Share

Bab 1125

Author: Angin
Semua anggota keluarga Tanoto panik ketika mengetahui mereka harus melawan pasukan tentara.

“Lantas apa lagi yang bisa kita lakukan?”

Wajah Hendi tampak muram. Sekarang Chandra sudah menunggu di luar kawasan vila. Jika dia tidak mengambil tindakan ekstrem, maka tamatlah riwayatnya. Keluarga Tanoto juga akan hancur.

“Pa, jangan bertindak impulsif. Chandra beda dengan jenderal lainnya. Dia jenderal Pasukan Naga Hitam, dia Naga Hitam, Raja Naga. Dia naik ke posisinya dengan menginjak mayat tentara musuh. Situasi seperti apa yang belum pernah dia lihat? Bagaimana mungkin dia bisa takut pada tentara bayaran?”

“Benar.”

Anggota keluarga Tanoto lainnya terus membujuk Hendi. Pada saat ini, Hendi juga sudah menjadi lebih tenang.

Hendi segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon sekretaris jenderal, “Sekretaris Jenderal, kenapa Chandra datang ke rumahku bersama pasukannya? Kamu cepat pergi temui Raja dan minta Raja keluarkan perintah kepada Chandra untuk menarik kembali pasukannya.”

Suara agak se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 1126

    Hendi segera menelepon seseorang.“Kapten Mustang, rumahku sekarang dikepung oleh Pasukan Api Merah. Segera bawa 3.000 orang ke sini. Selama bisa paksa Chandra mundur dan aku bisa melarikan diri dengan selamat, aku akan berikan sepertiga dari properti keluarga Tanoto padamu.”Sebuah suara datang dari ujung telepon lainnya, “Pak Hendi, sekarang apa yang keluarga Tanoto miliki sampai aku layak untuk aku turun tangan? Begitu kamu mati, seluruh keluarga Tanoto akan runtuh.”Hendi segera berkata, “Aku masih punya belasan rekening di luar negeri. Setiap rekening seenggaknya ada puluhan triliun. Setelah bantu aku keluar dari masalah ini, aku akan kasih kamu sepertiganya.”“Aku tergoda, sih. Cuma aku takut aku nggak punya nyawa lagi untuk ambil uang itu.”“Sialan, bukannya orang-orangmu nggak takut mati? Mereka bisa melakukan apa saja demi uang, sekalipun harus mengorbankan nyawanya. Kamu nggak harus maju sendiri, suruh saja orang-orangmu datang ke sini. Aku nggak percaya Chandra berani macam-

  • Jenderal Naga   Bab 1127

    Manusia itu gila, terutama ketika mereka dalam kondisi putus asa. Chandra sungguh khawatir kalau Hendi akan melakukan sesuatu. Karena Chandra berada di Kota Diwangsa, dia tidak punya waktu untuk mengurus masalah di Kota Rivera. Setelah menangkap Hendi, dia segera menelepon Nova dan menyuruh Nova mengutus pesilat dari Istana Raja Langit untuk diam-diam melindungi keluarga Kurniawan serta Sandra dan yang lainnya di Salvation Group.“Chandra, berani-beraninya kamu tangkap aku. Kamu nggak tahu siapa aku? Kamu nggak tahu berapa besar kekuasaan yang aku miliki?”Hendi sudah dibawa keluar, tapi dia masih berteriak keras. Akan tetapi, Chandra sama sekali tidak menghiraukannya.Chandra menatap Ruby yang kepalanya terluka dan berdarah. Dia pun berkata dengan raut wajah merasa bersalah, “Maaf, aku terlambat.”“Nggak, nggak apa-apa.”Ruby mengangkat tangannya untuk menutupi dahinya yang terluka, lalu berkata, “Terima kasih, Kak Chandra. Kamu datang tepat pada waktunya. Kalau nggak, aku dan mamaku

  • Jenderal Naga   Bab 1128

    Setelah mendengar hal tersebut, raut wajah Nanda sedikit berubah. Dia pun bertanya, “Ada apa, Jenderal? Apakah terjadi masalah besar?”Chandra memberi perintah lagi, “Ada 3.000 tentara bayaran mengepung kawasan Vila Harapan. Kerahkan seluruh pasukan dan datang ke Vila Harapan untuk beri bantuan dan kerja sama dalam pertempuran. Aku nggak ingin melukai orang yang nggak bersalah, juga nggak ingin membiarkan satu pun musuh pergi.”“Astaga ....”Setelah Nanda mendengar hal itu, dia pun spontan merutuk kesal. Setelah itu, dia segera mengeluarkan perintah. Di markas Pasukan Api Merah, sirene pertempuran level satu seketika berbunyi.Semua anggota Pasukan Api Merah segera berkumpul dan melaksanakan perintah. Mobil-mobil militer, kendaraan tempur, bahkan helikopter segera diberangkatkan.Saat ini, di Vila Harapan.Ruang keamanan telah dikendalikan, semua satpam di gerbang juga telah ditembak mati. Seorang pria dengan wajah penuh bekas luka memegang toa dan berkata dengan suara keras, “Chandra,

