Share

Bab 1003

Author: Angin
Penampilan semata tidak cukup untuk menakut-nakuti.

Masih perlu ilmu andalan keluarga Atmaja, Rahasia 13 Pedang.

Sonia belum pernah melihat metode inti atau buku pedangnya. Namun, sejak kecil Sonia sering mengikuti Ronald berlatih pedang dan diam-diam menghafal gerakannya.

Sekarang, mereka hanya perlu meniru dan mempelajari teknik pedang itu.

Jika tepat saatnya, mereka bisa mengecoh musuh.

Saat ini, waktu mereka tidak banyak, hanya dua hari. Mereka harus mempelajari ilmu pedang itu dengan baik dalam waktu dua hari.

Nova memikirkannya dan menyadari bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan Chandra.

Sonia rela mengorbankan nyawanya demi Chandra. Nova juga tidak akan menyerah begitu saja. Nova mengangguk tegas dan berkata, “Aku akan berusaha.”

“Oke, kamu sebaiknya segera mengumpulkan pesilat Istana Raja Langit. Takutnya terlambat nanti,” kata Sonia.

“Iya, akan kukerjakan,” jawab Nova.

...

Sonia pergi ke Rivera untuk berdiskusi dengan Nova. Sementara itu, Chandra dibawa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 1004

    Chandra ditotok sehingga tidak dapat bergerak. Dia mencoba untuk memecahkan blokir akupunktur itu sejak tadi, tetapi bagaimanapun Chandra mencoba, dia tidak berhasil. "Sialan," geramnya. Wajah Chandra memerah sambil mengumpat keras. "Pecahkan!"Dengan tiba-tiba, Chandra mengaktifkan energi sejatinya, mengumpulkan energi sejati yang kuat untuk menyerang titik akupunktur yang tersegel. Dibarengi sebuah suara ledakan, tubuh Chandra terpental dari lantai. Dia terlempar beberapa meter ke udara sebelum akhirnya jatuh keras ke tanah, dan membuatnya terguncang. Darah mengalir dari sudut mulutnya. Upayanya untuk memecahkan titik akupunktur menyebabkan darahnya bergolak, membuatnya muntah darah. Kabar baiknya, segel telah terbuka.Chandra menahan rasa sakit di tubuhnya. Dia bangkit dari lantai, memindai sekeliling. Itu adalah sebuah penjara yang gelap, dengan pintu besi di sekelilingnya. Di bawah cahaya lampu redup, Chandra bisa melihat kondisi sekelilingnya. Ada beberapa sel di sekelil

  • Jenderal Naga   Bab 1005

    “Pak tua, siapa Anda dan bagaimana Anda bisa terkurung di sini?” Chandra mendekati orang tua yang kaki dan tangannya terikat dengan rantai besi, sembari memperhatikannya dengan seksama. Orang tua itu memiliki rambut panjang dan beruban, kusut, dan beberapa bahkan sudah terpilin. Tampaknya rambutnya sudah bertahun-tahun tidak dicuci. Saat mendekat, Chandra mencium bau busuk yang menusuk hidung. Dia melihat rantai besi di tubuh orang tua itu dan mencoba menariknya dengan keras, berharap bisa memutuskannya. Akan tetapi, rantai itu sangat kuat dan hanya menghasilkan suara 'clang-clang-clang'. Tak peduli seberapa keras Chandra mencoba, rantai itu tidak bisa diputuskan.“Dengan kekuatanmu itu, Hehe. Tidak usah buang-buang waktu,” kata orang tua itu sambil duduk di tanah. Setiap gerakannya menarik rantai di tubuhnya, menghasilkan suara yang sama. Dengan wajah lesu, orang itu berkata, “Ini adalah besi misterius, tidak bisa diputuskan.” Chandra pun duduk.Melihat orang tua di depannya, d

