“Cara yang licik,” ujar Yayang dengan ekspresi meremehkan saat melihat tubuh Chandra berubah warna menjadi perunggu.Dia memegang pedang besi, menggerakkan tubuhnya, dan muncul di depan Chandra dalam sekejap.Dia sangat cepat. Kecepatannya secepat kilat.Chandra bahkan tidak bereaksi, sehingga pedang besi itu sudah mencapai dadanya.Namun, dia menggunakan Ilmu Keabadian Vajra yang meningkatkan kekuatan pertahanannya secara signifikan. Dengan kekuatan seperti saat ini, Yayang sama sekali tidak bisa melukainya.Pedang itu tidak bisa menembus tubuh Chandra.Namun, suatu kekuatan yang dahsyat menyapu ke arahnya.Tubuhnya terguncang dan membuatnya terus melangkah mundur.Batu-batu di tanah hancur akibat bumi yang bergetar, lalu tersapu oleh kekuatan yang menakutkan dan mulai beterbangan“Apa ini …. ?” Ekspresi di wajah Yayang sedikit berubah.Meskipun dia sedang terluka, meski kekuatannya belum mencapai puncak, dia setidaknya sudah berada di Tingkat Kedelapan, sedangkan Chandra hanyalah ana
Chandra kaget.Dia segera menyerang dan menusuk ke arah Yayang.Yayang menarik kembali pedangnya dan segera melangkah mundur.Chandra menunduk ke bawah, melihat darah yang keluar dari dadanya.Pedang Yayang berhasil mematahkan pertahanannya. Dia terluka, tapi lukanya tidak berakibat fatal.“Tingkat Kedelapan ternyata hanya segitu.” Chandra masih menilai kekuatan Yayang.“Seranganku juga mengenaimu satu kali.”Chandra bergerak dan dalam seketika muncul puluhan meter tingginya di udara. Pedang Penghakiman di tangannya menjadi berkilau dan aura pedang yang sangat dahsyat seketika meledak keluar.Dalam sekejap, tiga belas aura pedang muncul.Tiga belas aura pedang itu memancar di udara, membawa energi yang bisa menghancurkan dunia.“Ra … Rahasia 13 Pedang?”Yayang kaget.Di kejauhan, orang-orang dari keluarga Iskandar dan keluarga Luandi juga melangkah mundur sedikit.“Bagaimana bisa pemuda itu bisa menguasai Rahasia 13 Pedang dari keluarga Atmaja di usia yang begitu muda,?”“Tiga belas au
Meskipun kekuatan Yayang sudah mencapai Tingkat Kedelapan, setelah banyak pertempuran sengit, dia sudah terluka parah.Kini, dia dipojokkan oleh Chandra menggunakan Pedang Rahasia 13. Ketika dia lengah, Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk muncul di belakangnya dengan secepat kilat.Chandra menempelkan Pedang Penghakiman di tangannya ke punggung Yayang.Yayang membeku.Dia merasa sulit untuk percaya bahwa dia akan kalah dari seorang yang lebih mudah.“Kamu kalah.” Suara dingin terdengar dari belakangnya.Pedang di tangan Chandra tidak menembus tubuh Yayang, tapi asalkan dia mengerahkan tangannya sedikit saja, tubuh Yayang akan tertusuk.“Aku kalah?” Yayang merasa sangat terpukul.Di kejauhan, ekspresi di wajah orang-orang dari keluarga Iskandar dan keluarga Luandi berubah saat melihat pemandangan ini.Yayang, Raja Yayang, pria kuat yang sudah terkenal selama ratusan tahun, dikalahkan oleh seorang yang lebih muda.Para ahli ilmu bela diri hebat lainnya yang datang untuk menyaksikan
“Pak.” Di kejauhan, orang-orang dari keluarga Nantaboga dengan cepat bergegas menghampiri Yayang.Dada Yayang terus mengeluarkan darah, dan darah itu mewarnai tanah menjadi merah.Yayang dipapah berdiri.“Ha ha ha ….” Yayang tahu dia akan mati, tapi dia tertawa terbahak-bahak karena, sebelum meninggal, dia sudah menyelesaikan masalah bagi keluarganya.Setelah tertawa beberapa saat, dia pun tidak bersuara lagi.“Pak Yayang ....” Keluarga Nantaboga menangis dengan sedih.Sementara Chandra terjatuh ke tanah dan pingsan.Pada saat ini, sesosok tubuh dengan cepat berlari dari kejauhan.Orang ini adalah Wanto yang sedari tadi mengamati situasi secara diam-diam.Wanto segera meraih tangan Chandra dan menempelkan jarinya pada denyut nadinya.Segera setelah itu, Maniso juga datang. Dia bertanya dengan ekspresi cemas di wajahnya, “Kakek, bagaimana keadaannya?”Raut wajah Wanto serius. Dia berkata, “Kondisinya sangat buruk. Meridian terputus, dan lima organnya dalam bahaya.”Dia menarik Chandra d
