Share

Bab 25

Penulis: putri utara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-23 01:01:55

"Kenapa tak berani? Memang kenyataannya kalian semua tolol. Pemuda yang sedang kalian cari-cari itulah yang berjuluk Jejaka Emas; Hayo, kenapa kalian hanya memandangi aku! Kunyuk berponi itu masih punya hutang barang satu dua gebukan padaku. Dan aku tak sabar lagi untuk menagih, berikut bunganya," teriak Peramal Darah nyaring.

Habis berteriak begitu, Peramal Darah segera menerjang Jejaka hebat. Dalam sekali kelebatan saja, tongkat hitam di tangan kanannya telah berubah jadi gulungan hitam yang terus mendesak lawannya.

Melihat Peramal Darah mendahului, tentu saja Iblis Pocong dan Iblis Muka Bayi tak mau ketinggalan. Dengan senjata masing-masing, mereka pun segera menyerang hebat.

"Hea...! Hea...!"

Dikeroyok bertiga begitu, Jejaka kewalahan bukan main. Gempuran-gempuran ketiga lawannya, berkali-kali mengancam beberapa jalan kematian di tubuhnya. Untung saja sampai sejauh ini serangan-serangan ketiga orang pengeroyoknya dapat dihindari dengan melompat ke san

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jejaka Emas   Bab 26

    Jejaka hanya bisa terpana melihat tubuh Ningrum jatuh berdebam ke tanah dan tak dapat bangun lagi. Jejaka yang semula sengaja memberi kesempatan gadis itu untuk mengumbar serangan jadi menyesali kebodohannya. Maka hatinya kontan tersaput kemarahan. Saking tak dapat mengendalikan amarah, wajah Jejaka terlihat berubah memerah."Jahanam! Kalian benar-benar manusia jahanam tak tahu malu! Demi Tuhan aku tidak akan membiarkan kalian menebar angkara murka di depan mataku!" bentak Jejaka penuh kemarahan."Heaaa...!"Dan dengan teriakan membelah angkasa, Jejaka kembali menerjang ketiga orang pengeroyoknya. Gelang-gelang dewa dilengan tangannya kembali terbang berseliweran menyerang ketiga pengoroyoknya. Kali ini Peramal Darah, Iblis Pocong dan Iblis Muka Bayi benar-benar harus mati-mati menghindari serangan gelang-gelang dewa tersebut. Sementara itu ditempatnya, Jejaka terus mengendalikan gerak serang ke-10 gelang dewanya.Sehebat apapun ketiga lawannya, tetap saj

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • Jejaka Emas   Bab 27

    "Dewa Abadi...!!!" desis ketiga orang pengeroyok Jejaka hampir bersamaan. Jejaka sendiri pun sempat terkejut. Ia tidak menyangka kalau lelaki tua renta di sampingnya itulah yang tadi menyerang ketiga orang pengeroyoknya dengan demikian hebat. "Sungguh tak kusangka orang tua renta. Tampaknya tak bertenaga, tapi mampu melancarkan serangan hebat. Dan tampaknya ketiga orang tokoh sesat di hadapanku ini jerih sekali menghadapi orang tua renta ini. Dewa Abadi...! Hm...! Inikah manusia durjana yang dimaksudkan Ningrum? Tapi, kenapa ia menolongku?" gumam hati Jejaka. "Dewa Abadi! Apa matamu buta?! Pemuda yang sedang kami keroyok itulah yang sedang kau cari-cari! Dialah yang bergelar Jejaka Emas. Tapi, kenapa kau malah menyerang kami?" teriak Peramal Darah nyaring. "Hm...!" lelaki tua yang tak lain Dewa Abadi menggumam tak jelas. Kepalanya pun segera berpaling ke arah Jejaka sambil mengangguk-angguk. "Jadi? Pemuda inikah yang telah dilahirkan bersama n

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • Jejaka Emas   Bab 28

    "Nah! Sekarang, kau bisa berbuat apa, Dewa Abadi? Apa kau sanggup menghadapi kami?" tantang pula Peramal Darah."Jangan banyak bacot, Peramal Darah! Akulah lawanmu," teriak Jejaka jengkel.Habis berteriak begitu, Jejaka melompat menerjang Peramal Darah. Kedua telapak tangannya yang membentuk dua cakar naga segera berkelebat cepat ke arah tubuh Peramal Darah. Namun sayangnya baru saja Jejaka berada di udara, Iblis Pocong dan Iblis Muka Bayi segera datang menghadang."Makanlah cemetiku, Bocah Poni!" teriak Iblis Muka Bayi garang.Ctarrr...!Wuttt...!Cemeti berekor sembilan di tangan kanan Iblis Muka Bayi pun segera menyambar-nyambar ganas menyerang Jejaka yang terpaksa harus menarik serangannya. Sedang tulang paha manusia di tangan Iblis Pocong menyambar deras ke arah Jejaka."Hea...! Hea...!"Dikawal teriakan nyaring, Peramal Darah pun turut pula mengeroyok Jejaka. Dalam sekali kelebatan saja, mendadak tongkat hitam di ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24
  • Jejaka Emas   3 | ILMU WASIAT

    KENING Jejaka berkerut dalam menatap sosok yang mengeluarkan bentakan. Sosok yang tak lain Dewa Abadi itu kini malah melangkah mendekati tubuh Ningrum. Semula si pemuda merasa cemas bukan main. Namun ketika dilihatnya orang tua renta itu menotok beberapa jalan darah dan mengurut tengkuk tubuh gadis itu, baru Jejaka merasa lega.“Aneh...! Rasanya belum pernah aku bertemu orang macam dia. Ternyata Ningrum yang telah dicelakakan, eh, malah sekarang diobati," gumam Jejaka dalam hatiSelang beberapa saat, Ningrum pun mulai siuman. Perlahan-lahan kelopak matanya pun mulai membuka. Namun saat itu pula, Ningrum memekik tertahan. Sepasang matanya yang semula bersinar indah, mendadak berkilat-kilat penuh kemarahan."Jangan terlalu banyak bergerak, Cah Ayu...! Luka dalammu belum begitu pulih. Minumlah obat ini!" kata Dewa Abadi lembut seraya menyerahkan obat pulung yang diambil dari dalam saku bajunya.Sejenak Ningrum membelalak heran melihat perubahan sikap orang tua renta yang telah menewaskan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Jejaka Emas   Bab 2

    "Tetaplah tenang di tempatmu, Cah Ayu! Kuharap kau jangan terlalu banyak ulah bila terjadi sesuatu denganku," ujar Dewa Abadi, lalu buru-buru meloncat bangun.Jejaka yang masih berdiri di tempatnya hanya menggaruk-garuk kepala seraya berpaling ke tempat lain. Seolah-olah, ia tidak menyadari dirinya tengah diperhatikan Dewa Abadi dan Ningrum! "Jejaka! Demi Dewata. Aku senang sekali bertemu denganmu. Sekarang kuminta tun..."Dewa Abadi menghentikan bicaranya. Namun sepasang matanya yang berwarna kelabu terus perhatikan pemuda tampan di hadapannya.“Ah...! Kukira tidak seharusnya aku berterus terang mengatakan maksud tujuanku. Bila aku berkeras kepala meminta pemuda itu menunjukkan ilmunya untuk membunuhku, sudah pasti pemuda ini keberatan. Dan bisa jadi malah tidak mau menuruti keinginanku. Sedang aku tidak menginginkannya. Ya ya ya...! Memang sebaiknya aku tak usah memberitahukannya," gumam Dewa Abadi dalam hati.Mendengar Dewa Abadi menghentikan bicara, cucu Begawan Tapa Pamungkas te

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Jejaka Emas   Bab 3

    "Kau ini sebenarnya menginginkan apa, sih? Kenapa nafsu sekali ingin bertarung denganku?" "Jangan banyak tanya! Cepat sambut pukulanku!" teriak Dewa Abadi lantang.Habis berkata begitu, Dewa Abadi pun segera membuka jurusnya. Jari-jari tangannya yang telah berubah jadi putih berkilauan telah terangkat. Namun sayangnya baru saja bermaksud akan menyerang, tiba-tiba Ningrum telah berkelebat menghadang langkahnya."Jangan, Orang Tua! Kalau kau benar-benar menyesal telah menewaskan guruku, kau tidak boleh menyerang Jejaka. Kalau kau tetap keras kepala, langkahi dulu mayatku. Baru kau boleh menyerang Jejaka!" teriak Ningrum lantangDewa Abadi menggeram penuh kemarahan. Tampak sekali kalau hatinya sangat bimbang. Namun, bila teringat akan maksud tujuannya, kebimbangan di hatinya pun sirna."Kau tetap tenang di tempatmu, Cah Ayu! Aku tidak bermaksud mencelakakan pemuda itu," ujar Dewa Langit, tandas.“Aku tak percaya. Kau pasti akan mencelakakan Jejaka," sergah si gadis.“Ah...! Kau hany

