Share

Bab 138

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Semua orang melihat ke arah pintu masuk.

Ada Ihsan, Direktur Utama Arthur Group; Harion, pemilik Restoran Sentosa; Cakra, Ketua Asosiasi Pengobatan Tradisional, yang juga terkenal sebagai dokter genius.

Mereka bertiga memiliki reputasi dan kekuasaan yang besar di Kota Rivera.

Hanya dengan satu kata, Ihsan bisa menghancurkan keempat bisnis keluarga besar yang ada di kota ini.

Meskipun rendah hati, Harion memiliki kemampuan yang sangat hebat.

Kalau Cakra ... sepertinya tidak perlu dibahas lagi, kehebatannya tidak perlu diragukan. Kota Rivera adalah pusat pengobatan, sedangkan Cakra dijuluki dokter genius.

Biasanya, makin kaya, orang makin takut mati. Meskipun kemampuan semua orang digabungkan, belum tentu bisa mengalahkan Cakra seorang.

Kedatangan mereka bertiga langsung menjadi pusat perhatian.

"Siapa yang berani omong kosong?"

"Siapa yang merendahkan Nona Nova?"

"Siapa yang menyebarkan fitnah?"

Dalam sekejap, suasana pesta langsung menjadi hening. Ada apa ini? Kenapa ketiga orang penti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jenderal Naga    Bab 139

    Yura mendekati Nova, lalu menarik tangannya dan berkata, "Nova adalah sahabatku. Berani-beraninya kalian mempermalukan Nova di pesta ulang tahunku. Apakah kalian tidak menganggapku? Di tempat ini ada CCTV. Kalau tidak berani mengaku, aku akan memeriksanya sekarang juga. Kalian tanggung sendiri akibatnya."Beberapa orang yang merendahkan Nova tadi pun langsung ketakutan."Boom!" Menghadapi tekanan sebesar ini, salah seorang bos besar dari perusahaan ternama langsung berlutut dan bersujud di hadapan Nova.Melihat ada yang mengaku, beberapa orang lainnya pun menyusul dan meminta maaf. Sebenarnya, mereka semua bukanlah orang sembarangan. Namun, mereka tidak berdaya menghadapi Ihsan, Harion, Cakra, dan Yura yang memiliki pengaruh besar di Kota Rivera.Nova tercengang, dia langsung menggenggam erat tangan Chandra dan Yura.Nova menatap Chandra yang berada di sisi kiri, lalu menatap Yura yang berada di sisi kanan.Nova terlihat ragu, jangan-jangan ini ulah pria bertopeng itu?Ihsan, Harion, d

  • Jenderal Naga    Bab 140

    Mana mungkin Nova berani menyuruh Toni berlutut di hadapannya. Bagaimanapun, Toni adalah kakeknya.Kemudian, Nova bergegas memapah Leon dan Linda sambil berkata, "Kak Leon, bangun. Linda, kamu juga bangun."Setelah disuruh Nova, Leon dan Linda baru berani bangkit berdiri. Sayangnya, hanya kedua orang itu yang diperbolehkan berdiri, yang lainnya tetap harus berlutut."Nona Nova, hukuman apa yang akan kamu berikan?" tanya Ihsan."Aku? Menghukum mereka?" Nova kebingungan.Sebelumnya, Nova tidak pernah mengalami hal seperti ini. Semua orang yang berlutut di hadapannya adalah orang-orang penting. Bahkan ada yang jauh lebih berkuasa daripada Keluarga Kurniawan.Ihsan memberikan masukan, "Bagaimana kalau suruh mereka menampar diri sendiri? Hari ini adalah ulang tahun Nona Yura, tidak boleh ada pertumpahan darah di sini."Ihsan menatap Nova, lalu melirik ke arah Chandra.Nova tidak tahu harus berbuat apa. Dia menatap Chandra dan bertanya, "Sayang, bagaimana ini?"Chandra merentangkan kedua tan

