Share

Bab 1184

Author: Angin
Dari jarak puluhan meter, aura pedang Ronald menyakiti orang-orang. Tak heran jika jurus itu dianggap sebagai salah satu jurus pedang terhebat.

Dengan menguasai teknik pedang seperti itu, siapa orang yang akan bisa mendekati Ronald? Dia berada di posisi yang tak terkalahkan. Para pesilat mundur sambil merasa terkejut.

Ronald bergerak, aura pedangnya berkelip. Ronald muncul di depan Chandra dan menebas dengan pedangnya.

Chandra menangkisnya dengan pedangnya sendiri. "Clang!" Pedang mereka bertabrakan, menghasilkan suara yang berat.

Kedua energi sejati mereka bertabrakan, menghasilkan gelombang seperti riak di air, membentur lapisan es di kedua sisi tebing.

Es berjatuhan seperti gempa bumi, membuat gunung dan tanah retak, dan suaranya menggema.

Chandra merasakan kekuatan menakutkan yang datang dari Pedang Penghakiman.

Lengannya mati rasa karena guncangan, darah bergolak dalam tubuhnya. Tak lama setelahnya, darah segar memancar dari mulutnya.

"Dia sangat kuat," pikir Chandra dalam ha
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 1185

    Ronald memegang pedangnya, menatap Chandra yang tubuhnya berwarna tembaga seperti patung. Ada kebingungan di wajahnya. Apa sebenarnya jurus itu? Keluarga Atmaja menyimpan banyak kitab kuno yang mencatat berbagai ilmu bela diri yang telah hilang, tapi Ronald tidak pernah menemukan catatan tentang jurus yang digunakan Chandra.Dia mengangkat pedangnya yang mulai bersinar terang. "Bunuh!" serunya dengan wajah muram, kemudian berlari maju dengan pedangnya. Dalam sekejap, pedang Ronald mengeluarkan aura pedang yang mengerikan. Satu, dua, lima, sepuluh, sebelas, duabelas! Dalam sekejap, duabelas aura pedang yang nyata terpancar.Pedangnya miring. Dua belas aura pedang itu menutupi langit, membentuk jaring pedang yang menggulung ke arah Chandra dengan aura yang menakutkan. "Pedang Langit, Rahasia 13 Pedang," gumam seorang pesilat dari jauh. "Dua belas aura pedang, kurang satu aura pedang lagi dan dia akan menyempurnakan Rahasia 13 Pedang.""Aura pedang yang menakutkan, bahkan dari ja

  • Jenderal Naga   Bab 1186

    "Kamu..."Ronald membelalakkan matanya, wajahnya dipenuhi dengan ekspresi ketidakpercayaan."Ini?"Para pesilat di kejauhan pun mengubah ekspresi mereka.Chandra mengembalikan pedangnya, dan segera melancarkan serangan dengan telapak tangannya, menghantam dada Ronald.Serangan itu tidak terlalu kuat.Namun, tubuh Ronald terlempar ke belakang, terbang ratusan meter jauhnya, sebelum akhirnya jatuh keras ke tanah.Benar adanya.Chandra merasa gembira di dalam hatinya.Dia telah bertaruh dengan tepat."Ayo pergi."Dia tidak berani berlama-lama lagi, berbalik dan memanggil Dhava.Langkah mereka cepat, muncul di depan Becca & Bella. Chandra menarik mereka berdua dan dalam beberapa langkah, mereka terbang meninggalkan tempat itu, menghilang dari pandangan semua orang.Melihat Chandra berhasil menyerang Ronald, Dhava juga tidak berani tinggal lebih lama, segera mundur."Pemimpin ....""Ayah ....""Kakek ....""Pak Ronald ...."Setelah Chandra dan Dhava melarikan diri, keluarga Atmaja dan pesi

  • Jenderal Naga   Bab 1187

    Kekuatan Ilmu Keabadian Vajra milik Chandra meskipun tidak berhasil dipecahkan oleh Rahasia 13 Pedang milik Ronald, namun Rahasia 13 Pedang terlalu menakutkan. Dua belas aura pedang menyerang secara bersamaan, menghasilkan kekuatan benturan yang sangat dahsyat, sehingga Chandra terluka parah di dalam. Begitu kembali ke kamarnya, dia tidak bisa lagi menahan rasa sakitnya dan terjatuh ke tanah. Dengan susah payah, Chandra bangkit dan duduk bersila. Dia mengaktifkan metode penyembuhan luka yang tercatat dalam kitab kedokteran, dan mulai menyembuhkan lukanya. Alden memberinya pil penyembuhan, tetapi Chandra tidak mempercayainya. Dibandingkan dengan pil penyembuhan, dia lebih percaya pada kitab kedokteran. Chandra mulai menyembuhkan lukanya.Di ruang tamu lantai bawah, Dhava sekali lagi menceritakan secara detail peristiwa yang terjadi di lembah Satu Garis Langit, tanpa menyembunyikan apapun dan tanpa melewatkan satu detail pun.Setelah mendengarnya lagi, Alden tertawa sampai tidak bis

