Aksa langsung tampak bersemangat ketika membicarakan naga dan keabadian. Karena tujuan utamanya dalam hidup ini adalah menjadi orang nomor satu yang tak terkalahkan oleh siapa pun. Dia yakin, dirinya bisa memiliki kekuatan tanpa batas selama bisa hidup dalam keabadian. Dengan begitu, dia juga bisa meraih impiannya menjadi orang nomor satu yang tak terkalahkan. Semua ini hanya masalah waktu sampai dia bisa meraih impiannya. “Sudahlah, kita juga belum tahu apa benar orang itu sudah hidup selama ribuan tahun. Lebih baik sekarang, kita cari tahu dulu, siapa orang itu sebenarnya,” ujar Chandra tegas karena dia malas mendengar Akasa melontarkan banyak kata-kata padanya. “Sekarang saja, kita nggak bisa mendekati mulut gua. Jadi, bagaimana mungkin kita bisa mencari tahu siapa orang aneh itu?” balas Akasa bingung. “Kita nggak perlu buru-buru,” ujar Chandra sambil sedikit melambaikan tangannya. Kemudian dia memperhatikan tulang yang tergeletak di atas tanah lalu berpikir dan berkata, “Kalau
Chandra langsung memutar matanya lalu berkata, “Kalau kamu tanya sama aku lalu aku harus tanya siapa?”Si laki-laki aneh berbulu itu masih terus mengoceh. Namun, Chandra dan Akasa sama sekali tidak mengerti semua kata-katanya. Chandra sempat berpikir cukup lama sampai akhirnya dia mendapat ide dan bergegas mengeluarkan ponselnya untuk merekam semua yang dikatakan oleh si laki-laki berbulu itu. Ponsel Chandra menggunakan sinyal satelit, jadi dia bisa mendapatkan sinyal di mana pun dia berada. Bahkan di tempat terpencil seperti ini sekalipun. Kemudian dia mengirimkan rekaman itu kepada Arya yang berada di Rivera. “Arya, tolong bantu aku mencari penerjemah yang mengerti berbagai bahasa di dunia ini untuk menerjemahkan apa yang ada di rekaman ini,” ujar Chandra. “Baik,” balas Arya sigap. Arya bergegas melaksanakan perintah Chandra setelah menerima perintahnya. Sampai akhirnya, sepuluh menit kemudian, Arya menelepon Chandra kembali. “Chandra, ini adalah bahasa Yinusa kuno yang digunaka
Chandra tidak mengerti apa yang dikatakan oleh orang berbulu lebat yang ada di pulau terpencil ini. Jadi, mustahil bagi mereka berdua untuk bisa berkomunikasi dengan orang itu. Oleh karena itu, dia mengungkapkan pemikirannya untuk kembali ke Someria guna mencari penerjemah yang bisa membantu mereka untuk berkomunikasi dengan orang itu agar semua rahasia pulau ini bisa segera terungkap.“Tidak bisa! Aku tidak bisa menunggu lagi,” tolak Akasa terang-terangan. “Kita tidak perlu berkomunikasi dengan manusia gua itu. Kita hanya perlu mencari tahu, apakah di pulau ini ada naga atau tidak? Kita akan kembali ke sini bersama sejumlah pasukan kalau memang naga itu ada di sini. Aku yakin, para prajurit Someria pastinya bisa membantu kita membunuh naga itu,” lanjut Akasa sambil mengutarakan pemikirannya.Chandra berpikir sejenak lalu berkata, “Oke, kalau begitu aku akan menunggumu di sini. Kamu bisa pergi dan memeriksa keadaan pulau ini.”Kemudian Chandra duduk di atas batu yang berada di depan a
