Dengan senyuman puas menghiasi wajahnya, Zefan berdiri dan berkata sembari hendak memeluk pinggang Nova, “Gitu, dong, dari tadi.”Sudah banyak orang yang berkumpul di toko tersebut, tapi mereka hanya berani melihat dari kejauhan dan berbisik-bisik karena takut kepada keluarga Sunaryo. Namun di saat itu juga, Chandra bangun dan menendang Zefan hingga dia terjatuh ke sofa.“Pukul saja sini,” tantang Zefan, tapi tepat di saat itu pula Tendi yang baru saja dari rumah sakit berlarian masuk ke dalam toko.Mendengar Nova berkata di telepon kalau dia membuat Zefan marah, Tendi langsung mengemudikan mobilnya secepat kilat, bahkan sampai menerobos lampu lalu lintas. Kejadian yang dia alami kemari masih terngiang jelas di kepalanya. Orang sekuat Bagas dibunuh begitu saja dengan mudah, bahkan Arya pun rela membereskan semua sisa kekacauan yang dia timbulkan. Jika masih ada orang yang berani mengusik istrinya, itu sama saja dengan menggali kuburan sendiri!Tendi yang baru saja masuk ke toko dan men
Nova yang akhirnya sadar kembali setelah termangu selama beberapa detik buru-buru memapah Tendi bangun dan berkata kepadanya, “Pak Tendi ngapain? Cepat bangun.”“Nova, tolong maafin keponakanku ini.”“Oh ya, tadi keponakan kamu minta Nova temani dia selama tiga hari,” celetuk Chandra.“Apa?”Amarah Tendi kembali meluap setelah mendengar apa yang tadi Chandra katakan. Dia pun langsung berdiri dan mengambil kursi untuk dia hantam ke bagian selangkangan Zefan. Seketika itu juga selangkangannya meneteskan darah sampai membentuk sebuah genangan. Rasa sakitnya yang luar bisa membuat Zefan pingsan di tempat! Wajah Maya yang dipenuhi dengan cipratan darah memucat karena ketakutan. Tak hentinya dia menangis dan menjauhkan diri dari Tendi. Dengan ini, bisa dipastikan untuk sisa hidupnya, Zefan akan mandul dan tidak bisa punya anak lagi.Setelah itu Tendi kembali berlutut di depan Nova dan berkata, “Gimana, Nova, apa sudah cukup?”Spontan Nova menarik tangan Chandra dan menatapnya, “Chan, ini … a
“Fyuuh!”Nova menghela napas yang cukup panjang. Semua yang terjadi barusan sangat tidak wajar dan sulit untuk dipercaya. Tepat di saat itu pula sebuah mobil Ferrari merah menyala berhenti persis di depan toko, dan seorang wanita turun dari mobil itu.Tak, tak, tak ….Hentakan sepatu hak tinggi yang mengenai lantai menghasilkan suara yang cukup nyaring.“Bu Yura,” sapa si penjaga toko dengan penuh hormat, dan manajer toko yang bernama Siti juga ikut menyapa bosnya.Yura menatap Chandra sekilas, kemudian menetapkan sasarannya ke Nova sambil merangkul lengannya selayaknya teman dekat.“Nova? Beneran ini kamu?”“.…”Nova hanya bisa terdiam karena dia tidak mengenali siapa wanita ini.“Ini aku, Nov … Yura! Kamu pernah bikin presentasi waktu di kelasnya Pak Gino, dan semua orang tepuk tangan karena presentasi kamu bagus banget. Aku juga ada di kelas waktu itu.”Nova berusaha mengingat kembali, dan sepertinya memang ada kejadian seperti itu. Hanya saja waktu itu dia tidak kenal siapa Yura.“
