Share

Bab 1648

Penulis: Angin
Setiap orang tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing. Di tengah ketegangan, Robi dan Titan memerintahkan Chandra untuk mencari Pil Emas Sembilan Putaran. Di hadapan mereka ada sebuah pintu rahasia. Di bawah tatapan penuh harap, Chandra melangkah menuju pintu itu dan mulai mendorongnya perlahan. Pintu itu tidak memiliki mekanisme khusus, tetapi sangat berat, berbobot ribuan jin. Chandra harus mengaktifkan energi sejatinya untuk bisa membukanya.

SREK!

Pintu rahasia terbuka perlahan, dan debu beterbangan di udara. Chandra melambaikan tangannya untuk menyingkirkan debu dan masuk ke dalam ruangan kecil berukuran sekitar sepuluh meter persegi. Di dinding batu, terdapat beberapa kotak kecil. Dia memeriksa kotak-kotak itu satu per satu.

Semua kotak kosong, kecuali yang terakhir. Di dalam kotak terakhir, dia menemukan sebuah botol kecil yang berkilauan. Hatinya bersorak; dia yakin bahwa botol itu berisi Pil Emas Sembilan Putaran. Tanpa membuka botol tersebut, Chandra menyimpannya dan kelu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 1649

    Chandra berhenti di depan Wanto, yang terluka parah. Ia teringat masa lalu ketika Wanto memberinya minuman suci di Kelompok Gunung Langit, yang membuat kekuatannya meningkat pesat. Saat dikejar oleh Alden, Wanto juga mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi Chandra. Kenangan itu membuat Chandra merasa berhutang budi. Melihat Wanto dalam keadaan terluka, Chandra berniat untuk menyembuhkannya. Dari lengan bajunya, jatuhlah sebuah kawat baja yang kemudian terpecah menjadi jarum-jarum kecil. Dengan menggunakan teknik Naga Terbalik 81 Jarum, dia bersiap mengobati Wanto."Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Wanto dengan waspada, matanya mengunci Chandra.Chandra menjawab, "Dulu kamu pernah menyelamatkanku. Sekarang, biarkan aku mengobatimu sebagai balasan."Chandra mulai menggunakan Naga Terbalik 81 Jarum. Wanto mempercayai Chandra dan tidak menolak. Ketika jarum pertama menembus kulitnya, dia merasakan kehangatan menyebar ke seluruh tubuhnya. Setelah beberapa jarum lagi, tubuhnya semakin ny

  • Jenderal Naga   Bab 1650

    Di Kota Diwangsa, setelah Chandra pergi ke Makam Kaisar Pertama, Sonia membantu Sandra merapikan Kamar Dagang Era Baru. Selama waktu itu, dia mendengar kabar mengejutkan tentang kesehatan Nova."Tidak akan hidup lebih dari beberapa tahun lagi?" Nova menatap Sandra dengan wajah terkejut. "Benarkah?""Tentu saja," jawab Sandra. "Chandra membawa Nova menemui Kadir, guruku. Aku ada di sana ketika guruku mengatakan bahwa jika tidak ditemukan cara untuk mengobatinya, Nova hanya memiliki beberapa tahun lagi."Sonia tercengang. Nova terlihat sehat, bagaimana mungkin dia hanya punya beberapa tahun lagi?"Aku harus menemui Nova," katanya kepada Sandra sebelum bergegas pergi.Tak lama kemudian, Sonia tiba di rumah Nova. Selama dua hari ini, Nova hanya merawat tanaman di kebunnya. Saat Sonia tiba, Nova sedang duduk di gazebo setelah selesai merapikan bunga dan tanaman."Oh, kamu datang?" Nova menyapa lembut saat melihat Sonia mendekat."Ya," jawab Sonia sambil duduk di sampingnya."Ada apa? Ada se

  • Jenderal Naga   Bab 1651

    Sonia melanjutkan, "Cinta kecil adalah memiliki, cinta besar adalah melepaskan. Tinggalkan Chandra, cari tempat yang tenang untuk menghabiskan sisa hidupmu. Beberapa tahun kemudian, kamu akan meninggal, dan Chandra pasti sudah benar-benar melupakanmu.""Itukah tujuanmu datang menemuiku?" tanya Nova dengan tenang, menatap Sonia."Ya," jawab Sonia tanpa ragu. "Aku tidak ingin Chandra mengorbankan segalanya demi dirimu. Aku tidak ingin dia harus berkeliling mencari obat untukmu. Kamu orang yang cerdas, kamu seharusnya tahu apa yang harus kamu pilih."Sonia selesai bicara, berdiri, dan berbalik untuk pergi. Saat dia sampai di pintu, Nova memanggilnya, "Tunggu."Sonia berbalik dan melihat Nova yang sudah berdiri, air mata mengalir di wajahnya. Selama ini, impian Nova adalah bisa bersama Chandra, menua bersama. Tapi sekarang dia tahu, itu tidak mungkin. Dia hanya punya beberapa tahun lagi. Awalnya, dia hanya ingin memberikan seorang anak untuk Chandra di sisa waktunya.Kata-kata Sonia benar-

