Share

Bab 112

Author: Angin
Nova panik setengah mati sampai hampir menangis, tapi Chandra malah terlihat santai tanpa ada rasa takut sedikit pun. Chandra sudah memukul Zefan, membuat baju-baju yang dipajang di lemari berantakan, bahkan memanggil manajer toko kemari.

Manajer di toko itu adalah seorang wanita berusia 30-an tahun. Wajahnya cantik, rambutnya juga hitam panjang, dan mengenakan busana profesional yang cukup seksi.

“Selamat datang, Pak Zefan,” sapa si manajer toko begitu dia bertemu dengan Zefan.

Sama seperti saat dia pertama kali melihat Nova, kedua mata Zefan langsung bercahaya ketika melihat keindahan tubuh si manajer toko. Akan tetapi karena Nova sedang berada tepat di depannya, Zefan sudah tidak tertarik lagi dengan si manajer.

“Kamu kenal aku?” tanya Zefan.

“Iya. Waktu itu aku lihat Pak Zefan di pesta yang terakhir kali,” kata si manajer toko yang bernama Siti.

“Coba kamu hitung berapa total harga baju yang rusak. Biar si bocah kurang ajar ini yang ganti.”

“Sudah aku hitung semuanya, jumlah baju y
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
ardiyandi 340
Pemalasan masa tiap bab nya cuman dikit
goodnovel comment avatar
M Syaifuddin Zuhri
sehari update 10 bab aku jabanin thor aaaaaaahhhhhhhhh
goodnovel comment avatar
musa
hmm yg byk kek thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 113

    Dengan senyuman puas menghiasi wajahnya, Zefan berdiri dan berkata sembari hendak memeluk pinggang Nova, “Gitu, dong, dari tadi.”Sudah banyak orang yang berkumpul di toko tersebut, tapi mereka hanya berani melihat dari kejauhan dan berbisik-bisik karena takut kepada keluarga Sunaryo. Namun di saat itu juga, Chandra bangun dan menendang Zefan hingga dia terjatuh ke sofa.“Pukul saja sini,” tantang Zefan, tapi tepat di saat itu pula Tendi yang baru saja dari rumah sakit berlarian masuk ke dalam toko.Mendengar Nova berkata di telepon kalau dia membuat Zefan marah, Tendi langsung mengemudikan mobilnya secepat kilat, bahkan sampai menerobos lampu lalu lintas. Kejadian yang dia alami kemari masih terngiang jelas di kepalanya. Orang sekuat Bagas dibunuh begitu saja dengan mudah, bahkan Arya pun rela membereskan semua sisa kekacauan yang dia timbulkan. Jika masih ada orang yang berani mengusik istrinya, itu sama saja dengan menggali kuburan sendiri!Tendi yang baru saja masuk ke toko dan men

  • Jenderal Naga   Bab 114

    Nova yang akhirnya sadar kembali setelah termangu selama beberapa detik buru-buru memapah Tendi bangun dan berkata kepadanya, “Pak Tendi ngapain? Cepat bangun.”“Nova, tolong maafin keponakanku ini.”“Oh ya, tadi keponakan kamu minta Nova temani dia selama tiga hari,” celetuk Chandra.“Apa?”Amarah Tendi kembali meluap setelah mendengar apa yang tadi Chandra katakan. Dia pun langsung berdiri dan mengambil kursi untuk dia hantam ke bagian selangkangan Zefan. Seketika itu juga selangkangannya meneteskan darah sampai membentuk sebuah genangan. Rasa sakitnya yang luar bisa membuat Zefan pingsan di tempat! Wajah Maya yang dipenuhi dengan cipratan darah memucat karena ketakutan. Tak hentinya dia menangis dan menjauhkan diri dari Tendi. Dengan ini, bisa dipastikan untuk sisa hidupnya, Zefan akan mandul dan tidak bisa punya anak lagi.Setelah itu Tendi kembali berlutut di depan Nova dan berkata, “Gimana, Nova, apa sudah cukup?”Spontan Nova menarik tangan Chandra dan menatapnya, “Chan, ini … a

