Hati Nova yang gelisah baru merasa lebih tenang begitu dia mendengar perkataan Chandra tersebut.“Aku keluar sebentar,” kata Chandra.Usai berkata, Chandra berdiri dan meninggalkan kediaman Jenderal Langit. Malam itu juga, dia pergi ke markas Pasukan Api Merah. Paul ditempatkan di markas Pasukan Api Merah.Di kantor.“Jenderal Langit, ada apa malam-malam datang ke sini?” tanya Paul yang berdiri di depan Julius. “Apakah terjadi sesuatu?”Paul telah mengikuti Chandra selama bertahun-tahun. Sejak Chandra masuk ke dalam kantor hingga saat ini, ekspresi wajahnya terlihat serius. Paul tahu pasti telah terjadi sesuatu.“Hmm.” Chandra menjawab, “Terjadi sesuatu di Kota Rivera. Kali ini aku sudah mengusik keluarga Tanoto. Tindakanku selanjutnya juga akan mengganggu kepentingan beberapa orang. Mereka nggak tahan dengan hal itu, makanya mereka tangkap Sandra, Grace, Toni dan yang lainnya di Kota Rivera. Mereka ingin aku tinggalkan Kota Diwangsa dan pergi ke Gunung Langit.”Paul langsung tercengan
Chandra pergi dengan membawa Pedang Penghakiman. Tujuannya kali ini adalah Kelompok Gunung Langit.Konferensi Gunung Langit akan segera diadakan. Untuk saat ini, Chandra tidak tahu apa yang akan terjadi di Konferensi Gunung Langit.Chandra hanya tahu Empat Keluarga Besar telah runtuh. Pada Konferensi Gunung Langit, Empat Keluarga Besar akan menggunakan ilmu bela diri untuk menyelesaikan konflik mereka.Pertama, Chandra adalah anggota keluarga Atmaja, dia tidak mungkin untuk tidak terlibat dalam masalah ini. Apa pun yang terjadi, Chandra pasti akan terlibat.Kedua, Chandra adalah panglima Pasukan Naga Hitam, Raja Naga, serta Jenderal Langit. Chandra mewakili negara. Sedangkan promotor Konferensi Gunung Langit adalah orang dari suku Dukun. Chandra pasti akan berhadapan dengan orang dari suku Dukun.Konferensi Gunung Langit kali ini pasti akan pecah menjadi pertempuran sengit, hidup atau mati tidak bisa dipastikan. Chandra juga tidak tahu apakah dirinya bisa kembali hidup-hidup kali ini.
Nova bukan lagi Nova yang lemah dan bisa ditindas oleh siapa saja.“Nova, percaya padaku. Aku akan bawa keluarga Kurniawan kembali. Sekalipun aku harus pertaruhkan nyawaku, aku akan bawa mereka kembali.” Usai berkata, Chandra menatap Sonia. Kemudian, dia berkata lagi, “Sonia, kamu dan Nova kembali ke Kota Rivera. Kota Diwangsa terlalu berbahaya, untuk saat ini kalian jangan terlibat dulu.”“Bagaimana bisa?” Sonia langsung menolak, “Aku akan pergi bersamamu. Di saat-saat genting, aku bisa berikan saran. Selain itu, kamu sama sekali nggak paham tentang prajurit kuno, juga nggak tahu ada pesilat apa saja di antara prajurit kuno. Aku tahu lebih banyak tentang hal-hal ini. Aku ikut kamu, aku bisa bantu kamu.”Chandra berkata dengan sungguh-sungguh, “Kamu tahu apa yang akan terjadi saat kita pergi ke Gunung Langit? Empat Keluarga Besar sudah runtuh. Di Konferensi Gunung Langit nanti, tiga keluarga mengepung keluarga Atmaja. Kamu juga bagian dari keluarga Atmaja. Kalau kamu pergi, mereka pas
Gunung Langit yang dituju Chandra bukanlah Gunung Langit Gurun Selatan. Gunung Langit terletak di sebelah timur Someria. Gunung Langit membentang lebih dari 20.000 km di seluruh Someria. Dari peta Someria, Gunung Langit terlihat seperti seekor naga raksasa. Mata air di bagian timur adalah kepala naga.Chandra meninggalkan Kota Diwangsa dengan membawa Pedang Penghakiman. Dia memulai perjalanan ke Kota Ponda, kota yang paling dekat dengan Gunung Langit.Di pesawat, Chandra tidak pernah melepaskan pedang di tangannya. Dia bersandar di kursi dan memejamkan matanya untuk beristirahat.Sesaat kemudian, pesawat tiba di Kota Ponda.“Pak, kita telah tiba di Kota Ponda.”Chandra tanpa sadar tertidur ketika dia memejamkan mata dan mengistirahatkan pikirannya sejenak. Setelah tiba di Kota Ponda pun dia tidak sadar. Sampai dia mendengar suara yang merdu di telinganya, Chandra baru sadar.“Sudah sampai?”“Iya, sudah sampai.”Pramugari itu mengangguk pelan. Pramugari itu telah memperhatikan Chandra
Kepala Gunung Langit adalah ketua perkumpulan dan memiliki status yang sangat tinggi di Someria.Kepala Gunung Langit generasi saat ini sudah pasti tidak akan lemah. Chandra menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan ponselnya lagi. Kali ini dia menelepon Paul yang berada di Kota Diwangsa.Segera, panggilan tersambung, suara Paul datang dari ujung lainnya, “Jenderal Langit, ada perintah apa?”Chandra langsung memberi perintah, “Aku akan kirimkan sebuah rekaman suara ke kamu. Kamu gunakan basis data untuk mencocokkannya dan lihat apakah bisa diketahui siapa orang ini.”“Oke, nggak masalah,” kata Paul.“Sonia dan Nova sudah diantar kembali ke Kota Rivera?” tanya Chandra.“Hmm, sudah diantar. Sesuai permintaan Jenderal Langit, mereka dikurung di dalam sebuah rumah.”“Hati-hati.” Chandra mengingatkan, “Mereka semua adalah praktisi seni bela diri. Terutama Nova. Sekarang dia sudah sangat kuat. Totok yang aku berikan hanya bisa menahan mereka paling lama satu hari. Setelah itu, kalau merek
Sisilia tidak pernah melihat wajah Chandra dengan jelas. Sekarang Chandra mendongakkan kepalanya, Sisilia pun bisa melihat seluruh wajah Chandra. Perempuan itu langsung tercengang.Pria itu adalah Chandra, orang yang paling kuat dan berpengaruh di Someria. Detak jantungnya hampir berhenti pada detik dia mengenali Chandra. Dia tiba-tiba merasa seperti tercekik, napasnya pun memburu. Sisilia tidak menyangka akan bertemu dengan Chandra dalam penerbangannya.Chandra memiliki terlalu banyak gelar. Dewa Perang Someria, Naga Hitam sang panglima Pasukan Hitam, dokter sakti nomor satu di Someria, Raja Naga dari Gurun Selatan, Jenderal Langit Pasukan Api Merah.“Hmm, ada apa?”Chandra menatap perempuan cantik di depannya. Dia tidak mengenali perempuan itu. Meskipun mereka pernah bertemu di pesawat sebelumnya, Chandra sama sekali tidak melihat ke arah Sisilia, apalagi mengingat seperti apa rupanya.“Cha-Chandra, Raja Naga, Jenderal Langit ....”Wajah cantik Sisilia tampak terkejut. Pria di depann
Sebelum Chandra mencapai puncak gunung, terdengar suara teriakan dingin. Segera setelah itu, kepingan salju yang melayang di langit berkumpul dengan cepat membentuk sebuah bola salju. Kemudian, bola salju itu menghantam ke arah Chandra dengan kekuatan serangan yang dahsyat.Chandra langsung menghunus pedangnya. Dia mengangkat Pedang Penghakiman di tangannya, pedang itu menjadi menyilaukan. Energi pedang inti yang besar meledak dan memotong bola salju yang menghantam ke arah Chandra. Pada detik berikutnya, kepingan salju beterbangan di langit.Chandra berdiri di atas pohon besar dan memandang ke depan. Ada seorang pria tua berdiri di atas batu di depannya.Pria tua itu mengenakan jubah putih, dengan janggut putih di wajahnya yang bulat. Pria tua itu terlihat agak kasar. Dia meletakkan kedua tangannya di belakang punggung dan menatap Chandra yang berdiri di atas pohon besar di depannya.“Sejak kapan ada pesilat yang begitu kuat di Someria? Masih muda tapi memiliki energi sejati yang kuat
Di puncak Gunung Langit, di mana tanahnya datar.Kalau dilihat sekilas, ada hamparan luas berwarna putih di bawah. Meski hari sudah malam, tak terasa seperti malam sama sekali.Pak Tua muncul di puncak gunung bersama Chandra. Dia melambaikan tangannya dengan santai, dan kekuatan pun muncul di telapak tangannya.Kekuatan itu menyapu ke arah batu beku di depannya, dan batu itu langsung meleleh.Bentuk keseluruhan batu itu perlahan-lahan mulai terlihat.Meja batu dan beberapa kursi batu.Pak Tua berjalan ke sana dan duduk, memandang Chandra, menunjuk ke kursi di sebelahnya, lalu berkata, “Anak Muda, jangan sungkan. Duduklah.”Chandra berjalan mendekat, duduk, dan memandang lelaki tua itu dengan rasa ingin tahu. Da sedang menebak-nebak identitas lelaki tua itu.Dia tahu bahwa lelaki tua itu diutus oleh Gunung Langit, tapi dia tidak tahu aliran Gunung Langit yang mana.“Pak, Bapak siapa?”“Ha ha ha ….”Pak Tua tersenyum dan berkata, “Kamu tunggu di sini. Aku akan pergi mengambil anggur.”Be
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni
Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal
Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki
Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b
Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.
Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia
Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit