Share

Bab 1126

Author: Angin
Hendi segera menelepon seseorang.

“Kapten Mustang, rumahku sekarang dikepung oleh Pasukan Api Merah. Segera bawa 3.000 orang ke sini. Selama bisa paksa Chandra mundur dan aku bisa melarikan diri dengan selamat, aku akan berikan sepertiga dari properti keluarga Tanoto padamu.”

Sebuah suara datang dari ujung telepon lainnya, “Pak Hendi, sekarang apa yang keluarga Tanoto miliki sampai aku layak untuk aku turun tangan? Begitu kamu mati, seluruh keluarga Tanoto akan runtuh.”

Hendi segera berkata, “Aku masih punya belasan rekening di luar negeri. Setiap rekening seenggaknya ada puluhan triliun. Setelah bantu aku keluar dari masalah ini, aku akan kasih kamu sepertiganya.”

“Aku tergoda, sih. Cuma aku takut aku nggak punya nyawa lagi untuk ambil uang itu.”

“Sialan, bukannya orang-orangmu nggak takut mati? Mereka bisa melakukan apa saja demi uang, sekalipun harus mengorbankan nyawanya. Kamu nggak harus maju sendiri, suruh saja orang-orangmu datang ke sini. Aku nggak percaya Chandra berani macam-
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 1127

    Manusia itu gila, terutama ketika mereka dalam kondisi putus asa. Chandra sungguh khawatir kalau Hendi akan melakukan sesuatu. Karena Chandra berada di Kota Diwangsa, dia tidak punya waktu untuk mengurus masalah di Kota Rivera. Setelah menangkap Hendi, dia segera menelepon Nova dan menyuruh Nova mengutus pesilat dari Istana Raja Langit untuk diam-diam melindungi keluarga Kurniawan serta Sandra dan yang lainnya di Salvation Group.“Chandra, berani-beraninya kamu tangkap aku. Kamu nggak tahu siapa aku? Kamu nggak tahu berapa besar kekuasaan yang aku miliki?”Hendi sudah dibawa keluar, tapi dia masih berteriak keras. Akan tetapi, Chandra sama sekali tidak menghiraukannya.Chandra menatap Ruby yang kepalanya terluka dan berdarah. Dia pun berkata dengan raut wajah merasa bersalah, “Maaf, aku terlambat.”“Nggak, nggak apa-apa.”Ruby mengangkat tangannya untuk menutupi dahinya yang terluka, lalu berkata, “Terima kasih, Kak Chandra. Kamu datang tepat pada waktunya. Kalau nggak, aku dan mamaku

  • Jenderal Naga   Bab 1128

    Setelah mendengar hal tersebut, raut wajah Nanda sedikit berubah. Dia pun bertanya, “Ada apa, Jenderal? Apakah terjadi masalah besar?”Chandra memberi perintah lagi, “Ada 3.000 tentara bayaran mengepung kawasan Vila Harapan. Kerahkan seluruh pasukan dan datang ke Vila Harapan untuk beri bantuan dan kerja sama dalam pertempuran. Aku nggak ingin melukai orang yang nggak bersalah, juga nggak ingin membiarkan satu pun musuh pergi.”“Astaga ....”Setelah Nanda mendengar hal itu, dia pun spontan merutuk kesal. Setelah itu, dia segera mengeluarkan perintah. Di markas Pasukan Api Merah, sirene pertempuran level satu seketika berbunyi.Semua anggota Pasukan Api Merah segera berkumpul dan melaksanakan perintah. Mobil-mobil militer, kendaraan tempur, bahkan helikopter segera diberangkatkan.Saat ini, di Vila Harapan.Ruang keamanan telah dikendalikan, semua satpam di gerbang juga telah ditembak mati. Seorang pria dengan wajah penuh bekas luka memegang toa dan berkata dengan suara keras, “Chandra,

  • Jenderal Naga   Bab 1129

    Di luar Vila Harapan.Tiga ribu tentara bayaran bersenjata lengkap telah mengepung seluruh kawasan vila. Satpam di gerbang utama juga telah dilumpuhkan.Namun, tiga orang di ruang keamanan masih hidup. Mereka berlutut di lantai dengan kepala ditodong dengan pistol.Di jalan raya di kejauhan, banyak mobil militer berhenti di sana. Ribuan tentara bersenjata lengkap bersiaga penuh.Di dekat pos keamanan, berdiri seorang pria yang mengenakan jaket berwarna hitam dengan bekas luka di wajahnya. Di belakangnya ada puluhan orang yang mengangkat peluncur roket dan diarahkan ke mobil-mobil militer di depan.Chandra berjalan mendekat. Seketika ada seorang tentara menyerahkan rompi anti peluru kepada Chandra.Chandra mengangkat tangannya dan terus berjalan ke depan, dua puluh meter dari Baja.“Berhenti.”Baja memegang toa di tangannya dan berteriak dengan keras, “Chandra, kalau kamu maju satu langkah lagi, aku akan berikan perintah untuk menembak.”Chandra langsung berhenti.​ Beberapa tentara yang