  • Jenderal Naga   Bab 115

    “Fyuuh!”Nova menghela napas yang cukup panjang. Semua yang terjadi barusan sangat tidak wajar dan sulit untuk dipercaya. Tepat di saat itu pula sebuah mobil Ferrari merah menyala berhenti persis di depan toko, dan seorang wanita turun dari mobil itu.Tak, tak, tak ….Hentakan sepatu hak tinggi yang mengenai lantai menghasilkan suara yang cukup nyaring.“Bu Yura,” sapa si penjaga toko dengan penuh hormat, dan manajer toko yang bernama Siti juga ikut menyapa bosnya.Yura menatap Chandra sekilas, kemudian menetapkan sasarannya ke Nova sambil merangkul lengannya selayaknya teman dekat.“Nova? Beneran ini kamu?”“.…”Nova hanya bisa terdiam karena dia tidak mengenali siapa wanita ini.“Ini aku, Nov … Yura! Kamu pernah bikin presentasi waktu di kelasnya Pak Gino, dan semua orang tepuk tangan karena presentasi kamu bagus banget. Aku juga ada di kelas waktu itu.”Nova berusaha mengingat kembali, dan sepertinya memang ada kejadian seperti itu. Hanya saja waktu itu dia tidak kenal siapa Yura.“

  • Jenderal Naga   Bab 116

    Nova merasa tidak senang saat melihat Yura meremehkan Chandra, "Suamiku bukan sampah.""Bukan?" Yura tersenyum dan berkata, "Aku mendengar kalau dia adalah menantu laki-laki keluarga Kurniawan yang tidak memiliki pekerjaan, dan menghabiskan sepanjang harinya hanya menyapu lantai di rumah, memasak, bahkan perlu dinafkahi oleh keluarga Kurniawan. Sebelumnya, dia pun hanya mengendarai motor rongsokan ke Yorda Group untuk menjemputmu sepulang kerja. Ini benar-benar menjadi lelucon di Rivera.""Cukup? Atau aku akan mengabaikanmu," ujar Nova dengan raut wajah kesal."Iya, aku bercanda." Yura buru-buru meminta maaf.Setelah dia menyadari Nova sangat menyukai Chandra, sehingga agak sulit baginya untuk memisahkan Nova dan Chandra, dia langsung mengubah topik pembicaraan, "Kamu bisa pilih apa saja yang kamu suka, aku traktir. Terlebih kamu punya badan yang bagus dan muka yang cantik, apa pun yang kamu pakai bisa terlihat cantik."Muka Nova kembali senang. Dengan bantuan dari Yura, dia memilih se

  • Jenderal Naga   Bab 117

    "Hah?" Chandra mengerutkan keningnya.Yura berkata sambil tersenyum, "Jangan khawatir, aku janji bakal anterin Nova pulang dengan selamat."Chandra melihat Nova.Nova juga tidak tahu kenapa Yura begitu baik padanya, jangan-jangan karena pria bertopeng hantu itu?Dia juga ingin tahu lebih banyak tentang orang yang dia selamatkan sepuluh tahun lalu dan siapa yang menyelamatkannya dari Radika saat itu.Dia berpikir sejenak dan berkata, "Chan, kamu pulang dulu, aku mau belanja dengan Yura."Setelah Nova berkata seperti itu, Chandra juga tidak bersikeras untuk ikut, dia mengangguk dan berkata, "Ok, hati-hati, kalau ada apa-apa telepon saja."Yura pun menarik Nova pergi.Saat pergi, dia sedikit tersenyum pada Chandra dan melambaikan tangannya.Chandra juga tidak terlalu khawatir Nova pergi dengan Yura, karena mereka pasti akan baik-baik saja.Setelah dia berjalan keluar dari toko pakaian dan menyaksikan Nova masuk ke mobil sport Yura, dia baru pergi dengan motor rongsokan di sampingnya. Tapi

