. Walaupun semua orang menyadari keberadaan orang-orang dengan kemampuan khusus itu, keberadaan mereka tidak sekuat para praktisi seni bela diri. Sekarang, apabila dia bisa menerima serangan Nova, itu artinya dia juga bisa mengalahkan Nova. Dengan begitu, Raja Gunturlah yang akan berkuasa di dunia ini. Dia juga sama sekali tidak merasa takut dengan cahaya pedang yang bisa menghancurkan gunung itu.Dia memperhatikan petir dan kilat yang berkumpul di tubuhnya sampai membentuk lengan tebal yang dipenuhi petir dan kilat. Petir dan kilat i

    Last Updated : 2024-09-11
  • Jenderal Naga   Bab 1749

    Lengan Nova tersambar petir sampai lengannya mengeluarkan darah yang cukup banyak. Bahkan Pedang Keji Sejati di tangannya juga terjatuh. Robi melihat peristiwa ini dari kejauhan sambil mengernyitkan dahinya. Dia tidak ingin ikut campur dalam hal ini. Lagi pula, rasanya mustahil baginya untuk bisa mengalahkan Raja Guntur. Bahkan Akasa yang kekuatannya jauh melampauinya saja, takut terhadap Raja Guntur. Jadi, bagaimana mungkin Robi bisa menjadi lawan yang seimbang bagi Raja Guntur?Selain itu, kekuatannya juga berada di bawah Nova. Namun nyatanya, sekarang Nova hampir dikalahkan oleh Raja Guntur. Akhirnya, dia hanya bisa mengernyitkan keningnya lalu menoleh ke beberapa orang bertopeng yang berdiri di belakangnya. Orang-orang ini adalah harapan terakhirnya. Mereka adalah orang-orang yang selama ini berada di bawah kendalinya. Bahkan kekuatan mereka juga tidak perlu diragukan lagi. Sekarang, dia berniat untuk memerintahkan beberapa orang ini untuk menyelamatkan Nova. Karena siapa pun bol

    Last Updated : 2024-09-11
  • Jenderal Naga   Bab 1750

    Robi berteriak tepat waktu dan menghentikan Nova yang kerasukan. Hal ini membuat Raja Guntur terhindar dari kematian dan hanya dihajar oleh Nova sampai tak sadarkan diri.Sebenarnya, tujuan Robi menghentikan Nova adalah karena dia membutuhkan kekuatan Raja Guntur untuk membunuh naga yang sangat kuat dan sulit untuk ditaklukkan. Raja Guntur adalah sosok yang sangat kuat. Kekuatannya juga tidak lebih lemah dari orang-orang yang berada di Tangga Langit Kesembilan. Jadi, Robi pastinya membutuhkan kekuatan Raja Guntur untuk menaklukkan naga. Nova menatap Robi yang menghampirinya lalu bertanya, “Kakek, kenapa kamu ingin orang itu tetap hidup? Walaupun aku belum lama menjadi praktisi bela diri, tapi aku tahu kalau orang-orang mereka sudah lama menjadi musuh Someria.”“Nova, membunuh naga adalah kunci dari setiap permasalahan ini. Bagaimanapun juga, naga adalah hewan yang sangat sulit untuk ditaklukkan. Kita pastinya akan dirugikan kalau sampai membunuh orang kuat saat ini. Selain itu, masih

