Setelah kepergian Shadow seusai dia memberikan nasihat kepada Chandra, Sonia yang dari tadi hanya diam saja akhirnya bertanya, “Jadi sekarang kita mau pulang ke Rivera?”“Ya,” angguk Chandra.Kabar tentang hamilnya Amanda tentu saja harus dipastikan secepat mungkin, atau Chandra tidak akan bisa tenang.“Menurutku urusan kenegaraan lebih penting daripada keluarga. Shadow sendiri sudah bilang kita harus secepatnya membasmi Taka, jangan kasih dia kesempatan untuk bernapas,” tutur Sonia.“Terus aku harus berhadapan sama dia secara langsung, begitu? Aku rencananya mau hadapi Devita dulu untuk membasmi tangan kanannya.”“Jangan. Tujuan akhir kamu itu memenggal Taka, bukan Devita. Kalau kamu basmi Devita duluan, itu sama saja kayak ngasih peringatan ke Taka, dan dia pasti bakal bersiaga. Menurutku, lebih baik kita serang Taka saja langsung selagi dia lengah.”Usulan Sonia itu memang cukup bagus, tapi Chandra masih tetap saja cemas. Taka itu mewakili suatu aliran, bukan hanya satu orang saja.
“Eh?”Amanda spontan mendongak menatap Nova, lalu dengan jantung yang berdebar dan panik dia berkata, “Siapa yang aneh? Nggak ada, kok.”Dengan kedua tangan menyilang di depan dada, Nova menatap balik Amanda angkuh dan membalas sinis, “Amanda, jangan pikir cuma tidur sama suamiku, dia bakal suka sama kamu. Suamiku itu pahlawan yang bisa tidur sama semua cewek semau dia. Aku saranin kamu jangan dekatin dia lagi.”“Nggak, bukan aku yang bermaksud begitu, tapi Kak Chandra sendiri yang minta aku datang ke Rivera.”“Hmph,” balas Nova mendengus dan langsung pergi, sementara Amanda menggenggam ponselnya erat dan masuk ke dalam rumah.Begitu masuk, Grace langsung menarik tangan Amanda dan bertanya padanya,”Lagi-lagi Nova gangguin kamu, ya?”“Nggak, kok. Grace, apa lebih baik aku nggak seharusnya pulang ke Rivera?”“Jangan, justru kamu harus pulang ke sini. Chandra sudah cerai sama Nova, jadi kamu sah saja untuk mengejar kebahagiaan kamu sendiri. Jangan takut, kebahagiaan itu memang harus kamu
Ketika menatap ke arah Sonia, entah mengapa Chandra merasa ada sesuatu yang berubah darinya. Dulu ketika berinteraksi dengannya, meski usia Sonia tidak begitu tua, dia bisa bersikap dewasa dan tenang, tapi sekarang dia jadi terlihat makin centil seperti anak kecil.“Yuk,kita cari tempat untuk menginap, habis itu baru kita susun rencana,” kata Chandra.Sementara itu di Rivera, tepatnya vila kediaman Devita, seorang pria nan muda dan tampan sedang duduk di sofanya menatap Devita yang sedang fokus membaca sebuah buku taktik perang. Dari wajahnya tampak raut tidak puas dan dia pun berkata, “Devita, sudah satu bulan lebih aku datang ke Rivera. Kapan kamu kerjain hal yang kuminta?”Devita meletakkan buku yang dia baca dan menjawab, “Kan aku sudah kasih kamu uang. Di kota besar ini, tanpa uang kamu nggak bakal bisa dekatin cewek mana pun. Kalau gagal berarti uangmu nggak cukup. Begini saja, aku kasih lagi berapa puluh miliar buat kamu.”Tujuan Fernan ke sini ada dua. Pertama, untuk bersenang-
“Satu lagi, kamu harus panggil Nova ke Diwangsa. Selain itu kamu juga harus pastikan kalau kondisi di Rivera tetap aman. Jangan sampai kamu berjuang di garis depan, belakang kamu kebakaran. Ketika terdesak, cara apa pun pasti bakal digunakan. Aku mikirnya begini, mending sisain beberapa anggota Istana Raja Langit untuk melindungi Sandra yang lain di Rivera.”Sonia menjabarkan rencananya dengan sangat detail dan menyeluruh, lantas Chandra pun segera menghubungi Alex.“Kak Chandra akhirnya telepon juga. Aku ada kabar baik. Sekarang aku sudah bisa ngeluarin energi sejati,” kata Alex di telepon.Chandra cukup terkejut mendengarnya. Kecepatan Alex dalam berlatih bisa dibilang cukup cepat juga. Hanya dalam waktu satu bukan lebih dia sudah bisa menggunakan energi sejatinya, tak heran dia itu adalah penerus keluarganya di dalam Suku Dukun.“Aku lagi di Diwangsa, kamu juga datanglah ke sini secepatnya. Kita bicarakan langsung,” kata Chandra.“Siap.”Kemudian, Chandra menghubungi Nova memintanya