Dia sudah berada di dalam laut ketika dia tersadar. Chandra pun bergegas keluar dari dalam laut.Duar!Tubuhnya Bagai air mancur yang keluar dari dalam air. Dia melayang lebih dari 50 meter di atas langit. Sampai tiba-tiba saja, dia merasakan angin hembusan telapak tangan yang sangat kuat itu. “Kurang ajar, kenapa cepat sekali!” kutuk Chandra di dalam hati. Saat ini, dia tidak lagi berani mengambil risiko. Jadi, dia langsung mengaktifkan kekuatan Ilmu Keabadian Vajra dan tiba-tiba saja hembusan telapak tangan itu menghantam Chandra. Lingkaran cahaya berwarna tembaga dalam sekejap langsung pecah dan membuat tubuhnya terpental. Dia terbang mundur dan seteguk darah tampak muncrat keluar dari mulutnya. Saat ini, tiba-tiba saja Akasa muncul. Dia tidak bisa mempercayai matanya ketika melihat orang itu berhasil menghancurkan Ilmu Keabadian Vajra yang dikerahkan oleh Chandra. Bahkan Chandra sampai memuntahkan darah dari mulutnya.“Bagaimana mungkin orang aneh itu bisa melakukan hal sedahsya
Chandra tidak berani untuk tetap berada di dalam laut lebih lama lagi. Namun, dia juga tidak berani untuk muncul di permukaan karena laki-laki berbulu lebat itu sangatlah kuat dan jauh lebih unggul darinya. Sekarang, Chandra sudah berada di Tangga Langit Kesembilan dengan kekuatan yang tidak mungkin bisa dia tingkatkan lagi. Dia juga menggunakan Ilmu Keabadian Vajra yang tidak mungkin untuk dihancurkan. Namun nyatanya, laki-laki berbulu lebat itu tetap saja berhasil menghancurkannya. Laki-laki berbulu itu sungguh luar biasa menakutkan. Sekarang, Chandra tidak tahu apa lagi yang harus dilakukannya. Sampai akhirnya, Chandra tidak lagi bisa menahan napasnya. Bagaimanapun juga, energi sejatinya sudah terkuras habis yang membuatnya tidak bisa bertahan lama di dalam air. Dia harus segera muncul di permukaan, jika tidak dia pasti akan mati. Akhirnya, Chandra memutuskan untuk muncul ke permukaan. Dia langsung menghela napas lega setelah melihat ke sekelilingnya dan tidak menemukan siapa pun
Dia pun melepaskan secarik kertas yang terikat di kaki burung itu. Kemudian dia mengambilnya dan membacanya perlahan. “Apa? Chandra sudah mati?” ujarnya dengan penuh keterkejutan. Dia mengetahui dengan baik, bagaimana kondisi kekuatan Chandra. Sekarang, pemuda itu sudah berada di Tangga Langit Kesembilan. Dia adalah satu-satunya orang yang paling mendekati Alam Tingkat Sembilan dalam seribu tahun terakhir. Namun sekarang, dia justru tewas secara tiba-tiba. “Shadow!” panggil Basita. Kemudian sesosok manusia yang mengenakan jubah hitam datang menghampirinya dengan sangat cepat. Sosok itu berlutut dengan penuh hormat di hadapan Basita. “Master, silakan berikan perintah,” ujar sosok itu sambil menempelkan dahinya di atas tanah. “Ada kabar yang mengatakan kalau Chandra sudah mati. Sekarang, kamu cari Akasa dan tanyakan kebenaran atas hal ini,” ujar Basita. “Baik,” balas laki-laki berjubah hitam sambil mengangguk lalu pergi dengan cepat. Berita tentang kematian Chandra berasal dari
Setelah menelepon Kadir, Nova duduk menunggu di rumah. Satu jam berlalu, tapi rasanya seperti sepuluh tahun yang penuh penyiksaan. Waktu seolah-olah berjalan dengan lambat, membuat Nova hampir tidak percaya dirinya bisa bertahan.Akhirnya, saat satu jam telah berlalu, Nova duduk di ayunan di halaman vila keluarga Kurniawan. Tiba-tiba, seseorang melompat masuk dari luar vila dan muncul di hadapannya. Nova terkejut, langsung berdiri, menatap sosok tak diundang itu.Ternyata itu Kadir. Melihat Nova yang ketakutan, Kadir segera berkata, “Nova, tenang. Ini aku, Kadir.”Mendengar itu, Nova merasa lega dan segera bertanya, “Oh, ternyata Pak Kadir! Tidak setua yang dikatakan Chandra, ya? Aku panggil Kak Kadir saja, ya? Kak Kadir, bagaimana keadaan Chandra sekarang?”Ekspresi Kadir berubah serius. Ia baru saja mendengar kabar tentang kematian Chandra dan bahkan telah menyelidikinya sendiri. Kadir mencari Titan, yang mengatakan bahwa Chandra telah mati, bahkan menjelaskan secara rinci bagaimana