  • Jenderal Naga   Bab 1006

    Wajah tua itu memancarkan sedikit kekhawatiran. Dia menghela nafas, berkata, "Masa akhirku sudah dekat, keluar pun hanya akan hidup beberapa hari lagi. Setelah terkurung di sini selama puluhan tahun, aku sudah tidak ingin pergi lagi." Chandra terkejut mendengarnya. Orang tua ini ternyata telah terkurung di penjara ini selama puluhan tahun. Dia pun duduk.Orang tua itu menatap Chandra, kekhawatiran di wajahnya menghilang, digantikan oleh ekspresi tenang, bertanya, "Nak, siapa kamu, apa identitasmu, dari mana asalmu?" Chandra menatap orang tua itu dan berkata jujur, "Saya berasal dari salah satu dari Empat Keluarga Kuno, keluarga Atmaja." "Oh, dari keluarga Atmaja?" Orang tua itu terkejut, menatap Chandra, dan setelah beberapa detik bertanya lagi, "Rully Atmaja, apamu?" Chandra sedikit terkejut, kemudian menggelengkan kepala, berkata, "Saya tidak pernah mendengar tentang dia." "Kamu dari keluarga Atmaja tapi tidak tahu Rully?" “Jujur saja, tiga puluh tahun lalu, ada pertikaian inte

  • Jenderal Naga   Bab 1007

    Chandra merasakan panas yang menyeluruh di tubuhnya. Energi panas di dalam dirinya berkecamuk, membuat tubuhnya seakan-akan akan meledak. Namun, Chandra tetap fokus pada Georgie, mengingat setiap gerakan dan setiap kata yang diucapkannya.Di dalam penjara, Georgie terus menunjukkan Pukulan Sepuluh Tangan Aryani. Suara rantai berderak kencang terdengar. Chandra, tidak mampu bertahan lebih lama, hingga akhirnya Chandra pingsan.Beberapa saat setelahnya, Chandra perlahan-lahan siuman. Dia segera bangkit dan berjalan menuju Georgie yang duduk bersila di tanah dengan kepala tertunduk. "Guru," panggilnya. Georgie tidak merespons. Chandra mendekat dan dengan lembut mendorongnya, bertanya, "Guru, kenapa?" Saat Chandra menyentuh Georgie, tubuh Georgie tiba-tiba jatuh dan tidak bangkit lagi.Wajah Chandra pucat, dia cepat-cepat memeriksa nadi Georgie. "Hah?" pikirnya dengan kaget. Georgie sudah lama berhenti bernapas. Dengan perasaan yang berat, Chandra berlutut di tanah, menatap Georgie

  • Jenderal Naga   Bab 1008

    “Haha, kurasa tidak, ‘kan tetua bilang, dua puluh tahun lalu dia menghajar Ronald sampai muntah darah?” Orang-orang keluarga Aryani yang mencari Chandra terus mencari sambil berbincang-bincang.Di atas kepala mereka, di dinding batu, tersembunyi seseorang. Itu adalah Chandra. Chandra mengerutkan kening mendengar percakapan mereka. Ternyata, taktik Devita menggunakan dia dan Sonia untuk menciptakan perselisihan antara keluarga Atmaja dan keluarga Aryani berhasil. Sekarang, keluarga Atmaja sudah benar-benar berselisih dengan keluarga Aryani. “Aku harus segera keluar dari sini,” pikirnya.Chandra mengaktifkan energi sejati-nya, bergerak seperti kelelawar di gua bawah tanah. Dia berusaha keras agar tidak membuat suara. Banyak orang di bawah sana, tapi tidak ada yang menyadarinya. Chandra bersembunyi dan berhasil mencapai pintu keluar dengan aman. Di pintu keluar, beberapa murid keluarga Aryani berjaga. Chandra sedikit mengerutkan kening, kemudian mengangkat tangannya, mengirimkan

  • Jenderal Naga   Bab 1009

    Pukulan Sepuluh Tangan Aryani sangat kuat. Chandra sendiri pun terkejut dengan kehebatannya. Dia mengambil napas dalam-dalam. “Guru bilang, dari sepuluh pukulan itu, setiap pukulan lebih kuat dari yang sebelumnya. Semakin kuat pukulannya, semakin sulit untuk dikuasai. Bahkan bagi mereka yang memiliki bakat besar pun, mungkin butuh seumur hidup untuk menguasai sepuluh pukulan. Hanya dengan menguasai tiga pukulan saja sudah cukup untuk mendominasi dunia.”“Pukulan pertama, Pukulan Gunung Aryani, atau Pukulan Gunung Pertama. Pukulan pertama ini tidak sulit, asalkan memiliki energi sejati yang kuat dan bisa menggunakan energi sejati untuk menggerakkan teknik inti, akan mudah untuk dikuasai.”“Pukulan kedua, Pukulan Bayangan Aryani, atau Pukulan Bayangan Kedua.” Chandra mengulang-ulang dalam hatinya. Dia menutup mata, mengingat kembali saat Georgie memperagakan pukulan kedua. Ketika Georgie melakukan pukulan kedua, bayangan pukulannya berkelip dan berubah menjadi ratusan bayangan pukula

  • Jenderal Naga   Bab 1010

    Terdengar sebuah suara lagi. Kelompok lain berjalan mendekat. Di depan kelompok ini adalah seorang pria paruh baya berusia sekitar empat puluhan, berbadan besar dengan berat sekitar 150 kg, berwajah dengan alis tebal dan mata besar yang memberikan kesan kasar dan liar."Kepala keluarga Iskandar," sapa Ronny dengan senyum.Tidak jauh dari kaki Gunung Xira, duduk seorang lelaki tua di atas sebuah batu. Dia mengenakan setelan jas berwarna biru tua yang sudah berusia puluhan tahun, dengan kancing besar yang terlihat sedikit konyol. Wajahnya penuh dengan keriput, dagunya ditumbuhi janggut yang acak-acakan."Sungguh tak disangka, keluarga Nantaboga dan keluarga Iskandar juga hadir. Tampaknya selain keluarga Atmaja, tiga keluarga besar lainnya dari Empat Keluarga Kuno juga akan muncul," gumam pria tua itu dengan nada berat. Dia adalah Chandra. Setelah kembali ke Xira, dia membeli setelan jas tua dan memakai topeng kulit manusia, menyamar sebagai seorang lelaki tua."Semua orang diundang,

  • Jenderal Naga   Bab 1011

    Di sini adalah wilayah keluarga Aryani di Xira.Keluarga Aryani memiliki ambisi besar untuk menguasai seni bela diri kuno dan mendominasi dunia. Mereka tidak akan memaafkan siapa pun yang bertindak semena-mena di wilayah mereka. Jika Ronny tidak bertindakan, akan seperti pandangan orang luar terhadap keluarga Aryani?Ronny tahu pria tua di depannya adalah seorang master, tapi dia tidak takut. Wajah Ronny serius, tangannya cepat terangkat. Ronny mengepalkan tinjunya, dan dengan langkah cepat ia muncul di depan Chandra yang menyamar sebagai pria tua. Ronny menyerang dada Chandra dengan pukulan cepat dan kuat. Pukulannya sangat cepat dan kuat, orang biasa tidak akan bisa bereaksi.Meski Chandra merasakan kecepatan luar biasa Ronny, dia tidak takut karena Ronny tidak bisa melukainya. Ronny hanya berada di tingkal Alam Empat. Meski Chandra sendiri tidak yakin di tingkat mana dia berada sekarang, tapi setelah menerima seluruh energi sejati dari Alam Tujuh puncak Georgie, yang hampir men

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2149

    Lilian bergegas membawa seluruh anggota keluarganya pergi. Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di jalur yang jauh dari pegunungan tempat Istana Kegelapan berada. Di area luar pegunungan. Lilian menangis penuh kebahagiaan seraya berkata, “Syukurlah Papa baik-baik saja. Kota Sky Draga sudah dibantai habis-habisan, aku pikir ….”“Huhu ….”Lilian mulai menangis setelah teringat apa yang telah terjadi dalam beberapa waktu belakangan. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang putri yang hidup dengan penuh kemakmuran. Dia sama sekali tidak pernah berpikir akan menjadi target pembunuhan. Pilu di hatinya semakin menjadi-jadi ketika dia teringat, bagaimana dirinya diburu dan para pengawalnya yang sudah tumbang karena melindunginya. “Lilian.”Jarga memeluk putrinya lalu berkata, “Kamu sudah banyak menderita.”“Kak Lilian, apa yang sebenarnya terjadi?”“Bagaimana kamu bisa membawa kami semua keluar dari Istana Kegelapan?”“Apa kamu memberikan liontin giok itu pada mereka?”Beberapa anggota kel

