Share

Bab 1469

Penulis: Angin
“Kak Chandra, semenjak perusahaan papaku tertimpa masalah, papaku menghilang dan aku nggak pernah melihatnya lagi. Bahkan mamaku juga nggak tahu. Kalau aku dari awal sudah tahu, mamaku nggak mungkin meninggal.”

“Turut berduka,” ujar Chandra dengan pelan.

“Tidak apa-apa,” jawab Ruby sambil memaksakan seulas senyuman paksa.

Beberapa waktu terakhir ini dia sudah mengalami banyak hal dan sudah terima. Sekarang dia hanya bisa hidup penuh rasa syukur saja. Nova yang merasa sepertinya situasi di antara mereka sedikit aneh bergegas bertanya, “Sayang, kapan kamu akan mulai?”

Chandra berpikir sejenak dan berkata, “Aku akan segera mulai. Aku akan pergi ke pangkalan militer untuk melihat keadaan. Pertama rapikan dulu Pasukan Api Merah dan singkirkan semua orang yang bermasalah. Setelah membuat Pasukan Api Merah menjadi pasukan yang kuat, aku akan langsung mulai.”

“Iya,” ujar Nova sambil mengangguk dan tidak berkata apa pun lagi.

“Ruby, kamu tinggal di sini untuk sementara waktu. Di sini sudah past
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 1470

    Gangga terdiam beberapa saat dan akhirnya tersadar. Dia melirik Chandra dan dengan santai berkata, “Chandra, kamu sedang bercanda denganku?”Chandra tertawa mendengar pertanyaan tersebut. Tawanya sangat lebar dan lepas.“Mulai sekarang, kamu bukan wakil ketua Pasukan Api Merah.”“Cih!” Kali ini Gangga yang mendengus dan tertawa miring.“Chandra, sekarang kamu masih nggak tahu keadaannya? Meski kamu Jenderal Langit, tapi kekuasaanmu sudah dicabut. Di seluruh Pasukan Api Merah, siapa yang bisa kamu perintahkan? Siapa yang bisa kamu andalkan? Kamu tidak bisa menggunakan kekuasaanmu di Diwangsa.”Gangga sangat mengetahui keadaan di Diwangsa. Saat ini, Kota Diwangsa sudah terbagi menjadi beberapa kelompok. Namun dalam kelompok tersebut tidak ada sosok Chandra.“Chandra, kamu terlalu angkuh. Kamu menganggap dirimu Raja Naga dan ketua Pasukan Api Merah. Makanya kamu nggak menghargai orang lain. Kamu menyentuh siapa pun yang ingin kamu singkirkan. Kamu harus tahu, di Diwangsa, kamu nggak bisa

  • Jenderal Naga   Bab 1471

    Maka dia juga akan meminjam kemampuan Prajurit Kuno. Prajurit Kuno yang dia kenal dan yang memiliki hubungan cukup dekat dengannya hanya Kelompok Gunung Langit. Chandra langsung mengambil ponselnya dan menghubungi  Maggie. Dia menyimpan nomor perempuan itu sebelum pergi.Saat ini di belakang gunung Kelompok Gunung Langit tampak Maggie tengah berjalan bersisian dengan Maniso. Perempuan itu tengah menceritakan kejadian yang dialami selama di Gunung Langit. Dia juga menceritakan tentang Tama. Mendengar itu membuat ekspresi Maniso mengeras seketika."Tama sudah begitu hebat?"Dengan rahang mengeras dan wajah menegang dia berkata, "Sepertinya selama sepuluh tahun ini dia sudah mengalami banyak hal. Meski dia termasuk orang yang berbakat , tapi itu hanya dalam hal seni bela diri saja. Kalau ingin meningkatkan kemampuannya, masih perlu naik secara bertahap. Latihan biasa, kalau tidak memakan waktu ratusan tahun, nggak akan bisa masuk Delapan Alam.""Papa, sekarang harus bagaimana?"Dengan sua

