Pria tua itu mulai berbicara. Dia adalah salah satu tokoh dengan kedudukan sangat tinggi dalam Klan Darah. Urusan luar biasa Klan Darah ditentukan olehnya, bahkan Raja Darah Pertama pun mendengarkan perintahnya. Namanya adalah Wesley, cucu dari Victor. Dia telah hidup lebih dari lima ratus tahun, meskipun belum mencapai Alam Sembilan, namun dia berada di puncak Tangga Langit Sembilan.Victor berpikir sejenak, lalu tiba-tiba mendapat ide cemerlang. Dia berkata, "Begini saja, serahkan darah naga yang masih ada di dalam keluarga kita, sekaligus beri tahu keberadaan naga tersebut. Tapi, kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk melemahkan kekuatan Prajurit Kuno dari Someria."Wesley berkata, "Kakek, kami siap menerima perintah."Victor melanjutkan, "Buat orang-orang Someria saling bertarung satu sama lain. Siapa yang menang, akan mendapatkan darah naga dan informasi tentang naga tersebut.""Kakek, itu ide yang brilian," kata Wesley dengan terkagum-kagum."Benar, ide kakek luar biasa," t
Titan menatap Chandra dengan senyum yang terlihat ramah, tetapi di dalam hatinya, dia mendengus dingin. Chandra adalah ancaman besar baginya, dan Titan tahu dia harus mencari cara untuk menyingkirkan Chandra secara permanen. Namun, sekarang bukanlah waktu yang tepat. Titan memutuskan untuk menunggu sampai pertempuran di Gurun Avalon selesai sebelum mencari peluang untuk menghancurkan Chandra.Meskipun kekuatan mereka setara, energi Chandra lebih kuat. Dalam pertarungan langsung, Titan tahu dia tidak akan menang. Tetapi jika dia bisa menyergap Chandra, sekuat apa pun Chandra, jika lengah, dia bisa terluka parah. Dalam keadaan itu, Titan yakin hasilnya akan berbeda.Chandra juga tersenyum saat melihat Titan. Dia tahu Titan ingin menyingkirkannya, dan dia pun tidak mempercayai Titan. Sejak dia dijebak oleh Tama di makam Kaisar Pertama setahun yang lalu, Chandra selalu waspada terhadap Titan di setiap langkahnya."Semoga kerja sama kita menyenangkan," kata Titan sambil tersenyum, mengulurk
Chandra melirik sekilas ke arah para wanita itu. Mereka semua cantik, dengan tubuh yang indah dan wajah menawan. Untuk sesaat, pikiran jahat sempat melintas di benaknya, membayangkan bagaimana rasanya dilayani oleh sekelompok wanita seperti ini. Namun, dia segera menepis pikiran itu.Menatap Raja Darah Pertama, Chandra tersenyum dan berkata, "Terima kasih, tapi tidak perlu."Raja Darah Pertama, yang mengira Chandra tidak tertarik pada wanita-wanita itu, bertanya, "Chandra, tipe wanita seperti apa yang kau sukai? Aku bisa mencarikannya untukmu segera. Atau mungkin kau suka sesuatu yang lebih istimewa? Bagaimana kalau beberapa putri kerajaan?"Chandra mengangkat tangannya sedikit, menolak tawaran itu dengan lembut. "Ini sudah cukup baik, tapi aku sudah punya istri.""Oh, aku mengerti," Raja Darah Pertama tertawa. "Pria baik seperti kamu memang jarang. Kalau begitu, kami tidak akan mengganggu lagi."Setelah berkata begitu, dia membawa para wanita berambut pirang itu pergi. Chandra hanya b
Setelah berbincang sebentar dengan Wanto, Chandra kembali menuju kamar Titan. Saat tiba di depan pintu, suasana di dalam sudah sepi. Dia mengetuk pintu, dan tak lama kemudian, pintu dibuka oleh seorang wanita berambut pirang yang mengenakan jubah tidur.Chandra melambaikan tangannya dan berkata, "Kau bisa pergi sekarang." Tanpa banyak basa-basi, dia langsung masuk.Titan duduk di atas ranjang dengan tubuh bertelanjang dada. Melihat Chandra masuk, dia bertanya, "Ada apa? Ada yang ingin kau bicarakan?"Chandra berjalan menuju sofa dan duduk. Titan bangkit, mengenakan pakaian, lalu mengambil sebatang cerutu dan menyerahkannya kepada Chandra.Chandra menerima cerutu itu dan berkata, "Kau selalu tahu kabar terbaru. Aku ingin tahu, berapa banyak Prajurit Kuno dari Someria yang datang kali ini, dan seberapa banyak pejuang internasional yang ikut serta?"Titan tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, kau dan aku bersama-sama tak terkalahkan di dunia ini. Siapa yang bisa mengalahkan kita? Siapa