  • Jenderal Naga   Bab 1652

    Setengah hari kemudian, Chandra tiba kembali di Diwangsa dan pulang ke rumah."Nova, aku pulang!" serunya begitu masuk ke halaman.Namun, tidak ada jawaban. Dia mendorong pintu dan masuk. Rumah itu kosong, tidak ada seorang pun."Nova?" panggilnya lagi.Tetap tidak ada jawaban. "Aneh, ke mana dia pergi?" Chandra bertanya-tanya, lalu memeriksa kamar.Di dalam kamar, selimut terlipat rapi. Dia kembali keluar, duduk di ruang tamu, dan mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Nova."Maaf, nomor yang Anda tuju tidak aktif."Ponsel Nova mati, tidak bisa dihubungi. "Ke mana dia pergi?" Chandra berdiri dengan bingung, berpikir sejenak, lalu menelepon Sonia.Tak lama kemudian, telepon tersambung dan terdengar suara Sonia, "Chandra, ada apa? Ada yang perlu dibicarakan?"Chandra bertanya, "Sonia, Nova ada di rumahmu?""Tidak ada.""Ke mana dia pergi? Dia tidak ada di rumah, dan ponselnya mati.""Aku tidak tahu.""Baiklah." Chandra menutup telepon, lalu menelepon Sandra."Sandra, apakah Nova bersama

  • Jenderal Naga   Bab 1653

    Chandra tampak seperti orang gila saat ia berlari keluar dari rumah yang sudah hancur menjadi puing-puing. "Ke mana dia pergi? Ke mana Nova pergi?" Saat itu, ia seperti binatang buas yang kehilangan arah. Ia tidak tahu harus ke mana, tidak tahu di mana bisa menemukan Nova."Rivera, ya, pasti di Rivera," tiba-tiba Chandra teringat dan segera berlari menuju pangkalan militer untuk naik pesawat khusus menuju Rivera.Setengah jam setelah ia pergi, Sonia tiba di tempat tersebut. Namun, yang ia lihat hanya puing-puing rumah, dan Chandra sudah tidak ada. Berdiri di luar reruntuhan, wajahnya tampak tegang. Ia tahu Chandra pasti sangat terpukul setelah mengetahui Nova pergi. Tapi, itu hanya sementara. Sonia yakin Chandra akan bangkit dari kesedihannya dan kembali kuat. Sekarang ia hanya perlu menunggu Chandra pulih.Setengah hari kemudian, di Rivera, di rumah keluarga Kurniawan.Chandra bergegas masuk. Begitu memasuki halaman, ia melihat Yani sedang bersiap keluar. Ia berlari ke arahnya dan ber

  • Jenderal Naga   Bab 1654

    Basita adalah seorang senior terhormat di dunia seni bela diri kuno. Karena Rintoku adalah sekte netral, Basita dihormati baik oleh pihak yang benar maupun yang jahat. Semua orang yang datang ke Gunung Rintoku selalu bersikap sopan dan menghormati Basita.Namun, Chandra datang langsung dan menuntut untuk bertemu dengan Basita. Hal ini terjadi karena sebelumnya, Basita memberikan informasi kepada Chandra dan orang lain, membuat Chandra merasa dikhianati. Maka, dia tidak memperlakukan murid-murid Rintoku dengan hormat."Pak... Pak Basita tidak ada di sini.""Ke mana dia pergi?""Aku,... aku tidak tahu."Murid-murid Rintoku merasa takut menghadapi Chandra. Chandra adalah sosok yang sangat menakutkan, kekuatannya hampir tak tertandingi di dunia ini.SWOOSH!Saat murid Rintoku mengatakan tidak tahu, Chandra dengan cepat mencabut Pedang Naga Pertama. Pedang emas di tangannya sudah menempel di leher murid Rintoku. Gerakannya begitu cepat hingga murid itu bahkan tidak sempat bereaksi sebelum m