  • Jenderal Naga   Bab 118

    Setelah mengetahui ada beberapa mafia yang terlibat selain Empat Keluarga Besar untuk menghancurkan keluarga Atmaja sepuluh tahun yang lalu, wajah Chandra menjadi sangat seram.Paul segera menghubungi Kepala Setan dan karena status sosialnya yang menakutkan, tidak butuh waktu lama, dia sudah selesai mengatur hal ini."Kak Chandra, sudah diatur. Malam ini, kita akan bertemu di bengkel Volkswagen di pinggiran kota.""Ok." Chandra mengangguk."Kak Chandra, informasi dari Kepala Setan harganya sangat mahal. Apa kita harus menyiapkan uang, atau ...?"Chandra melirik Paul dan bertanya, "Paul, sudah berapa lama kamu mengikutiku?"Paul berkata, "Jika dihitung, sudah delapan tahun.""Ya, sudah delapan tahun dan kamu masih nggak tahu aku itu gimana? Apa aku perlu mengeluarkan uang hanya untuk seorang bos kecil?""Ya, Kak Chandra benar."Chandra yakin malam ini akan pulang terlambat, karena dia melihat waktu sekarang pukul tujuh lewat dan perjalanan dari sini ke sana butuh waktu lebih dari satu j

  • Jenderal Naga   Bab 119

    Paul tersenyum dan berkata, "Nggak peduli seberapa hebat dia, pasti nggak mungkin bisa lebih hebat dari Kak Chandra sekarang.""Sudah, berhenti menyanjung dan siapkan mobil sekarang, kita pergi menemui Kepala Setan itu, aku ingin melihat seberapa banyak dia tahu tentang keluarga Atmaja sepuluh tahun yang lalu.""Baik."Paul segera pergi ke tempat parkir terdekat dan tidak butuh waktu yang lama, datanglah sebuah mobil hitam.Paul menyetir membawa Chandra dan Mawar bergegas menuju bengkel Volkswagen di pinggiran kota.Paul yang melihat masih ada waktu, mengemudi dengan lambat.Ketika mereka sampai di bengkel Volkswagen di pinggiran kota, waktu sudah menunjukkan hampir pukul sembilan.Di luar sebuah bengkel besar, terparkir sebuah mobil hitam.Paul yang berada di kursi pengemudi menunjuk ke bengkel di depannya dan berkata, "Kak Chandra, ini adalah markas besar Kepala Setan. Dari luar tempat ini terlihat seperti bengkel, tapi sebenarnya ada pasukan bersenjata lengkap di dalamnya."Dengan w

  • Jenderal Naga   Bab 120

    Ruang rahasia bawah tanah ini tidak terlalu besar, ukurannya kurang lebih hanya 50 meter persegi, di sisi kanan dan kiri terdapat tembok batu, sedangkan sisi depan dan belakangnya adalah pintu besi.Pintu besi di depan terkunci dan terdapat sebuah tirai hitam, sehingga pemandangan di balik pintu besi tidak dapat terlihat.Melihat gerbang besi itu terkunci, Mawar menatap Chandra, "Kak Chandra, ini ...?"Chandra berkata, "Tidak apa-apa, tunggu saja."Dia yang pernah melewati lautan api, tidak khawatir ketika melihat hal seperti ini.Chandra terlihat sangat tenang, tapi Mawar sangatlah gugup.Meskipun dia juga orang jahat, dia hanyalah seorang perampok makam dan tidak pernah berurusan dengan orang-orang besar seperti ini."Kak Chandra, Kak Paul, apa akan terjadi sesuatu di sini?" Butir-butir keringat muncul di wajahnya yang cantik, ketika dia datang, dia melihat tempat ini dijaga sangat ketat oleh setidaknya seratus tentara bayaran bersenjata lengkap.Paul menghibur dan berkata, "Tidak ap

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2143

    Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud

  • Jenderal Naga   Bab 2142

    Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka

  • Jenderal Naga   Bab 2141

    Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a

  • Jenderal Naga   Bab 2140

    Lilian membutuhkan waktu beberapa saat untuk bisa tiba di tempat Chandra berada ketika Chandra masih terbaring di atas tanah dengan napas lemah. Lilian sempat tidak berani mendekati Chandra setelah melihat pertarungan Chandra dan Sergi. Dia hanya berdiri beberapa meter jauhnya dari Chandra sambil memperhatikan Chandra lalu bertanya pelan, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra berkata dengan suara lemah, “Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat sebentar.”Lilian menghela napas lega setelah mendengar jawaban Chandra. Namun, dia masih tidak berani mendekat dan hanya berani berdiri beberapa meter dari Chandra sambil menatap laki-laki itu. Wajah Chandra tampak memerah setelah menyadari Lilian yang terus menatapnya. Sampai akhirnya 30 menit kemudian, tubuh Chandra kembali pulih. Dia bisa berdiri di atas tanah lalu meregangkan ototnya. “Ini?”Lilian sangat terkejut dengan pemandangan ini. Dia bisa merasakan napas Chandra yang sangat lemah dan hampir mati sebelumnya. Namun, hanya dalam wa

  • Jenderal Naga   Bab 2139

    Tubuh Chandra tertusuk dan terpukul oleh kekuatan tangan Sergi yang dahsyat sampai tubuhnya terpental. Tubuh Chandra terjatuh dengan keras sampai tanah yang ditabraknya membentuk lubang yang sangat dalam. Wajah Lilian seketika memucat. Sekarang, dia tidak lagi bisa melarikan diri. bahkan penyelamat hidupnya saja sudah tewas di tangan Sergi. “Putri ….”Sergi berdiri melayang di udara sambil menatap Lilian yang gemetaran di kejauhan lalu dia tersenyum seraya berkata, “Kamu pikir, orang ini bisa menyelamatkanmu? Kamu benar-benar suka bermimpi, ya!”Di mata Sergi, Chandra sudah tewas.“Aku … aku akan memberikannya padamu,” ujar Lilian memilih untuk berkompromi. Lagi pula, Sergi tetap bisa mendapatkan giok itu kalau dia mati. Jadi, setidaknya dia masih bisa hidup jika dia memberikan giok itu dengan sukarela. Namun, tiba-tiba saja Chandra melesat keluar dari lubang reruntuhan dengan rambut berantakan dan tubuh yang berlumuran darah. Dia benar-benar tampak menyedihkan. Anehnya, cedera di d

  • Jenderal Naga   Bab 2138

    Suara teriakan nyaring itu diikuti dengan energi pedang yang melesat ke seluruh penjuru arah dan membunuh belasan prajurit yang melindungi Lilian. Detik berikutnya, Sergi sudah muncul di depan Lilian. Chandra yang sedang membunuh banyak prajurit Istana Kegelapan bergegas ke arah Lilian dalam sekejap mata lalu memeluknya. Di saat yang bersamaan, Lilian juga memiringkan tubuhnya berusaha menghindari serangan Sergi. Kemudian Chandra membawa Lilian melesat ke langit setinggi beberapa puluh meter sambil menyimpan pedang di tangannya. “Peluk aku!” seru Chandra. Lilian bergegas menuruti perintah Chandra. Tidak lama kemudian, muncul dua jenis energi sejati di telapak tangan Chandra. Kedua jenis energi ini terlihat langsung bergabung dan membentuk sebuah kekuatan baru. “Sangkar Kosmik!” Bola energi hasil perpaduan dua jenis energi sejati langsung melesat ke bawah. Duar!Bumi berguncang dengan gunung-gunung yang berada di bawahnya langsung hancur dalam sekejap mata. Semua prajurit Istana K