Nova merasa tidak senang saat melihat Yura meremehkan Chandra, "Suamiku bukan sampah.""Bukan?" Yura tersenyum dan berkata, "Aku mendengar kalau dia adalah menantu laki-laki keluarga Kurniawan yang tidak memiliki pekerjaan, dan menghabiskan sepanjang harinya hanya menyapu lantai di rumah, memasak, bahkan perlu dinafkahi oleh keluarga Kurniawan. Sebelumnya, dia pun hanya mengendarai motor rongsokan ke Yorda Group untuk menjemputmu sepulang kerja. Ini benar-benar menjadi lelucon di Rivera.""Cukup? Atau aku akan mengabaikanmu," ujar Nova dengan raut wajah kesal."Iya, aku bercanda." Yura buru-buru meminta maaf.Setelah dia menyadari Nova sangat menyukai Chandra, sehingga agak sulit baginya untuk memisahkan Nova dan Chandra, dia langsung mengubah topik pembicaraan, "Kamu bisa pilih apa saja yang kamu suka, aku traktir. Terlebih kamu punya badan yang bagus dan muka yang cantik, apa pun yang kamu pakai bisa terlihat cantik."Muka Nova kembali senang. Dengan bantuan dari Yura, dia memilih se
"Hah?" Chandra mengerutkan keningnya.Yura berkata sambil tersenyum, "Jangan khawatir, aku janji bakal anterin Nova pulang dengan selamat."Chandra melihat Nova.Nova juga tidak tahu kenapa Yura begitu baik padanya, jangan-jangan karena pria bertopeng hantu itu?Dia juga ingin tahu lebih banyak tentang orang yang dia selamatkan sepuluh tahun lalu dan siapa yang menyelamatkannya dari Radika saat itu.Dia berpikir sejenak dan berkata, "Chan, kamu pulang dulu, aku mau belanja dengan Yura."Setelah Nova berkata seperti itu, Chandra juga tidak bersikeras untuk ikut, dia mengangguk dan berkata, "Ok, hati-hati, kalau ada apa-apa telepon saja."Yura pun menarik Nova pergi.Saat pergi, dia sedikit tersenyum pada Chandra dan melambaikan tangannya.Chandra juga tidak terlalu khawatir Nova pergi dengan Yura, karena mereka pasti akan baik-baik saja.Setelah dia berjalan keluar dari toko pakaian dan menyaksikan Nova masuk ke mobil sport Yura, dia baru pergi dengan motor rongsokan di sampingnya. Tapi
Setelah mengetahui ada beberapa mafia yang terlibat selain Empat Keluarga Besar untuk menghancurkan keluarga Atmaja sepuluh tahun yang lalu, wajah Chandra menjadi sangat seram.Paul segera menghubungi Kepala Setan dan karena status sosialnya yang menakutkan, tidak butuh waktu lama, dia sudah selesai mengatur hal ini."Kak Chandra, sudah diatur. Malam ini, kita akan bertemu di bengkel Volkswagen di pinggiran kota.""Ok." Chandra mengangguk."Kak Chandra, informasi dari Kepala Setan harganya sangat mahal. Apa kita harus menyiapkan uang, atau ...?"Chandra melirik Paul dan bertanya, "Paul, sudah berapa lama kamu mengikutiku?"Paul berkata, "Jika dihitung, sudah delapan tahun.""Ya, sudah delapan tahun dan kamu masih nggak tahu aku itu gimana? Apa aku perlu mengeluarkan uang hanya untuk seorang bos kecil?""Ya, Kak Chandra benar."Chandra yakin malam ini akan pulang terlambat, karena dia melihat waktu sekarang pukul tujuh lewat dan perjalanan dari sini ke sana butuh waktu lebih dari satu j
Paul tersenyum dan berkata, "Nggak peduli seberapa hebat dia, pasti nggak mungkin bisa lebih hebat dari Kak Chandra sekarang.""Sudah, berhenti menyanjung dan siapkan mobil sekarang, kita pergi menemui Kepala Setan itu, aku ingin melihat seberapa banyak dia tahu tentang keluarga Atmaja sepuluh tahun yang lalu.""Baik."Paul segera pergi ke tempat parkir terdekat dan tidak butuh waktu yang lama, datanglah sebuah mobil hitam.Paul menyetir membawa Chandra dan Mawar bergegas menuju bengkel Volkswagen di pinggiran kota.Paul yang melihat masih ada waktu, mengemudi dengan lambat.Ketika mereka sampai di bengkel Volkswagen di pinggiran kota, waktu sudah menunjukkan hampir pukul sembilan.Di luar sebuah bengkel besar, terparkir sebuah mobil hitam.Paul yang berada di kursi pengemudi menunjuk ke bengkel di depannya dan berkata, "Kak Chandra, ini adalah markas besar Kepala Setan. Dari luar tempat ini terlihat seperti bengkel, tapi sebenarnya ada pasukan bersenjata lengkap di dalamnya."Dengan w