  • Jenderal Naga   Bab 2148

    “Kamu … kamu iblis?” tanya Morga dengan raut wajah ketakutan. Chandra berkata dengan tenang, “Kamu tidak perlu memedulikan siapa aku. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Tapi, jangan salahkan aku yang bertindak kasar kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaannya.”Energi iblis muncul dari teratai hitam dan melayang ke arah Morga. Seketika, jiwanya bergetar. Dia sadar, dirinya pasti akan mati kalau dia tidak mengatakannya. Sekarang, dia benar-benar ketakutan sampai keinginan untuk bertahan hidup tiba-tiba muncul di dalam hatinya. “Jangan, jangan bunuh aku. Aku akan mengatakannya,” ujar Morga berusaha berkompromi. Kemudian Chandra menyingkirkan Teratai Iblisnya. Lilian menatap Chandra dengan tatapan aneh. Dia juga tahu legenda tentang iblis. Oleh karena itu, dia cukup kaget ketika mengetahui seorang manusia bumi seperti Chandra bisa memiliki energi iblis di tubuhnya. Namun, semua itu tidak lagi penting baginya selama Chandra bisa menyelamatkan keluarganya. “Katakan sekarang juga,”

  • Jenderal Naga   Bab 2147

    Tubuh Morga jatuh dengan keras di atas tanah dan membentuk reruntuhan. Di sisi lain, Chandra berdiri dengan gagahnya di atas langit. Tidak lama kemudian, seorang laki-laki tua yang berlumuran darah merangkak keluar dari reruntuhan. Dia adalah Morga. Langkah melawan surga sungguh mengerikan. Jurus ini menggunakan kekuatan bumi dan langit untuk menekan dan menginjak-injak lawannya. Bahkan Morga yang sudah berada di tingkat ketiga Alam Keabadian tetap saja tidak bisa menahan tekanan tersebut dan membuatnya terluka cukup parah setelah tubuhnya terinjak-injak oleh langit dan bumi. Dia berjuang untuk bangkit lalu menatap Chandra dan berseru, “Kamu harus mati!”Morga mengeluarkan jurus rahasianya. Aura di tubuhnya seketika meningkat. Bahkan tingkat kekuatannya tiba-tiba saja meningkat ke tingkat keempat Alam Kesucian dengan bantuan jurusnya tersebut. Sekarang, aura kekuatannya jauh lebih menakutkan dari sebelumnya. “Mati kamu!” serunya dengan ganas. Sebilah pedang tiba-tiba muncul di tang

  • Jenderal Naga   Bab 2146

    Di sebuah pegunungan yang berada di luar Kota Freely. Morga muncul di depan Chandra dan menghalangi jalannya. Chandra berbalik dan berusaha melarikan diri. Namun, Cendekia berhasil mengejarnya dan menghalangi jalannya. Kedua orang itu menyerang Chandra dari depan dan belakang. Namun, Chandra tetap tenang dalam menghadapi kedua prajurit kuat itu. “Anak muda, aku minta padamu sekali lagi agar kamu memberikan harta karun itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu itu utuh,” ujar Morga dingin. “Huh!”Chandra justru mencibir. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan jurus langkah melawan langit. Energi sejati yang sangat kuat muncul dari lautan energi di setiap titik akupunkturnya. Energi sejati yang tidak terhitung jumlahnya berkumpul menjadi satu dan membuat aura tubuh Chandra meningkat pesat. Kemudian energi sejatinya mulai menghancurkan tulang punggungnya. Dalam sekejap mata, kekuatan langit dan bumi berkumpul menjadi satu dan membentuk tulang punggung baru. Chandra mulai mel

  • Jenderal Naga   Bab 2145

    Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter

  • Jenderal Naga   Bab 2144

    Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te

  • Jenderal Naga   Bab 2143

    Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud

  • Jenderal Naga   Bab 2142

    Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka

  • Jenderal Naga   Bab 2141

    Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status