Tujuan Chandra datang ke sini memang untuk mencari orang. Setelah mengikuti sepanjang jalan, dia akhirnya datang ke Gunung Olympus dan menemukan Dantra, pemimpin Sekte Dantra. Akan tetapi, Dantra tidak mengetahui tentang Ruby.Dari raut wajahnya, Dantra tidak terlihat sedang berbohong. Selain itu, Dantra juga bilang selama Chandra bisa menghajarnya sampai babak belur, dia akan membantu Chandra menemukan orang yang dicarinya.Chandra mengeluarkan Pedang Penghakiman. Ini pertama kalinya dia bertarung melawan orang lain setelah dia masuk ke Delapan Alam. Dia menatap Dantra yang memasang raut wajah bercanda, lalu berkata dengan tenang, “Nggak usah banyak omong kosong. Kita bicarakan lagi setelah bertarung.”“Anak muda, aku akan terima seranganmu dengan tangan kosong. Kalau kamu bisa dekati aku, berarti aku kalah.”Dantra sangat percaya diri. Di matanya, Chandra hanyalah seorang anak kecil. Orang seperti itu hanya bisa bermain-main dengannya. Sebagai orang yang lebih tua, dia juga tidak bis
Reaksi Chandra sangat cepat, bahkan melebihi kecepatan reaksi Dantra. Dantra spontan tercengang. Pada saat Dantra sadar, telapak tangan Chandra sudah menyerang ke arahnya.Lengan Dantra sedang ditahan Chandra sehingga dia tidak bisa menjauh untuk menghindari serangan itu. Dia hanya bisa mengangkat tangannya yang lain dan menghadapi serangan Chandra secara langsung.Duar!Dua energi sejati yang sangat kuat bertabrakan. Pada detik berikutnya, terdengar suara ledakan keras.Dantra hanya merasakan kekuatan yang mengerikan menyebar ke seluruh tubuhnya melalui telapak tangannya. Untuk sesaat, dia tidak bisa menahan kekuatan itu. Tubuhnya langsung terhempas ke belakang dan menghantam bebatuan. Bebatuan di atas tanah seketika retak.Setelah terhempas ke belakang sejauh lebih dari 30 meter, Dantra baru melepaskan kekuatan serangan Chandra. Pada saat ini, lengannya mati rasa, sama sekali tidak bisa mengerahkan tenaganya. Darah di tubuhnya pun mendidih. Dia segera mengaktifkan energi sejatinya un
“Hahaha.”Dantra tertawa terbahak-bahak. Dia mengakui kalau dia telah meremehkan Chandra sebelumnya. Dia sama sekali tidak menyangka Chandra akan begitu kuat. Namun, mustahil untuk bagi Chandra untuk mengalahkannya dalam sepuluh jurus.Dantra mengangkat tongkat di tangannya. Aura yang menakutkan memancar dari tubuhnya. Aura tersebut terus menyebar ke sekeliling. Pada saat ini, udara di sekitar pun ikut membeku.“Badai Salju.”Tongkat di tangan Dantra mengayun. Seketika salju tebal yang melayang di langit tiba-tiba menjadi aneh. Semua salju itu berbalik dan menyapu ke arah Chandra.Kepingan salju yang tampak lembut seperti kapas itu sebenarnya mengandung kekuatan yang menakutkan. Setiap kepingan salju membawa kekuatan destruktif, kekuatan penghancur yang mengerikan. Pada saat kepingan salju lewat, udara pun terasa bergetar.Chandra tersenyum tipis, “Jurus kecil.” Dia mulai bergerak. Dengan Pedang Penghakiman di tangannya, tubuhnya pun bergerak berlawanan arah.Di mata semua orang, hanya
Dantra berteriak keras. Dia tidak bisa menerima kenyataan ini. Jika dia kalah dari Kelmi, kalah dari Raja Darah Pertama dari keluarga vampir, dia tidak akan berkata apa-apa. Namun, dia dikalahkan oleh seorang anak muda.Dantra merasa seperti ditampar. Wajahnya sakit dan panas. Pada saat suara teriakannya bergema, tongkat di tangannya mengayun dengan kuat. Ayunan tongkat itu menghasilkan kekuatan yang menakutkan. Dengan serangan yang dahsyat, tongkat itu langsung memukul ke arah kepala Chandra.Raut wajah Chandra menjadi murum. Dia mundur dengan cepat, tubuhnya seketika melayang puluhan meter ke belakang. Kemudian, dia mengangkat Pedang Penghakiman di tangannya dan menebaskan pedang itu.Pedang Penghakiman dan tongkat saling beradu. Chandra berada di atas, Pedang Penghakiman di tangannya membentuk garis lurus dengan tubuhnya. Sedangkan Dantra berada di bawah. Dia mengangkat tongkat di tangannya untuk melawan kekuatan Chandra.Akan tetapi, tubuh Dantra tertekan dan terus turun ke bawah.