    Last Updated : 2024-09-12
  • Jenderal Naga   Bab 1751

    “Apa kamu mengakui Nova sebagai pemimpin Aliansi Seni Bela Diri Dunia?” tanya Robi. Raja Guntur mengangguk lalu berkata, “Aku bersedia.”“Kalau begitu mulai sekarang, kalian semua harus mematuhi semua perintah dari pemimpin Aliansi Seni Bela Diri Dunia,” ujar Robi. Raja Guntur mengangguk lalu berkata kembali, “Aku mengakuinya dan akan mematuhinya. Tapi, kepatuhanku hanya terbatas untuk membunuh naga. Selain itu, aku tidak akan pernah mematuhinya!”“Baik,” jawab Robi sambil mengangguk.Semua itu sudah lebih dari cukup. Karena kekuatan kelompok Adidaya saja sudah melampaui separuh dari kekuatan seluruh anggota aliansi. Robi menatap Nova lalu berkata, “Nova, beri perintah pada kami sekarang!”“Aku? Perintah apa yang harus kuberikan?” tanya Nova sambil mengerutkan keningnya. “Kami akan mendengarkan semua perintahmu yang bersangkutan dengan membunuh naga. Kamu yang putuskan, apa yang selanjutnya harus kita lakukan,” jawab Robi. Namun sayangnya, Nova tidak tahu perintah apa yang harus d

    Last Updated : 2024-09-12

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 1967

    Chandra merasakan sesuatu dari dalam istana. Seketika itu juga, amarahnya meluap. Dengan langkah berat penuh kemarahan, dia berjalan masuk ke dalam istana. Di pelataran luas di depan aula utama istana, tergeletak puluhan mayat di atas tanah. Semua mayat itu memiliki luka tusukan tepat di jantung, mati dalam satu serangan. Sementara itu, Paul, Maggie, Sandra, Arya, dan yang lainnya berdiri dengan ekspresi tegang, memandangi Yamesa beserta rombongannya. Yamesa, dengan tatapan penuh kesombongan, menatap ke arah Sandra. Mata hitam legamnya bergerak-gerak, memindai tubuh Sandra dari atas ke bawah. Dia tersenyum puas, melihat lekuk tubuh Sandra yang anggun dan wajahnya yang cantik. “Bagus sekali. Kamu jadi yang pertama,” ucap Yamesa sambil melangkah mendekat. Dia mengulurkan tangannya, mengangkat dagu Sandra. Sandra ingin melawan, tapi tubuhnya tak bisa bergerak. Titik-titik vitalnya telah ditutup rapat oleh Yamesa. “Bajingan! Apa yang ingin kau lakukan?” Sandra berteriak marah

  • Jenderal Naga   Bab 1966

    Wajah mereka semua tampak penuh ketegangan. "Bagaimana, tidak ada yang mau bicara?" Pria yang memimpin, Yamesa, berkata dengan nada dingin, "Kalau tidak ada yang bicara, maka aku hanya punya satu pilihan: membunuh." Srett! Dia tiba-tiba menghunus pedangnya. Tidak ada yang bisa melihat gerakannya dengan jelas. Hanya ada kilatan cahaya pedang, dan seketika itu juga, para prajurit bersenjata yang berada di sekitarnya roboh dalam genangan darah. Semua tewas dengan satu tebasan. Melihat prajurit mereka dibantai, para petinggi Negara Naga dipenuhi amarah. Paul berbicara dengan suara dingin, "Jangan terlalu memandang rendah kami." Namun, seorang pria di belakang Yamesa tiba-tiba mengayunkan tangannya. Dengan tenaga besar yang menyapu udara, tubuh Paul ditarik paksa ke arahnya. Pria itu mencengkeram rambut Paul dan menampar wajahnya dengan keras. Wajah Paul yang gelap langsung memerah dengan bekas tamparan. Dalam hitungan detik, wajahnya bengkak, dan darah mengalir dari sudut

  • Jenderal Naga   Bab 1965

    Waktu yang tersisa untuk bumi kini hanya tinggal enam tahun. Enam tahun lagi, kiamat akan datang. Saat ini, manusia di bumi sama sekali belum memiliki kemampuan untuk menghadapi akhir dunia. Satu Alam Niskala saja sudah membuat manusia di bumi berada di ambang keputusasaan. Jika segel itu terbuka, dunia-dunia lain seperti Alam Niskala akan menyatu dengan bumi, dan itulah saat yang benar-benar menjadi akhir bagi umat manusia. Apalagi, makhluk-makhluk Alam Niskala yang muncul sekarang hanyalah yang terlemah. Para makhluk terkuat tidak bisa melewati segel untuk muncul di bumi. “Hal yang paling mendesak sekarang adalah membereskan makhluk-makhluk Alam Niskala yang sudah muncul di bumi, demi memberi waktu bagi umat manusia untuk berkembang,” pikir Chandra dalam hati. Dia sudah memiliki rencana. Namun, untuk mewujudkan semua itu terasa seperti tugas yang mustahil. Satu Jayhan dan satu Jaymin saja sudah sangat merepotkan, belum lagi, berdasarkan informasi yang dia dapatkan, sekar