  • Jenderal Naga   Bab 1472

    Setelah Maniso berpikir cukup lama, dia putuskan untuk membantu Chandra. Keputusannya tersebut sudah melewati pertimbangan yang menyeluruh. Setelah Maggie mendapat izin, dia berkata, “Iya, aku segera bawa pasukan berangkat ke Diwangsa untuk bergabung dengan Chandra.”“Pergilah,” ujar Maniso sambil mengibaskan tangannya.Selanjutnya hanya tinggal menunggu penampilan Chandra saja.“Chandra, semoga kamu nggak membuatku kecewa,” gumam Maniso.***Setelah Chandra selesai menghubungi Maggie, dia menoleh ke arah Nanda dan Paul kemudian terkekeh sambil berkata, “Beres. Kelompok Gunung Langit akan mengirimkan seribu muridnya untuk membantu aku. Seribu orang ini merupakan praktisi seni bela diri dan pasti bisa melawan Junwa.”Ekspresi lelaki itu kembali menggelap dan dengan dingin berkata, “Kalau Junwa berani menghalangiku, aku akan langsung melenyapkan mereka.”Paul dan Nanda menatap Chandra. Sepertinya lelaki itu bukan hanya bicara saja. Dia sungguh-sungguh dengan ucapannya. Chandra menarik na

  • Jenderal Naga   Bab 1473

    Chandra bersandar di kasur dan lambat laun dia terlelap. Dia sendiri tidak tahu sudah tertidur berapa lama hingga akhirnya dipanggil bangun.“Sayang, bangun.”Chandra membuka matanya dan melirik ponselnya. Dia melihat jam di layar ponselnya yang menunjukkan pukul enam lewat. Dia bertanya, “Kenapa?”“Di luar ada orang yang datang. Katanya mau cari kamu untuk diskusi,” ujar Nova.“Siapa?” tanya Chandra sambil bangkit dari tidurnya.“Nggak tahu,” jawab Nova.“Aku lihat dulu.” Chandra mengenakan pakaiannya dan berjalan keluar kamar menuju ruang tamu.Di ruang tamu sudah tampak seorang lelaki paruh baya berusia 60 tahunan dengan mengenakan kemeja berwarna cokelat. Rambutnya pendek dengan dagu yang dipenuhi janggut dan tubuh sedikit gemuk.Chandra berjalan mendekat dengan bingung dan bertanya, “Kamu siapa?”Orang yang duduk di sofa seketika bangkit berdiri. Dia tersenyum dan berkata, “Jenderal Langit, aku utusan kiri dari Langit Mistika. Namaku Bahri, dan teman-teman biasanya memanggilku Raj

  • Jenderal Naga   Bab 1474

    Tiga ribu murid Langit Mistika. Mendengar jumlah orangnya saja sudah membuat Chandra tersenyum lebar. Dengan adanya tiga ribu orang tersebut, dia tidak perlu mengkhawatirkan segalanya lagi.Sesaat kemudian, dia menatap Bahri dan bertanya, “Kenapa Langit Mistika mau membantuku?”Bahri terkekeh dan berkata, “Munculnya Langit Mistika untuk menegakkan keadilan. Meski kami rata-rata orang yang melarikan diri. Tapi dalam hati kami memiliki rasa keadilan.”“Iya, masuk akal,” ujar Chandra menyetujui. Selanjutnya dia berbincang cukup panjang dengan Bahri. Hingga satu jam kemudian, Bahri akhirnya pergi dari sana. Sedangkan Chandra menghela napas lega.Dia menatap Nova yang ada di sisinya dan sambil tersenyum berkata, “Dengan adanya bantuan Langit Mistika ditambah dengan Kelompok Gunung Langit, maka semuanya akan menjadi sangat lancar. Aku mau lihat siapa yang berani menghalangiku.”Melihat senyuman Chandra yang begitu merekah. Nova juga merasa sangat puas. Saat ini dia merasakan kalau usahanya b