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Jejaka Emas   Bab 4

    "Semprul! Tak kusangka aku dapat dirobohkan tua bangka di hadapanku ini hanya dalam satu gebrakan!" dengus hati Jejaka. Saat itu, Dewa Abadi pun kembali menyerang hebat. Diam-diam Jejaka mengeluh dalam hati. Kali ini sulit rasanya menghindari gempuran-gempuran lawan. Dan kenyataannya memang demikian. Belum sempat cucu Begawan Tapa Pamungkas ini bertindak, tiba-tiba tepukan tangan Dewa Abadi telah mengancam dadanya. Dan....Bukkk! Bukkk!Telak sekali hantaman tangan Dewa Abadi mendarat di dada Jejaka. Seketika tubuh si pemuda limbung ke samping, lalu jatuh berdebam ke tanah! Parasnya kian pucat bagai mayat! Sedang dadanya yang terkena hantaman tangan terasa mau jebol!Jejaka mengerang hebat. Dan begitu meloncat bangun, darah segar tersembur dari mulutnya."Sompret! Benar-benar sompret! Tua bangka ini rupanya benar-benar menginginkan nyawaku. Kukira sudah saatnya aku mengeluarkan ajian 'Titisan Siluman Ular Naga'" pikir Jejaka dalam hati.Maka tanpa banyak cakap lagi, Jejaka segera memu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Jejaka Emas   Bab 5

    "Terima kasih, Anak Muda. Kau baik sekali. Kau telah antarkan aku menemui Pendampingku Yang Setia. Kalau kau tertarik, sekalian ajak gadis itu mempelajari kitab-kitab peninggalan ku. Asal, jangan Kitab Sukma Abadi! Itu amat berbahaya, Anak Muda. Kukira hanya itu pesanku, Anak Muda!” ucap Dewa Abadi yang kontan membuat wajah berubah.“K-kitab Sukma Abadi” ulang Jejaka lagi, karena memang kitab itulah yang dicari-carinya selama ini.“Benar. Kitab sukma abadi. Kenapa Jejaka, sepertinya kau terkejut mendengar nama kitab itu?”“Sebenarnya aku memang ingin mencari kitab itu Dewa Abadi, Raja Kala Coro yang memintaku untuk mencarinya” kata Jejaka lagi, kali ini wajah Dewa Abadi yang tampak berubah mendengar ucapan Jejaka, tapi kemudian bibirnya tersenyum.“Raja Kala Coro, Raja jin penguasa pulau dedemit itukah?” tanya Dewa Abadi, Jejaka mengangguk pelan.“Memang sudah seharusnya kitab itu kembali ke pemiliknya, sampaikan maafku kepada Raja Kala Coro, Jejaka” lagi-lagi Jejaka mengangguk pelan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02

Bab terbaru

  • Jejaka Emas   Bab 31

    Klanggg...!"Hugh...!?"Tubuh Jejaka Emas terjengkang ke belakang beberapa tombak jauhnya. Selintas tadi terlihat Algojo Hijau menempelkan kedua tapak tangannya di punggung Ratu Bulan, begitu Jejaka memapak serangan tusukan tombak berujung bulan sabit. Melihat hal ini Jejaka Emas terperanjat. Dia tahu kalau kakek berkepala gundul itu tengah menyalurkan tenaga dalam. Tenaganya disatukan dengan tenaga nenek itu, lalu bersama-sama menghadapi tenaga Jejaka.Tak pelak lagi, perpaduan dua tenaga dalam dahsyat itu tidak dapat ditahan Jejaka Emas. Untung saja beradunya tenaga dalam tadi terjadi secara tidak langsung melainkan melalui perantara. Sehingga akibatnya tidak terlalu berarti bagi Jejaka Emas. Pemuda berpakaian merah keemasan ini hanya merasa sedikit sesak pada dadanya.Dengan bantuan gelang dewanya, gerakan sesulit apa pun akan sama seperti gerakan biasa. Sehingga walaupun Jejaka berada dalam keadaan kritis, dan serangan Ratu Bulan kembali menyambar cep

  • Jejaka Emas   Bab 30

    Sekali mengelak, Jejaka Emas telah berada di belakang Ratu Bulan. Tapi sebelum pemuda itu sempat melepaskan serangan, Algojo Hijau telah terlebih dulu menyerangnya. Terpaksa Jejaka mengurungkan niat untuk menyerang Ratu Bulan. Dan dengan cepat pula dielakkannya serangan kakek itu. Dan belum juga sempat membalas, kembali serangan Ratu Bulan telah mengancam. Tentu saja hal ini membuat Jejaka Emas kewalahan menghadapi hujan serangan dahsyat yang saling susul.Tak tanggung-tanggung, Jejakapun langsung menggunakan jurus-jurus gelang dewanya untuk menyerang lawannya. Tapi rupanya kedua lawannya sangat tangguh, sehingga dalam beberapa gebrak kemudian, ketiga orang ini pun sudah terlibat sebuah pertarungan berat sebelah. Jejaka Emas terus-menerus didesak lawannya, tanpa mampu balas menyerang.Untunglah pemuda bermata biru ini memiliki jurus 'Naga Pamungkas' yang sangat aneh sehingga dapat mengelakkan serangan yang bagaimanapun sulitnya. Dan berkat jurus inilah Jejaka Emas mamp

