Chandra langsung memutar matanya lalu berkata, “Kalau kamu tanya sama aku lalu aku harus tanya siapa?”Si laki-laki aneh berbulu itu masih terus mengoceh. Namun, Chandra dan Akasa sama sekali tidak mengerti semua kata-katanya. Chandra sempat berpikir cukup lama sampai akhirnya dia mendapat ide dan bergegas mengeluarkan ponselnya untuk merekam semua yang dikatakan oleh si laki-laki berbulu itu. Ponsel Chandra menggunakan sinyal satelit, jadi dia bisa mendapatkan sinyal di mana pun dia berada. Bahkan di tempat terpencil seperti ini sekalipun. Kemudian dia mengirimkan rekaman itu kepada Arya yang berada di Rivera. “Arya, tolong bantu aku mencari penerjemah yang mengerti berbagai bahasa di dunia ini untuk menerjemahkan apa yang ada di rekaman ini,” ujar Chandra. “Baik,” balas Arya sigap. Arya bergegas melaksanakan perintah Chandra setelah menerima perintahnya. Sampai akhirnya, sepuluh menit kemudian, Arya menelepon Chandra kembali. “Chandra, ini adalah bahasa Yinusa kuno yang digunaka
Chandra tidak mengerti apa yang dikatakan oleh orang berbulu lebat yang ada di pulau terpencil ini. Jadi, mustahil bagi mereka berdua untuk bisa berkomunikasi dengan orang itu. Oleh karena itu, dia mengungkapkan pemikirannya untuk kembali ke Someria guna mencari penerjemah yang bisa membantu mereka untuk berkomunikasi dengan orang itu agar semua rahasia pulau ini bisa segera terungkap.“Tidak bisa! Aku tidak bisa menunggu lagi,” tolak Akasa terang-terangan. “Kita tidak perlu berkomunikasi dengan manusia gua itu. Kita hanya perlu mencari tahu, apakah di pulau ini ada naga atau tidak? Kita akan kembali ke sini bersama sejumlah pasukan kalau memang naga itu ada di sini. Aku yakin, para prajurit Someria pastinya bisa membantu kita membunuh naga itu,” lanjut Akasa sambil mengutarakan pemikirannya.Chandra berpikir sejenak lalu berkata, “Oke, kalau begitu aku akan menunggumu di sini. Kamu bisa pergi dan memeriksa keadaan pulau ini.”Kemudian Chandra duduk di atas batu yang berada di depan a
Dia sudah berada di dalam laut ketika dia tersadar. Chandra pun bergegas keluar dari dalam laut.Duar!Tubuhnya Bagai air mancur yang keluar dari dalam air. Dia melayang lebih dari 50 meter di atas langit. Sampai tiba-tiba saja, dia merasakan angin hembusan telapak tangan yang sangat kuat itu. “Kurang ajar, kenapa cepat sekali!” kutuk Chandra di dalam hati. Saat ini, dia tidak lagi berani mengambil risiko. Jadi, dia langsung mengaktifkan kekuatan Ilmu Keabadian Vajra dan tiba-tiba saja hembusan telapak tangan itu menghantam Chandra. Lingkaran cahaya berwarna tembaga dalam sekejap langsung pecah dan membuat tubuhnya terpental. Dia terbang mundur dan seteguk darah tampak muncrat keluar dari mulutnya. Saat ini, tiba-tiba saja Akasa muncul. Dia tidak bisa mempercayai matanya ketika melihat orang itu berhasil menghancurkan Ilmu Keabadian Vajra yang dikerahkan oleh Chandra. Bahkan Chandra sampai memuntahkan darah dari mulutnya.“Bagaimana mungkin orang aneh itu bisa melakukan hal sedahsya
Chandra tidak berani untuk tetap berada di dalam laut lebih lama lagi. Namun, dia juga tidak berani untuk muncul di permukaan karena laki-laki berbulu lebat itu sangatlah kuat dan jauh lebih unggul darinya. Sekarang, Chandra sudah berada di Tangga Langit Kesembilan dengan kekuatan yang tidak mungkin bisa dia tingkatkan lagi. Dia juga menggunakan Ilmu Keabadian Vajra yang tidak mungkin untuk dihancurkan. Namun nyatanya, laki-laki berbulu lebat itu tetap saja berhasil menghancurkannya. Laki-laki berbulu itu sungguh luar biasa menakutkan. Sekarang, Chandra tidak tahu apa lagi yang harus dilakukannya. Sampai akhirnya, Chandra tidak lagi bisa menahan napasnya. Bagaimanapun juga, energi sejatinya sudah terkuras habis yang membuatnya tidak bisa bertahan lama di dalam air. Dia harus segera muncul di permukaan, jika tidak dia pasti akan mati. Akhirnya, Chandra memutuskan untuk muncul ke permukaan. Dia langsung menghela napas lega setelah melihat ke sekelilingnya dan tidak menemukan siapa pun
