Nova mendekatinya lalu mencium kening Chandra dan mengusap wajahnya dengan lembut seraya berkata, “Tidur yang nyenyak, ya. Aku akan pulang menjelang malam.”Chandra merasa hangat ketika Nova mengusap wajahnya. Dia teringat bagaimana dirinya merawat Nova ketika mereka pertama kali bertemu. Dia tidak pernah menduga kalau sekarang giliran Nova yang merawatnya seperti ini. Chandra menutup matanya dan tidak mengatakan apa pun lagi. Kemudian Nova berbalik dan berjalan keluar kamar. Dia mengambil cangkul yang ada di halaman lalu berjalan keluar dari desa. Chandra menatap langit-langit dengan wajah bingung tanpa bisa menggerakkan tubuhnya. Waktu terus berlalu detik demi detik sampai akhirnya Chandra tertidur dengan perasaan yang dipenuhi dengan kebingungan. Entah pukul berapa ketika seorang laki-laki muncul di dalam kamar Chandra. Laki-laki itu berusia sekitar 40 tahunan dengan rambut pendek dan pakaian putih longgar. Dia berdiri di samping tempat tidur sambil menatap Chandra dengan raut wa
Di sebuah bungalo yang berada di Someria. Chandra berbaring dengan tenang di atas sebuah tempat tidur. Robi sudah menekan titik akupunktur Chandra yang membuat Chandra tidak akan bangun sampai Robi membuka titik akupunkturnya. Robi duduk di samping tempat tidur Chandra sambil menatap Chandra yang masih tertidur. Ekspresi wajah Robi tampak campur aduk tak menentu. Robi mengirim orang untuk memata-matai Chandra setelah pemuda itu pergi meninggalkan Gurun Selatan menuju Rivera tahun lalu. Robi tahu di mana pun Chandra berada. Dia juga tahu kalau Chandra pernah pergi ke Sekte Dantra. Robi pun juga pernah pergi ke Sekte Dantra sebelumnya. Bagaimanapun juga, Robi sudah pernah menjelajah dunia dan pergi ke berbagai macam sekte yang ada di dunia ini selama beberapa puluh tahun terakhir. Robi selalu pergi menuju sekte yang cukup terkenal sekaligus mempelajari ilmu bela diri dari sekte tersebut secara diam-diam. Oleh karena itu, Robi juga mengetahui tentang ilmu rahasia yang ada di catatan
“Oke, kalau begitu,” ujar Chandra dengan wajah penuh kegembiraan. Keinginannya yang terdalam adalah mengembalikan kekuatannya. Kitab Sembilan Kekuatan memiliki ilmu yang sangat mendalam dan dia tidak bisa memahaminya dengan baik. Selain itu, ilmu bela diri yang ada di dalam Kitab Sembilan Kekuatan merupakan salah satu ilmu bela diri yang terbaik di dunia. Robi diam-diam menyusup ke dalam Sekte Dantra sepuluh tahun yang lalu dan mempelajari ilmu bela diri yang ada di dalam sekte ini. Selain itu, dia juga sudah mempelajari banyak ilmu bela diri dari berbagai sekte lainnya yang ada di dunia ini. Tujuan dia mempelajari semua seni bela diri itu adalah agar dia bisa menciptakan seni bela diri yang tak terkalahkan di dunia ini.Walaupun Robi sebenarnya belum bisa mempraktikkan ilmu bela diri yang ada di dalam Kitab Sembilan Kekuatan, tapi secara garis besar dia sudah menguasai isi dari kitab itu. Robi mulai memberitahu Chandra semua yang diketahuinya tentang Kitab Sembilan Kekuatan secara d
Robi menatap Chandra dengan raut wajah pilu. Dia terus memperhatikan Chandra dengan sangat serius. Dia akan langsung menghampiri cucunya itu kalau sampai terjadi hal buruk pada Chandra. Robi yakin bisa menyelamatkan Chandra dengan kemampuan medis yang dimilikinya. Lagi pula, jalan hidup Chandra tidak seharusnya seperti ini. Robi terus tenggelam dalam pemikirannya yang tiada berujung. “Oh iya, masih ada yang kurang,” ujar Robi teringat akan sesuatu. Pendiri Sekte Dantra menciptakan Sembilan Kekuatan didasarkan akan rasa putus asanya. Walaupun putus asa, obsesi di dalam dirinya juga terus berkobar. Obsesinya adalah menjadi orang terhebat di dunia sekaligus bisa mengalahkan Raja Januar yang sudah menggulingkannya. Salah satu syarat untuk mempelajari ilmu bela diri yang diciptakan oleh orang lain adalah dengan memiliki keadaan yang mirip seperti apa yang terjadi dengan pencipta ilmu bela diri tersebut. Hanya dengan cara inilah seseorang bisa benar-benar menguasai kemampuan bela diri yan
Ternyata, keinginannya adalah menjadi yang terbaik di dunia ini. Chandra tidak pernah menyangka Nova menginginkan hal ini di dalam hidupnya. “Aaaa .... Kenapa begini?” raung Chandra penuh amarah. Dia sudah terluka parah dan sekarang dia harus menerima luka di hatinya seperti ini. Semua ini sudah menguras stamina di dalam tubuhnya. Robi merasa ada yang tidak beres dengan tubuh Chandra, jadi dia segera mengingatkan Chandra dengan berkata, “Chandra, kamu tidak boleh menyerah. Kamu harus tetap hidup. Kamu tidak boleh mati!”“Masih ada banyak hal yang harus kamu lakukan.”“Masih banyak hal yang menunggu untuk kamu selesaikan.”“Tidak ada siapa pun yang bisa menyeimbangkan Nova kalau sampai kamu mati.”“Apa kamu tahu apa yang sudah dilatih Nova selain Ilmu Pedang Iblis?” “Dia juga berlatih Ilmu Pernapasan Bintang Iblis. Dia berlatih untuk mengembangkan energi sejati Bintang Iblis. Selain itu, dia juga berlatih energi pembunuh yang tak terkalahkan yang disebut Ilmu Keabadian Vajra.”Ada b
Aura penuh kekuatan terlihat semakin jelas di tubuh Chandra. Walaupun energi sejati yang sudah dia kembangkan dengan susah payah sudah berhasil dihisap keluar dari tubuhnya, dia masih memiliki sisa energi sejati di dalam tubuhnya. Chandra masih memiliki sisa energi sejati di dalam daging, darah dan tulangnya. Sekarang, dia sudah mengaktifkan kembali semua energi sejati yang tersisa dan mengumpulkannya menjadi satu. Sembilan inti energi sejati di dalam tubuhnya sudah terkumpul dengan cepatnya dan membentuk kekuatan yang sangat mengerikan. Aura di tubuhnya terus melonjak dengan sangat cepat.“Demi manusia sebagai perantara dan langit serta bumi sebagai pusatnya. Dengan segala hormat yang ada ....”Pemahaman Chandra tentang ilmu yang tertulis dalam Kitab Sembilan Kekuatan semakin mendalam. Pori-pori di tubuhnya tampak membesar dan siap menerima energi dari langit dan bumi masuk ke dalam tubuhnya untuk membentuk energi sejati yang semakin kuat. Peristiwa ini terus terjadi selama setengah
“Memangnya apa yang mau Kakek lakukan?” tanya Chandra bingung. Dia tidak pernah mengerti apa yang kakeknya lakukan. Semua tindakan orang tua itu sangat sulit untuk dipahami. Ada banyak hal tentang kakeknya yang sama sekali Chandra tidak mengerti. Di mana seluruh keluarganya? Kenapa mereka tidak pernah muncul setelah bertahun-tahun berlalu?“Kita bicarakan masalah ini sambil duduk saja, ya,” ujar Robi sambil melambaikan tangannya santai lalu debu yang menutupi batu di dekatnya langsung terhempas begitu saja.Dia pun duduk lalu mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. Kemudian dia melemparkan rokok itu kepada Chandra. Chandra menerima rokok itu dengan sigap. Robi mengambil sebatang rokok lainnya lalu menyalakannya seraya berkata, “Semua yang aku lakukan adalah demi keluarga Atmaja agar keluarga ini bisa terus diturunkan ke generasi berikutnya.”Chandra terus memandang kakeknya dengan seksama. Dia menunggu kakeknya melanjutkan kata-kata yang akan dikatakan kepadanya. “Nak, kamu tahu
Chandra hanya bisa melihat kepergian Robi dengan wajah bingung. Chandra tidak mengerti dengan perilaku kakeknya itu. Sikap kakeknya sungguh aneh baginya.“Hufh!” Chandra menghela napasnya. Sekarang dia tidak lagi memiliki banyak kekuatan untuk memikirkan kakeknya. Karena masih ada banyak hal yang menunggu untuk diselesaikannya. Hal pertama yang harus dia lakukan sekarang adalah menemukan Nova sesegera mungkin. Robi mengatakan padanya kalau dia membawa Chandra pergi dan meletakkan tulang belulang di atas kasur Chandra untuk memaksimalkan kekuatan darah kura yang ada di dalam tubuh Nova. Nova pastinya akan sangat marah ketika melihat hanya tulang belulang saja yang ada di atas kasur Chandra. Namun, setengah bulan sudah berlalu sejak kejadian itu. Jadi, Chandra juga tidak tahu apa saja yang telah terjadi kepada Nova dan di mana perempuan itu berada saat ini. Intinya, Chandra harus menemukan Nova secepat mungkin. “Kekuatanku?”Chandra tidak segera pergi dan masih tetap berada di tempat
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di
Duno Lowen tidak tahu maksud dan tujuan kedatangan Yosan, jadi Yosan mengungkapkan tujuan utamanya dengan berkata, "Sebenarnya, aku ingin meminta bantuanmu.""Tetua Yosan, tidak perlu sungkan begitu. Kamu bisa langsung memberitahuku.""Tujuanku datang ke sini adalah untuk meminta sebuah Pil Enam Yang," jawab Yosan terus terang. Senyuman di wajah Duno seketika menghilang setelah mendengar jawaban Yosan. Bahkan anggota keluarga Lowen lainnya yang berada di aula juga langsung berdiskusi satu sama lain. Duno berkata dengan raut wajah enggan, "Tetua Yosan, pil itu adalah peninggalan leluhur kami sejak ribuan tahun yang lalu. Sekarang, pil itu sudah tidak ada lagi."Yosan tahu kalau makna dari perkataan Duno adalah sebuah penolakan, jadi dia pun berkata, "Tuan Duno, aku juga tidak datang dengan tangan kosong. Aku akan menukar pil itu dengan barang yang setara. Aku akan berusaha memberikan apa pun yang keluarga Lowen inginkan."Yosan sadar kalau dia harus berkorban untuk mendapatkan Pil Ena
Luna terkejut ketika melihat sosok Yosan. Master Yosan? Jadi, Chandra sudah menjadi murid dari Master Yosan?Setelah tertegun selama beberapa saat, Luna akhirnya bertanya, "Kak Chandra, kamu mau ke mana?""Aku akan pergi ke Liran Selatan bersama Master Yosan," jawab Chandra. "Oh iya, pergilah," balas Luna. Chandra mengangguk lalu pergi tanpa banyak bicara setelah berpamitan dengan Luna. Dia berbalik lalu berkata kepada Yosan, "Master, ayo kita pergi."Yosan melambaikan tangannya dengan ringan lalu muncul cahaya keemasan yang diikuti dengan sebuah labu yang muncul di tangannya. Labu itu terus membesar sampai sepanjang 10 meter. "Ini?" tanya Chandra terkejut. Yosan tersenyum lalu berkata, "Ini adalah senjata tebang ajaib. Ayo, naiklah."Kemudian dia naik ke atas labu raksasa itu, diikuti oleh Chandra yang melompat di belakangnya. Yosan bergegas mengerahkan energi sejatinya lalu labu itu mulai bergerak dengan cepat di udara. Dalam sekejap mata, gunung-gunung tertinggal di belakang me