“Siapa kandidat raja baru pilihanmu?” tanya Chandra.Raja tenggelam dalam pikirannya. Sesaat kemudian, dia baru berkata, “Awalnya, aku pertimbangkan kamu.”“Aku?” Chandra tercengang.“Iya. Beberapa waktu lalu, ketika kamu dijebak oleh Teuku dan diturunkan pangkatmu, awalnya aku berencana atur kamu masuk dunia politik saja. Tapi ternyata banyak hal yang terjadi. Setelah itu, aku sadar kalau kamu mungkin seorang jenderal yang baik, tapi bukan seorang pengelola yang baik,” ujar Raja.Chandra menggosok hidungnya dan bertanya, “Kalau sekarang?”Raja bertepuk tangan. Suara tepuk tangan bergema di dalam ruangan. Kemudian, seorang pria yang terlihat berusia empat puluhan masuk ke dalam ruangan. Tinggi badan pria itu sekitar 180 cm. Dia mengenakan setelan jas berwarna hitam. Dia memiliki wajah yang sempurna dan penampilan yang sangat mengesankan.“Raja, Jenderal Langit.”Begitu orang itu masuk dan melihat dua orang yang duduk di dalam ruangan, dia segera menyapa dengan sedikit rasa hormat.Raja
Kadir tiba di Diwangsa lebih dulu. Dia buru-buru pergi meninggalkan Rivera dan langsung pergi menuju Diwangsa setelah Chandra berhasil menyembuhkannya dengan Jarum 81 Langit. Dia datang ke Diwangsa dengan tujuan untuk mencari tahu apakah dirinya masih memiliki kesempatan untuk mengendalikan suku Dukun. “Chandra, kamu di mana sekarang?” tanya Kadir dari balik telepon. “Aku sudah di Diwangsa,” jawab Chandra cepat. “Ada yang mau aku bicarakan sama kamu, tapi aku sedang mengisolasi diri. Jadi, aku harap kamu bisa datang ke tempatku. Nanti, aku kirimkan alamatnya padamu,” ujar Kadir. “Oke,” pungkas Chandra lalu menutup teleponnya. Chandra langsung pergi menemui Kadir setelah menerima alamat yang dikirimkan orang itu padanya. Kadir ternyata berada di sebuah rumah yang berada di pinggiran kota. Kawasan ini bisa dibilang cukup terpencil. Di daerah ini hanya ada pemukiman mewah dengan deretan pekarangan yang sangat terawat. Tempat ini adalah daerah pemukiman bagi warga kaya raya. Chandra
Tidak lama kemudian, Chandra berdiri lalu berkata, “Aku pulang dulu. Hubungi aku kalau nanti ada masalah.”Kadir ikut berdiri lalu mengantar Chandra sampai pintu depan rumah untuk mengantar kepergiannya. Chandra memutuskan untuk pergi ke kediaman keluarga Atmaja setelah meninggalkan rumah Kadir. Tidak lama kemudian, Chandra sudah tiba di depan pintu gerbang keluarga Atmaja di mana ada beberapa penjaga yang sedang berjaga. Para penjaga langsung tercengang ketika melihat kemunculan Chandra.Mereka langsung memberi hormat seraya berkata, “Jenderal Langit!”Seluruh keluarga Atmaja termasuk para pelayan dan penjaga selalu saja meremehkan Chandra sebelumnya. Namun, semua itu berubah setelah Konferensi Gunung Langit. Seluruh penjaga yang bertugas di keluarga Atmaja tidak lagi berani meremehkan Chandra seiring dengan berkembangnya reputasi Chandra dalam dunia seni bela diri kuno.“Apa Sonia ada?” tanya Chandra tanpa banyak basa-basi. “Bu Sonia sedang tidak ada di rumah,” jawab salah seorang
Sonia kembali berpikir. Bagaimanapun juga, Diwangsa adalah ibu kota dari Someria yang telah menjadi pusat ekonomi negara ini. Dampak yang akan ditimbulkan dari tindakan Chandra bukan hanya akan mempengaruhi satu atau dua perusahaan saja. Kemungkinan besar akan ada 80 persen perusahaan yang berakar di Diwangsa yang pastinya akan terdampak dari tindakan yang diambil oleh Chandra. Oleh karena itu, masalah ini harus ditangani dengan sangat baik agar tidak terjadi masalah yang sangat besar ke depannya. “Kak Chandra, jadi begini,” ujar Sonia lalu sempat terdiam selama beberapa saat. Kemudian dia kembali berkata, “Sepertinya keluarga Atmaja nggak akan mampu menangani masalah ini, sekalipun kami merekrut pihak-pihak yang masih suci. Selain itu, sulit rasanya menggabungkan berbagai pihak untuk saling bekerja sama dengan adanya politik kepentingan dari masing-masing pihak.”Chandra mencoba untuk mendengarkan penjelasan Sonia dengan saksama tentang hal-hal yang tidak dia mengerti seperti ini.