Chandra kembali ke tepi pulau dan duduk di atas sebongkah batu besar, memandangi gelombang yang terus-menerus menghantam pantai di bawahnya. Pikirannya melayang pada sosok aneh dari Lethran. Ketika pertama kali bertemu dengannya, sosok itu masih tampak waras dan dapat diajak berkomunikasi. Namun, saat Chandra kembali ke gua untuk kedua kalinya, keadaan berubah. Pada awalnya sosok itu masih rasional, tetapi tiba-tiba saja dia seolah menjadi gila."Apakah mungkin dia terkontaminasi oleh darah naga seribu tahun yang lalu? Darah naga itu, seperti Darah Kura, mungkin bisa membuat seseorang kehilangan akal," Chandra merenung dalam pikirannya.Namun, teori ini tampak tidak masuk akal baginya. Klan Darah juga berasal dari darah naga, tetapi mereka tidak kehilangan akal. Jika bukan karena kehilangan akal, lalu mengapa orang-orang di pulau itu tiba-tiba menyerangnya? Apakah dia tanpa sadar menyentuh sesuatu yang menjadi pantangan bagi sosok itu? Chandra mencoba mencerna semuanya, tetapi tetap ti
Dia tidak tahu kalau orang-orang yang akan muncul kali ini adalah para prajurit utusan yang hebat yang tidak bisa dibandingkan dengan Anak Dewa maupun Dusky. Dia juga tidak tahu kalau bencana besar pertama akan segera menghampiri bumi. Saat ini, Chandra sedang berada di dalam pesawat menuju Rivera. Pesawat yang ditumpanginya mendarat di area militer Rivera. Dia bergegas turun dan keluar dari area militer untuk pergi menuju ke kediaman keluarga Kurniawan. Namun, sosok seorang perempuan tiba-tiba saja menghalangi langkah Chandra. Perempuan itu mengenakan gaun putih dengan rambut hitam panjang. Dia berdiri membelakangi Chandra. Kemudian perempuan itu berbalik dan memperlihatkan wajahnya yang cantik dan lembut. Chandra cukup terkejut lalu berkata, “Kak Penjaga? Kenapa Kakak ada di sini?”Sosok perempuan itu adalah Si Penjaga Pustaka Agung yang sedang menatap Chandra dalam lalu berkata, “Aku ke sini karena ada hal yang ingin kusampaikan padamu.”“Katakan saja, Kak,” balas Chandra dengan
Niskala adalah dunia pertama yang disegel dengan ukuran yang jauh lebih besar dari bumi. Seorang laki-laki tua sedang duduk di atas sebuah kursi kayu yang berada di depan sebuah rumah kayu di Niskala. Dia adalah manusia terkuat di Niskala dengan banyak gelar yang disematkan padanya yang juga merupakan guru dari Anak Dewa. Dia jugalah yang menciptakan jurus Pedang 4 Musim. Ada yang memanggilnya dengan sebutan Suhu 4 Musim, ada juga yang memanggilnya Orang Tua 4 Musim. Dia duduk di atas sebuah kursi kayu dan di depannya berdiri seorang pemuda berusia sekitar 25-26 tahun. Pemuda itu mengenakan jubah berwarna abu-abu dengan pedang di punggungnya.“Lampu jiwa Anak Dewa sudah padam. Itu artinya, dia sudah mati,” ujar Suhu 4 Musim.Kemudian dia kembali berkata dengan raut wajah marah, “Aku tidak tahu apa yang dilaluinya di bumi, tapi Anak Dewa adalah muridku yang paling kusayangi. Aku bisa merasakan akan muncul suatu keberuntungan di bumi, selain itu segel mereka juga akan segera terlepas.