  • Jenderal Naga    Bab 141

    Nova menatap mereka, lalu bertanya dengan kebingungan, “Aku … aku nggak kenal sama kalian. Kenapa kalian bisa membantuku? Bagaimana kalau kalian jelaskan dulu? Aku takut orang-orang akan menyebar gosip.”Jika masalah ini sampai tersebar ke luar sana, entah bagaimana orang-orang memandang Nova. Sepertinya mereka akan mengira Nova pernah tidur dengan ketiga lelaki ini.Ucapan Nova membuat mereka terbengong. Jelaskan? Bagaimana menjelaskannya?Apa mereka mengatakan bahwa Nova punya seorang suami yang hebat?Mereka juga tidak berani.Chandra memang sudah lama tinggal di Rivera, tapi dia tidak pernah mengekspos identitasnya. Jika mereka membocorkannya, bukankah riwayat mereka akan berakhir?Seketika aula menjadi sangat hening.Tatapan semua hadirin langsung tertuju pada diri ketiga lelaki. Mereka semua sangat penasaran, kenapa ketiga tokoh besar ini bisa begitu hormat terhadap Nova.Di sisi lain, Chandra yang berada di sebelah pun tersenyum sinis melihat mereka bertiga. Ekspresi itu seolah

  • Jenderal Naga    Bab 142

    “Ternyata karena dia.” Setelah mengetahui alasannya, Nova malah merasa agak kecewa.Sebab anggota Keluarga Atmaja yang Nova selamatkan yang mana juga merupakan lelaki bertopeng yang menyelamatkannya itu, sudah dibunuh oleh Arya.Nova selamanya tidak akan mengetahui identitas orang itu. Dia bahkan tidak punya kesempatan untuk bertemu dengan orang yang selalu membantunya dengan diam-diam. Itulah sebabnya Nova merasa kecewa.Pada saat ini, kedatangan seorang tokoh besar lagi.Ketika orang itu melihat Chandra, dia pun langsung merinding, dan bahkan kakinya juga terasa lemas hingga hampir terjatuh.Dia segera berjalan mendekati mereka dan menyapa, “Tuan Chandra, Nona Nova.”“Ayah.”Begitu Eko datang, Wahyu pun merasa lebih tenang. Dia lalu berkata, “Ayah, mereka suruh aku bersujud.”Sebelumnya lantaran dalam kondisi terpaksa, Wahyu pun memaksakan diri untuk bersujud.Tapi sekarang ayahnya sudah datang.Keluarga Sutijo tidak termasuk dalam Empat Keluarga Kaya, tapi dia lebih kuat daripada Em

  • Jenderal Naga    Bab 143

    Hanya karena menyelamatkan orang itu, para tetua ini malah jadi bersikap begitu sopan terhadap Nova. Hanya saja, sebenarnya siapa orang yang sudah diselamatkan Nova?Padahal dia sudah mati, kenapa tokoh-tokoh besar ini masih bersikap hormat pada orang itu? Setelah para tokoh besar membantu Nova, mereka pun tidak lagi mengganggu Nova.Jangan-jangan mereka berutang budi terhadap si lelaki bertopeng?Sekarang budi sudah dibalas, apa mereka tidak akan menggubris Nova lagi?Emm, pasti seperti ini.Para hadirin pada menebak-nebak.Ketika memikirkan hal ini, semua orang tidak pergi menjilat Nova lagi. Daripada menjilat Nova, lebih baik mereka menjilat para tokoh besar itu.Di ujung ruangan.Nova sedang terbengong. Chandra pun duduk di sampingnya, lalu berlagak kesal. “Nova, jujurlah padaku. Apa yang sudah terjadi?”“Hah?” Nova baru merespons. Ketika melihat wajah emosi Chandra, dia segera meminta maaf, “Suamiku, maaf, ya. Aku benar-benar minta maaf. Aku sendiri bahkan masih bingung dengan mas

  • Jenderal Naga    Bab 144

    Nova sungguh terkejut. Dia hanyalah seorang rakyat biasa, tidak pernah bertransaksi dengan uang yang nilainya sebesar itu. Uang triliun adalah jumlah yang sangat besar baginya. Keluarga Kurniawan memang memiliki aset senilai triliunan, tapi itu adalah nilai dari perusahaannya. Sudah lumayan apabila keluarga seperti Keluarga Kurniawan bisa memiliki uang tunai sebesar ratusan miliar.Sementara perusahaan seperti Arthur Group memang memiliki nilai pasar ratusan triliun, tapi nilai ratusan triliun hanyalah aset maya saja.Apabila terjadi sesuatu terhadap Arthur Group, misalnya perputaran dana terputus atau perusahaan tidak bisa beroperasional dengan normal, hal ini akan mengakibatkan penurunan nilai pasar perusahaan.Ratusan triliun ini bisa jadi berubah menjadi puluhan triliun, miliaran atau tidak bernilai, dan bahkan bisa minus.Sekelompok bos sedang berkumpul. Mereka sedang membahas masalah investasi mereka terhadap pusat bisnis itu.Mengenai semua ini, Nova tidak begitu memahaminya. D