“Kak Chandra, aku suka sama kamu. Aku rela melakukan apa pun untuk membantumu. Aku akan berusaha yang terbaik untuk terus membantumu dan mengendalikan keluarga Atmaja sekaligus menambah koneksi. Aku rela melakukan semua itu sampai waktu pemilihan umum tiba. Aku akan terus membantumu untuk mengumpulkan suara terbanyak dalam pemilihan umum nanti. Aku akan terus mendukungmu untuk naik takhta menjadi Raja Someria,” ujar Sonia dengan penuh semangat. Pikiran Chandra juga ikut terbawa suasana. Dia memikirkan bagaimana keadaannya ketika dia menjadi seorang Raja. Dia bisa duduk di biduk kekuasaan sebuah negara dengan ratusan juta penduduk. Selain itu, dia juga bisa memiliki banyak selir yang siap melayaninya kapan pun dia mau. Chandra merasa terkejut sekaligus malu ketika semua pemikiran itu muncul di dalam benaknya. Dia buru-buru mengaktifkan metode pemeliharaan tubuh untuk menjernihkan pikirannya. Tidak lama kemudian, dia sudah kembali tenang. Sonia masih memeluk Chandra ketika tiba-tiba s
Chandra bergegas masuk ke dalam mobil lalu duduk di bagian kursi penumpang. Nova terus menginjak pedal gasnya sampai mobil terus melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi pada Chandra. “Kenapa kamu di sini? Pergi sana sama si Sonia itu!” seru Nova penuh amarah ketika melihat Chandra masuk ke dalam mobilnya. “Nova, ini benar-benar salah paham.”“Aku nggak tahu apa yang terjadi sama dia hari ini. Aku datang menemuinya untuk membicarakan dampak yang akan terjadi ke depannya atas apa yang mungkin nanti akan aku lakukan. Tapi, entah mengapa dia tampak seperti orang yang berbeda ketika aku berbicara padanya tadi. Dia mengucapkan kata-kata yang terdengar aneh di telingaku. Bahkan, dia tiba-tiba saja melemparkan tubuhnya ke dalam pelukanku ….”Chandra berusaha untuk menjelaskan semua yang terjadi secara jujur kepada Nova. Walaupun Nova masih terlihat marah, dia terus mendengarkan penjelasan Chandra dengan sangat serius. Nova tiba-tiba
“Selain itu, kamu adalah pemimpin Pasukan Api Merah yang berteman baik dengan Arya si Jenderal Dataran Utara yang merupakan ayah dari pacarnya Paul.”“Hampir semua pasukan yang ada di Someria berada di dalam genggamanmu. Jadi, siapa lagi orang yang lebih baik untuk menjadi Raja Someria selain kamu?”“Soni yang merupakan kepala keluarga Atmaja mendukungmu sepenuh jiwanya. Kamu juga punya hubungan yang baik dengan Maniso yang merupakan pemimpin kelompok Gunung Langit. Selain itu, kamu punya Kadir yang siap membantumu di Diwangsa.”“Apa semua alasan itu belum cukup untuk membuatmu menjadi seorang Raja?” jelas Nova panjang lebar.Chandra memegang hidungnya lalu berkata, “Memang seperti itu secara teorinya. Tapi, aku nggak tertarik untuk jadi seorang Raja sekaligus orang paling berkuasa di negara ini. Lagi pula, semakin tinggi kedudukan seseorang, maka semakin besar juga tanggung jawab yang harus dipikul. Belum tentu aku benar-benar bisa memerintah negara ini dengan baik.”Kemudian Chandra
Chandra merasa tenang ketika melihat keadaan Nova yang baik-baik saja. Namun, Chandra tetap berusaha mengingatkan Nova dengan berkata, “Kamu tetap harus berhati-hati. Bahkan lebih baik kalau kamu buang saja pedang itu.”“Sayang, nggak apa-apa, kok.”Nova berdiri lalu mengambil pedang yang ada di atas meja seraya berkata, “Pedang ini bagus banget dan benar-benar tajam. Selain itu, pedang ini juga nggak bisa dihancurkan. Tapi, pedang ini justru bisa menghancurkan apa pun yang ada di depannya. Bahkan, baja saja bisa dengan mudahnya dipotong dengan pedang ini.”Chandra langsung menatap Nova dengan tatapan heran. Walaupun tidak ada banyak perubahan dalam diri Nova, Chandra tetap saja merasa ada yang tidak beres dengan istrinya ini. Bukankah seorang perempuan seharusnya menyukai pakaian yang indah, kosmetik ataupun barang-barang perempuan lainnya? Lalu kenapa Nova justru sangat tertarik dengan pedang ini? Namun, Chandra tidak ingin terlalu memikirkan masalah ini. “Nova, aku berniat untuk m
Para calon murid yang ikut ujian kali ini terlalu lemah. Bahkan sekalipun Chandra membawa Luna, mereka masih berhasil lolos dan menjadi murid Sekte Dayan.Selanjutnya, Chandra pergi ke tempat istirahat untuk beristirahat sejenak. Luna sangat bersemangat setelah dia menjadi murid Sekte Dayan. Dia terus berjalan di sekitar Chandra dan terus mengungkapkan rasa terima kasihnya. Chandra hanya mendengarnya sambil tersenyum.Pertarungan terus berlanjut. Putaran demi putaran pertarungan berlanjut, semakin banyak orang yang terpilih untuk menjadi murid Sekte Dayan.“Semuanya, selamat telah menjadi murid Sekte Dayan.” Suara Yosan bergema keras. “Selanjutnya masih ada satu kali pertarungan. Pertarungan ini akan langsung menentukan sepuluh besar. Keuntungan menjadi sepuluh besar sangat banyak. Sepuluh besar bisa jadi murid Tetua. Juara pertama bisa jadi murid Ketua Sekte.”“Selain itu, sepuluh murid teratas juga memenuhi syarat untuk masuk ke Pustaka Agung Sekte Dayan untuk memilih kekuatan magis
Beberapa prajurit segera datang mendekat karena melihat adanya kesempatan untuk menyingkirkan lawan.“Pergi.”Raut wajah Chandra menjadi muram. Aura yang sangat kuat memancar dari tubuhnya. Dia mengibaskan tangannya beberapa kali, badai energi sejati datang menerpa. Para prajurit yang hendak mendekat seketika ketakutan dan bergegas mundur.Setelah mengetahui kekuatan Chandra, seketika tidak ada seorang pun yang berani datang dan mencari masalah.Luna duduk di tanah. Wajahnya tampak pucat. “Aku terluka. Kak Chandra, kamu nggak perlu pedulikan aku. Kalau kamu bawa aku terus, kamu pasti akan terbebani. Kalau aku jadi bebanmu dan buat kamu gagal masuk ke Sekte Dayan, maka aku akan jadi orang yang berdosa,” kata Luna dengan suara lemah.Chandra tertawa pelan. “Aku sudah janji sama kamu akan buat kamu masuk ke Sekte Dayan. Aku pasti penuhi janjiku.”Usai berkata, Chandra mengangkat tangannya, lalu sebatang kawat baja keluar dari dalam lengan bajunya. Kawat baja itu retak lalu berubah menjadi
Lawan Chandra kali ini semua sudah diatur khusus oleh Yosan. Dia ingin melihat apakah Chandra yang membawa beban yakni Luna masih bisa masuk ke final. Dia juga penasaran seberapa kuat kekuatan Chandra yang sebenarnya.Karena Yosan dapat melihat tingkat kultivasi para prajurit biasa dalam sekali lihat. Akan tetapi, dia tidak dapat melihat tingkat kultivasi Chandra, juga tidak bisa melihat kekuatan asli Chandra.Saat ini, di atas arena.Seratus orang telah menyebar. Chandra masih berdiri di tengah. Dia melihat orang-orang di sekitarnya, lalu menatap Luna dan memberi perintah, “Kamu ikuti aku. Jangan lari sembarangan. Kalau sampai ada orang ambil kesempatan untuk keluarkan kamu dari arena, kamu akan kehilangan kualifikasi untuk masuk ke Sekte Dayan.”“Oke, aku mengerti,” kata Luna sambil mengangguk pelan.Sekarang Chandra adalah harapan terakhir Luna. Tanpa perlindungan Chandra, Luna tidak akan bisa masuk ke Sekte Dayan.Di atas arena, seratus orang saling waspada. Semua mencari orang yan
Yosan muncul di arena. Dia melihat ke arah para prajurit yang tersisa dan berkata dengan suara keras, “Selanjutnya akan ada pertarungan lawan semua. Tidak ada aturan untuk pertarungan ini. Kalian dapat menggunakan senjata dan jurus apa pun. Kalau kalian jatuh dari arena, maka kalian akan kehilangan kualifikasi untuk bertarung. Hanya akan ada sepuluh orang yang tersisa di arena. Namun, kehilangan kualifikasi bukan berarti kalian tidak memiliki kesempatan lagi.”“Setelah semua orang berpartisipasi, jika orang yang terpilih masih belum penuhi kuota seribu orang, maka pertarungan terus dilanjutkan sampai terkumpul seribu orang.”Suara Yosan bergema keras. Begitu mendengar kata-kata Yosan, semua orang jadi tergerak. Mereka yang berhasil ke area pusan dan masuk babak final adalah yang terbaik dari generasi sebelumnya. Mereka semua sangat percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri.Sesaat kemudian, seorang murid Sekte Dayan naik ke atas arena dan mulai memanggil nama-nama. Mereka yang naman
Luna tidak percaya dirinya bisa seberuntung itu. Namun, dia sudah sangat berterima kasih kepada Chandra. Karena berkat Chandra, Luna mampu sampai sejauh ini.Chandra menunggu pertarungan berikutnya dengan sabar. Karena Chandra hanya memiliki satu token di tangannya. Dia ada di peringkat terakhir. Jika harus bertarung, dia orang pertama yang akan bertarung.Sesuai dugaan, Chandra adalah orang yang pertama bertarung. Saat ini, arena dibagi menjadi banyak area. Di area tempat Chandra berada saat ini, ada seorang murid Sekte Dayan memegang sebuah daftar nama di tangannya. Dia pun membaca daftar nama di tangannya.“Pertarungan pertama antara Chandra dan Marino.”Seiring dengan bergemanya suara, seorang pria berjalan keluar dari kerumunan dan muncul di tengah arena tarung. Arena besar terbagi menjadi banyak arena kecil. Banyak prajurit berkumpul di sekitar setiap arena kecil.Chandra menatap orang itu. Chandra tahu, orang itu adalah lawannya yang bernama Marino. Sekarang yang harus Chandra l
Menyelamatkan Chandra sudah pasti adalah pilihan yang paling bijak yang Luna ambil dalam hidup ini.Di depan sana, sudah ada banyak murid Sekte Dayan. Orang-orang itu sedikit terkejut ketika melihat ada orang yang tiba di area pusat secepat itu.“Mereka cepat sekali. Ini baru tiga hari, mereka sudah sampai di area pusat. Sepertinya mereka berdua cukup kuat.”“Entah mereka berdua datang dari mana.”“Bagaimana kalau dicoba dulu?”“Jangan dulu. Kalau Tetua tahu, pasti kita yang disalahkan.”Beberapa murid Sekte Dayan berkumpul. Mereka melihat Chandra dan Luna yang baru tiba, lalu mereka mulai mengobrol. Chandra pun tidak menghiraukan murid-murid Sekte Dayan itu. Dia mencari tempat dan duduk bersila di tanah. Kemudian, dia menyerap Energi Spiritual Langit dan Bumi, dan mulai berlatih dengan serius. Sementara itu, Luna hanya menyaksikan Chandra dari samping.Hari demi hari berlalu. Dalam sekejap mata, sudah lima hari berlalu. Masih tersisa waktu dua hari dari sepuluh hari yang telah ditentu
