Share

Bab 1695

Penulis: Angin
Nova mendengarkan Amanda dengan tenang, meskipun hatinya bergejolak. Amanda berbicara dengan penuh drama, menggambarkan hubungannya dengan Chandra.

"Chandra adalah milikku, tapi kamu merebutnya dariku. Aku mohon, bisakah kamu meninggalkannya? Kamu sudah kehilangan ingatanmu, tidak ada lagi kenangan tentang Chandra. Tolong, jangan rebut dia dariku lagi, ya?"

Nova mengernyit, merasa bingung. Hal-hal yang Amanda katakan tidak pernah diceritakan oleh Chandra padanya. Dia mengusap hidungnya, lalu bertanya, "Apa yang kamu katakan itu benar?"

"Tentu saja, benar," jawab Amanda dengan mantap.

Nova terdiam, mencerna kata-kata Amanda. Setelah beberapa detik, dia mengambil tasnya dari meja, berdiri, dan berkata, "Kamu salah paham. Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Chandra sekarang."

Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan pergi, tetapi pikirannya terus dipenuhi keraguan. "Apakah semua itu benar? Apakah aku telah merebut pria orang lain? Sebenarnya, aku dulu adalah orang seperti apa?"

Dengan h
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Joedie
ceritanya menarik dan bikin penasaran terus... tapi sayang sehari cuman 2 bab... bisa di tambahin lagi gak biar tambah seru... ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 1696

    Nova merasa bimbang. Dia memegang botol berisi darah itu dengan tangan gemetar, ragu-ragu apakah harus meminumnya atau tidak. Setelah merenung, akhirnya dia memutuskan untuk menahan diri. Dia takut mati, takut bahwa jika dia meminumnya, hidupnya akan berakhir. Maka, dia menyimpan botol itu dengan hati-hati.Waktu berlalu, dan hari yang dinantikan pun tiba—hari perebutan gelar pejuang terkuat di dunia. Di Avalon, di sebuah kastil yang berdiri kokoh di tengah gurun, terdapat arena besar yang kini dipenuhi oleh kerumunan. Raja Darah Pertama muncul di atas arena, memandang para pejuang tangguh dari berbagai penjuru dunia. Dengan suara lantang, dia berkata, "Saudara-saudara, Klan Darah selalu menepati janji. Hari ini, siapa pun yang bisa menjadi yang terkuat di dunia akan mendapatkan darah naga yang telah kami simpan selama seribu tahun.""Kami juga akan mengungkapkan keberadaan naga tersebut kepada sang juara.""Darah naga ini bisa memberikan keabadian. Kami pastikan, semua ini benar, tid

  • Jenderal Naga   Bab 1697

    Chandra harus ikut berburu naga. Darah naga adalah satu-satunya harapan untuk menyelamatkan Nova, dan dia tidak ingin kehilangannya. Demi Nova, Chandra siap menghadapi bahaya apa pun.“Kekuatanmu bagaimana?” tanya Robi lagi, dengan nada khawatir. “Kakek takut kekuatanmu masih belum cukup. Berburu naga itu sangat berbahaya.”Chandra tersenyum, “Tenang saja, Kek. Kekuatan saya sekarang tidak kalah dengan Kakek.”Robi mengangguk pelan. “Benar juga, kamu sudah mendapatkan Pil Emas Sembilan Putaran. Setahun sudah berlalu, pasti kamu sudah menggunakannya. Tapi, apakah kamu sudah mencapai Alam Sembilan?”Chandra tersenyum pahit. “Alam Sembilan bukan sesuatu yang mudah dicapai, Kek. Jika memang semudah itu, sudah pasti ada pejuang yang berhasil mencapainya dalam sejarah. Tapi sampai sekarang, tidak ada yang berhasil.”Robi setuju. Mereka berbincang pelan sambil waktu terus berjalan. Sepuluh menit berlalu, tapi masih tidak ada yang naik ke arena. Chandra mulai merasa tidak sabar. Jika terus beg

  • Jenderal Naga   Bab 1698

    Pedang Api adalah senjata legendaris yang sangat terkenal. Pedang ini dimiliki oleh pendiri sekte Dantra dan dibuat dari sepotong besi hitam yang ditemukan di dasar gunung berapi. Konon, besi ini telah tertanam di sana selama berabad-abad sebelum akhirnya muncul ke permukaan setelah letusan besar. Seorang pandai besi menghabiskan bertahun-tahun untuk menempa besi tersebut menjadi Pedang Api yang kini memiliki bilah merah menyala, seperti besi panas. Saat dihunus, suhu di sekitarnya akan naik drastis. Pedang ini tercatat dalam sejarah sebagai salah satu pedang legendaris, menduduki peringkat keempat dalam daftar pedang paling legendaris.Zeno menemukan Pedang Api ini di tempat suci sekte Dantra dan berhasil menguasainya, menjadi pemilik baru dari pedang tersebut. Meskipun kekuatan Zeno sebenarnya tidak begitu besar, dengan Pedang Api di tangannya, kekuatannya meningkat pesat. Dengan penuh kebanggaan, Zeno memamerkan Pedang Api itu kepada Chandra.Chandra tidak begitu mengenal berbagai

  • Jenderal Naga   Bab 1699

    Cahaya pedang yang menyilaukan memancar dari Pedang Api, membawa kekuatan yang luar biasa, menyerang Chandra dengan dahsyat. Namun, Chandra hanya tersenyum tipis. Dengan gerakan anggun, dia mengangkat Pedang Naga Pertama untuk menahan serangan tersebut.Saat berhasil menahan serangan, Zeno dengan kecepatan luar biasa bergerak di belakang Chandra. Tubuhnya dan Pedang Api menyatu dalam satu garis lurus, siap menusuk punggung Chandra. Pedang Api pun menembus tubuh Chandra."Ini ...?"Kerumunan di luar arena terkejut. "Apakah Chandra sudah kalah?"Namun, saat semua orang berpikir Chandra telah kalah, tubuhnya yang tertusuk mulai memudar, berubah menjadi bayangan samar."Itu ... hanya bayangan.""Kecepatannya luar biasa, sampai-sampai meninggalkan bayangan di tempatnya."Zeno terkejut. Saat dia masih dalam kebingungan, dia merasakan sesuatu menempel di punggungnya. Perlahan, dia berbalik dan melihat Chandra yang sudah berada di belakangnya, dengan Pedang Naga Pertama mengarah langsung kepad

  • Jenderal Naga   Bab 1700

    Bhadra dari Butang, nama yang pernah didengar Chandra sebelumnya. Titan pernah bercerita tentangnya. Bhadra adalah sosok legendaris dari dua ratus tahun yang lalu, seorang pertapa yang jarang terlihat. Bahkan ketika Kelompok Gunung Langit membunuh kura-kura roh, Bhadra tidak muncul. Namun, kini dia hadir di sini. Titan pernah mengatakan bahwa Bhadra sangat kuat, setidaknya setara dengan tingkat Lima Tangga Langit. Selain itu, kemahirannya dalam seni bela diri sangat tinggi. Seseorang yang telah berlatih seni bela diri selama lebih dari dua ratus tahun tentu telah mencapai tingkat yang luar biasa, kecuali jika dia benar-benar tidak berbakat. Namun, jika Bhadra tidak berbakat, dia tidak akan bisa mencapai tingkatan ini.Chandra memperhatikan Bhadra. Orang ini tampak sangat biasa, seperti seseorang yang bisa ditemui di jalanan tanpa menarik perhatian. Bhadra melangkah mendekat, membawa pedang panjang di punggungnya. Setelah berjarak sekitar seratus meter dari Chandra, pedang panjang itu

  • Jenderal Naga   Bab 1701

    Sebuah energi pedang yang kuat melesat keluar, membelah udara. Bhadra bereaksi cepat, tubuhnya langsung melayang ke udara, sekitar dua puluh meter dari tanah.Boom! Di tanah, muncul sebuah lubang dalam yang segera meluas, membentuk jurang sepanjang seratus meter. Dari sini, bisa terlihat betapa dahsyatnya kekuatan serangan pedang Chandra.Saat itu juga, Chandra merasakan aura menakutkan datang dari atas. Dia mendongak dan melihat Bhadra, tubuhnya sejajar dengan pedang besi yang dipegangnya, membentuk garis lurus saat meluncur dari langit, menyerang dengan kecepatan luar biasa. Belum sampai mendekat, energi pedang yang dahsyat sudah terpancar, menyapu sekitarnya dengan kekuatan luar biasa. Namun, Chandra tidak menunjukkan sedikitpun rasa takut, malah dengan berani bergerak melawan arah serangan.Kedua ujung pedang akhirnya bertemu. Kekuatan Chandra ternyata lebih besar daripada Bhadra, membuat tubuh Bhadra terpental jauh. Di saat yang sama, tiga belas energi pedang terpancar dari pe

  • Jenderal Naga   Bab 1702

    Tidak ada yang melihat dengan jelas bagaimana Chandra mengayunkan pedangnya. Bahkan ahli tingkat tinggi yang hadir, seperti Robi dan Titan, tidak bisa melihatnya dengan jelas. Mereka hanya melihat kilatan cahaya pedang, dan tiba-tiba pedang di tangan Bhadra sudah terpotong, dan tubuhnya terlempar.Keheningan menyelimuti tempat itu. Semua orang menahan napas, memandang Chandra yang berdiri di reruntuhan. Saat ini, pedang Chandra sudah disarungkan kembali.Di kejauhan, Maniso bertanya, "Maggie, apa kamu melihat dengan jelas pedang apa yang digunakan Chandra?"Maggie menggelengkan kepala, "Tidak, aku tidak melihatnya."Maniso tampak terkejut, "Tidak kusangka, dia sekarang menjadi begitu kuat. Bhadra adalah tokoh terkenal dari dua ratus tahun yang lalu, yang tidak terkalahkan pada masanya. Tak disangka, dua ratus tahun kemudian, dia bisa dikalahkan."Di medan pertempuran, Bhadra perlahan bangkit dari reruntuhan. Rambutnya berantakan, dan darah mengalir dari sudut bibirnya. Penampilannya sa

  • Jenderal Naga   Bab 1703

    Pada saat itu, terdengar suara langkah kaki yang menggemuruh. Dari kejauhan, seorang pria tua berjalan mendekat. Dia mengenakan jubah panjang hitam dan topi di kepalanya. Setiap langkah yang dia ambil membuat tanah bergetar, seolah-olah terjadi gempa bumi. Beberapa orang yang kekuatannya sedikit lebih lemah tidak bisa berdiri tegak.Maggie yang kekuatannya lebih lemah tidak bisa berdiri dengan stabil. Jika tidak ditahan oleh Maniso, dia sudah terjatuh ke tanah."Siapa orang ini?""Betapa kuatnya auranya.""Ini adalah seorang ahli."Kehadiran ahli dari Klan Darah ini mengejutkan semua orang yang hadir. Pria ini adalah Wesley, salah satu ahli sejati dari Klan Darah.Dia berjalan mendekat, tampak lambat tetapi sebenarnya sangat cepat. Dalam beberapa tarikan napas, dia sudah berada di depan Chandra. Dengan perlahan, dia melepaskan topinya dan memandang Chandra, memberi isyarat dengan tangan dan berkata, "Kalahkan aku, maka kau akan menjadi yang terkuat di dunia. Kalahkan aku, maka kau akan

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2076

    “Chandra keberuntunganmu besar juga, ya. Sekarang, aku mau melihat, apa mungkin kamu masih bisa menerima serangan pedangku ini?” Anak Dewa mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan aura di tubuhnya berubah dengan napas panas yang menyapu sekitarnya. Pedang di tangannya berangsur-angsur berubah warna menjadi merah. Beberapa pemandangan tentang semesta yang terbakar tampak muncul di pedangnya. Pemandangan yang muncul di pedangnya menandakan, Anak Dewa akan menggunakan jurus Pedang Terik Matahari yang siap membakar bumi dan langit. “Bagian kedua dari jurus Pedang 4 Musim adalah pedang terik matahari.”“Aku tidak menyangka, ternyata Anak Dewa juga menguasai bagian kedua dari jurus Pedang 4 Musim. Bagian pertama saja sudah cukup sulit dikuasai, tapi sekarang dia bisa menguasai bagian kedua.”“Benar-benar menakjubkan.”“Chandra pasti akan mati sekarang.”Para prajurit dari Alam Niskala tampak sangat bersemangat. Para prajurit dari alam lainnya juga tampak terkejut dengan kekuatan Anak Dewa.

  • Jenderal Naga   Bab 2075

    Chandra jatuh tersungkur di balik reruntuhan gunung. “Mati?”“Ini adalah jurus Pedang 4 Musim yang merupakan jurus terkenal dari orang terkuat di Alam Niskala. Anak Dewa sudah melayangkan serangan pertama dengan jurus pedang ini dengan kekuatan yang luar biasa kuat. Jadi, wajar saja kalau Chandra mati karenanya.”Para prajurit Alam Niskala mengira kalau Chandra sudah mati. Bagaimanapun juga, jurus Pedang 4 Musim adalah salah satu jurus pedang yang tersohor karena kedahsyatannya di Alam Niskala. Anak Dewa berdiri di langit dengan rambut tidak karuan dan penuh kewibawaan sambil menatap reruntuhan yang ada di bawahnya. Rasa percaya diri perlahan muncul di dalam hatinya. Jurus pedang yang ditunjukkannya adalah jurus pedang unik dan dahsyat dari gurunya. Jurus ini memiliki empat bagian serangan yang tidak akan mampu ditahan oleh siapa pun, termasuk orang-orang yang memiliki tingkat kekuatan di atasnya. Oleh karena itu, Anak Dewa sangat yakin kalau Chandra pasti sudah mati karena jurusnya