Basita bisa memiliki keempat segel itu karena dia adalah manusia paling tua yang ada di bumi saat ini dan makhluk dari dunia lain sama sekali tidak berpikir akan kemungkinan hal seperti itu. “Oke,” jawab Chandra sambil mengangguk lalu mengambil keempat segel itu. “Apa rencanamu sekarang?” tanya Basita sambil menatap Chandra serius. Kemudian Chandra berkata, “Nova membawa Weni ke Rivera. Aku sangat sibuk sampai tidak sempat menghabiskan waktu bersama anakku selama beberapa tahun belakangan. Aku berencana untuk menghabiskan waktu bersama putriku di Rivera. Lagi pula, makhluk dunia lain juga tidak akan berani mengganggu manusia untuk sementara waktu.”“Beristirahatlah dulu. Kamu sudah terlalu sibuk selama bertahun-tahun,” balas Basita bijak. Pertemuannya dengan Basita kali ini, tidak sesuai dengan dugaannya. Pada awalnya, dia berencana untuk langsung menghancurkan para makhluk dari dunia lain yang berada di Kota Dusky setelah berdiskusi dengan Basita. Namun, Basita justru melarangnya.
Sandra bergegas pergi setelah mencium Chandra, sedangkan Chandra hanya bisa memegang wajahnya dengan ekspresi pasrah. Dia juga memutuskan untuk pergi sambil memikirkan perkataan Sandra. Sekarang, dia harus mencari uang untuk memastikan perkembangan Negara Naga tidak terhambat. Namun, uang kertas di berbagai negara tidak lagi berharga dan sudah digantikan dengan emas. Chandra tiba-tiba teringat dengan harta karun yang dikubur oleh Alex Gondo. Harta karun itu adalah harta yang dikumpulkan oleh Alex setelah dia mendirikan organisasi pembunuh. Sebagian besar harta karun itu berbentuk emas, jadi seharusnya Negara Naga bisa terselamatkan jika menggunakan tumpukan emas milik Alex tersebut. Chandra bergegas menemui Alex Gondo dan memberitahunya tentang masalah ini. Kemudian Chandra meminta Alex untuk mengirim orang agar bisa mendapatkan emas tersebut di Someria. Chandra memutuskan pergi ke Gunung Rinto pada malam hari setelah selesai mengatur masalah emas. Keesokan paginya, Chandra sudah t
Bagaimana mungkin Chandra tidak mengerti maksud dari perkataan Sandra? Namun, Chandra tidak terlalu memedulikannya. Dia lebih memilih untuk tersenyum lalu mengalihkan pembicaraan mereka dengan berkata, “Aku akan mencari cara untuk mengatasi masalah uang sekaligus mengumpulkan cukup dana dalam waktu sesingkat mungkin. Kita tidak lagi punya banyak waktu, jadi kita harus menyempurnakan Negara Naga secepat mungkin. Oh iya, bagaimana dengan urusan pangan?”Sandra langsung menghela napas lalu berkata setelah menenangkan diri, “Ya, semuanya sedang dipersiapkan. Negara Naga sudah bekerja sama dengan Someria selama bertahun-tahun dalam industri pertanian. Ditambah lagi, dengan bangkitnya energi spiritual langit dan bumi yang berhasil meningkatkan hasil produksi pertanian. Sekarang, Negara Naga sudah memiliki cadangan makanan untuk menghidupi 300 juta penduduk selama 10 tahun ke depan.”Namun, Chandra justru berkata, “Tidak cukup! Masih jauh dari kata cukup! Bagaimanapun juga, makanan adalah fo
Empat ratus ribu pasukan jauh melampaui apa yang dibayangkan Chandra sebelumnya. Sebenarnya, Chandra berencana mengirimkan 100 ribu orang dengan tujuan untuk mempercepat proses pelatihan mereka di dalam Ruang Waktu. Namun sekarang, jumlah mereka bertambah 300 ribu, jadi Ruang Waktu pastinya tidak akan cukup untuk menampung mereka semua. “Kak Sasa, aku berencana untuk melatih pasukan itu di dalam Ruang Waktu. Apa mungkin mereka semua bisa masuk ke dalam Ruang Waktu?” tanya Chandra dengan perasaan khawatir. Namun, Sasa justru berkata dengan santainya, “Tidak ada yang tidak mungkin. Lagi pula, aku sudah melihat prasasti waktu yang membuatku mengerti beberapa peraturan yang tertulis di sana. Aku mungkin bisa membuat formasi waktu dengan caraku. Walaupun formasi itu tidak akan membuat satu hari di bumi sama dengan sebulan di formasi waktu, tapi setidaknya aku bisa membuat satu hari sama dengan beberapa hari waktu sebenarnya.”“Mungkin?” tanya Chandra kesal. Entah mengapa, Chandra merasa
