Pukulan Sepuluh Tangan Aryani sangat kuat. Chandra sendiri pun terkejut dengan kehebatannya. Dia mengambil napas dalam-dalam. “Guru bilang, dari sepuluh pukulan itu, setiap pukulan lebih kuat dari yang sebelumnya. Semakin kuat pukulannya, semakin sulit untuk dikuasai. Bahkan bagi mereka yang memiliki bakat besar pun, mungkin butuh seumur hidup untuk menguasai sepuluh pukulan. Hanya dengan menguasai tiga pukulan saja sudah cukup untuk mendominasi dunia.”“Pukulan pertama, Pukulan Gunung Aryani, atau Pukulan Gunung Pertama. Pukulan pertama ini tidak sulit, asalkan memiliki energi sejati yang kuat dan bisa menggunakan energi sejati untuk menggerakkan teknik inti, akan mudah untuk dikuasai.”“Pukulan kedua, Pukulan Bayangan Aryani, atau Pukulan Bayangan Kedua.” Chandra mengulang-ulang dalam hatinya. Dia menutup mata, mengingat kembali saat Georgie memperagakan pukulan kedua. Ketika Georgie melakukan pukulan kedua, bayangan pukulannya berkelip dan berubah menjadi ratusan bayangan pukula
Terdengar sebuah suara lagi. Kelompok lain berjalan mendekat. Di depan kelompok ini adalah seorang pria paruh baya berusia sekitar empat puluhan, berbadan besar dengan berat sekitar 150 kg, berwajah dengan alis tebal dan mata besar yang memberikan kesan kasar dan liar."Kepala keluarga Iskandar," sapa Ronny dengan senyum.Tidak jauh dari kaki Gunung Xira, duduk seorang lelaki tua di atas sebuah batu. Dia mengenakan setelan jas berwarna biru tua yang sudah berusia puluhan tahun, dengan kancing besar yang terlihat sedikit konyol. Wajahnya penuh dengan keriput, dagunya ditumbuhi janggut yang acak-acakan."Sungguh tak disangka, keluarga Nantaboga dan keluarga Iskandar juga hadir. Tampaknya selain keluarga Atmaja, tiga keluarga besar lainnya dari Empat Keluarga Kuno juga akan muncul," gumam pria tua itu dengan nada berat. Dia adalah Chandra. Setelah kembali ke Xira, dia membeli setelan jas tua dan memakai topeng kulit manusia, menyamar sebagai seorang lelaki tua."Semua orang diundang,
Di sini adalah wilayah keluarga Aryani di Xira.Keluarga Aryani memiliki ambisi besar untuk menguasai seni bela diri kuno dan mendominasi dunia. Mereka tidak akan memaafkan siapa pun yang bertindak semena-mena di wilayah mereka. Jika Ronny tidak bertindakan, akan seperti pandangan orang luar terhadap keluarga Aryani?Ronny tahu pria tua di depannya adalah seorang master, tapi dia tidak takut. Wajah Ronny serius, tangannya cepat terangkat. Ronny mengepalkan tinjunya, dan dengan langkah cepat ia muncul di depan Chandra yang menyamar sebagai pria tua. Ronny menyerang dada Chandra dengan pukulan cepat dan kuat. Pukulannya sangat cepat dan kuat, orang biasa tidak akan bisa bereaksi.Meski Chandra merasakan kecepatan luar biasa Ronny, dia tidak takut karena Ronny tidak bisa melukainya. Ronny hanya berada di tingkal Alam Empat. Meski Chandra sendiri tidak yakin di tingkat mana dia berada sekarang, tapi setelah menerima seluruh energi sejati dari Alam Tujuh puncak Georgie, yang hampir men
Chandra tidak mempedulikan hal lain untuk saat ini. Sementara itu, Ronny cepat-cepat naik gunung. Di puncak gunung, ada sebuah vila. Di lantai dua, beberapa penjaga keluarga sedang berlutut di tanah."Kalian ini tidak berguna," kata Daniel dengan wajah marah. "Sudah beberapa hari berlalu, Chandra masih saja belum ditemukan. Tanpa Chandra, bagaimana keluarga Aryani bisa mengancam Ronald? Kalau tidak mengeksekusi Chandra di depan umum, akan ditaruh di mana wajah keluarga Aryani ini?""Kepala keluarga, orang yang menyerbu penjara itu sangat kuat. Dia memukul penjaga penjara hingga pingsan, baru kemudian menyelamatkan Chandra," kata salah satu penjaga dengan hati-hati."Keluar! Kalian hanya bisa membuat masalah," teriak Daniel.Pada saat itu, Ronny masuk dan dengan hormat memanggil, "Ayah." Daniel melirik Ronny dan bertanya, "Bagaimana keadaannya di sana?"Ronny menjawab, "Hampir semua tamu sudah datang, hanya Ronald yang belum muncul. Oh ya, tadi di kaki gunung ada seorang pria tua yang