  • Jenderal Naga   Bab 1130

    Chandra berkata dengan bersungguh-sungguh, “Aku juga nggak ada cara lain lagi. Baru saja sebentar, sudah berapa banyak orang besar telepon aku, suruh aku jangan bertindak sembarangan dan penuhi permintaan musuh. Sonia, tolong bantu aku cari ide.”Pada saat Chandra menelepon Nova, Sonia sudah memperhatikan masalah ini. Segera setelah itu, informasi dari keluarga Atmaja tiba.Setelah mengetahui masalah ini, Sonia langsung memikirkan cara untuk menghadapi tiga ribu tentara bayaran dengan kerugian paling minimal. Sekarang dia sudah memiliki sebuah ide.“Chandra, jadi begini analisisku. Tiga ribu tentara bayaran ini jelas tahu kalau mereka berada di Kota Diwangsa, bahkan akan melawan Pasukan Api merah. Tapi, mereka tetap datang. Itu menunjukkan kalau mereka sama sekali nggak ingin kembali hidup-hidup.”“Orang seperti itu yang paling sulit dihadapi. Satu-satunya hal yang bisa membuat seseorang mengorbankan nyawanya hanyalah uang. Mereka butuh uang, atau keluarga mereka butuh uang. Sebelum pe

  • Jenderal Naga   Bab 1131

    Chandra membawa Hendi ke tempat yang berjarak 20 meter dari Baja lagi. Setelah melihat Baja dan beberapa tentara bayaran bersenjata lengkap di depan, Chandra berkata dengan lantang, “Aku sudah bawa dia ke sini. Tapi, menyiapkan helikopter butuh waktu lebih lama. Selain itu, harus diisi bahan bakar dulu, yang pasti akan makan waktu lebih lama lagi.”Chandra berbicara sambil membuka borgol di tangan Hendi, lalu mendorong pria tua itu ke depan.Hendi yang baru saja mendapat kembali kebebasannya segera berlari cepat ke depan. Setelah terhuyung beberapa kali, dia baru sampai di samping Baja.“Mustang mana?” tanya Hendi. “Apakah dia sudah meninggalkan Kota Diwangsa?”Baja melirik Hendi sebentar tanpa mengatakan apa pun. Kemudian, Baja melihat jam, sudah sembilan menit.“Chandra, masih ada satu menit lagi. Kalau dalam satu menit ini aku nggak lihat helikopter, kalau begitu antara aku atau kamu yang mati.”Suara Baja menggema keras.“Bawa ke sini,” perintah Chandra.Segera, sebuah helikopter t

  • Jenderal Naga   Bab 1132

    Chandra duduk di dalam helikopter. Dia sedang menghitung waktu, juga melihat lingkungan sekitarnya.Sekitar 20 menit kemudian, helikopter itu sudah terbang ke luar kota dan tiba di pinggiran kota. Chandra yakin saat ini Pasukan Api Merah sudah dikerahkan. Selain itu, Chandra juga tahu kalau kamera satelit terus memantau helikopter ini.Setelah helikopter pergi menjauh, helikopter Pasukan Api Merah segera mengambil posisi dan muncul di atas Vila Harapan. Di dalam setiap helikopter ada penembak jitu. Mereka telah membidik tiga ribu orang di bawah sana.Tiga ribu tentara bayaran di bawah juga telah melihat langit sudah dipenuhi dengan helikopter. Namun, mereka sama sekali tidak merasa takut. Karena mereka berani datang, maka mereka sudah siap untuk mati.Mereka juga tidak bertindak gegabah. Selama Baja pergi dengan selamat, keluarga mereka akan mendapatkan uangnya.Pada saat ini, suara toa bergema di kawasan vila.“Orang-orang di luar, dengar baik-baik. Sekarang juga menyerah, maka kalian

  • Jenderal Naga   Bab 1133

    “Selamat siang pemirsa, selamat datang di berita tengah hari. Pada siang hari ini, Pasukan Api Merah melakukan latihan tempur militer di Kota Diwangsa. Dalam latihan ini, tiga ribu Pasukan Api Merah bersenjata lengkap berakting sebagai penjahat dan mengepung kawasan Vila Harapan Kota Diwangsa.”“Ini adalah latihan tembak-menembak. Selama akting, seluruh Pasukan Api Merah dikerahkan dan menyelesaikan misi penyelamatan dalam waktu yang sangat singkat. Untuk informasi lebih lanjut mengenai latihan tersebut, silakan ikuti laporan tindak lanjut kami.”....Sebuah berita menyebar ke seluruh pelosok Kota Diwangsa, bahkan seluruh negeri. Hari ini, Pasukan Api Merah dikerahkan. Jalanan dipenuhi dengan kendaraan militer dan tank. Selain itu, seluruh kota juga ditutup. Di langit, helikopter bahkan jet tempur yang tak terhitung jumlahnya juga dikerahkan.Hal tersebut menimbulkan kepanikan. Namun segera, berita mengenai hal itu keluar. Semua orang baru tahu kalau itu hanyalah latihan.Pasukan Api M

  • Jenderal Naga   Bab 1134

    Chandra tersenyum dan berkata, “Saya sudah lama mendengar nama besar Pak Luandi, hari ini saya akhirnya bertemu dengan orang aslinya.”Raja tersenyum dan bertanya, “Ada masalah apa kamu berkunjung kali ini?”Chandra berkata, “Bukan masalah besar. Hanya saja kali ini saya usik keluarga Tanoto, ini pasti akan melibatkan banyak orang. Selain itu, ada juga tentara bayaran yang muncul di Kota Diwangsa. Mereka bahkan menggunakan senjata militer. Ada banyak masalah di sini, saya khawatir akan ada guncangan besar di pangkalan militer. Jadi saya datang ke sini untuk menyampaikan hal ini.”Raja mengangguk dan berkata, “Hmm, sudah kuduga. Kamu lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Nggak usah peduli siapa yang akan terlibat, yang penting sudah sesuai aturan. Memang sudah saatnya merapikan sistem di sini, sudah saatnya melakukan perubahan. Sebenarnya, aku sudah lama ingin ambil tindakan. Hanya saja aku nggak pernah dapat memiliki kesempatan, juga nggak ada jaminan setelah usik orang-orang itu,

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2064

    Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal

  • Jenderal Naga   Bab 2063

    Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi

  • Jenderal Naga   Bab 2062

    Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki

  • Jenderal Naga   Bab 2061

    Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b

  • Jenderal Naga   Bab 2060

    Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.

  • Jenderal Naga   Bab 2059

    Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia

  • Jenderal Naga   Bab 2058

    Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit

  • Jenderal Naga   Bab 2057

    Chandra berdiri di puncak gunung sambil menatap sebuah kota menakjubkan di kejauhan. Keinginannya untuk mendapatkan Rumah Abadi terasa semakin kuat. Chandra mengabaikan orang-orang yang berkumpul cukup banyak di puncak gunung dan memilih untuk langsung berjalan menuruni gunung. Tidak lama kemudian, dia sudah tiba di level pertama. Namun, manusia batu itu sama sekali tidak menyerangnya. Itu artinya dia tidak perlu lagi melewati level demi level untuk mencapai level sembilan. Hal ini membuat Chandra cukup senang karena dia bisa menghemat waktu lebih banyak. Dia terus berjalan tanpa hambatan menuruni gunung dan muncul di luar gerbang kota. Tubuhnya tiba-tiba melayang dan langsung mendarat di dalam kota ketika dia berada di luar gerbang kota. Dia melihat altar yang ada di depannya saat ini dengan kristal-kristal yang mengambang di udara. Ini adalah level sembilan dan tidak ada siapa pun di sana. Siapa pun yang bisa mencapai level ini pastinya sangat kuat, sedangkan orang-orang yang tida

  • Jenderal Naga   Bab 2056

    Mereka menganggap manusia bumi sebagai pengkhianat yang pantas mati dan selalu memandang manusia bumi sebelah mata, tapi sejauh ini mereka belum pernah melakukan pembantaian. Karena masih ada manusia bumi yang sangat kuat, yaitu Basita. Walaupun kekuatan Basita sedikit di bawah Dusky, bukan berarti Basita adalah lawan yang mudah dikalahkan. Chandra langsung naik pitam ketika mendengar kata pembantaian. Dia menatap ke arah Anak Dewa sambil mengepalkan tinjunya. “Lihat saja nanti, apa kamu benar-benar berani melakukan pembantaian. Lagi pula, kamu pasti sudah mati di tanganku sebelum kamu berhasil melakukannya,” ujar Chandra tanpa bercanda sedikit pun. “Ayo,” ujar Chandra yang tidak ingin berlama-lama di Kota Dusky. Dia pergi meninggalkan Kota Dusky bersama tiga mahasiswi itu. Chandra mengawal mereka sampai keluar dari area Gunung Bushu dan muncul di sebuah pinggiran kota manusia bumi. Di sebuah pinggiran kota. Chandra menatap ketiga mahasiswi yang tampak kotor itu lalu berkata, “Ke

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status