“Petarung alam kedelapan yang sekarang muncul terang-terangan baru ada tetua dari keluarga Aryani saja. Mereka pasti bakal menghadiri konferensi kali ini, tapi kalau ternyata keluarga Aryani juga termasuk Suku Dukun, bakal repot, nih.”Sonia juga sangat khawatir karena sekarang tidak banyak orang yang bisa membantu Chandra. Jika hanya Chandra sendiri yang harus menghadapi mereka, bisa dibayangkan betapa sulitnya itu.“Nggak masalah,” kata Chandra. “Di saat-saat kritis Raja pasti bakal membantu. Gimanapun juga ini pertarungan antara dua aliran, bukan aku sendiri saja.”“Kalau soal itu aku bisa tenang, tapi …. Kalau petarung alam kedelapan nggak muncul, berarti yang jadi ketua aliansi pasti alam ketujuh. Sekarang kamu sudah masuk ke alam keenam, ditambah Ilmu Keabadian Vajra, kamu sudah setara dengan alam ketujuh. Kamu juga punya kesempatan untuk jadi ketua aliansi. Kalaupun nggak berhasil, kamu bisa ….”“Bisa apa?”“Menyabotase. Sekarang kita cuma kurang satu orang yang bisa membuat kon
“Nggak usah menjilat kamu. Kamu kupanggil ke sini karena ada tugas,” kata Chandra.“Tugas apa?” tanya Alex.“Waktu itu kamu juga ada sewaktu aku membunuh Teuku. Diam-diam Teuku meneliti Racun Dukun dan dijadikan sebagai senjata biologis. Sekarang ada Devita yang meneruskan kerjaannya Teuku. Dia pasti lagi menelitinya, dan tempatnya itu kemungkinan besar ada di luar negeri. Aku mau kamu kerahin kekuatan Istana Gelap-mu untuk cari tahu di mana pusat penelitiannya yang baru itu.”“Kak Chandra terlalu memandang tinggi kemampuanku. Dunia ini luas banget, mana mungkin aku bisa ketemu.”“Dari tebakanku, pusat penelitiannya itu pasti nggak jauh dari Someria, paling banter ada di negeri tetangga. Fokusan pencarianmu di negara sekitar. Informan Istana Gelap terbesar di seluruh dunia, aku yakin kamu pasti bisa ketemu.”“Aku, aku coba semaksimal mungkin.”“Secepatnya, ya. Aku kasih kamu waktu tiga hari.”“Wah, nggak bisa, Kak Chandra. Kalau ada lokasi yang pasti, mungkin dalam tiga hari bisa kete
Setelah Nova tiba, mereka bertiga pun berdiskusi tentang rencana yang akan mereka jalankan nanti, dan baru berhenti ketika hari sudah sore. Sekarang mereka hanya perlu menunggu hasil penyelidikan dan mempelajari ke mana pergerakan Taka. Setelah mendapatkan hasil penyelidikan, barulah mereka bisa beraksi.“Untuk sementara begini dulu saja,” kata Sonia, “Rencana kita ini harus berhasil, karena akibatnya bakal fatal banget kalau sampai gagal.”“Masalahnya sampai sekarang pun aku nggak tahu kayakapa mukanya si Taka itu, apalagi gerak gerinya,” ujar Chandra.Walau semuanya telah direncanakan dengan matang, masih ada satu masalah besar yang menanti, yaitu siapakah sebenarnya Taka?“Aku juga nggak pernah ketemu langsung, tapi Raja seharusnya tahu. Sekarang kita harus ketemu sama Raja.”“Oke, aku ke sana sekarang,” kata Chandra.“Tunggu. Kurasa kita nggak perlu terburu-buru. Sekarang kita seharusnya bisa menunjukkan sesuatu ke Taka, atau dia bakal merasa ada yang aneh. Sekarang kamu sudah jadi
Chandra pergi ke pangkalan utama Pasukan Api Merah, tapi ketika dia baru turun dari mobil, langkahnya dicegat oleh beberapa orang prajurit berseragam lengkap dan membawa pistol di tangan.“Ada keperluan apa kamu datang kemari?” tanya mereka.“Kalian tahu moncong pistol kalian itu ditodongkan ke siapa?” tanya Chandra.“Ya, Raja Naga.”Seketika itu seorang jenderal bintang satu muncul di hadapan Chandra dan memberi hormat padanya, “Kamu adalah jenderal Pasukan Naga Hitam Gurun Selatan, tapi ini daerah kekuasaan Pasukan Api Merah. Kamu masuk ke tempat ini sama dengan melanggar peraturan, dan Pasukan Api Merah punya kuasa untuk mencegah itu.”“Siapa namamu?” tanya Chandra.“Nanda,” jawabnya dengan penuh hormat, tapi dia masih tetap tidak meminta anak buahnya untuk menurunkan pistol mereka.“Ini wilayah kekuasaan Pasukan Api Merah. Kamu cuma punya hak atas Pasukan Naga Hitam, bukan atas pasukan kami. Jadi silakan pergi.”“Nanda, apa kamu nggak tahu dalam pemilihan, aku ditunjuk sebagai jend
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di