  • Jenderal Naga   Bab 1964

    Tiga tahun telah berlalu, kini Chaca sudah berusia empat tahun. Chandra merasakan rindu pada putrinya. ia sadar, dirinya bukanlah seorang ayah yang baik. Memikirkan hal itu, Chandra hanya bisa menghela napas panjang. Tak lama kemudian, dia meninggalkan Gunung Langit. Chandra menuju kota terdekat dari Gunung Langit untuk membeli sebuah ponsel dan langsung masuk ke forum pesilat. Chandra mulai mencari tahu apa saja yang telah terjadi selama tiga tahun terakhir. Melalui pembahasan di forum, Chandra mengetahui bahwa tiga tahun lalu dia hampir saja berhasil membunuh Jayhan. Namun, Jayhan terlalu kuat. Meski Chandra telah menggunakan ilmu pamungkas hingga tubuhnya hancur dan jiwanya lenyap, dia tetap gagal membunuh Jayhan. Namun, perlawanan itu membuat Jayhan terluka parah. Setelah itu, Robi bersama anak buahnya berhasil menangkap Jayhan hidup-hidup. Meski Jayhan tidak dibunuh, dia dipenjarakan. Alasannya, Jayhan memiliki latar belakang yang sangat besar. Jika dia dibunuh sembara

  • Jenderal Naga   Bab 1963

    Bagi seorang penjaga yang pernah mengalami Zaman Kegelapan, keadaan saat ini terasa seperti masa yang damai. Penjaga itu tidak menjelaskan dengan rinci seperti apa kondisi dunia luar sekarang. Namun, hal ini cukup membuat Chandra merasa lega. Jika penjaga tidak merasa perlu mengkhawatirkan keadaan di luar, berarti dunia luar masih relatif tenang. “Penjaga, bagaimana caranya agar aku bisa hidup kembali?” Chandra memandang penjaga itu dengan penuh harapan. Ia sangat ingin hidup kembali, ingin keluar dari tempat ini dengan tubuh yang baru. Penjaga itu melirik Chandra sejenak, lalu menggerakkan tangannya dengan santai. Seketika, Chandra merasakan tubuh jiwanya terangkat, seakan tidak terkendali, perlahan melayang ke arah tubuh di tanah. Di saat yang sama, tangan penjaga memunculkan simbol-simbol misterius. Ia mulai melafalkan mantra yang tidak dipahami Chandra. Satu per satu simbol itu masuk ke dalam tubuh Chandra yang terbaring. Sekitar lima menit berlalu. Chandra, yang terbar

  • Jenderal Naga   Bab 1962

    Chandra terdiam sejenak, lalu berkata, “Apa ini tentang suku di dalam tempat penyegelan?” Penjaga menggeleng pelan. “Lupakan. Kalau aku jelaskan sekarang, kamu tidak akan mengerti. Nanti aku akan memberitahumu. Untuk sekarang, aku membawamu ke sini karena aku berniat menggunakan Teratai Iblis ini untuk membentuk kembali tubuhmu.” “Apa?” Chandra tertegun. Ia memandang bunga teratai yang mengeluarkan kabut hitam di depannya, lalu bertanya, “Menggunakan bunga ini untuk membentuk kembali tubuhku?” “Benar.” Penjaga itu mengangguk. “Bunga ini didapatkan dengan susah payah oleh leluhur Bumi. Bunga ini terkait dengan rencana besar yang luar biasa. Namun, aku belum bisa memberitahumu banyak sekarang. Terlalu banyak yang kukatakan hanya akan membebani pikiranmu. Yang bisa kukatakan adalah kamu mendapatkan peluang besar dan keberuntungan yang luar biasa.” Dia berbalik menatap Teratai Iblis. “Bunga ini dulu milik seorang ahli super yang kekuatannya melampaui bayanganmu. Jika aku menggunak