Orang itu memakai topeng putih keperakan yang menutupi sebagian besar wajahnya. Suaranya sangat familiar bagi Chandra. Siapa lagi kalau bukan Kadir. Sebelumnya Kadir bilang dia tidak akan datang ke Eglar, tidak akan datang ke Gunung Olympus. Tidak disangka, ujung-ujungnya dia datang juga.Kadir berjongkok di atas batu di samping Chandra dengan sebatang rokok terselip di mulutnya. Dia melihat ke arah Alden dan beberapa pesilat Suku Dukun bertopeng. Wajah Kadir di bawah topeng tampak serius.“Kekuatanku masih belum kembali ke puncaknya, masih kurang sedikit dari puncak. Tapi aku dapat kabar kalau Alden bawa beberapa pesilat Suku Dukun datang ke sini. Dalam seratus tahun terakhir, Alden nggak pernah menunjukkan ambisi apa pun. Orang ini sangat licik dan pandai bersembunyi. Dia sudah sembunyikan selama seratus tahun baru terungkap. Aku khawatir dia memiliki konspirasi, jadi aku datang ke sini untuk lihat-lihat.”Kadir menceritakan tujuan kedatangannya. Chandra juga melihat ke arah Alden di
Dantra pernah terluka sebelumnya. Namun setiap kali terluka, dia membutuhkan waktu yang lama untuk pulih. Sekarang dia terluka, lukanya boleh dibilang cukup parah. Namun, begitu pemuda dari Someria ini turun tangan, dalam sekejap lukanya hampir sembuh total.Chandra bertanya lagi, “Kamu benar-benar nggak tahu tentang orang yang aku tanyakan padamu sebelumnya?”Dantra menarik napas dalam-dalam dan memaksa dirinya untuk tenang. Dia menatap Chandra dan berkata dengan serius, “Aku benar-benar nggak tahu orang yang kamu cari. Aku juga nggak pernah bertemu dengannya.”“Nggak mungkin. Radeska jelas-jelas bilang kamu yang bawa dia pergi,” kata Chandra sambil menatap lekat Dantra.“Nggak ada.” Dantra menggelengkan kepalanya, “Aku akan kembali dan bantu kamu cari tahu soal ini. Mungkin orang lain dari sekteku yang melakukannya.”Chandra berkata dengan wajah serius, “Orang ini sangat penting bagi aku, juga sangat penting bagi situasi Someria saat ini. Aku harus temukan dia. Tolong bantu aku. Kala
“Oke, sepakat, ya,” kata Dantra dengan penuh semangat.Dia sama sekali tidak menyangka bisa bertukar ilmu dengan Prajurit Kuno Someria. Dia pasti akan mendapatkan sesuatu dari pertukaran ini. Mungkin saja kekuatannya akan mencapai tingkat yang lebih tinggi lagi.“Kamu istirahat dulu. Kita bicarakan lagi sampai kompetisi seni bela diri ini selesai.”Chandra tidak berlama-lama di sana. Dia langsung beranjak pergi. Pertarungan masih berlanjut di puncak Gunung Olympus. Pertarungan saat ini adalah tantangan. Pesilat dari seluruh dunia menantang orang-orang di Peringkat Akash. Ada beberapa pesilat dari Peringkat Akash tidak datang.Misalnya Radeska, pria itu tidak datang. Semua orang tahu kalau pertarungan saat ini hanyalah sebuah hidangan pembuka. Pertarungan sesungguhnya ada di akhir. Pertarungan sengit di akhir adalah untuk memperebutkan posisi pertama di dunia, untuk mendapatkan hak milik Pedang Deite.Pertarungan terakhir seharusnya terjadi antara Dantra, Kelmi, dan Raja Darah Pertama.
“Rasa penasaran bisa mencelakakan orang,” kata Nova dengan dingin.“Maaf sudah mengganggu.” Usai berkata, Chandra langsung pergi.Setelah Chandra pergi, Nova baru bisa menghela napas lega. Dia mengulurkan tangannya yang memakai sarung tangan kulit, lalu menepuk dada sambil marah dalam hati, “Mampus, serangan mendadak begini buat aku kaget setengah mati.”Chandra telah meninggalkan Nova, tapi dia malah menjadi semakin penasaran dengan identitas pemimpin Langit Mistika itu. Chandra heran, kenapa Prajurit Kuno sekarang suka memakai topeng?Orang dari Suku Dukun memakai topeng, orang dari Istana Raja Langit memakai topeng, pemimpin Langit Mistika juga memakai topeng. Bahkan Kadir yang baru datang ke sini juga ikut memakai topeng.Chandra hanya menggelengkan kepalanya. Dia pun tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Setelah kembali ke posisi sebelumnya, dia kembali menyaksikan pertarungan pesilat dari luar negeri.Pertarungan berlangsung selama dua hari dua malam. Para pesilat internasional
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di