  • Jejaka Emas   Bab 29

    Algojo Hijau manggut-manggut."Bisa kuterima alasanmu, Jejaka Emas""Terima kasih, Kek!""Jangan'terburu-buru berterima kasih, Jejaka Emas!" sergah Ratu Bulan cepat. "Urusan kami denganmu kini tidak hanya satu macam!" Jejaka mengerutkan keningnya."Apa maksudmu, Nek?""Tidak usah berpura-pura, Jejaka Emas!Bukankah kau yang telah membunuh majikan kami!”"Membunuh majikan kalian"! Aneh"! Kalau boleh kutahu, siapa majikan kalian?" tanya Jejaka. Kerut pada dahinya pun semakin dalam."Seorang pemuda bersenjata sepasang kapak warna perak mengkilat!""Dia majikan kalian?" tanya Jejaka Emas Nada suaranya mengandung keheranan yang besar. "Ya! Karena begitulah bunyi perjanjian antara kami dengannya!" selak Algojo Hijau. "Kami bertemu dan bertempur. Dengan licik dia memancing kami ke dalam suatu perjanjian. Yaitu, apabila dalam tiga puluh jurus kami tidak berhasil merobohkannya, dia akan menjadi majikan kami! Jadi, terpaksa

  • Jejaka Emas   Bab 28

    Tapi untuk yang kesekian kalinya, dengan mempergunakan jurus 'Naga Pamungkas' Jejaka berusaha menghindarinya. Dan tahu-tahu tubuh Jejaka telah berada di belakang Darba. Sebelum pemuda berbaju coklat itu sadar, Jejaka sudah melancarkan serangan baliknya.Wuuut..! Hantaman tangan Jejaka melayang ke arah kepala Darba. Murid Ki Jatayu ini terperanjat kaget Maka sedapat dapatnya dirundukkan kepalanya untuk menghindari sambaran tangan lawan.Wusss...! Usaha untung-untungannya berhasil juga. Tangan itu lewat di atas kepalanya. Tapi, Jejaka tidak tinggal diam. Segera dilancarkan serangan susulan.Bukkk...!"Huakkk...!"Telak sekali pukulan tangan kiri Jejaka Emas mendarat di punggung Darba. Keras bukan main, sehingga tubuh pemuda itu terjerembab ke depan.Cairan merah kental terlontar keluar dari mulutnya. Jelas pemuda berbaju coklat itu terluka dalam!Namun kekuatan tubuh murid Ki Jatayu ini memang patut dipuji. Sekalipun sudah terluka parah

  • Jejaka Emas   Bab 27

    Jejaka terpaku sesaat. Tapi tak lama kemudian amarahnya melonjak."Hiyaaa...!"Sambil berteriak melengking nyaring memekakkan telinga, Jejaka Emas menerjang Darba.Wut...! Ketika serangan gelang dewa Jejaka Emas terayun deras ke arah kepala Darba, pemuda berbaju coklat itu menarik kepalanya ke belakang tanpa menarik kakinya.Wusss...! Gelang dewa itu meluncur deras beberapa rambut di depan wajah Darba. Begitu kerasnya tenaga yang terkandung dalam serangan itu, sehingga rambut berikut seluruh pakaian Darba berkibar keras. Dan cepat-cepat pemuda berbaju coklat itu memberi serangan balasan yang tidak kalah berbahayanya.Wuuut...! Cepat bagai kilat kakinya melesat ke arah dada Jejaka Emas. Sadar akan bahaya besar mengancam, Jejaka segera menangkis serangan itu dengan tangan kirinya disertai tetakan ke bawah.Takkk...! Tubuh Darba melintir. Memang bila dibanding Jejaka Emas, posisi pemuda berbaju coklat itu lebih tidak menguntungkan.Namun