Ruang rahasia bawah tanah ini tidak terlalu besar, ukurannya kurang lebih hanya 50 meter persegi, di sisi kanan dan kiri terdapat tembok batu, sedangkan sisi depan dan belakangnya adalah pintu besi.Pintu besi di depan terkunci dan terdapat sebuah tirai hitam, sehingga pemandangan di balik pintu besi tidak dapat terlihat.Melihat gerbang besi itu terkunci, Mawar menatap Chandra, "Kak Chandra, ini ...?"Chandra berkata, "Tidak apa-apa, tunggu saja."Dia yang pernah melewati lautan api, tidak khawatir ketika melihat hal seperti ini.Chandra terlihat sangat tenang, tapi Mawar sangatlah gugup.Meskipun dia juga orang jahat, dia hanyalah seorang perampok makam dan tidak pernah berurusan dengan orang-orang besar seperti ini."Kak Chandra, Kak Paul, apa akan terjadi sesuatu di sini?" Butir-butir keringat muncul di wajahnya yang cantik, ketika dia datang, dia melihat tempat ini dijaga sangat ketat oleh setidaknya seratus tentara bayaran bersenjata lengkap.Paul menghibur dan berkata, "Tidak ap
Nova memutuskan untuk tidak lagi menyerap Esensi Phoenix. Ia ingin menyimpannya untuk Chandra agar Chandra bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah beberapa hari menyerap Esensi Phoenix, Maggie juga merasakan energi sejatinya semakin kuat. Kini, Maggie merasa bisa menembus Alam Kesembilan, dan itu sudah cukup baginya. Maggie pun tak ingin menyerap lebih banyak Esensi Phoenix.“Kak Chandra, aku juga tidak akan menyerap lagi,” kata Maggie.“Baik,” jawab Chandra dengan anggukan.Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Sisa Esensi Phoenix yang setengah ini mungkin hanya cukup untuk membantu Chandra melewati belenggu ketiga. Chandra segera melanjutkan latihannya, sementara Nova dan Maggie memilih untuk pergi menuju Gurun Selatan, ke negara Naga.Dua bulan pun berlalu, dan Chandra masih berlatih dengan tekun di Gunung Langit, Gurun Selatan, selama setengah tahun penuh. Kekuatan Chandra terus meningkat dari waktu ke waktu.Suatu malam, di Gunung Bushu, terd
Nova telah berhasil menembus Alam Kesembilan berkat kekuatan dari Esensi Phoenix. Ia juga mulai merasakan keberadaan kunci pertama dalam tubuhnya.Di puncak Gunung Langit, Chandra duduk bersila, dengan aura yang menyala terang seperti dewa sejati. Tiba-tiba, Chandra berhenti berlatih.Nova pun berhenti, memandang Chandra dan bertanya, “Kenapa?”Chandra menjawab, “Aku merasakan kunci kedua.”“Selamat!” Nova tersenyum gembira.Chandra menghela napas dan berkata, “Esensi Phoenix memang luar biasa. Kalau hanya mengandalkan latihan biasa, aku akan butuh sepuluh tahun untuk mencapai tahap ini dari kunci pertama ke kunci kedua.”Nova menyemangati Chandra, “Tetap semangat.”Di saat itu, Maggie datang mendekat. Selama tiga bulan terakhir, Maggie berkeliling pegunungan mencari buah yang mengandung energi alam, tetapi dia belum menemukannya. Sambil mencari, Maggie tetap rajin berlatih. Meskipun tidak menyerap Esensi Phoenix, energi alam yang tersedia cukup melimpah, sehingga energi sejati Maggie
Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba
Alam Mahasakti adalah yang terkuat di sini? Masih terlalu lemah.“Prabu, selanjutnya kita harus bagaimana?” tanya seorang pria berbaju hitam.Prabu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membawa Batu Sakti Lima Warna. Ini akan memperkuat segel agar orang luar tak bisa melewati segel dan datang ke bumi. Kita akan pergi ke Gunung Bushu, menghabisi Suku Mistik, merebut Gunung Bushu, memperkuat segel, dan mencari empat segel lainnya. Saat waktunya tiba, aku akan membuka segel itu. Sementara itu, aku akan menguasai bumi untuk mempersiapkan kedatangan kita ke sini.”“Baik.”“Berdirilah dan bicaralah.”Puluhan pria berbaju hitam yang tadi berlutut kini berdiri. Prabu pun membawa para pengikutnya meninggalkan tempat itu dan menuju wilayah Someria. Pada saat yang sama, Nova telah meninggalkan Rivera dan sedang dalam perjalanan menuju Gurun Selatan di Negeri Naga.Sementara itu, di sebuah pesawat di Someria, seorang pria tampan dengan jas putih tengah memegang ponsel, menatap sebuah foto di layar.
Di puncak Pegunungan Siberia yang terpencil di kutub utara, tanah abadi berselimut salju. Di tempat sunyi ini, sekumpulan pria berjubah hitam tampak berlutut, seolah menanti kehadiran seseorang yang penting.Mendadak, suara angin tajam mengoyak keheningan. Langit di atas mereka bergetar dan retak seperti kaca, menciptakan celah misterius di udara. Dari celah itu, seorang pria melangkah keluar, berjalan seolah tanpa beban di atas kekosongan. Pria itu mengenakan jubah putih, wajahnya tampan dan terukir tajam, dengan mata yang dalam dan penuh wibawa.Aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya begitu kuat hingga seketika menyebabkan salju yang menyelimuti pegunungan meleleh, mengalir deras ke bawah dan membentuk sungai es yang menggelora."Selamat datang, Prabu," serempak pria-pria berjubah hitam itu menyambutnya, suara mereka penuh hormat.Prabu turun ke tanah dengan tenang, kedua tangannya bersilang di belakang punggung. Ia memandang pria-pria yang berlutut di hadapannya dengan tenang, l
Penghalang itu seperti rantai tak kasatmata yang mengunci sel-sel darah, menciptakan sensasi unik dan sulit digambarkan dengan kata-kata.“Oh iya, bagaimana denganmu? Bagaimana latihannya?” tanya Chandra.Maggie mengangguk, “Cukup baik. Aku sudah mulai menyerap energi alam, dan perlahan-lahan energinya mengubah tubuhku. Tapi energi sejatiku masih stagnan. Sepertinya masih butuh waktu panjang untuk mencapai Alam Kesembilan.”Chandra tersenyum, “Sekarang dunia sudah berubah, energi alam semakin melimpah. Di beberapa hutan belantara, ada buah-buahan mutasi yang sangat langka. Gunung Langit ini adalah hutan yang masih asli. Coba saja berjalan-jalan di sekitar sini, mungkin saja kamu beruntung menemukan buah itu. Siapa tahu, cukup memakan satu buah saja, kamu bisa langsung mencapai Alam Kesembilan.”“Oke, tapi aku sudah sebulan di sini. Aku juga penasaran dengan kondisi di markas militer. Jadi, aku akan pulang sebentar,” balas Maggie.Chandra mengangguk memahami, “Tentu, hati-hati di jalan.
