Share

Bab 3

"Kau ini sebenarnya menginginkan apa, sih? Kenapa nafsu sekali ingin bertarung denganku?" "Jangan banyak tanya! Cepat sambut pukulanku!" teriak Dewa Abadi lantang.

Habis berkata begitu, Dewa Abadi pun segera membuka jurusnya. Jari-jari tangannya yang telah berubah jadi putih berkilauan telah terangkat. Namun sayangnya baru saja bermaksud akan menyerang, tiba-tiba Ningrum telah berkelebat menghadang langkahnya.

"Jangan, Orang Tua! Kalau kau benar-benar menyesal telah menewaskan guruku, kau tidak boleh menyerang Jejaka. Kalau kau tetap keras kepala, langkahi dulu mayatku. Baru kau boleh menyerang Jejaka!" teriak Ningrum lantang

Dewa Abadi menggeram penuh kemarahan. Tampak sekali kalau hatinya sangat bimbang. Namun, bila teringat akan maksud tujuannya, kebimbangan di hatinya pun sirna.

"Kau tetap tenang di tempatmu, Cah Ayu! Aku tidak bermaksud mencelakakan pemuda itu," ujar Dewa Langit, tandas.

“Aku tak percaya. Kau pasti akan mencelakakan Jejaka," sergah si gadis.

“Ah...! Kau hany
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status