Di puncak gunung, di dalam sebuah vila mewah, Daniel sedang berbicara dengan beberapa pesilat dari dunia seni bela diri kuno. Pada saat itu, seorang murid keluarga Aryani masuk, berlutut dengan satu lutut, "Kepala keluarga, Sonia telah tiba."Mendengar ini, kegaduhan di aula vila seketika berubah menjadi sunyi. Semua mata tertuju pada Daniel. Tujuan Daniel mengundang mereka ke Gunung Xira sangat jelas - dia ingin mereka menyaksikan bagaimana keluarga Aryani menekan keluarga Atmaja dan mengumumkan kepada dunia siapa sebenarnya keluarga nomor satu di Someria. Sekarang, Sonia akhirnya tiba."Apa pertunjukannya akan dimulai?" "Apa keluarga Aryani benar-benar sekuat itu, bahkan tidak takut pada keluarga Atmaja?" "Hanya Sonia sendirian? Ronald tidak datang?"Banyak orang merasa bingung dan bertanya-tanya dalam hati. Daniel tersenyum dan bertanya, "Hanya Sonia sendirian?" "Ya, hanya Sonia." "Lalu bagaimana dengan si tua Ronald itu?" "Tidak terlihat."Mendengar ini, senyum di waja
Dengan datangnya tawa itu, sebuah sosok melayang dari kejauhan dan mendarat dengan tenang di tanah. Orang itu langsung menjadi pusat perhatian, membuat orang-orang di sekitar mundur beberapa langkah dengan nafas tertahan."Ronald.""Dia akhirnya datang.""Sonia bilang dia sudah diusir dari keluarga, kenapa Ronald masih muncul?""Sepertinya akan ada pertunjukan menarik."Prajurit Kuno yang mundur beberapa langkah menunjukkan ekspresi penuh ejekan. Pemimpin tiga keluarga lain saling pandang, ada senyum samar di wajah mereka. Orang yang muncul adalah Ronald. Dia mengenakan jubah panjang hitam lebar dan membawa pedang panjang.Berdiri sepuluh meter dari Sonia, dia memandang Daniel yang hendak menyerang. Chandra, yang bersembunyi di kegelapan, melihat Ronald muncul dan perlahan membuka kepalan tangannya, tetap bersembunyi mengamati keadaan."Ronald, akhirnya kamu datang," kata Daniel, menghilangkan energi sejati dari telapak tangannya dan memandang Ronald dengan wajah seram dan suara d
Dari pesilat Istana Raja Langit yang muncul di Gunung Xira, Chandra tahu bahwa itu bukan Ronald. Itu Nova yang menyamar sebagai Ronald, karena hanya Kartu Perintah Raja Langit milik Nova yang bisa memanggil pesilat Istana Raja Langit."Apa mereka datang untuk menyelamatkanku?" pikir Chandra dengan tenang. Nova menyamar sebagai Ronald dengan membawa pesilat Istana Raja Langit ke Gunung Xira, pasti untuk menyelamatkannya. Namun, dilihat dari kenyataan bahwa Nova menyamar sebagai Ronald, Chandra menyimpulkan bahwa Ronald telah menyerah pada dirinya dan Sonia, tidak berani menghadapi keluarga Aryani.Di tengah udara, Nova yang menyamar sebagai Ronald memegang pedangnya dengan miring. Dia menatap Daniel di bawah sambil menggeram rendah, "Barnard, aku akan bertanya sekali lagi, di mana Chandra? Serahkan Chandra, jika tidak, Gunung Xira akan berlumuran darah hari ini.""Serang!" Serentak, empat penjaga Istana Raja Langit, sepuluh tetua, tiga puluh enam petarung langit, dan tujuh puluh dua
Chandra yang sedari tadi bersembunyi di antara kerumunan menyadari pentingnya muncul saat itu juga. Karena jika tidak, identitas Nova sebagai Ronald akan terbongkar dan situasi akan menjadi kacau. Suaranya terdengar tertawa, "Hehe, ramai sekali di sini, sangat ramai." Semua orang pun menoleh ke arah suara tersebut.Seorang pria tua tampak, santai dengan rokok di tangannya, berjalan perlahan dari kerumunan menuju tengah medan pertempuran. Dia menatap ke arah Nova, yang sedang menyamar di udara. Dengan ekspresi merendahkan, dia berkata, "Ronald, jangan membuat malu. Rahasia 13 Pedangmu belum sempurna. Kamu tidak mungkin mengalahkan Pukulan Sepuluh Tangan Aryani."Sonia menceritakan kepada Nova tentang pertarungan yang terjadi dua puluh tahun lalu antara Ronald dan seorang pesilat dari keluarga Aryani. Seorang lelaki tua maju. Nova turun dari langit dengan pedangnya yang sudah kembali ke sarungnya. Lelaki tua itu berkata dengan nada datar, "Dua puluh tahun lalu, saya beruntung menyak
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di