  • Jenderal Naga   Bab 1188

    Chandra terkejut sejenak."Siapa lagi ini?"Pandangan anggota Kelompok Zodiak tertuju pada Chandra.Alden kembali memperkenalkan, "Ini dia Chandra yang terkenal belakangan ini, pembunuh dari empat klan kuno, pemimpin klan Atmaja, Ronald. Jangan tertipu oleh usianya yang muda, dia sudah menjadi pesilat super. Dalam beberapa dekade lagi, dia pasti akan menjadi yang terkuat di dunia.""Oh, jadi ini Chandra. Saya sudah lama mendengar namamu.""Raja Naga, siapa yang tidak tahu?"...Anggota Kelompok Zodiak berdiri dan menyapa Chandra.Chandra juga mengangguk pada mereka.Dia berjalan dan duduk.Melihat Alden yang telah duduk, dia bertanya, "Becca & Bella bilang kamu ingin berdiskusi sesuatu denganku?""Chandra, bagaimana keadaan lukamu?" tanya Alden.Chandra menjawab pelan, "Lukaku sudah stabil, tapi masih perlu waktu untuk pulih sepenuhnya.""Aku ingin membicarakan tentang konferensi besar Gunung Langit," kata Alden dengan ekspresi serius.Chandra tertarik dan bertanya, "Konferensi Gunung

  • Jenderal Naga   Bab 1189

    Pintu gerbang villa terbuka. Seorang lelaki tua masuk dengan sebuah tawa. Lelaki tua itu mengenakan pakaian latihan berwarna putih, dengan rambut pendek yang semuanya putih. Pria itu terlihat tua tetapi penuh semangat."Kakek," ujar Chandra. Dia terlihat sangat bersemangat saat melihat lelaki tua itu. Chandra kemudian berjalan mendekat, menatap lelaki tua itu dengan penuh kegembiraan. Dia tahu kakeknya tidak meninggal, tapi tidak pernah tahu di mana Robi berada. Akhirnya, sekarang mereka bertemu."Anak baik," kata Robi sambil menepuk bahu Chandra dan tertawa, "Bagus, dalam waktu singkat kamu sudah jadi sangat kuat. Kamu hampir mencapai Alam Tujuh, bahkan kamu berhasil membunuh Ronald si tua itu."Kepala Chandra dipenuhi pertanyaan. Apa yang terjadi tiga puluh tahun lalu? Apakah seluruh keluarganya benar-benar mati terbakar sepuluh tahun lalu? Mengapa kakeknya harus bersembunyi dengan identitas palsu selama sepuluh tahun? Dan mengapa belakangan ini ia berpura-pura mati? Siapa yan

  • Jenderal Naga   Bab 1190

    "Bagaimana mungkin?" ujar Robi dengan senyum tipis. "Orang-orang biasa seperti mereka, bagaimana mungkin bisa membunuh orang-orang suku kita.""Lantas, di mana orang-orang suku itu sekarang?""Mereka ada di luar negeri, tidak lama lagi kamu akan bertemu dengan mereka.""Jadi, ayahku juga tidak mati?""Tentu saja tidak. Hindi tidak mampu untuk membuat keluarga Atmaja kita terguncang." Mendengar ini, Chandra merasa lega."Kenapa Kakek malah bersekongkol dengan orang-orang dari Suku Dukun? Apa sebenarnya yang ingin Kakek lakukan?""Kamu tidak perlu bertanya lebih banyak."Robi mengakhiri pembicaraan. Dia mengeluarkan sebuah botol kecil dan memberikannya sambil berkata, "Ada dua pil di dalamnya. Pil merah akan membantumu menembus puncak, sedangkan pil biru dapat membantumu menembus rintangan terakhir dalam tubuh manusia. Ambillah, dan gunakan untuk bermeditasi dengan baik. Berusahalah untuk mencapai Alam Tujuh sebelum pertemuan Gunung Langit dimulai.""Ini?"Chandra tercengang.Pil yang