Maggie memiliki kemampuan pemahaman yang luar biasa. Dalam waktu singkat, dia sudah memahami inti dari Metode Semesta dan mulai bisa menyerap energi alam. Chandra pun tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Kini, dia sendiri harus segera memulai latihan tertutupnya.Di Gurun Selatan, semua urusannya di sudah selesai. Gunung Bushu pun sementara dalam keadaan aman. Sebelum masuk ke dalam latihan tertutup, Chandra menelepon Nova yang berada Rivera.“Nova, kakek memberiku Esensi Phoenix. Aku akan menjalani latihan tertutup untuk beberapa waktu, mungkin tiga sampai lima bulan, atau bisa saja lebih cepat, satu atau dua bulan. Kalau ada hal mendesak, telepon aku. Jika tidak ada jawaban, datanglah ke Gurun Selatan, Gunung Langit,” ucap Chandra sambil menjelaskan lokasinya.Di ujung telepon, Nova menjawab, “Jangan khawatir. Semuanya aman di sini. Aku juga akan menjaga anak kita dengan baik. Kamu fokus saja pada latihanmu.”“Oke, kalau begitu kututup, ya,” kata Chandra sebelum menutup telepon.Sete
Chandra membuka percakapan dengan sebuah pertanyaan ringan. Raja Januar pernah mengatakan bahwa orang yang memiliki Akar Dewa Murni akan memiliki kepekaan terhadap energi alam yang jauh lebih tinggi daripada orang biasa.“Ah, aku tidak bisa merasakannya,” jawab Maggie. Maggie tampak sedikit terkejut, tidak memahami mengapa Chandra menanyakan hal itu.“Tidak bisa merasakannya?” Chandra tertegun tak menyangka. Maggie adalah orang yang cerdas dengan bakat luar biasa dalam seni bela diri. Jika orang sepertinya bukan pemilik Akar Dewa Murni, lalu siapa?“Kamu sudah pernah mengonsumsi Naga Yu?” tanya Chandra lagi.Maggie menggeleng. “Naga Yu itu hanya ada beberapa, aku tidak seberuntung itu. Aku hanya meminum Darah Naga.”“Setelah meminum Darah Naga, apa tubuhmu mengalami sesuatu yang aneh?”Mendengar pertanyaan itu, Maggie menampakkan raut wajah serius yang jarang terlihat. Ia mengangguk perlahan dan berkata, “Memang ada. Kadang-kadang, aku merasa sangat agresif, ada dorongan kuat dalam hat
Raja Januar berbicara kepada Chandra tentang Akar Dewa Murni. Mereka yang memiliki kekuatan ini mampu mempelajari apa pun dengan sangat cepat. Mereka adalah orang-orang yang terlahir untuk menghadapi bencana besar.“Bencana … apa itu sebenarnya?” pikir Chandra.Menurut dugaan Raja Januar, bencana itu adalah ketika segel-segel kuno terbuka, membawa malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia di bumi. Namun, leluhur bumi sudah merencanakan cara untuk melawan bencana ini: memanfaatkan Empat Hewan Keberuntungan. Manusia bumi akan memburu Hewan-Hewan Keberuntungan itu, mendapatkan darahnya, dan memperpanjang umur mereka agar siap menghadapi bencana tersebut.Namun, musuh sudah menduga rencana leluhur bumi ini dan diam-diam merusak kekuatan Empat Hewan Keberuntungan.“Semua ini hanya dugaanku dari informasi yang ditinggalkan Kaisar Pertama di makamnya,” Raja Januar menjelaskan, “entah benar atau tidak, kita butuh waktu untuk membuktikannya.”“Tapi, rasanya dugaanku ini tidak jauh dari ke