  • Jenderal Naga   Bab 1475

    “Bu Yuli, Pak Sandi, kalian tahu sendiri keadaan Diwangsa saat ini. Situasinya sangat kacau dan beberapa kelompok juga ada yang mulai bergerak. Beberapa kelompok keluarga dan prajurit kuno juga sudah memihak pada sebuah kelompok.”Yuli menatap Sonia dan berkata dengan suara lembut, “Tujuan Bu Sonia memanggil kamu karena ingin kami juga memilih kelompok? Aku dengar, kamu mencari Raja demi naik jabatan. Kamu menggunakan kekuatan Raja untuk membantu kamu bisa menduduki posisi kepala keluarga Atmaja dengan aman?”“Cih! Raja?”Sonia terkekeh dan berkata, “Raja yang sekarang hanya merupakan sebuah boneka saja. Meski selama dia menjabat sudah banyak membangun kelompok kekuatannya sendiri, dia nggak memiliki kemampuan untuk membuat posisiku sebagai kepala keluarga Atmaja tetap stabil. Ada orang lain yang membantuku.”“Siapa?” tanya Yuli dan Sandi secara bersamaan.“Langit Mistika,” ujar Sonia dengan datar.Kedua orang tersebut bangkit berdiri dan berseru, “Langit Mistika?”“Iya.” Sonia tidak b

  • Jenderal Naga   Bab 1476

    Beberapa waktu terakhir, Sonia dan beberapa kepala keluarga lainnya memang sering berinteraksi. Saat ini, Empat Keluarga Kuno hanya tersisa Atmaja, Luandi dan Iskandar saja yang lebih hebat. Sedangkan keluarga Nantaboga sendiri, semenjak Yayang dibunuh oleh Chandra, kekuatan mereka mengalami dampak yang besar.Ditambah lagi ketika Nova membunuh keluarga Nantaboga, Karim hingga membuat mereka semua merasa takut. Akhir-akhir ini keluarga Nantaboga bersikap lebih hati-hati.Sonia juga tahu kalau Raja tidak akan bisa menghasut keluarga Nantaboga sehingga dia tidak repot-repot mengurus hal itu. Yang bisa dia lakukan sekarang adalah mencoba menarik keluarga Luandi dan Iskandar. Dia sudah berbicara cukup panjang.“Aku sudah bicara cukup banyak, coba kalian pikirkan saja.”Yuli bangkit duluan dan berkata, “Aku akan memikirkannya dengan baik-baik. Aku pamit undur diri dulu.”  Sandi juga ikut bangkit dan berkata, “Sampai jumpa lagi.”Keduanya pergi secara bersamaan. Di jalan, Sandi bertanya, “B

  • Jenderal Naga   Bab 1477

    “Tapi, aku merasa ada yang salah.”“Ada kah?”“Memangnya nggak ada? Kenapa Langit Mistika mau membantuku? Ini nggak masuk akal sama sekali. Aku curiga kalau Ketua Langit Mistika adalah orang yang kukenal.”“Mungkin kakekmu,” ujar Sonia sambil terkekeh.“Kakek Robi sangat misterius. Dia membuat sebuah Istana Raja Langit. Nggak heran jika dia buat sebuah Langit Mistika lagi. Benar, Nova?”“Iya,” jawab Nova sambil mengangguk. “Ada kemungkinan seperti itu. Aku juga merasa ketua dari Langit Mistika adalah Kakek. Meski bukan Kakek, dia pasti orangnya Kakek. Jika nggak, kenapa dia mau membantu Chandra tanpa alasan?”Keduanya kompak hingga membuat Chandra sedikit percaya.“Kalau begitu, aku nggak perlu merasa khawatir lagi. Oh iya, dulu aku bertemu dengan keluarga Luandi dan Iskandar di depan kediaman Atmaja. Apa yang terjadi?”Sonia menjelaskan, “Bukan masalah apa pun. Aku sedang mencari mereka untuk mengobrol dan meminta mereka mendukung Kak Chandra.”“Terima kasih.”“Sesama keluarga nggak p

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2243

    Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah

  • Jenderal Naga   Bab 2242

    Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena

  • Jenderal Naga   Bab 2241

    Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan

  • Jenderal Naga   Bab 2240

    Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan

  • Jenderal Naga   Bab 2239

    Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus

  • Jenderal Naga   Bab 2238

    Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu

  • Jenderal Naga   Bab 2237

    “Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali

  • Jenderal Naga   Bab 2236

    Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d

  • Jenderal Naga   Bab 2235

    Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status