  • Jenderal Naga   Bab 1191

    Setelah menelan pil, energi sejati Chandra meningkat drastis dalam sekejap, menembus batas di atas kepalanya, dan memasuki Puncak Sinergi. Puncak Sinergi Tri Bunga, yang terdiri dari tiga kekuatan yang membentuk bunga tak kasat mata: energi sejati, energi darah, dan energi jiwa. Artinya, pada saat itu, energi sejati, darah, dan kekuatan mental Chandra semuanya meningkat. Ini adalah sebuah keadaan yang sangat misterius. Menurut pemahaman Chandra, jika dia bisa mencapai keadaan ini sebelum akhir tahun, ia akan tetap muda dan penuh energi selama beberapa dekade ke depan.Chandra menarik napas dalam-dalam. "Luar biasa," gumam Chnadra sembaori mengendalikan napasnya. Bunga tak kasat mata di atas kepala Chandra perlahan menghilang. Chandra tidak langsung mengonsumsi pil berikutnya. Karena energi sejatinya belum stabil sepenuhnya, Chandra perlu memperkuat serta menstabilkan tingkatannya terlebih dahulu.Di lantai bawah vila, Alden dan Kelompok Zodiak menatap ke atas. "Aura yang kuat,"

  • Jenderal Naga   Bab 1192

    "Belum genap tiga puluh tahun, orang itu sudah memasuki Alam Tujuh. Pencapaian ini layak masuk sejarah," komentar mereka, terpukau oleh aura yang terpancar dari lantai atas. Aura itu begitu kuat, sehingga mempengaruhi seluruh villa di pegunungan."Cepat, mundur!" perintah Alden segera. "Villa ini tidak akan tahan dengan pelepasan energi dari tubuh Chandra, sebentar lagi akan runtuh." Sesuai perintah Alden, semua orang di villa segera meninggalkan tempat itu dan berkumpul beberapa ratus meter dari villa.Energi sejati Chandra meningkat dengan pesat. Dalam sekejap, dia mencapai kemajuan yang biasanya membutuhkan lebih dari sepuluh tahun latihan keras. Energi itu meresap ke seluruh tubuhnya, memberi nutrisi pada setiap daging dan tulangnya. Pada saat itu, Chandra merasakan sesuatu. Di pusat telapak kakinya, muncul sebuah pusaran yang misterius, menyerap energi sejatinya dengan gila-gilaan."Ini ... ini kah batas terakhir tubuh manusia?" Chandra tercengang. Walaupun ia tahu tentang

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2165

    Cahaya putih itu sangat aneh, kadang muncul kadang menghilang. Jika tidak diperhatikan dengan saksama, cahaya putih itu tidak kelihatan sama sekali. Satu, dua, tiga, lima, delapan, sepuluh ....Diiringi berkas cahaya pertama muncul, lebih banyak berkas cahaya lainnya menyusul. Cahaya itu hanya muncul selama beberapa detik sebelum menghilang. Chandra menatap pulau itu di kejauhan sambil berpikir. Menurutnya, cahaya itu sepertinya dipancarkan oleh barang pusaka di pulau itu. Namun, dia tidak tahu barang pusaka apa itu.Kalau ingin tahu, maka Chandra harus mendekat dulu. Namun, pertempuran di pulau itu sangat sengit. Aura pertempuran juga sangat kuat. Bahkan seorang Chandra juga merasa takut. Jika dia mendekat dengan gegabah dan ketahuan, dia mungkin akan kehilangan nyawanya.Chandra menyaksikan pertempuran di langit yang jauh. Itu adalah pertarungan banyak orang. Namun, ada dua orang yang tidak turun tangan. Salah satunya seorang perempuan. Dia mengenakan gaun putih dan memiliki sepasang

  • Jenderal Naga   Bab 2164

    Kelebat bayang-bayang pedang dan terpaan gelombang energi sejati. Gelompang energi sejati yang mengerikan itu seperti riak di air, yang terus menyapu dan menimbulkan gelombang besar setinggi ratusan meter.Chandra melangkahkan kakinya dan muncul di udara. Dia melihat pulau di depannya, lalu bergumam sambil mengernyit, “Kenapa ada prajurit yang bertarung di tengah samudra luas ini? Apa mungkin ada barang pusaka di sini?”Menurut Chandra, hanya keberadaan barang pusaka yang dapat menyebabkan pertempuran sengit di antara para prajurit. Orang-orang yang bertarung memiliki energi yang sangat kuat. Chandra merasa mereka setidaknya telah mencapai Alam Kesucian Tingkat Lima.Pesilat di level seperti itu adalah orang yang sangat kuat. Sekalipun di 3000 dunia tersegel, mereka orang yang sangat kuat. Mungkin sedikit lebih lemah daripada orang hebat yang melawan langit. Namun, orang seperti itu memenuhi syarat untuk memperebutkan keberuntungan dari bencana alam.Chandra tidak ingin ikut campur. Ka

  • Jenderal Naga   Bab 2163

    Sasa selalu seperti ini, dia hanya mengatakan setengah dari apa yang ingin dia katakan. Dia pun meninggalkan rumah Penguasa Kota dan pergi ke daerah di belakang kota. Chandra juga tak berdaya.Selanjutnya, Chandra mengajak Lilian jalan-jalan keliling kota dan memperkenalkan secara singkat asal-usul Istana Abadi Ceptra. Lilian pun memasang wajah penuh takjub.Di luar, pasukan mengangkut makanan dengan sangat cepat. Mereka segera memindahkan semua makanan ke dalam istana. Lilian juga memberi perintah kepada mereka untuk memberi Chandra sedikit benih, agar Chandra bisa membawanya kembali ke bumi.Di luar Istana Abadi Ceptra.Setelah semua makanan dipindahkan ke dalam istana, Chandra menyimpan kembali istana tersebut.Barak militer.Banyak orang berkumpul di sana. Jarga, Lilian dan beberapa anggota keluarga Sky. Lilian melambaikan tangannya kepada Chandra dengan raut wajah enggan.“Sampai jumpa, Kak Chandra. Aku akan latihan dengan giat. Setelah Sky Draga dan bumi bersatu, aku akan pergi c

  • Jenderal Naga   Bab 2162

    Chandra tidak terburu-buru. Dia menunggu dengan sabar. Sementara para prajurit memindahkan makanan, dia dan Lilian berjalan masuk ke dalam Istana Abadi Ceptra.Di dalam istana, rumah Penguasa Kota. Begitu Chandra mendekati rumah Penguasa Kota, seekor burung berwarna ungu terbang mendekat. Burung itu semakin mengecil hingga akhirnya menjadi seukuran burung pipit dan hinggap di bahu Chandra.“Ih?” Lilian spontan berseru ketika melihat Pemakan Langit seukuran burung pipit itu.Chandra berbalik dan menatap Lilian, lalu bertanya, “Ada apa?”“Burung ini ... tampak familiar.”Lilian terus menatap Pemakan Langit itu, menatapnya dengan saksama. Beberapa detik kemudian, dia tersenyum dan berkata, “Dia sangat mirip dengan burung merah di pintu masuk desa tanah leluhurku.”Seluruh tubuh Chandra gemetar ketika mendengar kata-kata Lilian. Burung di pintu masuk desa tanah leluhur keluarga Sky? Dia tidak memperhatikan, juga tidak tahu apakah ada burung seperti itu di tanah leluhur keluarga Sky. Namun,

  • Jenderal Naga   Bab 2161

    Sekarang di 3000 dunia tersegel telah muncul retakan. Jika orang itu tidak cukup kuat, maka orang itu bisa melewati segel dengan mudah dan muncul di bumi. Akan tetapi, kekuatan segel itu masih sangat kuat. Pesilat yang sangat kuat sekalipun tidak dapat melewati segel dan muncul di bumi. Sekalipun mereka dapat melewatinya, mereka harus bayar harga mahal.Kekuatan Lilian tidak termasuk kuat, dia bisa melewati segel dan pergi ke bumi. Namun, bumi sedang kacau sekarang. Sekalipun ke sana dia juga tidak bisa memperjuangkan keberuntungannya. Lebih baik baginya untuk tetap tinggal di Sky Draga. Keduanya kembali melalui rute yang sama. Beberapa hari kemudian, mereka kembali ke Kota Sky Draga. Begitu kembali, orang-orang di keluarga Sky bertanya pada Chandra. Jawaban Chandra tetap sama, yaitu tidak mendapatkan apa-apa.Keluarga Sky tidak terkejut kalau Chandra tidak mendapatkan apa pun. Selama bertahun-tahun, sudah entah berapa banyak orang dari keluarga Sky telah pergi ke tanah leluhur, tapi

