Chandra duduk di dalam helikopter. Dia sedang menghitung waktu, juga melihat lingkungan sekitarnya.Sekitar 20 menit kemudian, helikopter itu sudah terbang ke luar kota dan tiba di pinggiran kota. Chandra yakin saat ini Pasukan Api Merah sudah dikerahkan. Selain itu, Chandra juga tahu kalau kamera satelit terus memantau helikopter ini.Setelah helikopter pergi menjauh, helikopter Pasukan Api Merah segera mengambil posisi dan muncul di atas Vila Harapan. Di dalam setiap helikopter ada penembak jitu. Mereka telah membidik tiga ribu orang di bawah sana.Tiga ribu tentara bayaran di bawah juga telah melihat langit sudah dipenuhi dengan helikopter. Namun, mereka sama sekali tidak merasa takut. Karena mereka berani datang, maka mereka sudah siap untuk mati.Mereka juga tidak bertindak gegabah. Selama Baja pergi dengan selamat, keluarga mereka akan mendapatkan uangnya.Pada saat ini, suara toa bergema di kawasan vila.“Orang-orang di luar, dengar baik-baik. Sekarang juga menyerah, maka kalian
“Selamat siang pemirsa, selamat datang di berita tengah hari. Pada siang hari ini, Pasukan Api Merah melakukan latihan tempur militer di Kota Diwangsa. Dalam latihan ini, tiga ribu Pasukan Api Merah bersenjata lengkap berakting sebagai penjahat dan mengepung kawasan Vila Harapan Kota Diwangsa.”“Ini adalah latihan tembak-menembak. Selama akting, seluruh Pasukan Api Merah dikerahkan dan menyelesaikan misi penyelamatan dalam waktu yang sangat singkat. Untuk informasi lebih lanjut mengenai latihan tersebut, silakan ikuti laporan tindak lanjut kami.”....Sebuah berita menyebar ke seluruh pelosok Kota Diwangsa, bahkan seluruh negeri. Hari ini, Pasukan Api Merah dikerahkan. Jalanan dipenuhi dengan kendaraan militer dan tank. Selain itu, seluruh kota juga ditutup. Di langit, helikopter bahkan jet tempur yang tak terhitung jumlahnya juga dikerahkan.Hal tersebut menimbulkan kepanikan. Namun segera, berita mengenai hal itu keluar. Semua orang baru tahu kalau itu hanyalah latihan.Pasukan Api M
Chandra tersenyum dan berkata, “Saya sudah lama mendengar nama besar Pak Luandi, hari ini saya akhirnya bertemu dengan orang aslinya.”Raja tersenyum dan bertanya, “Ada masalah apa kamu berkunjung kali ini?”Chandra berkata, “Bukan masalah besar. Hanya saja kali ini saya usik keluarga Tanoto, ini pasti akan melibatkan banyak orang. Selain itu, ada juga tentara bayaran yang muncul di Kota Diwangsa. Mereka bahkan menggunakan senjata militer. Ada banyak masalah di sini, saya khawatir akan ada guncangan besar di pangkalan militer. Jadi saya datang ke sini untuk menyampaikan hal ini.”Raja mengangguk dan berkata, “Hmm, sudah kuduga. Kamu lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Nggak usah peduli siapa yang akan terlibat, yang penting sudah sesuai aturan. Memang sudah saatnya merapikan sistem di sini, sudah saatnya melakukan perubahan. Sebenarnya, aku sudah lama ingin ambil tindakan. Hanya saja aku nggak pernah dapat memiliki kesempatan, juga nggak ada jaminan setelah usik orang-orang itu,
Di luar kediaman Jenderal Langit.Sebuah mobil militer datang, Chandra keluar dari mobil. Penjaga di depan pintu langsung memberi hormat pada saat yang bersamaan.Chandra mengangkat tangan pada mereka dan langsung berjalan menuju kediaman. Sonia dan Nova sedang duduk di halaman.Dalam beberapa hari terakhir, hubungan keduanya tampak baik-baik saja. Mereka mengobrol satu sama lain, juga tidak memandang satu sama lain dengan tatapan dingin.Hari ini mereka berdua sangat khawatir, khawatir masalah Chandra akan menjadi tidak terkendali. Untung saja tidak ada hal di luar dugaaan.“Chandra.”“Sayang.”Chandra berjalan ke halaman, kedua perempuan itu berdiri secara serempak. Chandra berjalan mendekat, lalu duduk di kursi di paviliun dan bertanya, “Nova, yang di Kota Rivera sana sudah diatur dengan baik, belum?”“Hmm.” Nova mengangguk dan berkata, “Aku sudah menyuruh pesilat dari Istana Raja Langit untuk melindungi secara diam-diam.”“Baguslah kalau begitu.” Chandra spontan menghela napas lega
