Wajah Ronald mendadak pucat, dengan cepat dia melompat menghindari serangan mendadak itu. Tepat setelah dia menghindar, sinar pedang mendarat ke tanah.BUM! Debu beterbangan menutupi langit, dan di tanah terbentuk jurang sepanjang seratus meter."Sangat kuat," gumamnya, "Kekuatan Ketua Langit Mistika tampaknya semakin meningkat."Mereka bertiga terpaku menyaksikan adegan itu. Bahkan Robi yang telah banyak pengalaman pun terkejut dengan kekuatan yang ditunjukkan Nova.Dengan ekspresi penuh tanya, Robi bergumam dalam hati, "Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana mungkin kekuatan Nova meningkat begitu drastis dalam sekejap?"Sementara itu, Ronald yang telah menyerap seluruh energi sejati Chandra serta energi dari belasan pesilat lainnya, merasakan tubuhnya nyaris meledak. Namun, pertarungan sengit ini membuat energi sejati yang mengamuk dalam dirinya mulai mereda."Sepertinya, aku memerlukan pertarungan terus menerus untuk meredam energi sejati yang menggila di dalam diriku. Begitu energi
"Karman, kamu kenapa bersuara keras-keras begitu?" tanya Alden dengan nada tinggi segera setelah Nova pergi. Dia berpaling dan menatap sosok Karman yang sebenarnya adalah Robi. Alden bertanya dengan nada tegas, "Apa maksudmu, heh? Kenapa begitu kamu menyebut Chandra, Ketua Langit Mistika langsung pergi?"Robi hanya mengangkat bahu dengan enteng dan menjawab, "Saya cuma menduga bahwa Ketua Langit Mistika itu adalah Robi. Siapa sangka tebakanku benar.""Oh ya?" Alden masih tidak percaya."Iya, saya tadi hanya menduga, jadi saya coba tes. Coba pikirkan, di seluruh dunia ini, siapa lagi yang memiliki kekuatan seperti itu selain Robi?"Kata-kata Robi, meskipun hanya berdasarkan dugaan, membuat Alden tidak bisa meragukannya. Memang masuk akal. Robi telah mendapatkan manfaat terbesar dari Kura Sakti; kekuatannya memang yang terkuat di dunia.Saat itu, Alden ingin membunuh Ronald. Ronald terluka parah, bahkan salah satu lengannya telah terputus. Ronald mengira dirinya pasti akan mati, tetapi k
Chandra terbangun, perlahan membuka matanya, dan yang pertama terlihat adalah langit-langit berwarna putih. "Aku ... aku di mana?" Suara Chandra terdengar lemah saat dia mencoba berbicara. Chandra mencoba untuk bangun, namun segera merasakan sakit yang sangat hebat. "Ah..." Rintihan kesakitan terdengar.Nova yang tertidur seketika tersadar, dan segera menggenggam tangan Chandra. "Suamiku, aku di sini, aku ada di sini. Nggak apa-apa, jangan takut." Suara Nova menenangkan Chandra. Chandra perlahan memalingkan kepalanya, melihat Nova yang duduk di sampingnya, dan berkata dengan lemah, "Nova, kamu... kenapa kamu di sini? Oh iya, aku di mana?"Pada saat itu, pikiran Chandra sangat kacau. Banyak hal yang tidak bisa dia ingat. Chandra menutup mata, mencoba mengingat kembali. Setelah sesaat, barulah dia teringat. Dirinya pergi ke Negara Meguya. Di Negara Meguya, Chandra tertangkap, dan akhirnya Ronald mengambil energi sejati miliknya, setelah itu dia pingsan dan tidak tahu apa yang terjadi s
Chandra adalah berkah besar bagi keluarga Kurniawan. Berkat identitas Chandra, keluarga ini mendapatkan pengaruh yang kuat di Rivera. Tidak ada yang berani melawan keluarga Kurniawan, bahkan keluarga besar lain pun harus memberi hormat kepada mereka. Dalam waktu hanya beberapa bulan, bisnis keluarga Kurniawan telah berkembang pesat, meningkat beberapa kali lipat, dan saat ini perusahaan mereka, Yorda Group, sedang bersiap untuk go public. Begitu sahamnya terdaftar, maka itu akan menjadi momen besar untuk mengumpulkan kekayaan lebih banyak lagi.Ketika melihat Chandra telah sadar, wajah Hendro terlihat sangat bahagia. Dia mendekat sambil berkata, "Kakak ipar, kamu sudah bangun. Bagus lah"Nova merasa Chandra masih membutuhkan banyak istirahat. Dia segera memberi isyarat kepada Hendro untuk pergi. "Kalau nggak ada hal yang penting, mungkin lebih baik kamu pulang dulu," ujarnya."Oke, Nova," Hendro menjawab tanpa rasa kecewa dan langsung meninggalkan ruangan.Setelah Hendro pergi, Nova d
Setelah memasuki rumah, segalanya tampak baru dan berbeda. Semua perabotan telah diganti. "Sayang, kamu mau makan apa? Aku masak buat kamu," tanya Nova dengan penuh perhatian."Terserah kamu saja," jawab Chandra tanpa banyak semangat. Chandra sebenarnya tidak terlalu lapar. Menyepi memang telah lama menjadi keinginannya, tapi kini ketika dia telah benar-benar menyepi, dia merasa belum siap karena tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan penyesalan di tempat yang tidak dikenal orang. Namun, dengan kondisi saat ini, Chandra merasa tidak mampu melakukan apa pun. Nova pun beranjak ke dapur.Chandra duduk di kursi roda. Dia ingin bergerak tetapi tidak bisa. Ronald benar-benar telah mengambil tindakan yang kejam. Serangan energi sejati yang mengerikan telah menghancurkan anggota tubuhnya, membuatnya harus dilarikan ke rumah sakit. Dokter sudah memeriksa dan menyatakan bahwa anggota tubuhnya tidak bisa diselamatkan, harus diamputasi. Namun, Nova tidak setuju untuk melakukan amputasi. S
Chandra memutar kursi rodanya. Dia berada di pusat desa, di sebuah rumah besar yang berdiri sendiri. Rumah ini dibangun dari batu bata dan merupakan rumah satu lantai. Di halaman, Chandra melihat asap minyak keluar dari dapur. Melalui jendela, dia bisa melihat Nova yang sibuk di dapur. Melihat pemandangan itu, hati Chandra terasa tidak enak. Sangat tidak enak. Dia tidak ingin terus-menerus seperti ini."Ah!" Chandra berteriak dalam hati. Dia tidak berani berteriak keras-keras. Chandra takut jika dia berteriak, dia akan mengganggu Nova. "Aku nggak bisa seperti ini terus. Aku nggak bisa seumur hidup duduk di kursi roda." Hati Chandra dipenuhi tekad kuat. "Aku harus sembuh. Nggak ada pilihan lain." Chandra tahu, berada di posisinya saat ini, bahkan jika pun dia ingin pensiun dengan tenang, musuh-musuhnya tetap tidak akan mengizinkannya. Chandra memiliki banyak rahasia. Jika dalam pertempuran Negara Meguya, Alden tidak mati, Alden pasti tidak akan melepaskannya. Alden ingin mendapatkan
Nova mendekatinya lalu mencium kening Chandra dan mengusap wajahnya dengan lembut seraya berkata, “Tidur yang nyenyak, ya. Aku akan pulang menjelang malam.”Chandra merasa hangat ketika Nova mengusap wajahnya. Dia teringat bagaimana dirinya merawat Nova ketika mereka pertama kali bertemu. Dia tidak pernah menduga kalau sekarang giliran Nova yang merawatnya seperti ini. Chandra menutup matanya dan tidak mengatakan apa pun lagi. Kemudian Nova berbalik dan berjalan keluar kamar. Dia mengambil cangkul yang ada di halaman lalu berjalan keluar dari desa. Chandra menatap langit-langit dengan wajah bingung tanpa bisa menggerakkan tubuhnya. Waktu terus berlalu detik demi detik sampai akhirnya Chandra tertidur dengan perasaan yang dipenuhi dengan kebingungan. Entah pukul berapa ketika seorang laki-laki muncul di dalam kamar Chandra. Laki-laki itu berusia sekitar 40 tahunan dengan rambut pendek dan pakaian putih longgar. Dia berdiri di samping tempat tidur sambil menatap Chandra dengan raut wa
Di sebuah bungalo yang berada di Someria. Chandra berbaring dengan tenang di atas sebuah tempat tidur. Robi sudah menekan titik akupunktur Chandra yang membuat Chandra tidak akan bangun sampai Robi membuka titik akupunkturnya. Robi duduk di samping tempat tidur Chandra sambil menatap Chandra yang masih tertidur. Ekspresi wajah Robi tampak campur aduk tak menentu. Robi mengirim orang untuk memata-matai Chandra setelah pemuda itu pergi meninggalkan Gurun Selatan menuju Rivera tahun lalu. Robi tahu di mana pun Chandra berada. Dia juga tahu kalau Chandra pernah pergi ke Sekte Dantra. Robi pun juga pernah pergi ke Sekte Dantra sebelumnya. Bagaimanapun juga, Robi sudah pernah menjelajah dunia dan pergi ke berbagai macam sekte yang ada di dunia ini selama beberapa puluh tahun terakhir. Robi selalu pergi menuju sekte yang cukup terkenal sekaligus mempelajari ilmu bela diri dari sekte tersebut secara diam-diam. Oleh karena itu, Robi juga mengetahui tentang ilmu rahasia yang ada di catatan
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di