  • Jenderal Naga   Bab 1655

    Tiga hari kemudian, di belakang Lembah Raja Obat, terdapat sebuah pondok kayu baru. Di depan pondok itu, duduk seorang wanita berpakaian hitam dengan rambut panjang berwarna abu-abu. Dia duduk di kursi, memeluk pedang hitam, dan dengan lembut mengelus pedang itu dengan tangannya yang putih halus.Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki. Basita muncul di hadapan Nova, menatapnya dan berkata, "Nova, kamu benar-benar pandai bersembunyi. Ternyata kamu mengasingkan diri di Lembah Raja Obat."Nova mengangkat kepalanya, memandang Basita dengan wajah tenang dan bertanya, "Bagaimana kamu menemukan tempat ini? Apa Dokter Suci yang memberitahumu?"Nova hanya memberi tahu satu orang tentang tempat ini, yaitu Dokter Suci, pemimpin Lembah Raja Obat. Setelah meninggalkan Chandra, Nova tidak rela menyerah begitu saja, jadi dia datang ke Lembah Raja Obat untuk meminta bantuan Dokter Suci. Namun, bahkan Dokter Suci tidak bisa menyembuhkannya. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengasingkan diri di belakang L

  • Jenderal Naga   Bab 1656

    Di belakang Gunung Rintoku, Chandra telah tinggal di sana selama satu minggu. Dia menikmati perlakuan yang sangat baik di Rintoku, tinggal di sebuah istana mewah, bahkan disediakan sekitar sepuluh wanita cantik untuk melayaninya. Namun, dia menolak semuanya.Saat ini, dia sedang berlatih pedang di puncak gunung. Bayangan pedang berkelebat, mengguncang sekitarnya. Dalam seminggu, dia telah memahami alur Ilmu Pedang Dantra, sebuah seni pedang yang berfokus pada kecepatan dan teknik."Hebat sekali," terdengar suara tawa dari kejauhan, namun terasa dekat di telinga Chandra.Dia segera berhenti dan merespons, "Siapa itu?" Seketika, sebuah bayangan terbang mendekat. Seorang pria berusia sekitar empat puluhan, mengenakan mantel abu-abu dan membawa pedang panjang muncul di hadapannya.Chandra melihat pria itu dengan tenang, "Kenapa kamu datang ke sini?"Itu adalah Titan. Titan menatap Chandra dengan senyum dingin, "Kamu tahu kenapa aku datang.""Aku benar-benar tidak tahu," jawab Chandra."Hah

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2076

    “Chandra keberuntunganmu besar juga, ya. Sekarang, aku mau melihat, apa mungkin kamu masih bisa menerima serangan pedangku ini?” Anak Dewa mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan aura di tubuhnya berubah dengan napas panas yang menyapu sekitarnya. Pedang di tangannya berangsur-angsur berubah warna menjadi merah. Beberapa pemandangan tentang semesta yang terbakar tampak muncul di pedangnya. Pemandangan yang muncul di pedangnya menandakan, Anak Dewa akan menggunakan jurus Pedang Terik Matahari yang siap membakar bumi dan langit. “Bagian kedua dari jurus Pedang 4 Musim adalah pedang terik matahari.”“Aku tidak menyangka, ternyata Anak Dewa juga menguasai bagian kedua dari jurus Pedang 4 Musim. Bagian pertama saja sudah cukup sulit dikuasai, tapi sekarang dia bisa menguasai bagian kedua.”“Benar-benar menakjubkan.”“Chandra pasti akan mati sekarang.”Para prajurit dari Alam Niskala tampak sangat bersemangat. Para prajurit dari alam lainnya juga tampak terkejut dengan kekuatan Anak Dewa.

  • Jenderal Naga   Bab 2075

    Chandra jatuh tersungkur di balik reruntuhan gunung. “Mati?”“Ini adalah jurus Pedang 4 Musim yang merupakan jurus terkenal dari orang terkuat di Alam Niskala. Anak Dewa sudah melayangkan serangan pertama dengan jurus pedang ini dengan kekuatan yang luar biasa kuat. Jadi, wajar saja kalau Chandra mati karenanya.”Para prajurit Alam Niskala mengira kalau Chandra sudah mati. Bagaimanapun juga, jurus Pedang 4 Musim adalah salah satu jurus pedang yang tersohor karena kedahsyatannya di Alam Niskala. Anak Dewa berdiri di langit dengan rambut tidak karuan dan penuh kewibawaan sambil menatap reruntuhan yang ada di bawahnya. Rasa percaya diri perlahan muncul di dalam hatinya. Jurus pedang yang ditunjukkannya adalah jurus pedang unik dan dahsyat dari gurunya. Jurus ini memiliki empat bagian serangan yang tidak akan mampu ditahan oleh siapa pun, termasuk orang-orang yang memiliki tingkat kekuatan di atasnya. Oleh karena itu, Anak Dewa sangat yakin kalau Chandra pasti sudah mati karena jurusnya