  • Jenderal Naga   Bab 2074

    Tekad Anak Dewa untuk membunuh Chandra semakin besar. Apa pun yang terjadi, Chandra harus mati hari ini juga. Para prajurit dari bumi dan dunia lain masih berkumpul di sekitar pegunungan. Pertarungan Chandra dan Anak Dewa benar-benar membuat kegemparan di dunia ini. “Apa benar Chandra sekuat itu?”“Aku pikir, Anak Dewa bisa membunuh Chandra hanya dengan satu serangan saja. Tapi ternyata, dia bisa menerima serangan Anak Dewa tanpa terluka sedikit pun.”“Tapi, Anak Dewa sudah masuk ke tingkat dua Alam Trasenden.”Para prajurit dari dunia lain berseru kaget melihat pertarungan ini. Di sisi lain, Basita tampak sangat lega setelah melihat Chandra mampu menahan serangan Anak Dewa. Dia bergumam dengan senyuman tipis di wajahnya, “Anak itu meningkat dengan sangat cepat. Dia sudah bisa menantang prajurit yang sudah berada di Alam Trasenden hanya dengan berlatih selama beberapa tahun, sedangkan aku baru bisa mencapai titik ini setelah berlatih dengan sangat keras selama 2000 tahun.”Sebenarny

  • Jenderal Naga   Bab 2073

    Kemenangan Anak Dewa bukan lagi hal terpenting bagi Dusky saat ini. Karena tujuan utamanya adalah untuk membantai sebuah kota manusia bumi yang pasti akan menyulut kemarahan para prajurit bumi. Dengan begitu, Dusky bisa lebih mudah untuk membunuh semua prajurit bumi sekaligus. Namun, dia sendiri yang akan turun tangan dan membunuh Chandra kalau sampai Anak Dewa kalah. Hal ini tentu saja akan tetap membangkitkan pergolakan dan perlawanan para prajurit bumi yang bisa dia manfaatkan untuk membunuh mereka semua. Di puncak gunung. Chandra berdiri di sebuah batu besar dengan mengenakan jubah putih dan pedang di belakang punggungnya. Rambutnya yang sudah lama tidak dipangkas juga sudah mulai memanjang dan membuatnya seperti seorang ksatria zaman dahulu.Dia menatap Anak Dewa lalu berkata dengan tenang, “Anak Dewa, layangkanlah seranganmu.”“Aku akan mengabulkan keinginanmu untuk segera mati!” seru Anak Dewa dengan raut wajah dingin. Anak Dewa mulai mengaktifkan energi sejatinya yang menga

  • Jenderal Naga   Bab 2072

    “Seluruh manusia bumi di satu kota akan dibantai kalau sampai Chandra tidak berani datang.”“Kira-kira kota yang mana yang akan dibantai ya? Aku sih menyarankan untuk membantai Diwangsa. Karena ada banyak perempuan cantik di sana.”Para makhluk dari dunia lain terus berdiskusi ketika Anak Dewa masih berdiri tegap di atas puncak gunung. Angin sepoi-sepoi terus mengacak-acak rambutnya dan dia masih menunggu Chandra dengan tenang sambil membawa pedang di punggungnya. Dia sedang berpikir kalau kemungkinan Chandra takut padanya, sehingga tidak berani datang hari ini. Bahkan sekalipun Chandra tidak takut dan tetap datang hari ini untuk bertarung dengannya, dia pasti bisa membunuh Chandra dengan mudah selama dia bisa menghindari serangan fatal dari Chandra. Lagi pula, Chandra hanya memiliki satu jurus yang mematikan, yaitu Sangkar Kosmik. Di sisi lain, para prajurit bumi berkumpul di sebuah ruangan terbuka yang berada di kaki gunung. Salah satu di antaranya adalah Basita, manusia bumi terku

  • Jenderal Naga   Bab 2071

    Tujuh hari berlalu dengan cepat. Berita tentang pertarungan Chandra dan Anak Dewa juga sudah tersebar luas. Keputusan Chandra sudah membuat para prajurit bumi naik pitam. Mereka semua terus menyalahkan sikap Chandra yang terlalu gegabah. Bagaimana mungkin dia bisa mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi semudah ini?Hari pertarungan Chandra dan Anak Dewa akhirnya tiba. Di puncak sebuah gunung yang berada di area Gunung Bushu. Gunung ini memiliki tinggi ribuan meter yang dikelilingi dengan pegunungan bergelombang di sekitarnya. Kurang lebih ada lebih dari 200.000 prajurit baik dari bumi maupun dunia lain yang berkumpul di gunung ini. Seorang laki-laki berusia dua puluhan tiba-tiba muncul di puncak gunung. Dia mengenakan jubah putih dengan ikat pinggang berwarna emas. Dia juga membawa pedang di punggungnya. Laki-laki itu adalah Anak Dewa. Para prajurit dari dunia lain langsung bersorak ketika melihat kemunculan Anak Dewa. “Anak Dewa! Anak Dewa!”“Anak Dewa pasti menang!”Sorakan

  • Jenderal Naga   Bab 2070

    Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala

  • Jenderal Naga   Bab 2069

    Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s

  • Jenderal Naga   Bab 2068

    Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status