Nova mendengarkan Amanda dengan tenang, meskipun hatinya bergejolak. Amanda berbicara dengan penuh drama, menggambarkan hubungannya dengan Chandra."Chandra adalah milikku, tapi kamu merebutnya dariku. Aku mohon, bisakah kamu meninggalkannya? Kamu sudah kehilangan ingatanmu, tidak ada lagi kenangan tentang Chandra. Tolong, jangan rebut dia dariku lagi, ya?"Nova mengernyit, merasa bingung. Hal-hal yang Amanda katakan tidak pernah diceritakan oleh Chandra padanya. Dia mengusap hidungnya, lalu bertanya, "Apa yang kamu katakan itu benar?""Tentu saja, benar," jawab Amanda dengan mantap.Nova terdiam, mencerna kata-kata Amanda. Setelah beberapa detik, dia mengambil tasnya dari meja, berdiri, dan berkata, "Kamu salah paham. Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Chandra sekarang."Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan pergi, tetapi pikirannya terus dipenuhi keraguan. "Apakah semua itu benar? Apakah aku telah merebut pria orang lain? Sebenarnya, aku dulu adalah orang seperti apa?"Dengan h
Nova merasa bimbang. Dia memegang botol berisi darah itu dengan tangan gemetar, ragu-ragu apakah harus meminumnya atau tidak. Setelah merenung, akhirnya dia memutuskan untuk menahan diri. Dia takut mati, takut bahwa jika dia meminumnya, hidupnya akan berakhir. Maka, dia menyimpan botol itu dengan hati-hati.Waktu berlalu, dan hari yang dinantikan pun tiba—hari perebutan gelar pejuang terkuat di dunia. Di Avalon, di sebuah kastil yang berdiri kokoh di tengah gurun, terdapat arena besar yang kini dipenuhi oleh kerumunan. Raja Darah Pertama muncul di atas arena, memandang para pejuang tangguh dari berbagai penjuru dunia. Dengan suara lantang, dia berkata, "Saudara-saudara, Klan Darah selalu menepati janji. Hari ini, siapa pun yang bisa menjadi yang terkuat di dunia akan mendapatkan darah naga yang telah kami simpan selama seribu tahun.""Kami juga akan mengungkapkan keberadaan naga tersebut kepada sang juara.""Darah naga ini bisa memberikan keabadian. Kami pastikan, semua ini benar, tid
Chandra harus ikut berburu naga. Darah naga adalah satu-satunya harapan untuk menyelamatkan Nova, dan dia tidak ingin kehilangannya. Demi Nova, Chandra siap menghadapi bahaya apa pun.“Kekuatanmu bagaimana?” tanya Robi lagi, dengan nada khawatir. “Kakek takut kekuatanmu masih belum cukup. Berburu naga itu sangat berbahaya.”Chandra tersenyum, “Tenang saja, Kek. Kekuatan saya sekarang tidak kalah dengan Kakek.”Robi mengangguk pelan. “Benar juga, kamu sudah mendapatkan Pil Emas Sembilan Putaran. Setahun sudah berlalu, pasti kamu sudah menggunakannya. Tapi, apakah kamu sudah mencapai Alam Sembilan?”Chandra tersenyum pahit. “Alam Sembilan bukan sesuatu yang mudah dicapai, Kek. Jika memang semudah itu, sudah pasti ada pejuang yang berhasil mencapainya dalam sejarah. Tapi sampai sekarang, tidak ada yang berhasil.”Robi setuju. Mereka berbincang pelan sambil waktu terus berjalan. Sepuluh menit berlalu, tapi masih tidak ada yang naik ke arena. Chandra mulai merasa tidak sabar. Jika terus beg
Pedang Api adalah senjata legendaris yang sangat terkenal. Pedang ini dimiliki oleh pendiri sekte Dantra dan dibuat dari sepotong besi hitam yang ditemukan di dasar gunung berapi. Konon, besi ini telah tertanam di sana selama berabad-abad sebelum akhirnya muncul ke permukaan setelah letusan besar. Seorang pandai besi menghabiskan bertahun-tahun untuk menempa besi tersebut menjadi Pedang Api yang kini memiliki bilah merah menyala, seperti besi panas. Saat dihunus, suhu di sekitarnya akan naik drastis. Pedang ini tercatat dalam sejarah sebagai salah satu pedang legendaris, menduduki peringkat keempat dalam daftar pedang paling legendaris.Zeno menemukan Pedang Api ini di tempat suci sekte Dantra dan berhasil menguasainya, menjadi pemilik baru dari pedang tersebut. Meskipun kekuatan Zeno sebenarnya tidak begitu besar, dengan Pedang Api di tangannya, kekuatannya meningkat pesat. Dengan penuh kebanggaan, Zeno memamerkan Pedang Api itu kepada Chandra.Chandra tidak begitu mengenal berbagai
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di