  • Jenderal Naga   Bab 2074

    Tekad Anak Dewa untuk membunuh Chandra semakin besar. Apa pun yang terjadi, Chandra harus mati hari ini juga. Para prajurit dari bumi dan dunia lain masih berkumpul di sekitar pegunungan. Pertarungan Chandra dan Anak Dewa benar-benar membuat kegemparan di dunia ini. “Apa benar Chandra sekuat itu?”“Aku pikir, Anak Dewa bisa membunuh Chandra hanya dengan satu serangan saja. Tapi ternyata, dia bisa menerima serangan Anak Dewa tanpa terluka sedikit pun.”“Tapi, Anak Dewa sudah masuk ke tingkat dua Alam Trasenden.”Para prajurit dari dunia lain berseru kaget melihat pertarungan ini. Di sisi lain, Basita tampak sangat lega setelah melihat Chandra mampu menahan serangan Anak Dewa. Dia bergumam dengan senyuman tipis di wajahnya, “Anak itu meningkat dengan sangat cepat. Dia sudah bisa menantang prajurit yang sudah berada di Alam Trasenden hanya dengan berlatih selama beberapa tahun, sedangkan aku baru bisa mencapai titik ini setelah berlatih dengan sangat keras selama 2000 tahun.”Sebenarny

  • Jenderal Naga   Bab 2073

    Kemenangan Anak Dewa bukan lagi hal terpenting bagi Dusky saat ini. Karena tujuan utamanya adalah untuk membantai sebuah kota manusia bumi yang pasti akan menyulut kemarahan para prajurit bumi. Dengan begitu, Dusky bisa lebih mudah untuk membunuh semua prajurit bumi sekaligus. Namun, dia sendiri yang akan turun tangan dan membunuh Chandra kalau sampai Anak Dewa kalah. Hal ini tentu saja akan tetap membangkitkan pergolakan dan perlawanan para prajurit bumi yang bisa dia manfaatkan untuk membunuh mereka semua. Di puncak gunung. Chandra berdiri di sebuah batu besar dengan mengenakan jubah putih dan pedang di belakang punggungnya. Rambutnya yang sudah lama tidak dipangkas juga sudah mulai memanjang dan membuatnya seperti seorang ksatria zaman dahulu.Dia menatap Anak Dewa lalu berkata dengan tenang, “Anak Dewa, layangkanlah seranganmu.”“Aku akan mengabulkan keinginanmu untuk segera mati!” seru Anak Dewa dengan raut wajah dingin. Anak Dewa mulai mengaktifkan energi sejatinya yang menga

  • Jenderal Naga   Bab 2072

    “Seluruh manusia bumi di satu kota akan dibantai kalau sampai Chandra tidak berani datang.”“Kira-kira kota yang mana yang akan dibantai ya? Aku sih menyarankan untuk membantai Diwangsa. Karena ada banyak perempuan cantik di sana.”Para makhluk dari dunia lain terus berdiskusi ketika Anak Dewa masih berdiri tegap di atas puncak gunung. Angin sepoi-sepoi terus mengacak-acak rambutnya dan dia masih menunggu Chandra dengan tenang sambil membawa pedang di punggungnya. Dia sedang berpikir kalau kemungkinan Chandra takut padanya, sehingga tidak berani datang hari ini. Bahkan sekalipun Chandra tidak takut dan tetap datang hari ini untuk bertarung dengannya, dia pasti bisa membunuh Chandra dengan mudah selama dia bisa menghindari serangan fatal dari Chandra. Lagi pula, Chandra hanya memiliki satu jurus yang mematikan, yaitu Sangkar Kosmik. Di sisi lain, para prajurit bumi berkumpul di sebuah ruangan terbuka yang berada di kaki gunung. Salah satu di antaranya adalah Basita, manusia bumi terku

  • Jenderal Naga   Bab 2071

    Tujuh hari berlalu dengan cepat. Berita tentang pertarungan Chandra dan Anak Dewa juga sudah tersebar luas. Keputusan Chandra sudah membuat para prajurit bumi naik pitam. Mereka semua terus menyalahkan sikap Chandra yang terlalu gegabah. Bagaimana mungkin dia bisa mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi semudah ini?Hari pertarungan Chandra dan Anak Dewa akhirnya tiba. Di puncak sebuah gunung yang berada di area Gunung Bushu. Gunung ini memiliki tinggi ribuan meter yang dikelilingi dengan pegunungan bergelombang di sekitarnya. Kurang lebih ada lebih dari 200.000 prajurit baik dari bumi maupun dunia lain yang berkumpul di gunung ini. Seorang laki-laki berusia dua puluhan tiba-tiba muncul di puncak gunung. Dia mengenakan jubah putih dengan ikat pinggang berwarna emas. Dia juga membawa pedang di punggungnya. Laki-laki itu adalah Anak Dewa. Para prajurit dari dunia lain langsung bersorak ketika melihat kemunculan Anak Dewa. “Anak Dewa! Anak Dewa!”“Anak Dewa pasti menang!”Sorakan

  • Jenderal Naga   Bab 2070

    Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala

  • Jenderal Naga   Bab 2069

    Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s

  • Jenderal Naga   Bab 2068

    Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status