  • Jenderal Naga   Bab 1129

    Di luar Vila Harapan.Tiga ribu tentara bayaran bersenjata lengkap telah mengepung seluruh kawasan vila. Satpam di gerbang utama juga telah dilumpuhkan.Namun, tiga orang di ruang keamanan masih hidup. Mereka berlutut di lantai dengan kepala ditodong dengan pistol.Di jalan raya di kejauhan, banyak mobil militer berhenti di sana. Ribuan tentara bersenjata lengkap bersiaga penuh.Di dekat pos keamanan, berdiri seorang pria yang mengenakan jaket berwarna hitam dengan bekas luka di wajahnya. Di belakangnya ada puluhan orang yang mengangkat peluncur roket dan diarahkan ke mobil-mobil militer di depan.Chandra berjalan mendekat. Seketika ada seorang tentara menyerahkan rompi anti peluru kepada Chandra.Chandra mengangkat tangannya dan terus berjalan ke depan, dua puluh meter dari Baja.“Berhenti.”Baja memegang toa di tangannya dan berteriak dengan keras, “Chandra, kalau kamu maju satu langkah lagi, aku akan berikan perintah untuk menembak.”Chandra langsung berhenti.​ Beberapa tentara yang

  • Jenderal Naga   Bab 1130

    Chandra berkata dengan bersungguh-sungguh, “Aku juga nggak ada cara lain lagi. Baru saja sebentar, sudah berapa banyak orang besar telepon aku, suruh aku jangan bertindak sembarangan dan penuhi permintaan musuh. Sonia, tolong bantu aku cari ide.”Pada saat Chandra menelepon Nova, Sonia sudah memperhatikan masalah ini. Segera setelah itu, informasi dari keluarga Atmaja tiba.Setelah mengetahui masalah ini, Sonia langsung memikirkan cara untuk menghadapi tiga ribu tentara bayaran dengan kerugian paling minimal. Sekarang dia sudah memiliki sebuah ide.“Chandra, jadi begini analisisku. Tiga ribu tentara bayaran ini jelas tahu kalau mereka berada di Kota Diwangsa, bahkan akan melawan Pasukan Api merah. Tapi, mereka tetap datang. Itu menunjukkan kalau mereka sama sekali nggak ingin kembali hidup-hidup.”“Orang seperti itu yang paling sulit dihadapi. Satu-satunya hal yang bisa membuat seseorang mengorbankan nyawanya hanyalah uang. Mereka butuh uang, atau keluarga mereka butuh uang. Sebelum pe

  • Jenderal Naga   Bab 1131

    Chandra membawa Hendi ke tempat yang berjarak 20 meter dari Baja lagi. Setelah melihat Baja dan beberapa tentara bayaran bersenjata lengkap di depan, Chandra berkata dengan lantang, “Aku sudah bawa dia ke sini. Tapi, menyiapkan helikopter butuh waktu lebih lama. Selain itu, harus diisi bahan bakar dulu, yang pasti akan makan waktu lebih lama lagi.”Chandra berbicara sambil membuka borgol di tangan Hendi, lalu mendorong pria tua itu ke depan.Hendi yang baru saja mendapat kembali kebebasannya segera berlari cepat ke depan. Setelah terhuyung beberapa kali, dia baru sampai di samping Baja.“Mustang mana?” tanya Hendi. “Apakah dia sudah meninggalkan Kota Diwangsa?”Baja melirik Hendi sebentar tanpa mengatakan apa pun. Kemudian, Baja melihat jam, sudah sembilan menit.“Chandra, masih ada satu menit lagi. Kalau dalam satu menit ini aku nggak lihat helikopter, kalau begitu antara aku atau kamu yang mati.”Suara Baja menggema keras.“Bawa ke sini,” perintah Chandra.Segera, sebuah helikopter t

  • Jenderal Naga   Bab 1132

    Chandra duduk di dalam helikopter. Dia sedang menghitung waktu, juga melihat lingkungan sekitarnya.Sekitar 20 menit kemudian, helikopter itu sudah terbang ke luar kota dan tiba di pinggiran kota. Chandra yakin saat ini Pasukan Api Merah sudah dikerahkan. Selain itu, Chandra juga tahu kalau kamera satelit terus memantau helikopter ini.Setelah helikopter pergi menjauh, helikopter Pasukan Api Merah segera mengambil posisi dan muncul di atas Vila Harapan. Di dalam setiap helikopter ada penembak jitu. Mereka telah membidik tiga ribu orang di bawah sana.Tiga ribu tentara bayaran di bawah juga telah melihat langit sudah dipenuhi dengan helikopter. Namun, mereka sama sekali tidak merasa takut. Karena mereka berani datang, maka mereka sudah siap untuk mati.Mereka juga tidak bertindak gegabah. Selama Baja pergi dengan selamat, keluarga mereka akan mendapatkan uangnya.Pada saat ini, suara toa bergema di kawasan vila.“Orang-orang di luar, dengar baik-baik. Sekarang juga menyerah, maka kalian

  • Jenderal Naga   Bab 1133

    “Selamat siang pemirsa, selamat datang di berita tengah hari. Pada siang hari ini, Pasukan Api Merah melakukan latihan tempur militer di Kota Diwangsa. Dalam latihan ini, tiga ribu Pasukan Api Merah bersenjata lengkap berakting sebagai penjahat dan mengepung kawasan Vila Harapan Kota Diwangsa.”“Ini adalah latihan tembak-menembak. Selama akting, seluruh Pasukan Api Merah dikerahkan dan menyelesaikan misi penyelamatan dalam waktu yang sangat singkat. Untuk informasi lebih lanjut mengenai latihan tersebut, silakan ikuti laporan tindak lanjut kami.”....Sebuah berita menyebar ke seluruh pelosok Kota Diwangsa, bahkan seluruh negeri. Hari ini, Pasukan Api Merah dikerahkan. Jalanan dipenuhi dengan kendaraan militer dan tank. Selain itu, seluruh kota juga ditutup. Di langit, helikopter bahkan jet tempur yang tak terhitung jumlahnya juga dikerahkan.Hal tersebut menimbulkan kepanikan. Namun segera, berita mengenai hal itu keluar. Semua orang baru tahu kalau itu hanyalah latihan.Pasukan Api M

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2155

    Saat ini, sosok leluhur tertinggi di dalam keluarga Sky adalah Shura Sky. Satu-satunya orang yang mungkin tahu tentang kaitan liontin giok dengan segel langit dan bumi adalah Shura Sky. Namun, Shura justru menggelengkan kepalanya seraya berkata, “Aku tidak tahu tentang hal itu. Lagi pula, sudah banyak warisan sejarah yang salah. Tapi, satu-satunya hal yang pasti adalah harta karun keluarga Sky bukanlah harta karun sembarangan dan pasti ada rahasia yang tersembunyi di dalamnya.”“Oh.”Lilian tampak kecewa setelah mendengar jawaban Shura lalu dia mengganti topik pembicaraan mereka dengan berkata, “Kakek Shura, tolong bawa Kak Chandra ke gua dulu.”“Yani, bawa mereka ke sana,” ujar Shura memberikan perintah kepada gadis muda di sebelahnya. Usia gadis itu mungkin sekitar 17 sampai 18 tahun. Dia mengenakan gaun berwarna hijau yang sangat sederhana. Dia tampak seperti seorang gadis desa dengan wajah yang cukup cantik. “Baik, Kakek.”Yani menatap Lilian dan Chandra lalu berkata, “Kalian bi

  • Jenderal Naga   Bab 2154

    “Keluarga Sky tinggal di desa ini ribuan tahun yang lalu,” jelas Lilian. Chandra mengangguk pelan lalu berkata, “Tapi, pulau ini terlihat biasa saja. Tidak ada yang spesial ketika aku masuk ke sini. Padahal pulau ini adalah peninggalan prajurit yang sangat kuat. Apa mungkin ada harta karun yang terpendam di pulau ini?”Lilian menggeleng lalu berkata, “Aku juga kurang tahu tentang hal itu. Klan keluargaku yang mewariskan tradisi bagi setiap anggota keluarga yang tumbuh dewasa harus datang ke pulau ini untuk mencoba peruntungan mereka untuk mendapatkan keberuntungan. Tapi, sampai sekarang tidak ada satu pun anggota klan keluarga kami yang berhasil mendapatkan keberuntungan itu.”“Sungguh?” Chandra dengan cepat bertanya, “Kalian benar-benar tidak tahu keberuntungan seperti apa yang ada di pulau peninggalan leluhur kalian ini? Bukankah seharusnya kalian sudah cukup mengenal tempat ini dan bisa menemukan keberuntungan di dalamnya?”Namun, Lilian justru menggeleng lalu berkata, “Tanah peni

  • Jenderal Naga   Bab 2153

    Chandra adalah orang luar pertama yang datang ke tanah leluhur keluarga Sky. Keluarga Sky keluar dari tanah leluhur mereka sejak ribuan tahun yang lalu. Sebelumnya, mereka menjalani hidup dengan damai di sana. Kereta binatang yang mereka tumpangi berhasil keluar dari badai. Namun, Chandra masih bisa merasakan kekuatan dahsyat dari badai itu, sekalipun sekarang mereka sudah berada cukup jauh dari badai. Lilian berjalan keluar dari kereta binatang dan berdiri di atasnya. Dia melihat badai tornado yang ada di depan mereka lalu menggigit jarinya sampai mengeluarkan darah. Kemudian dia mengendalikan darahnya untuk terbang ke arah tornado. Tidak lama kemudian, hal aneh terjadi. Badai tornado itu tiba-tiba berhenti dan sebuah jalan yang aman muncul dari balik badai. “Jalan!” seru Lilian sambil mengendalikan kemudi kereta binatang. Mereka dengan cepat mulai memasuki area lautan setelah berhasil melewati badai tornado. Kabut putih terbentang luas di depan mereka yang membuat mereka hanya b

  • Jenderal Naga   Bab 2152

    Lilian berbalik lalu pergi. Chandra memutuskan untuk berkultivasi di halaman hari ini. Tak terasa langit sudah berubah gelap. Dia duduk di halaman sambil menatap langit di atasnya. Dia merasa dirinya hanyalah makhluk kecil di dunia ini. Entah ada berapa banyak rahasia yang tersembunyi di bawah langit ini. Dia juga tidak tahu, apa yang ada di sisi lain dari langit berbintang di atasnya? Dia bertanya-tanya di dalam hati, apa mungkin langit itu ada ujungnya? Malam berlalu ketika Chandra terus termenung sepanjang malam. Keesokan harinya. Lilian muncul di halaman belakang di pagi hari. Dia mengenakan pakaian yang indah dan cantik yang membuat dirinya tampak sangat anggun. “Kak Chandra,” panggil Lilian dengan suaranya yang manis dan renyah. “Ya,” balas Chandra sambil mengangguk. “Ayo, aku akan membawamu ke tanah leluhur kami.”“Baik.”Chandra memang cukup tertarik dengan tanah leluhur keluarga Sky. Apa mungkin di sana terdapat warisan yang ditinggalkan oleh prajurit kuat keluarga Sky d

  • Jenderal Naga   Bab 2151

    Chandra benar-benar menginginkan Giok Pemakaman tersebut. Sekarang, dia menyatakan ketertarikannya dengan giok itu setelah Jarga membahasnya. Selain itu, tanah leluhur keluarga Sky? Sepengetahuan Chandra, keluarga Sky merupakan salah satu keluarga yang melegenda. Bahkan leluhur mereka sempat menjadi orang terkuat di bumi pada periode itu. Jadi, tentu saja tanah leluhur keluarga Sky adalah hal yang cukup menarik bagi Chandra. Dia ingin pergi dan melihat tanah leluhur itu. Namun, Jarga tampak ragu untuk menunjukkan tanah leluhur keluarganya dan memberikan giok itu setelah Chandra menolak untuk menikah dengan Lilian. Bagaimanapun juga, liontin giok ini adalah harta karun keluarga Sky. Bahkan mereka rela seluruh kota dibantai untuk mempertahankan liontin giok ini. Jadi, bagaimana mungkin mereka bisa memberikan liontin giok itu kepada Chandra secara sukarela?Walaupun Chandra sudah menyelamatkan keluarga Sky, Jarga tetap tidak bersedia memberikan liontin giok itu kepada Chandra. Satu-sat

  • Jenderal Naga   Bab 2150

    Beberapa hari kemudian, mereka semua tiba di Kota Sky Draga yang sekarang sudah berubah menjadi kota mati. Mayat bergelimpangan di mana-mana dengan darah yang mengalir tanpa henti bagaikan sungai disertai dengan bau busuk yang menyengat ke seluruh penjuru kota. Jarga memerintahkan prajurit dari kota sekitar Sky Draga untuk membersihkan kota ini. Hanya dalam beberapa hari, Sky Draga berhasil dibersihkan. Chandra terpaksa tinggal untuk sementara waktu di Sky Draga karena keluarga Sky masih memiliki banyak urusan yang harus mereka selesaikan dan belum sempat untuk menyiapkan bahan pangan bagi Chandra. Chandra tinggal di sana kurang lebih selama setengah bulan ketika Kota Sky Draga perlahan mulai pulih. Sebuah halaman di istana kekaisaran Negara Sky Draga. Chandra duduk di halaman sambil menyerap energi spiritual langit dan bumi untuk berkultivasi. “Kak Chandra!”Sebuah suara yang renyah memanggil namanya. Tidak lama kemudian, pintu terbuka dan seorang perempuan cantik bergaun indah be

  • Jenderal Naga   Bab 2149

    Lilian bergegas membawa seluruh anggota keluarganya pergi. Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di jalur yang jauh dari pegunungan tempat Istana Kegelapan berada. Di area luar pegunungan. Lilian menangis penuh kebahagiaan seraya berkata, “Syukurlah Papa baik-baik saja. Kota Sky Draga sudah dibantai habis-habisan, aku pikir ….”“Huhu ….”Lilian mulai menangis setelah teringat apa yang telah terjadi dalam beberapa waktu belakangan. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang putri yang hidup dengan penuh kemakmuran. Dia sama sekali tidak pernah berpikir akan menjadi target pembunuhan. Pilu di hatinya semakin menjadi-jadi ketika dia teringat, bagaimana dirinya diburu dan para pengawalnya yang sudah tumbang karena melindunginya. “Lilian.”Jarga memeluk putrinya lalu berkata, “Kamu sudah banyak menderita.”“Kak Lilian, apa yang sebenarnya terjadi?”“Bagaimana kamu bisa membawa kami semua keluar dari Istana Kegelapan?”“Apa kamu memberikan liontin giok itu pada mereka?”Beberapa anggota kel

  • Jenderal Naga   Bab 2148

    “Kamu … kamu iblis?” tanya Morga dengan raut wajah ketakutan. Chandra berkata dengan tenang, “Kamu tidak perlu memedulikan siapa aku. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Tapi, jangan salahkan aku yang bertindak kasar kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaannya.”Energi iblis muncul dari teratai hitam dan melayang ke arah Morga. Seketika, jiwanya bergetar. Dia sadar, dirinya pasti akan mati kalau dia tidak mengatakannya. Sekarang, dia benar-benar ketakutan sampai keinginan untuk bertahan hidup tiba-tiba muncul di dalam hatinya. “Jangan, jangan bunuh aku. Aku akan mengatakannya,” ujar Morga berusaha berkompromi. Kemudian Chandra menyingkirkan Teratai Iblisnya. Lilian menatap Chandra dengan tatapan aneh. Dia juga tahu legenda tentang iblis. Oleh karena itu, dia cukup kaget ketika mengetahui seorang manusia bumi seperti Chandra bisa memiliki energi iblis di tubuhnya. Namun, semua itu tidak lagi penting baginya selama Chandra bisa menyelamatkan keluarganya. “Katakan sekarang juga,”

  • Jenderal Naga   Bab 2147

    Tubuh Morga jatuh dengan keras di atas tanah dan membentuk reruntuhan. Di sisi lain, Chandra berdiri dengan gagahnya di atas langit. Tidak lama kemudian, seorang laki-laki tua yang berlumuran darah merangkak keluar dari reruntuhan. Dia adalah Morga. Langkah melawan surga sungguh mengerikan. Jurus ini menggunakan kekuatan bumi dan langit untuk menekan dan menginjak-injak lawannya. Bahkan Morga yang sudah berada di tingkat ketiga Alam Keabadian tetap saja tidak bisa menahan tekanan tersebut dan membuatnya terluka cukup parah setelah tubuhnya terinjak-injak oleh langit dan bumi. Dia berjuang untuk bangkit lalu menatap Chandra dan berseru, “Kamu harus mati!”Morga mengeluarkan jurus rahasianya. Aura di tubuhnya seketika meningkat. Bahkan tingkat kekuatannya tiba-tiba saja meningkat ke tingkat keempat Alam Kesucian dengan bantuan jurusnya tersebut. Sekarang, aura kekuatannya jauh lebih menakutkan dari sebelumnya. “Mati kamu!” serunya dengan ganas. Sebilah pedang tiba-tiba muncul di tang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status