  • Jenderal Naga   Bab 1961

    Tugas seorang prajurit adalah melindungi rakyat. Itulah tanggung jawab dan kewajiban yang telah terasah selama lebih dari sepuluh tahun Chandra menjalani kehidupan sebagai seorang pejuang. Jika semua orang hanya memilih mundur dan tidak ada yang berani maju, dunia ini akan hancur. “Ya,” Sang Penjaga mengangguk pelan. Dia setuju dengan apa yang dikatakan Chandra. Sejak zaman purba, berkat keberadaan orang-orang seperti itu lah, Bumi bisa tetap terjaga hingga sekarang. “Penjaga, apakah aku masih punya harapan untuk hidup?” Chandra, yang kini hanya berupa tubuh astral, memandang sang Penjaga dengan penuh harap. Dia tidak ingin mati. Masih banyak hal yang harus dia lakukan, masih banyak hal yang belum selesai. “Masih ada harapan,” ujar Penjaga dengan suara pelan. “Namun, dengan hidupmu yang baru nanti, tanggung jawabmu akan menjadi lebih besar, dan tekanan yang kau rasakan akan jauh lebih berat.” Chandra, tanpa ragu, berkata, “Aku siap menanggung semuanya.” Sang Penjaga melamb

  • Jenderal Naga   Bab 1960

    Orang itu adalah Penjaga Pustaka Agung. Dia menyaksikan kondisi Istana Bunga yang kini telah menjadi puing-puing. Pada wajahnya yang samar dan tak nyata, tersirat sebuah ekspresi penuh keikhlasan bercampur pilu. “Demi bangsa dan rakyat, dengan semangat leluhur bumi, dunia ini membutuhkan orang-orang seperti dirimu. Jika semua orang hanya memikirkan keselamatan dirinya, bumi ini tak akan disegel di masa lalu, tetapi benar-benar lenyap,” gumam sang Penjaga dengan suara pelan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. “Tiga jiwa, tujuh roh, berkumpullah.” Tangannya yang samar mulai bergerak, menciptakan formasi tanda yang misterius. Seketika, sebuah kekuatan tak kasat mata terpancar dari tangannya, menyebar ke seluruh penjuru bumi hingga mencapai area Istana Bunga. Di tengah puing-puing itu, titik-titik cahaya putih perlahan berkumpul di udara, membentuk sebuah bayangan yang tak nyata. Bayangan itu melesat cepat, meninggalkan area tersebut, bergerak menuju arah Gunung Langi

  • Jenderal Naga   Bab 1959

    Gunung tempat Istana Bunga berdiri hancur dalam sekejap, lenyap menjadi abu. Puluhan kilometer di sekitarnya berubah menjadi puing-puing tanpa ada tanda-tanda kehidupan yang tersisa. “Apakah Chandra sudah mati?”“Apakah dia menggunakan teknik pamungkas untuk membasmi musuh?” Bisikan penuh kebingungan terdengar di antara orang-orang yang selamat. Setelah keadaan mulai tenang, para pesilat yang sebelumnya melarikan diri kembali ke lokasi, berharap menemukan Chandra di tengah reruntuhan. Di antara puing-puing, terdengar suara batu yang bergerak. Sosok seorang pria yang bersimbah darah perlahan bangkit. Dia duduk di atas batu besar, terengah-engah sambil memegangi luka-lukanya. “Sialan! Hampir saja aku mati karenanya,” gumam Jayhan dengan nada berat. Wajahnya muram. Jayhan tidak pernah menyangka Chandra akan menyerangnya tiba-tiba. Jarak yang terlalu dekat dan kurangnya kewaspadaan membuatnya terkena serangan langsung. Meski kekuatan Jayhan luar biasa, serangan itu hampir mere

DMCA.com Protection Status