Di dalam Lukisan Gunung Bulan, Chandra sedang bertarung dengan Yoko. Kedua pria itu saling bertarung. Keduanya saling beradu kekuatan. Sekalipun Chandra sangat kuat, tingkat kekuatannya lebih rendah dari Yoko. Masih ada kesenjangan kekuatan di antara mereka.Jika dia tidak menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, akan sulit bagi Chandra untuk mengalahkan Yoko. Akan tetapi, dia tidak berniat menggunakan Jurus Langkah melawan langit. Jurus tersebut merupakan jurus pamungkas klan Gera. Chandra diincar Sekte Sutan juga karena jurus tersebut.“Kamu sangat kuat.” Chandra menatap Yoko yang ada di depannya, lalu berkata, “Aku bukan lawanmu.”Chandra tidak sok kuat. Dia yang sekarang lebih memilih untuk menyembunyikan kekuatannya.“Aku bisa merasakan kamu belum kerahkan seluruh kekuatanmu. Coba gunakan seluruh kekuatanmu dan lawan aku,” kata Yoko.Chandra tersenyum tipis. “Sudah kubilang, aku bukan tandinganmu. Barusan aku sudah keluarkan seluruh kekuatanku. Tujuanmu sudah tercapai. Kalau ngga
Pria berjubah biru yang baru muncul itu tidak lain adalah orang yang diatur Tetua Yosan untuk menguji kekuatan Chandra. Namanya Yoko, kekuatannya berada pada tingkat ketiga Alam Kesucian. Kekuatannya sudah termasuk sangat kuat.Yoko menatap Chandra dengan senyum lebar di wajahnya. “Anak muda, kamu sangat beruntung dapat perhatian dari Tetua. Tujuan kedatanganku sangat sederhana, yaitu untuk uji kultivasimu. Kalau kamu bisa kalahkan aku, maka kamu akan langsung masuk ke area pusat. Bahkan kamu bisa langsung dapat tempat di sepuluh besar.”Yoko langsung mengatakan tujuan kedatangannya. Setelah mendengar hal itu, Chandra spontan mengerutkan kening. Chandra juga tidak menyangka kalau dirinya telah menarik perhatian para tetua. Dia datang ke Sekte Dayan hanya untuk berlatih dengan tenang tanpa menarik perhatian.Akan tetapi, dilihat dari situasi saat ini, tidak masalah jika Chandra menarik perhatian para tetu. Dengan begitu, dia bisa menjadi murid para tetua atau bahkan ketua sekte. Sekte
Ziyan sangatlah sombong. Dia tetap meremehkan Chandra, sekalipun sudah melihat kekuatan Chandra yang luar biasa. Karena dia menganggap dirinya sebagai salah satu prajurit jenius terkuat di antara murid terakhir yang direkrut oleh Sekte Dayan. Dia pasti sudah pergi menuju bumi dan bersaing untuk mendapatkan keberuntungan kalau saja dirinya tidak terlalu muda dan kekuatannya sedikit lebih kuat daripada orang-orang yang sudah berkultivasi selama ratusan tahun. Dia tidak diutus ke bumi karena dia memiliki sedikit celah dengan utusan jenius dari 3000 dunia tersegel lainnya. “Baiklah,” balas tetua tanpa memaksa Ziyan karena dia tahu kalau muridnya itu sangatlah sombong. Di Lukisan Gunung Bulan. Chandra membawa Luna menuju area pusat. Sepanjang jalan, mereka bertemu dengan banyak orang yang sedang bertarung untuk memperebutkan token. Chandra memilih orang-orang itu secara acak untuk merebut token mereka lalu memberikannya kepada Luna. Siapa pun yang ditemuinya sepanjang jalan dan dia mengi