  • Jenderal Naga    Bab 145

    Keberadaan Duma sudah tidak penting lagi bagi Chandra. Dia lalu bertanya dengan tenang, “Bagaimana dengan Tristan?”Paul langsung membalas, “Nama asli Tristan adalah Margo. Dia juga sama seperti Duma, datang ke Rivera pada tahun 80-an. Hanya saja, dia lebih sadis daripada Duma.”“Dulu dia punya seorang pengikut. Hanya saja pengikutnya menyinggung seorang tokoh besar, alhasil satu jarinya dipotong.”“Kemudian dia pun mengubah namanya menjadi Tristan, yang mana artinya gagah berani. Sama seperti Duma, Chandra juga punya banyak bisnis. Tapi dia lebih fokus di dunia rentenir.”Paul menjelaskan semua yang diketahuinya dengan detail. “Selain itu, Empat Keluarga Besar sudah bergabung sekarang. Mereka juga sudah menghubungi Duma, dan sekarang mereka sedang mencari Tristan.”Setelah mendengar sampai di sini, ekspresi wajah Chandra semakin serius lagi.“Delapan hari lagi adalah hari peringatan kematian Kakek, Ayah, dan anggota Keluarga Atmaja lainnya. Aku akan membunuh mereka semua untuk membal

  • Jenderal Naga    Bab 146

    Para penanggung jawab dari Empat Keluarga Besar dan para tokoh besar sedang berkumpul di dalam vila.Di antaranya terdapat Romi Sinaga si Penanggung Jawab Keluarga Sinaga, Lukas Wangsa si Penanggung Jawab Keluarga Wangsa, Kusnadi Tedjo si Penanggung Jawab Keluarga Tedjo, dan Doni Cahyadi si Penanggung Jawab Keluarga Cahyadi.Keempat orang ini adalah tokoh yang cukup berpengaruh di Kota Rivera. Pada saat ini, raut wajah mereka terlihat sangat serius.Selain keempat orang itu, masih ada banyak tokoh-tokoh hebat lainnya.Seorang lelaki berusia sekitar 50 tahunan yang agak gemuk sedang memainkan sebutir mutiara di tangannya. Si lelaki mengenakan kaus putih dengan kalung emas di lehernya. Tak hanya itu saja, di atas pundaknya juga terdapat seekor burung kakaktua. “Duma, apa yang harus kita lakukan sekarang?” Romy melihat lelaki yang sedang memainkan mutiara di tangan. Orang itu tak lain adalah Duma.Duma langsung melirik lelaki yang bertampang galak. Di atas wajah si lelaki terdapat bekas

Bab terbaru

  • Jenderal Naga    Bab 1899

    Nova memutuskan untuk tidak lagi menyerap Esensi Phoenix. Ia ingin menyimpannya untuk Chandra agar Chandra bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah beberapa hari menyerap Esensi Phoenix, Maggie juga merasakan energi sejatinya semakin kuat. Kini, Maggie merasa bisa menembus Alam Kesembilan, dan itu sudah cukup baginya. Maggie pun tak ingin menyerap lebih banyak Esensi Phoenix.“Kak Chandra, aku juga tidak akan menyerap lagi,” kata Maggie.“Baik,” jawab Chandra dengan anggukan.Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Sisa Esensi Phoenix yang setengah ini mungkin hanya cukup untuk membantu Chandra melewati belenggu ketiga. Chandra segera melanjutkan latihannya, sementara Nova dan Maggie memilih untuk pergi menuju Gurun Selatan, ke negara Naga.Dua bulan pun berlalu, dan Chandra masih berlatih dengan tekun di Gunung Langit, Gurun Selatan, selama setengah tahun penuh. Kekuatan Chandra terus meningkat dari waktu ke waktu.Suatu malam, di Gunung Bushu, terd

  • Jenderal Naga    Bab 1898

    Nova telah berhasil menembus Alam Kesembilan berkat kekuatan dari Esensi Phoenix. Ia juga mulai merasakan keberadaan kunci pertama dalam tubuhnya.Di puncak Gunung Langit, Chandra duduk bersila, dengan aura yang menyala terang seperti dewa sejati. Tiba-tiba, Chandra berhenti berlatih.Nova pun berhenti, memandang Chandra dan bertanya, “Kenapa?”Chandra menjawab, “Aku merasakan kunci kedua.”“Selamat!” Nova tersenyum gembira.Chandra menghela napas dan berkata, “Esensi Phoenix memang luar biasa. Kalau hanya mengandalkan latihan biasa, aku akan butuh sepuluh tahun untuk mencapai tahap ini dari kunci pertama ke kunci kedua.”Nova menyemangati Chandra, “Tetap semangat.”Di saat itu, Maggie datang mendekat. Selama tiga bulan terakhir, Maggie berkeliling pegunungan mencari buah yang mengandung energi alam, tetapi dia belum menemukannya. Sambil mencari, Maggie tetap rajin berlatih. Meskipun tidak menyerap Esensi Phoenix, energi alam yang tersedia cukup melimpah, sehingga energi sejati Maggie

  • Jenderal Naga    Bab 1897

    Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba

  • Jenderal Naga    Bab 1896

    Alam Mahasakti adalah yang terkuat di sini? Masih terlalu lemah.“Prabu, selanjutnya kita harus bagaimana?” tanya seorang pria berbaju hitam.Prabu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membawa Batu Sakti Lima Warna. Ini akan memperkuat segel agar orang luar tak bisa melewati segel dan datang ke bumi. Kita akan pergi ke Gunung Bushu, menghabisi Suku Mistik, merebut Gunung Bushu, memperkuat segel, dan mencari empat segel lainnya. Saat waktunya tiba, aku akan membuka segel itu. Sementara itu, aku akan menguasai bumi untuk mempersiapkan kedatangan kita ke sini.”“Baik.”“Berdirilah dan bicaralah.”Puluhan pria berbaju hitam yang tadi berlutut kini berdiri. Prabu pun membawa para pengikutnya meninggalkan tempat itu dan menuju wilayah Someria. Pada saat yang sama, Nova telah meninggalkan Rivera dan sedang dalam perjalanan menuju Gurun Selatan di Negeri Naga.Sementara itu, di sebuah pesawat di Someria, seorang pria tampan dengan jas putih tengah memegang ponsel, menatap sebuah foto di layar.

  • Jenderal Naga    Bab 1895

    Di puncak Pegunungan Siberia yang terpencil di kutub utara, tanah abadi berselimut salju. Di tempat sunyi ini, sekumpulan pria berjubah hitam tampak berlutut, seolah menanti kehadiran seseorang yang penting.Mendadak, suara angin tajam mengoyak keheningan. Langit di atas mereka bergetar dan retak seperti kaca, menciptakan celah misterius di udara. Dari celah itu, seorang pria melangkah keluar, berjalan seolah tanpa beban di atas kekosongan. Pria itu mengenakan jubah putih, wajahnya tampan dan terukir tajam, dengan mata yang dalam dan penuh wibawa.Aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya begitu kuat hingga seketika menyebabkan salju yang menyelimuti pegunungan meleleh, mengalir deras ke bawah dan membentuk sungai es yang menggelora."Selamat datang, Prabu," serempak pria-pria berjubah hitam itu menyambutnya, suara mereka penuh hormat.Prabu turun ke tanah dengan tenang, kedua tangannya bersilang di belakang punggung. Ia memandang pria-pria yang berlutut di hadapannya dengan tenang, l

  • Jenderal Naga    Bab 1894

    Penghalang itu seperti rantai tak kasatmata yang mengunci sel-sel darah, menciptakan sensasi unik dan sulit digambarkan dengan kata-kata.“Oh iya, bagaimana denganmu? Bagaimana latihannya?” tanya Chandra.Maggie mengangguk, “Cukup baik. Aku sudah mulai menyerap energi alam, dan perlahan-lahan energinya mengubah tubuhku. Tapi energi sejatiku masih stagnan. Sepertinya masih butuh waktu panjang untuk mencapai Alam Kesembilan.”Chandra tersenyum, “Sekarang dunia sudah berubah, energi alam semakin melimpah. Di beberapa hutan belantara, ada buah-buahan mutasi yang sangat langka. Gunung Langit ini adalah hutan yang masih asli. Coba saja berjalan-jalan di sekitar sini, mungkin saja kamu beruntung menemukan buah itu. Siapa tahu, cukup memakan satu buah saja, kamu bisa langsung mencapai Alam Kesembilan.”“Oke, tapi aku sudah sebulan di sini. Aku juga penasaran dengan kondisi di markas militer. Jadi, aku akan pulang sebentar,” balas Maggie.Chandra mengangguk memahami, “Tentu, hati-hati di jalan.