  • Jenderal Naga   Bab 2160

    Lilian bergegas menghampiri Chandra seraya berkata, “Kak Chandra, bagaimana? Apa kamu berhasil mendapatkan keberuntungannya?”Chandra menggeleng ringan lalu berkata, “Tidak, aku sudah berkeliling cukup lama di dalam gua, tapi aku justru merasa seperti tersesat. Akhirnya, aku memutuskan untuk kembali dan tidak lagi berani masuk terlalu dalam.”“Tidak apa-apa.”Lilian tersenyum dan berusaha menghiburnya dengan berkata, “Lagi pula, sudah banyak anggota klan keluarga Sky yang datang ke gua untuk mencari keberuntungan, tapi tidak ada satu pun yang berhasil mendapatkannya. Sekarang, lebih baik kita kembali karena kita juga tidak bisa menemukan apa pun di sini.”“Ya,” balas Chandra sambil mengangguk. Dia tidak mengatakan kalau dia sudah berhasil mendapatkan Monster Pemakan Langit. Karena kemungkinan besar, kenyataan itu akan menimbulkan masalah dengan keluarga Sky. Chandra dan Lilian meninggalkan area gua dan kembali ke desa dengan arahan Yani. Sesampainya di sana, mereka melihat Shura yang

  • Jenderal Naga   Bab 2159

    Darah Chandra meresap ke dalam cangkang telur dan hilang tak bersisa dalam sekejap mata. Tidak lama kemudian, kekuatan yang menghisap keluar dari cangkang telur itu dan menghisap darah Chandra yang membuatnya kehilangan banyak darah. Dalam sekejap mata, wajah Chandra tampak memucat. Dia benar-benar terkejut dan hendak menarik tangannya. Namun, kekuatan yang berasal dari dalam cangkang telur itu sangatlah besar, sampai Chandra tak kuasa untuk menarik tangannya kembali. Chandra perlahan mulai merasa pusing. Namun, daya hisap kuat itu tiba-tiba saja menghilang ketika Chandra hampir kehilangan kesadarannya. Chandra langsung terjatuh lemas di atas tanah tak berdaya. Dia bergegas mengerahkan energi sejatinya yang mulai mengalir di seluruh tubuhnya untuk merangsang darahnya beregenerasi. Di saat yang bersamaan, Chandra mengerahkan seluruh tenaganya untuk bangkit lalu duduk bersila di atas tanah sambi menatap ke arah telur yang mulai memancarkan cahaya ungu dan tampak sangat menarik. “Krak

  • Jenderal Naga   Bab 2158

    Chandra mengikuti di belakangnya. Rumah batu ini sangatlah besar dan terang di bagian dalamnya. Selain itu, terdapat formasi magis yang tidak bisa Chandra pahami. Dia hanya melihat, terdapat kumpulan kata-kata misterius yang berkumpul dan membentuk pola yang sangat aneh. Di tengah kumpulan kata-kata itu terdapat sebuah telur. Telur itu sangat besar dengan diameter 1 meter dan cangkang yang berwarna ungu. Selain itu, terdapat juga kata-kata yang tertulis dan mengalir di atasnya. Chandra langsung merasakan tekanan kekuatan yang sangat besar setelah dia berhasil mendekati rumah batu. Bahkan Chandra merasa seperti sedang menghadapi seekor binatang yang sangat besar dan dia hanyalah makhluk yang sangat kecil ketika berhadapan dengan telur itu. “Apa itu?” tanya Chandra penasaran. Sasa menatap telur itu cukup lama dengan raut wajah yang semakin serius lalu dia menarik napas dalam, “Hufh!”“Ada apa?” tanya Chandra lagi. Sasa kembali menarik napas dalam lalu berkata, “Aku benar-benar tidak

  • Jenderal Naga   Bab 2157

    Sasa mengatakan, kalau dirinya tidak bisa membantu Chandra secara langsung untuk membunuh musuh. Karena ketika seseorang dengan tingkat kekuatan sepertinya akan terikat dengan karma dalam setiap hal yang dilakukannya. Namun, dia juga bisa menyelesaikan beberapa karma yang menimpanya. Chandra langsung merasa sangat tertarik dengan apa yang dikatakan Sasa. Namun, Sasa tidak ingin menceritakan lebih banyak lagi kepada Chandra dan hanya mengatakan kalau kekuatan Chandra belum cukup untuk memahami semua itu. Akhirnya, Chandra tidak memiliki pilihan lain selain berhenti bertanya. Kemudian Chandra menatap Sasa lalu bertanya, “Kak Sasa, sebenarnya tingkat kekuatanmu sudah berada di tingkat berapa? Seberapa kuatnya kamu?”Namun, Sasa hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Chandra. “Apa maksudmu itu?” tanya Chandra sambil mengerutkan keningnya. “Aku kan sudah bilang padamu sebelumnya. Kekuatanmu saat ini, masih belum bisa memahami semua itu. Kamu pasti akan mengetahuinya nanti kalau kekua

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status