“Aku sudah menduganya. Istana Abadi tidak mungkin menghilang begitu saja. Ternyata istana itu jatuh ke tanganmu, Bos,” ujar Paul terkejut. Maggie menatap Chandra dengan penuh rasa kagum lalu berkata, “Para prajurit dari dunia lain sedang menebak-nebak, siapa pemilik dari Istana Abadi. Mereka semua pasti tidak akan menyangka kalau ternyata kamu adalah pemiliknya.”Kemudian Chandra berkata, “Seluruh pasukan yang berjumlah seratus ribu orang itu pasti membutuhkan waktu untuk tiba ke sini karena mereka bergerak secara diam-diam. Jadi, aku akan mengajak kalian masuk ke Istana Abadi dan melihat-lihat keadaan di dalam.”Chandra melambaikan tangannya dengan santai lalu pintu gerbang Istana Abadi dengan cepat terbuka. Dia melangkah masuk ke dalam Istana Abadi yang diikuti oleh tiga orang lainnya. Tidak lama kemudian, mereka bertiga muncul di puncak gunung. Gunung itu sangat besar dan dipenuhi dengan berbagai macam buah ajaib serta aroma memikat yang memenuhi udara. Selain itu, mereka juga bis
“Prasasti yang ada di Jalan waktu?” tanya Chandra bingung karena dia tidak tahu benda apa itu. Sasa dengan cepat berusaha menjelaskan setelah melihat raut wajah bingung Chandra dengan berkata, “Kamu tidak perlu tahu benda apa itu sekarang. Aku hanya akan pergi melihatnya sebentar kalau kamu setuju. Lagi pula, kamu tidak akan mendapat kerugian apa pun kalau menyetujuinya.”Chandra sempat takut ditipu oleh Sasa, tapi dia langsung bernapas lega setelah mendengar penjelasan Sasa lalu berkata, “Oke, aku setuju.”“Aku juga setuju membantumu untuk membentuk pasukan yang tak terkalahkan,” balas Sasa sambil tersenyum lalu menghilang dalam sekejap mata. “Chandra, aku tidak menyangka kalau kamu bisa menjadi penguasa Istana Abadi ini,” puji Arya sambil mengacungkan ibu jarinya.Chandra ikut tersenyum dan berkata, “Bukan hal sulit untuk membentuk pasukan tak terkalahkan selama ada Istana Abadi ini. Aku juga bisa menyelesaikan berbagai masalah sulit, sekalipun kiamat sudah tiba.”“Kalau begitu, ki
Maggie mengangguk lalu berkata, “Baik, aku akan mengurusnya.”Chandra cukup tenang dengan bantuan Maggie. Selain itu, dia juga memiliki banyak bahan obat ajaib dan Ruang Waktu di istana Abadi. Selain itu, dia masih memiliki sisa waktu 4 tahun sebelum segel di buka. Chandra yakin, dia pasti mampu membangun pasukan yang tak terkalahkan dalam kurun waktu 4 tahun. “Kalau begitu, rapat sampai di sini dulu.”Chandra memutuskan untuk berhenti sejenak. Kemudian orang-orang mulai meninggalkan aula satu per satu. *** Di halaman belakang istana. Chandra dan Arya duduk di kursi batu. “Chandra, keadaan bumi semakin buruk dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, semakin banyak prajurit dari dunia lain yang datang ke bumi. Kalau terus begini, cepat atau lambat bumi bisa benar-benar hancur,” ujar Arya dengan nada cemas. Chandra tersenyum lalu berkata, “Tidak perlu terlalu mengkhawatirkan masalah ini. Kita hanya perlu menghadapi mereka kalau memang mereka datang menyerang kita.”Arya menatap Ch