Dia pun melepaskan secarik kertas yang terikat di kaki burung itu. Kemudian dia mengambilnya dan membacanya perlahan. “Apa? Chandra sudah mati?” ujarnya dengan penuh keterkejutan. Dia mengetahui dengan baik, bagaimana kondisi kekuatan Chandra. Sekarang, pemuda itu sudah berada di Tangga Langit Kesembilan. Dia adalah satu-satunya orang yang paling mendekati Alam Tingkat Sembilan dalam seribu tahun terakhir. Namun sekarang, dia justru tewas secara tiba-tiba. “Shadow!” panggil Basita. Kemudian sesosok manusia yang mengenakan jubah hitam datang menghampirinya dengan sangat cepat. Sosok itu berlutut dengan penuh hormat di hadapan Basita. “Master, silakan berikan perintah,” ujar sosok itu sambil menempelkan dahinya di atas tanah. “Ada kabar yang mengatakan kalau Chandra sudah mati. Sekarang, kamu cari Akasa dan tanyakan kebenaran atas hal ini,” ujar Basita. “Baik,” balas laki-laki berjubah hitam sambil mengangguk lalu pergi dengan cepat. Berita tentang kematian Chandra berasal dari
Setelah menelepon Kadir, Nova duduk menunggu di rumah. Satu jam berlalu, tapi rasanya seperti sepuluh tahun yang penuh penyiksaan. Waktu seolah-olah berjalan dengan lambat, membuat Nova hampir tidak percaya dirinya bisa bertahan.Akhirnya, saat satu jam telah berlalu, Nova duduk di ayunan di halaman vila keluarga Kurniawan. Tiba-tiba, seseorang melompat masuk dari luar vila dan muncul di hadapannya. Nova terkejut, langsung berdiri, menatap sosok tak diundang itu.Ternyata itu Kadir. Melihat Nova yang ketakutan, Kadir segera berkata, “Nova, tenang. Ini aku, Kadir.”Mendengar itu, Nova merasa lega dan segera bertanya, “Oh, ternyata Pak Kadir! Tidak setua yang dikatakan Chandra, ya? Aku panggil Kak Kadir saja, ya? Kak Kadir, bagaimana keadaan Chandra sekarang?”Ekspresi Kadir berubah serius. Ia baru saja mendengar kabar tentang kematian Chandra dan bahkan telah menyelidikinya sendiri. Kadir mencari Titan, yang mengatakan bahwa Chandra telah mati, bahkan menjelaskan secara rinci bagaimana
Chandra kembali ke tepi pulau dan duduk di atas sebongkah batu besar, memandangi gelombang yang terus-menerus menghantam pantai di bawahnya. Pikirannya melayang pada sosok aneh dari Lethran. Ketika pertama kali bertemu dengannya, sosok itu masih tampak waras dan dapat diajak berkomunikasi. Namun, saat Chandra kembali ke gua untuk kedua kalinya, keadaan berubah. Pada awalnya sosok itu masih rasional, tetapi tiba-tiba saja dia seolah menjadi gila."Apakah mungkin dia terkontaminasi oleh darah naga seribu tahun yang lalu? Darah naga itu, seperti Darah Kura, mungkin bisa membuat seseorang kehilangan akal," Chandra merenung dalam pikirannya.Namun, teori ini tampak tidak masuk akal baginya. Klan Darah juga berasal dari darah naga, tetapi mereka tidak kehilangan akal. Jika bukan karena kehilangan akal, lalu mengapa orang-orang di pulau itu tiba-tiba menyerangnya? Apakah dia tanpa sadar menyentuh sesuatu yang menjadi pantangan bagi sosok itu? Chandra mencoba mencerna semuanya, tetapi tetap ti
Nova pulih dengan sangat cepat. Dalam setengah hari, ingatannya kembali, dan kekuatannya pun pulih sepenuhnya. Kini, kekuatannya telah mencapai puncak Tangga Langit Enam. Namun, sebagian besar energi dari darah yang dia minum belum terserap sepenuhnya. Nova baru menyerap kekuatan dari Darah Kura dan sebagian kecil dari darah yang diberikan oleh Basita. Dari darah Basita, dia baru menyerap kurang dari sepersepuluhnya. Jika dia berhasil menyerap semuanya, kekuatannya bisa mencapai Tangga Langit Sembilan.Sementara itu, di Rivera, di sebuah vila, Robi sedang duduk di sofa, memijat pelipisnya dengan lembut. Seorang pria datang dan berlutut di depannya, melapor, "Pak, baru saja ada kabar bahwa di rumah keluarga Kurniawan terdeteksi aura yang sangat menakutkan.""Oh? Keluarga Kurniawan?" Robi segera tersadar dari lamunannya dan berkata, "Baiklah, aku akan memeriksanya sendiri."Robi segera berangkat menuju rumah keluarga Kurniawan. Saat dia tiba, Nova sudah pulih sepenuhnya. Dia juga telah m
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di