“Baik.”Fendi mengangguk dan langsung pergi. Sedangkan Alden juga tidak berlama-lama di situ lagi. Dia pun berbalik dan masuk ke vila di belakangnya.***Chandra berani mendiskusikan rencana dengan Sonia dan Nova di kediaman Jenderal Langit. Setelah melalui diskusi dengan cermat, akhirnya Chandra memiliki rencana yang detail.Besok malam Chandra akan membunuh Taka. Pada saat itu, dia akan membawa Pedang Penghakiman dan Pasukan Api Merah, lalu langsung pergi ke tempat tinggal Taka. Alih-alih membawa Taka kembali dan memenjarakannya, Chandra akan langsung membunuhnya.Taka juga akan menyiapkan penggantinya terlebih dahulu. Setelah Chandra membahas rencana tersebut, Chandra pun memberitahu Devita tentang rencananya. Devita juga mengirimkan semua informasi tentang suku Dukun kepada Chandra.Semua informasi itu merupakan informasi suku Dukun yang dimiliki Taka. Chandra membuka dokumen itu dan membacanya dengan cermat.Pemimpin suku Dukun, identitasnya tidak diketahui. Suku Dukun juga memili
Raut wajah Chandra langsung menjadi gelap. Dia sudah menyadari ada sesuatu yang tidak beres ketika dia menerima panggilan itu.“Sayang, bagaimana ini?” Nova menjadi panik.Saat ini, Chandra menerima sebuah file video. Dia menerima file video tersebut dan melihatnya. Banyak orang muncul di dalam video tersebut.Sandra, Amanda, Grace, juga ada Toni, Boni dan Hendro. Mereka semua dalam kondisi diikat. Kemudian, gambar video berubah. Seorang pria tidak dikenal muncul dalam video tersebut. Dia memakai tudung hitam, sehingga Chandra tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.“Chandra, kalau kamu ingin mereka selamat, datang ke Gunung Langit.”Video berakhir di sini. Chandra spontan mengepalkan tangannya, pembuluh darah di lengannya pun menonjol.Nova memegang erat tangan Chandra dengan raut wajah khawatir, “Sayang ....”Chandra mengangkat tangannya dan berkata, “Nova, jangan panik. Semua akan baik-baik saja.”Chandra tidak tahu siapa yang menangkap mereka. Namun, dia bisa menebak secara kasar
Hati Nova yang gelisah baru merasa lebih tenang begitu dia mendengar perkataan Chandra tersebut.“Aku keluar sebentar,” kata Chandra.Usai berkata, Chandra berdiri dan meninggalkan kediaman Jenderal Langit. Malam itu juga, dia pergi ke markas Pasukan Api Merah. Paul ditempatkan di markas Pasukan Api Merah.Di kantor.“Jenderal Langit, ada apa malam-malam datang ke sini?” tanya Paul yang berdiri di depan Julius. “Apakah terjadi sesuatu?”Paul telah mengikuti Chandra selama bertahun-tahun. Sejak Chandra masuk ke dalam kantor hingga saat ini, ekspresi wajahnya terlihat serius. Paul tahu pasti telah terjadi sesuatu.“Hmm.” Chandra menjawab, “Terjadi sesuatu di Kota Rivera. Kali ini aku sudah mengusik keluarga Tanoto. Tindakanku selanjutnya juga akan mengganggu kepentingan beberapa orang. Mereka nggak tahan dengan hal itu, makanya mereka tangkap Sandra, Grace, Toni dan yang lainnya di Kota Rivera. Mereka ingin aku tinggalkan Kota Diwangsa dan pergi ke Gunung Langit.”Paul langsung tercengan
Chandra pergi dengan membawa Pedang Penghakiman. Tujuannya kali ini adalah Kelompok Gunung Langit.Konferensi Gunung Langit akan segera diadakan. Untuk saat ini, Chandra tidak tahu apa yang akan terjadi di Konferensi Gunung Langit.Chandra hanya tahu Empat Keluarga Besar telah runtuh. Pada Konferensi Gunung Langit, Empat Keluarga Besar akan menggunakan ilmu bela diri untuk menyelesaikan konflik mereka.Pertama, Chandra adalah anggota keluarga Atmaja, dia tidak mungkin untuk tidak terlibat dalam masalah ini. Apa pun yang terjadi, Chandra pasti akan terlibat.Kedua, Chandra adalah panglima Pasukan Naga Hitam, Raja Naga, serta Jenderal Langit. Chandra mewakili negara. Sedangkan promotor Konferensi Gunung Langit adalah orang dari suku Dukun. Chandra pasti akan berhadapan dengan orang dari suku Dukun.Konferensi Gunung Langit kali ini pasti akan pecah menjadi pertempuran sengit, hidup atau mati tidak bisa dipastikan. Chandra juga tidak tahu apakah dirinya bisa kembali hidup-hidup kali ini.
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni
Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal
Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki
Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b
Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.
Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia
Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit