“Pemimpin Langit Mistika?” Chandra tampak terkejut. Dia berbalik lagi dan melihat ke depan, melihat Nova yang mengenakan jubah hitam panjang. Kemudian, dia mengerutkan kening dan bergumam, “Dia pemimpin Langit Mistika?”Akan tetapi, Chandra tidak terlalu memikirkannya. Dia berbalik dan melihat ke arah Alden lagi. Alden kelihatannya dalam kondisi prima. Rambut putih di kepalanya telah hilang, dia juga terlihat jauh lebih muda.Chandra spontan berkata dalam hati, “Sepertinya Alden si tua bangka ini sudah memurnikan dan menyerap semua inti dalam Kura Sakti. Pada dasarnya dia pesilat Delapan Alam, entah sekarang dia sudah berada di tingkat apa, entah dia sudah di Tangga Langit berapa.”Setelah tertegun sejenak, Chandra baru sadar dari lamunannya dan melihat ke arah Alden lagi. Kemudian, dia berkata dengan tenang, “Aku dengar saat di Kelompok Gunung Langit waktu itu, setelah aku pingsan diserang Raja Yayang, kamu utus orang untuk bunuh aku?”“Oh ya? Ada hal seperti itu?” Alden bertanya bali
Setelah langit terang, terlihat beberapa orang datang dari kejauhan. Orang yang memimpin rombongan itu adalah seorang pria tua.Pria itu mengenakan jubah berwarna keemasan dan membawa pedang panjang yang menyilaukan di tangannya. Panjang pedang itu lebih dari dua meter, dengan ukiran misterius di sarung pedangnya.Di belakang pria tua itu, ada delapan ksatria yang memakai seragam berwarna ungu dan emas. Begitu pria tua itu muncul, banyak orang berdiri dan menatapnya. Pria itu adalah Kelmi dari keluarga Alaidra.Saat ini Kelmi adalah bos Legiun Ksatria, yang menguasai Pedang Deite, pedang yang dijadikan sebagai keyakinan oleh para ksatria. Dia juga pesilat yang menduduki peringkat kedua di Peringkat Akash.Kelmi menampakkan diri di puncak gunung. Tubuhnya melesat cepat, langsung muncul di area terbuka di tengah puncak gunung. Dia melihat sekelilingnya, mencari orang yang mengalahkannya seratus tahun yang lalu. Namun, setelah melihat ke sekeliling, dia tidak menemukan sosok Kadir. Bahkan
Tempat ini adalah puncak Gunung Olympus, ketinggiannya lebih dari 10.000 meter di atas permukaan laut. Di puncak gunung terdapat sebuah area terbuka dengan permukaan datar. Di tempat tersebut, pesilat dari seluruh dunia berkumpul.Beberapa dari orang-orang itu datang untuk mendapatkan Pedang Deite, ada yang datang untuk mendapatkan peringkat di Peringkat Akash, ada juga yang datang untuk melihat keramaian.Di bagian timur, di atas batu setinggi lebih dari 20 meter, seorang pria tua berjubah putih dan memegang tongkat sihir di tangannya duduk di sana. Dia benar-benar terlihat seperti seorang penyihir.Pada saat ini, mata semua orang yang ada di sana tertuju pada pria tua berjubah itu. Pria tua itu berambut panjang, semua rambutnya berwarna putih. Akan tetapi, wajahnya tidak terlihat terlalu tua. Sebaliknya, wajahnya begitu merah merona, tampak sangat energik.“Orang itu Pak Dantra, ya?”“Nggak salah lagi. Kamu nggak lihat tulisan Dantra di jubahnya?”“Pesilat yang menduduki peringkat ke
“Kamu nggak bawa mereka?” Chandra mengerutkan keningnya. Dia mengeluarkan foto Ruby dan melemparkannya ke arah Dantra, lalu berkata, “Coba lihat lagi baik-baik.”Dantra mengangkat tangan dan mengambil foto yang terbang ke arahnya. Setelah melihat wajah di foto, dia menggelengkan kepala dan berkata, “Nggak pernah lihat.”“Nggak mungkin,” bantah Chandra. “Radeska jelas-jelas bilang kalau kamu yang bawa mereka pergi. Dia juga langsung sebut nama, Dantra, peringkat ketiga di Peringkat Akash. Bukankah itu kamu?”“Aku Dantra, aku juga peringkat ketiga di Peringkat Akash. Tapi aku nggak tahu apa yang kamu bicarakan ini.”“Nggak tahu?”Raut wajah Chandra menjadi muram. Dia memegang Pedang Penghakiman erat-erat sambil berkata dengan dingin, “Apakah aku harus hajar kamu sampai babak belur kamu baru tahu?”“Hahaha ....” Dantra spontan terbahak-bahak. “Anak muda, kamu sangat gila, benar-benar gila. Selama seratus tahun, nggak ada yang berani katakan hal seperti itu padaku. Hajar aku sampai babak b
Tujuan Chandra datang ke sini memang untuk mencari orang. Setelah mengikuti sepanjang jalan, dia akhirnya datang ke Gunung Olympus dan menemukan Dantra, pemimpin Sekte Dantra. Akan tetapi, Dantra tidak mengetahui tentang Ruby.Dari raut wajahnya, Dantra tidak terlihat sedang berbohong. Selain itu, Dantra juga bilang selama Chandra bisa menghajarnya sampai babak belur, dia akan membantu Chandra menemukan orang yang dicarinya.Chandra mengeluarkan Pedang Penghakiman. Ini pertama kalinya dia bertarung melawan orang lain setelah dia masuk ke Delapan Alam. Dia menatap Dantra yang memasang raut wajah bercanda, lalu berkata dengan tenang, “Nggak usah banyak omong kosong. Kita bicarakan lagi setelah bertarung.”“Anak muda, aku akan terima seranganmu dengan tangan kosong. Kalau kamu bisa dekati aku, berarti aku kalah.”Dantra sangat percaya diri. Di matanya, Chandra hanyalah seorang anak kecil. Orang seperti itu hanya bisa bermain-main dengannya. Sebagai orang yang lebih tua, dia juga tidak bis
Reaksi Chandra sangat cepat, bahkan melebihi kecepatan reaksi Dantra. Dantra spontan tercengang. Pada saat Dantra sadar, telapak tangan Chandra sudah menyerang ke arahnya.Lengan Dantra sedang ditahan Chandra sehingga dia tidak bisa menjauh untuk menghindari serangan itu. Dia hanya bisa mengangkat tangannya yang lain dan menghadapi serangan Chandra secara langsung.Duar!Dua energi sejati yang sangat kuat bertabrakan. Pada detik berikutnya, terdengar suara ledakan keras.Dantra hanya merasakan kekuatan yang mengerikan menyebar ke seluruh tubuhnya melalui telapak tangannya. Untuk sesaat, dia tidak bisa menahan kekuatan itu. Tubuhnya langsung terhempas ke belakang dan menghantam bebatuan. Bebatuan di atas tanah seketika retak.Setelah terhempas ke belakang sejauh lebih dari 30 meter, Dantra baru melepaskan kekuatan serangan Chandra. Pada saat ini, lengannya mati rasa, sama sekali tidak bisa mengerahkan tenaganya. Darah di tubuhnya pun mendidih. Dia segera mengaktifkan energi sejatinya un
“Hahaha.”Dantra tertawa terbahak-bahak. Dia mengakui kalau dia telah meremehkan Chandra sebelumnya. Dia sama sekali tidak menyangka Chandra akan begitu kuat. Namun, mustahil untuk bagi Chandra untuk mengalahkannya dalam sepuluh jurus.Dantra mengangkat tongkat di tangannya. Aura yang menakutkan memancar dari tubuhnya. Aura tersebut terus menyebar ke sekeliling. Pada saat ini, udara di sekitar pun ikut membeku.“Badai Salju.”Tongkat di tangan Dantra mengayun. Seketika salju tebal yang melayang di langit tiba-tiba menjadi aneh. Semua salju itu berbalik dan menyapu ke arah Chandra.Kepingan salju yang tampak lembut seperti kapas itu sebenarnya mengandung kekuatan yang menakutkan. Setiap kepingan salju membawa kekuatan destruktif, kekuatan penghancur yang mengerikan. Pada saat kepingan salju lewat, udara pun terasa bergetar.Chandra tersenyum tipis, “Jurus kecil.” Dia mulai bergerak. Dengan Pedang Penghakiman di tangannya, tubuhnya pun bergerak berlawanan arah.Di mata semua orang, hanya
Dantra berteriak keras. Dia tidak bisa menerima kenyataan ini. Jika dia kalah dari Kelmi, kalah dari Raja Darah Pertama dari keluarga vampir, dia tidak akan berkata apa-apa. Namun, dia dikalahkan oleh seorang anak muda.Dantra merasa seperti ditampar. Wajahnya sakit dan panas. Pada saat suara teriakannya bergema, tongkat di tangannya mengayun dengan kuat. Ayunan tongkat itu menghasilkan kekuatan yang menakutkan. Dengan serangan yang dahsyat, tongkat itu langsung memukul ke arah kepala Chandra.Raut wajah Chandra menjadi murum. Dia mundur dengan cepat, tubuhnya seketika melayang puluhan meter ke belakang. Kemudian, dia mengangkat Pedang Penghakiman di tangannya dan menebaskan pedang itu.Pedang Penghakiman dan tongkat saling beradu. Chandra berada di atas, Pedang Penghakiman di tangannya membentuk garis lurus dengan tubuhnya. Sedangkan Dantra berada di bawah. Dia mengangkat tongkat di tangannya untuk melawan kekuatan Chandra.Akan tetapi, tubuh Dantra tertekan dan terus turun ke bawah.
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di