  • Jenderal Naga    Bab 1893

    Maggie memiliki kemampuan pemahaman yang luar biasa. Dalam waktu singkat, dia sudah memahami inti dari Metode Semesta dan mulai bisa menyerap energi alam. Chandra pun tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Kini, dia sendiri harus segera memulai latihan tertutupnya.Di Gurun Selatan, semua urusannya di sudah selesai. Gunung Bushu pun sementara dalam keadaan aman. Sebelum masuk ke dalam latihan tertutup, Chandra menelepon Nova yang berada Rivera.“Nova, kakek memberiku Esensi Phoenix. Aku akan menjalani latihan tertutup untuk beberapa waktu, mungkin tiga sampai lima bulan, atau bisa saja lebih cepat, satu atau dua bulan. Kalau ada hal mendesak, telepon aku. Jika tidak ada jawaban, datanglah ke Gurun Selatan, Gunung Langit,” ucap Chandra sambil menjelaskan lokasinya.Di ujung telepon, Nova menjawab, “Jangan khawatir. Semuanya aman di sini. Aku juga akan menjaga anak kita dengan baik. Kamu fokus saja pada latihanmu.”“Oke, kalau begitu kututup, ya,” kata Chandra sebelum menutup telepon.Sete

  • Jenderal Naga    Bab 1892

    Chandra membuka percakapan dengan sebuah pertanyaan ringan. Raja Januar pernah mengatakan bahwa orang yang memiliki Akar Dewa Murni akan memiliki kepekaan terhadap energi alam yang jauh lebih tinggi daripada orang biasa.“Ah, aku tidak bisa merasakannya,” jawab Maggie. Maggie tampak sedikit terkejut, tidak memahami mengapa Chandra menanyakan hal itu.“Tidak bisa merasakannya?” Chandra tertegun tak menyangka. Maggie adalah orang yang cerdas dengan bakat luar biasa dalam seni bela diri. Jika orang sepertinya bukan pemilik Akar Dewa Murni, lalu siapa?“Kamu sudah pernah mengonsumsi Naga Yu?” tanya Chandra lagi.Maggie menggeleng. “Naga Yu itu hanya ada beberapa, aku tidak seberuntung itu. Aku hanya meminum Darah Naga.”“Setelah meminum Darah Naga, apa tubuhmu mengalami sesuatu yang aneh?”Mendengar pertanyaan itu, Maggie menampakkan raut wajah serius yang jarang terlihat. Ia mengangguk perlahan dan berkata, “Memang ada. Kadang-kadang, aku merasa sangat agresif, ada dorongan kuat dalam hat

  • Jenderal Naga    Bab 1891

    Raja Januar berbicara kepada Chandra tentang Akar Dewa Murni. Mereka yang memiliki kekuatan ini mampu mempelajari apa pun dengan sangat cepat. Mereka adalah orang-orang yang terlahir untuk menghadapi bencana besar.“Bencana … apa itu sebenarnya?” pikir Chandra.Menurut dugaan Raja Januar, bencana itu adalah ketika segel-segel kuno terbuka, membawa malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia di bumi. Namun, leluhur bumi sudah merencanakan cara untuk melawan bencana ini: memanfaatkan Empat Hewan Keberuntungan. Manusia bumi akan memburu Hewan-Hewan Keberuntungan itu, mendapatkan darahnya, dan memperpanjang umur mereka agar siap menghadapi bencana tersebut.Namun, musuh sudah menduga rencana leluhur bumi ini dan diam-diam merusak kekuatan Empat Hewan Keberuntungan.“Semua ini hanya dugaanku dari informasi yang ditinggalkan Kaisar Pertama di makamnya,” Raja Januar menjelaskan, “entah benar atau tidak, kita butuh waktu untuk membuktikannya.”“Tapi, rasanya dugaanku ini tidak jauh dari ke

DMCA.com Protection Status