Wanto tidak terlalu mengeluarkan tenaganya pada pertarungan membunuh Kura Sakti sebelumnya. Setelah Kura Sakti mati, dia menggunakan kekuatannya yang kuat untuk merebut inti dalam Kura Sakti.Namun, saat ini, menyembuhkan Chandra menghabiskan banyak energi sejatinya.Saat ini, dia juga sedikit lemah.Meskipun dia sudah meminum pil dan energinya sedikit pulih, energinya sudah terkuras terlalu banyak dan tidak dapat kembali seperti sebelumnya dalam waktu singkat.Dia menjaga Chandra dengan tenang.“Wanto.”Saat Wanto sedang duduk bersila dan menunggu Maniso yang pergi mencari keluarga Atmaja, terdengar tawa aneh.Dia mendengarnya dan menoleh ke arah datangnya suara.Sekelompok orang datang dari kejauhan.Ada sekitar 20 orang lebih, dipimpin oleh Alden.Di belakang mereka ada beberapa orang berjubah dan bertopeng hitam.Orang-orang itu semua adalah para praktisi hebat Suku Dukun. Mereka awalnya adalah bawahannya Kadir, tetapi mereka sudah lama disuap secara diam-diam oleh Alden.Wanto mem
Dengan kekuatannya yang kuat dan bantuan dari banyak bawahannya, Alden berhasil merebut salah satu inti dalam Kura Sakti. Sekarang ini kekuatannya belum banyak terkuras, jadi dia ingin terus merebut inti dalam Kura Sakti dari tangan orang lain.Namun, dia tidak tahu siapa lagi yang memilikinya.“Ini benar-benar barang bagus. Setelah memakannya, kekuatanku pasti akan meningkat secara pesat. Aku nggak akan kesulitan lagi untuk memasuki Tingkat Kesembilan.”Dengan senyuman tipis di wajahnya, dia segera pergi mencari orang lain untuk merebut inti dalam Kura Sakti.Dia tidak memedulikan Wanto dan Chandra.Karena lebih dari dua puluh anak buahnya semuanya adalah praktisi ilmu seni bela diri hebat dari Suku Dukun, yang ilmunya terendah bahkan sudah mencapai Tingkat Keenam, dan banyak dari mereka yang kekuatannya sudah mencapai Tingkat Ketujuh. Orang-orang itu mengejar Wanto yang telah kehilangan energi sejatinya, jadi Wanto tidak bisa lepas dengan mudah.Di sisi lain, setelah meninggalkan tem
Maniso dengan cepat kembali ke tempat tadi bersama Rully.Ketika mereka sampai di tempat Chandra dan Yayang bertarung tadi, tidak ada seorang pun di sana.“Mana Chandra?” tanya Rully.“Eh?” Ekspresi di wajah Maniso juga kaget. Dia berkata, “Mereka masih di sini ketika aku pergi. Anggota Kelompok Gunung Langit berjaga di sini tadi. Mengapa nggak ada seorang pun di sini sekarang? Apa ada yang ke sini waktu aku pergi?”“Cari di sekeliling.”Rully pikir, pasti ada sesuatu yang terjadi.Setelah memberikan instruksi, dia segera meninggalkan tempat itu dan mulai mencari di area sekitar.Pada saat ini, jauh di dalam gua es.Robi mengajak Nova mencari jalan keluar, jauh di bawah tanah di dalam gua salju.Jalannya berkelok-kelok di bawah tanah itu, memanjang semakin dalam ke dalam tanah, sehingga suhunya semakin dingin seiring mereka bergerak.Bahkan, Robi pun merasakan kedingingan dan harus menggunakan energi sejatinya untuk menahan dingin.“Nova, kamu kedinginan?” tanyanya, berbalik badan.“Ha
Mereka takut Robi tiba-tiba menyerang.Robi adalah pria yang kejam.Untuk membunuh Kura Sakti, semua orang kuat di dunia diikutsertakan olehnya.Robi menatap semua orang dan tidak berkata apa-apa.Dia melirik ke arah Nova dan berkata, “Nova, tetaplah bersama mereka. Kalau Chandra nggak kenapa-napa, dia pasti akan mengatur penyelamatan kalian. Aku akan pergi melihat-lihat di sekitar.”Tempat ini menyimpan rahasia besar.Robi berencana untuk kembali ke jalan mereka datang tadi dan melihat-lihat.“Oke.” Nova mengangguk.Robi tidak menyapa orang lain, berbalik badan dan pergi.Setelah Robi pergi, banyak orang yang menghela napas lega.Pada saat ini, di dunia luar.Wanto terus kabur membawa Chandra.Namun, karena dia menggunakan energi sejatinya untuk melarikan diri, energi sejatinya terkuras dengan sangat cepat.Dia benar-benar tidak dapat menggunakan energi sejatinya lagi, jadi dia bersembunyi di balik batu, meletakkan Chandra, mengambil pil lagi dan meminumnya, supaya dia bisa dengan cep
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni
Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal
Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki
Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b
Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.
Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia
Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit