Share

Bab 1104

Penulis: Angin
“Bicara di dalam saja,” ujar Sandi.

“Sudah tidak apa-apa, bubar!” perintah Sandi pada semua orang di sekelilingnya.

“Baik!”

“Silakan masuk,” ujar Sandi mempersilakan Chandra.

Lelaki itu tiadk menyangka bahwa Sandi akan diajak berbicara semudah itu. bahkan dia berencana untuk mengancam mereka jika keluarga Iskandar tidak bisa diajak bekerja sama.

Di dalam ruang tamu sudah ada pelayan yang menuangkan minuman dan meletakkannya di hadapan mereka.

“Pak Sandi, sekarang kita sudah bisa bicara?” tanya Chandra.

Lelaki itu tidak berbicara dan hanya menatap Chandra dengan lekat dan ekspresi bingung. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, “Sebelum menjawab pertanyaanmu, ada yang mau saya tanyakan padamu.”

“Katakan saja.”

“Dua bulan yang lalu kemampuanmu masih sangat rendah. Kenapa dalam waktu singkat bisa begitu hebat? Apakah lukisan ketiga keluarga yang lain dicuri oleh keluarga Atmaja? Kamu sudah memecahkan rahasia lukisan dan melatih ilmu yang ada di lukisan tersebut sehingga meningk
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 1105

    Ketiganya terkejut mendengar ucapan Sandi.“Iya, dia sungguh hebat. Kalau nggak hebat, dia nggak akan bisa mendapatkan banyak pesilat hebat. Kalau dia nggak hebat, nggak mungkin ada keinginan untuk menguasai seluruh dunia.”Chandra sudah mengetahui bahwa usia Yayang adalah 160 tahun. Di zaman sekarang ini, orang normal akan bisa hidup hingga seratus tahun jika menjaga kesehatannya dengan baik. Dan bagi seorang ahli bela diri, kemungkinan bisa hidup hingga 200 tahun.Jika pada masa lalu Kadir berhasil melarikan diri, maka tahun ini dia berusia sekitar 140 tahun, dan kemungkinan besar masih hidup. Dia sudah di tingkat Alam Ketujuh saat berusia 40 tahun dan kemungkinan sekarang sudah masuk Alam Kedelapan.Memikirkan semua ini membuat Chandra menahan napas. Sonia bertanya, "Ada informasi apa yang Anda ketahui tentang Pak Taka?”Sandi menggelengkan kepala dan berkata, "Orang ini terlalu misterius, dan keluarga Iskandar juga nggak begitu banyak mengetahuinya. Yang kami tahu hanyalah dia berl

  • Jenderal Naga   Bab 1106

    “Devita,” ujar sebuah suara dari seberang telepon.Devita tahu kalau dirinya tidak mungkin pergi ke tempatnya Chandra seorang diri. Jika begitu, maka dia akan ketahuan. Devita mencari tahu nomor ponsel Nova dan menghubunginya.Tubuh Nova menegang ketika mendengar nama tersebut. Chandra yang ada di sampingnya bertanya, “Kenapa?”“De-Devita yang telepon,” ujar Nova dengan suara kecil.“Kenapa dia telepon?” tanya Sonia dengan kening berkerut terkejut.“Kenapa?” tanya Nova sambil membuka pengeras suara di ponselnya.“Chandra ada di sana?”“Nggak ada, ada apa? Bilang saja padaku.”“Nggak boleh, aku harus bicara dengan Chandra.”“Aku ada di sini, ngomong saja,” sahut Chandra setelah Nova menatapnya.“Banyak yang nggak bisa disampaikan via telepon, kamu cari tempat dan kita ketemuan saja. Kalau bisa tempat yang rahasia. Ada banyak mata-mata di sini dan aku nggak mau ada orang luar yang tahu kita bertemu. Setelah memastikan tempat dan waktu, kirim pesan padaku.”Sambungan terputus secara sepih

  • Jenderal Naga   Bab 1107

    Perempuan itu adalah Ruby Lupita yang merupakan anak dari Jenderal Kadir dan merupakan seorang artis. Dalam ingatan Chandra, sepertinya perempuan itu cukup terkenal. Dia tidak mengerti kenapa Ruby harus bernyanyi di bar?“Kenapa? Kenal?” tanya Sonia sambil melihat perempuan seksi yang ada di atas panggung.“Pernah ketemu. Dia anaknya Jenderal Kardi yang ada di Gurun Selatan. Jenderal tersebut gugur ketika menjalankan tugasnya.”Sonia membulatkan mulutnya mendengar penjelasan Chandra.Ruby jalan ke atas panggung dengan pakaiannya yang berpotongan sangat rendah dan bahan yang tipis. Samar-samar terlihat kulitnya dan juga pakaian dalamnya yang berwarna putih dan berenda. Seketika suara teriakan memenuhi bar tersebut.Berbagai teriakan yang memekakkan telinga membuat suasana di bar menjadi semakin naik. Ruby tersenyum lebar dan mulai bernyanyi. Suara perempuan itu sangat lembut hingga menyentuh ke dasar hati. Setelah satu lagu selesai, dia hendak meninggalkan panggung.Di waktu yang sama,

  • Jenderal Naga   Bab 1108

    Chandra menggeleng dan berkata, “Lihat dulu.”Dia tidak boleh merusak hal besar karena hal kecil seperti ini. Ruby yang ada di atas panggung tampak bergegas berdiri sambil menunduk meminta maaf. Akan tetapi Boy tidak menganggapnya dan hanya peduli pada suasana sekitar saja.Semakin Ruby dipermalukan, orang yang ada di bar akan semakin senang. Boy langsung mengulurkan tangannya menarik baju perempuan itu.Sreett!Baju perempuan itu seketika robek. Kulit putihnya terpampang dan membuat Ruby seketika panik. Dia sibuk menutupi tubuhnya dengan tangannya.“Hahaha!”“Tubuh yang bagus! Kulitnya putih.”Sampai di sini Chandra sudah tidak bisa menahan diri. Dia melompat dari lantai dua dan mendarat dengan sempurna di atas panggung. Semua orang tampak melongo menyaksikan pemandangan tersebut.Hari ini lelaki itu mengenakan luaran longgar dan topi hitam. Tujuannya untuk menyembunyikan identitasnya dan bertemu dengan Devita. Boy yang melihat ada orang yang melompat dari lantai dua tampak terkejut d

  • Jenderal Naga   Bab 1109

    “Ayo,” ujar Chandra sambil menarik Ruby setelah dia selesai menelepon.Ruby mengangguk dan mengikuti langkah Chandra pergi dari sana. Sonia juga mengikuti mereka berdua. Saat keluar dari bar, Chandra mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Devita.“Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif.”“Kenapa nggak aktif?” gumam Chandra dengan kening berkerut.“Hubungan di kota sangat berantakan. Semua keluarga dan organisasi penting ada mata-mata. Dia harus ekstra hati-hati ketika melakukan sesuatu. Kalau ketahuan maka bisa habis! Kita pulang dulu dan cari lain kesempatan,” ujar Sonia.Chandra tidak memikirkannya lagi. Dia menatap Ruby dan bertanya, “Sudah makan malam?”Ruby menggelengkan kepalanya. Lelaki itu membawanya ke restoran terdekat dan meminta ruangan VIP.“Apa yang terjadi? Kenapa sampai harus ke bar?” tanya Chandra.Ruby memegang gelas air hangat dan berkata, “Keluargaku bangkrut dan papa tiriku kabur. Dia meninggalkan mamaku hutang yang sangat banyak sekali. Semua barang berharg

  • Jenderal Naga   Bab 1110

    “Berapa lama baru bisa keluar hasilnya?”“Sekitar dua hari lagi.”“Segera,” ujar Chandra. Setelah itu sambungan telepon terputus.Sesaat kemudian lelaki itu sudah tiba di markas. Semua militer memberi hormat padanya selama dalam perjalanan.Chandra duduk di kursi kerja yang ada dalam ruang kerjanya. Di dalamnya terdapat empat hingga lima orang jenderal bintang satu yang berdiri di hadapan Chandra. Lelaki itu menatap mereka semua dan bertanya, “Setelah Teuku mati, siapa yang bertanggung jawab pada Pasukan Api Merah?”Nanda maju dan berkata, “Jenderal Malik yang bertanggung jawab.”“Minta dia temui saya,” ujar Chandra.Jenderal Malik berusia 55 tahun dan merupakan jenderal bintang tiga.“Baik!”“Ok, kalian semua boleh bubar.”Semuanya pergi dan hanya Nanda yang belum pergi dari sana. Chandra melirik dia dan bertanya, “Ada urusan lain?”“Jenderal, apakah selanjutnya Jenderal mau membersihkan semua sisa-sisa kekacauan Teuku?”Chandra menatap Nanda tertarik dan tersenyum tipis sambil bertan

  • Jenderal Naga   Bab 1111

    Malik tidak ada di markas dan ketika mendapat kabar, lelaki itu bergegas kembali. Setengah jam kemudian dia muncul di hadapan Chandra.“Jenderal Langit.”Lelaki itu tampak berlari kembali ke markas sehingga keringat di keningnya mengucur dengan deras.Chandra melirik lelaki berusia 50 tahunan itu. Lelaki itu merupakan Jenderal bintang tiga dan merupakan wakil dari Pasukan Api Merah. Setelah Teuku tewas, dia yang mengendalikan Pasukan Api Merah untuk sementara waktu.“Jenderal Malik,” panggil Chandra sambil menatapnya.“Jenderal Langit, silakan beri tugas,” sahut Malik dengan keringat yang masih mengucur.“Kota Someria yang paling aman ada di mana?”“Ibu kota!” jawab Malik tanpa ragu.“Benar, Diwangsa, karena ada Pasukan Api Merah. Tapi kenapa saya mendengar ada banyak kejadian setelah Teuku meninggal?” tanya Chandra dengan perlahan dan membuat Malik tersentak.“Mak-maksud Jenderal yang mana?”“Sepertinya ada Nilo Technology yang baru saja bangkrut dan pemiliknya kabur. Putrinya merupak

  • Jenderal Naga   Bab 1112

    Chandra duduk di barisan paling belakang yang terdapat seorang lelaki berusia hampir 50 tahun yang mengenakan jaket hitam dan topi serta kaca mata hitam. Lelaki tua itu menunduk sehingga tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.Devita duduk di balik kemudi dan juga mengenakan pakaian samaran. Dia mengenakan kaca mata hitam yang membuat wajahnya tidak terlihat jelas. Devita menoleh ke belakang dan melepas kacamatanya. Kemudian dia menatap Chandra yang mengenakan topi sambil tersenyum dan berkata,“Chandra, kita bertemu lagi.”Chandra meliriknya sebentar. Gadis muda yang tidak begitu tua ini yang telah membuatnya repot. Kemudian dia melirik lelaki yang ada di kursi belakang dan berkata, “Tunjukkan wajah aslimu."Taka melepaskan kacamata hitamnya dan membuat Chandra bisa melihat wajah asli lelaki itu. Penampilannya biasa-biasa saja dan terlihat seperti orang yang tidak menonjol. Tidak sesuai dengan bayangan orang yang berada di puncak kekuasaan.“Chandra, sudah dari lama saya mendengar n

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2064

    Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal

  • Jenderal Naga   Bab 2063

    Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi

  • Jenderal Naga   Bab 2062

    Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki

  • Jenderal Naga   Bab 2061

    Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b

  • Jenderal Naga   Bab 2060

    Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.

  • Jenderal Naga   Bab 2059

    Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia

  • Jenderal Naga   Bab 2058

    Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit

  • Jenderal Naga   Bab 2057

    Chandra berdiri di puncak gunung sambil menatap sebuah kota menakjubkan di kejauhan. Keinginannya untuk mendapatkan Rumah Abadi terasa semakin kuat. Chandra mengabaikan orang-orang yang berkumpul cukup banyak di puncak gunung dan memilih untuk langsung berjalan menuruni gunung. Tidak lama kemudian, dia sudah tiba di level pertama. Namun, manusia batu itu sama sekali tidak menyerangnya. Itu artinya dia tidak perlu lagi melewati level demi level untuk mencapai level sembilan. Hal ini membuat Chandra cukup senang karena dia bisa menghemat waktu lebih banyak. Dia terus berjalan tanpa hambatan menuruni gunung dan muncul di luar gerbang kota. Tubuhnya tiba-tiba melayang dan langsung mendarat di dalam kota ketika dia berada di luar gerbang kota. Dia melihat altar yang ada di depannya saat ini dengan kristal-kristal yang mengambang di udara. Ini adalah level sembilan dan tidak ada siapa pun di sana. Siapa pun yang bisa mencapai level ini pastinya sangat kuat, sedangkan orang-orang yang tida

  • Jenderal Naga   Bab 2056

    Mereka menganggap manusia bumi sebagai pengkhianat yang pantas mati dan selalu memandang manusia bumi sebelah mata, tapi sejauh ini mereka belum pernah melakukan pembantaian. Karena masih ada manusia bumi yang sangat kuat, yaitu Basita. Walaupun kekuatan Basita sedikit di bawah Dusky, bukan berarti Basita adalah lawan yang mudah dikalahkan. Chandra langsung naik pitam ketika mendengar kata pembantaian. Dia menatap ke arah Anak Dewa sambil mengepalkan tinjunya. “Lihat saja nanti, apa kamu benar-benar berani melakukan pembantaian. Lagi pula, kamu pasti sudah mati di tanganku sebelum kamu berhasil melakukannya,” ujar Chandra tanpa bercanda sedikit pun. “Ayo,” ujar Chandra yang tidak ingin berlama-lama di Kota Dusky. Dia pergi meninggalkan Kota Dusky bersama tiga mahasiswi itu. Chandra mengawal mereka sampai keluar dari area Gunung Bushu dan muncul di sebuah pinggiran kota manusia bumi. Di sebuah pinggiran kota. Chandra menatap ketiga mahasiswi yang tampak kotor itu lalu berkata, “Ke

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status