  • Jenderal Naga   Bab 2137

    Suara langkah kaki yang sangat banyak juga terdengar dari kejauhan setelah suara itu menghilang. Tidak lama kemudian, sejumlah prajurit yang mengenakan jubah dan topeng hitam muncul. Dalam sekejap mata, hutan di sekitar Chandra penuh sesak oleh lebih dari 3000 prajurit yang mengepungnya.Seorang laki-laki tua tiba-tiba saja mendarat di atas tanah. Laki-laki itu terlihat sudah berumur sekitar 70 tahun dengan wajah berkeriput dan mata cekung. Sosok itu terlihat sangat aneh. Laki-laki tua itu tampak mengenakan jubah berwarna merah dengan pedang merah di tangannya. “Sergi?”Ekspresi Lilian seketika berubah. Begitu pun, belasan prajurit berbaju besi yang tersisa. Mereka semua tampak ketakutan sampai tubuh mereka bergetar.Chandra berbalik lalu menatap Lilian dan bertanya, “Siapa itu Sergi?”Lilian berkata dengan raut wajah ketakutan dan mulut yang bergetar, “Sergi adalah wakil pemimpin Istana Kegelapan. Kekuatannya berada tepat di bawah pemimpin Istana Kegelapan. Dia adalah salah satu pra

  • Jenderal Naga   Bab 2136

    Sekarang, dia dan Chandra harus segera pergi ke ibu kota untuk menyelamatkan negara dan keluarganya. “Pak ….”Lilian tidak lagi bisa menahan diri untuk berbicara. Panggilan Lilian langsung menyadarkan Chandra. Dia membuka mata lalu menatap Lilian dan bertanya, “Putri, ada apa?”Lilian berkata dengan wajah sedikit malu, “Ibu kota sudah dikepung oleh prajurit dari Istana Kegelapan sejak aku melarikan diri tiga hari yang lalu. Aku takut hal buruk terjadi di sana.”“Jadi, kamu ingin kita bergegas ke ibu kota?” tanya Chandra sambil menatap Lilian. Dia bisa melihat kekhawatiran Lilian dan sebuah pemikiran muncul di benaknya. Apakah dia harus memanfaatkan kegelisahan Lilian untuk mendapatkan batu giok itu?Lagi pula, Lilian tidak tahu apa pun tentang giok pemakaman itu, sedangkan dia tahu asal-usul giok itu. Sebuah batu giok yang berhasil membuat pencipta Istana Abadi mencarinya ke seluruh dunia. “Ya.”Kemudian Lilian berlutut di hadapan Chandra tanpa memedulikan citranya seraya berkata,

  • Jenderal Naga   Bab 2135

    Roh penunggu Istana Abadi dahulu merupakan pengikut dari seorang Kaisar Agung. Jadi, tidak heran kalau dia memiliki pengetahuan yang luas. Giok Pemakaman adalah sebuah benda yang melegenda, bahkan di zaman Kaisar Ceptra. Roh penunggu kembali berkata, “Berdasarkan yang kuketahui, Giok Pemakaman pernah dimiliki oleh seseorang. Nama keluarga orang itu adalah Sky. Dia dikenal sebagai seorang penjaga makam dan juga sangat kuat. Bahkan dia merupakan orang terkuat dalam satu periode masa. Namun, entah karena alasan apa, dia tiba-tiba menghilang bersama keluarganya.”“Aku tidak pernah menyangka, kalau keturunan dari si penjaga makam ternyata berada di dunia kecil ini.”Roh penunggu hanya bisa mendesah. Dia juga tidak menyangka kalau keturunan dari orang sehebat itu bisa menjadi seperti ini. Chandra kembali bertanya dalam benaknya, “Lalu apa hubungannya batu giok itu dan segel? Kenapa muncul fenomena dari batu giok itu ketika segelnya mengendur?”Roh penunggu berusaha menjelaskan dengan berka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status