  • Jejaka Emas   Bab 26

    Sementara itu pertarungan antara Cakar Garuda menghadapi pengeroyokan anak buah Darba, berlangsung tidak seimbang. Kepandaian Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas itu, memang terlalu tangguh untuk para pengeroyoknya. Setiap kali besi berbentuk cakar di tangannya bergerak, setiap kali pula ada satu nyawa melayang. Jerit kematian terdengar saling susul."Aaa...!"Pekik nyaring melengking panjang, mengiringi rubuhnya orang terakhir para pengeroyok itu. Cakar Garuda memandangi tubuh-tubuh yang terkapar itu sejenak, baru kemudian beralih pada pertarungan antara Jejaka Emas menghadapi Darba. Terdengar suara bergemeletuk dari gigi-gigi Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas ini. Amarahnya langsung bangkit ketika melihat orang yang dicari-carinya, karena telah membasmi perguruannya."Hiyaaa...!"Diiringi pekik kemarahan laksana binatang terluka, Cakar Garuda melompat menerjang Darba, ketika pemuda itu tengah melentingkan tubuhnya ke belakang untuk menghindari serangan Je

  • Jejaka Emas   Bab 25

    Bergegas Jejaka berlari menghampiri. Sesaat kemudian Jejaka Emas telah berada dalam jarak tiga tombak dari arena pertempuran. Dari sini dapat terlihat jelas, siapa orang yang tengah dikeroyok itu. Dan ini membuat pemuda berbaju merah keemasan ini menjadi agak terkejut.Orang yang tengah dikeroyok itu berusia sekitar empat puluh tahun. Tubuhnya tegap dan kekar. Pada baju hitam bagian dada sebelah kiri terdapat sulaman cakar burung garuda dari benang emas. Di tangannya tergenggam sebuah baja hitam berbentuk cakar baja hitam dikibas-kibaskan dengan ganas. Ke mana saja cakar baja hitam bergerak, di situ pasti ada sesosok tubuh yang rubuh."Cakar Garuda...," desah Jejaka.Tapi pemuda ini tidak bisa berlama-lama mengamati pertarungan. Ternyata Darba yang memang ada di situ dan tengah dicarinya, bergerak menghampiri."Heh"! Kau lagi, Jejaka Emas" Rupanya kau tidak kapok juga. Atau, kali ini bersama-sama temanmu akan mengeroyokku?" ejek Darba memanas-manasi. Sepa

  • Jejaka Emas   Bab 24

    Seketika berubah wajah Jejaka."Maksud, Kakek?" tanya Jejaka Emas.Wajah Algojo Hijau berubah serius."Sejak puluhan tahun yang lalu, kami adalah sepasang tokoh yang tidak terkalahkan. Kami pun gemar bertanding, sehingga tak terhitung lawan yang rubuh di tangan kami. Sampai akhirnya, kami bertemu dengan Begawan Tapa Pamungkas. Melalui suatu pertarungan yang sengit, kami berhasil dikalahkannya. Tentu saja hal ini membuat penasaran, di samping malu yang besar. Maka kami katakan padanya, bahwa sepuluh tahun lagi kami akan datang menantang untuk menentukan siapa yang lebih unggul. Tapi rupanya kami sedang sial, karena lagi-lagi berhasil dikalahkan gurumu. Semenjak itu kami pun kembali giat berlatih, memperdalam ilmu-ilmu kesaktian. Tapi siapa sangka, di waktu kami telah merasa yakin akan dapat mengalahkannya, Begawan Tapa Pamungkas telah lebih dulu pergi ke alam baka. Siapa yang tidak kesal. Untunglah ada dirimu yang menjadi muridnya. Tapi tentu saja kau akan kami b

  • Jejaka Emas   Bab 23

    Nenek berpakaian putih itu menganggukkan kepalanya. "Aku juga tahu. Kalau tidak salah, pemuda itu berjuluk Jejaka Emas!"“Tepat” Ratu Bulan termenung."Dan ciri-ciri Jejaka Emas mirip pemuda ini!" sambung Algojo Hijau lagi."Ahhh...! Kau benar!" nenek tinggi kurus ini mulai teringat. Sementara itu, Jejaka juga terkejut melihat nenek berpakaian serba putih itu. Kelihaian nenek ini sudah dirasakannya. Sekarang dia datang berdua dengan kawannya yang sekali lihat saja diketahui kalau kepandaiannya tidak rendah.Larasati memegang pundak Jejaka dengan lembut agar Jejaka bisa meredam amarahnya. Jejaka sekarang tengah dilanda kemarahan yang meluap-luap. Tapi, tentu saja sebagai seorang pendekar menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, pemuda ini tidak meluapkan amarahnya secara sembarangan. Maka Jejaka yang memang tidak ingin mencari permusuhan, mencoba bersikap tenang. Ditunggu bagaimana tindakan Ratu Bulan terhadapnya. Jelas terlihat kalau nenek it

DMCA.com Protection Status