Home / Romansa / Jebakan Cinta Sang Pewaris / Chapter 040 [ALDRICH... INI MASIH DI KANTOR]

Share

Chapter 040 [ALDRICH... INI MASIH DI KANTOR]

last update Huling Na-update: 2024-12-18 19:13:18

“Ada apa?” Valerie bertanya ketika dia masuk ke ruangan Aldrich.

Suaranya datar, tetapi ada sisa-sisa nada kesal dari kejadian sebelumnya.

Aldrich mendongak dari dokumen yang sedang dia baca. Matanya tajam di balik bingkai kacamata yang membuatnya terlihat semakin berwibawa.

Namun, senyum kecil di sudut bibirnya tidak bisa disembunyikan, seolah menyimpan rahasia yang hanya dia tahu.

“Masuk,” katanya, lalu bersandar santai di kursinya, mengamati Valerie dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Valerie melangkah mendekat, matanya langsung tertuju pada tumpukan dokumen di meja Aldrich.

“Tadi kau bilang hanya perlu tanda tanganku untuk tambahan dokumen, tapi ini?” Dia melirik setumpuk kertas yang disodorkan Aldrich dengan alis terangkat. “Ini lebih mirip laporan keuangan lengkap!”

Aldrich menyandarkan tubuhnya ke kursi, satu tangan menopang dagunya. “Anggap saja ini kontribusimu pada perusahaan. Atau mungkin... pada aku?” godanya ringan.

Valerie mendengus. “Kalau ini strategi untuk membuat
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wi2t(MACAN)
wkwkwk Aldrich bikin adem anget, bikin jantung berlari cepat, membuat rona merah pada wajah vale jelas ada rasa yg sulit dijelaskan... gerah panas mmbara bagaikan merindukan kasih sayang.pasti mengingat masa lalu yg pernah kalian lalui.. wkwkwk...
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 041 [SKENARIO]

    Aldrich menatap Valerie dengan penuh intensitas, bibirnya melengkung dalam senyum yang menggoda. "Kau tidak akan pergi ke mana-mana, bukan?" bisiknya, nadanya rendah namun tegas.Valerie mencoba merespon dengan ketegasan, tapi tubuhnya seolah membeku di tempat. Sebelum dia bisa menjawab, Aldrich sudah kembali mendekat, kedua tangannya memegang lembut wajah Valerie.Ciuman itu kembali hadir, tapi kali ini lebih dalam, lebih intens. Bibir Aldrich bergerak dengan keyakinan, memimpin ciuman mereka tanpa terburu-buru. Valerie merasakan dunia di sekitarnya memudar, seolah hanya ada mereka berdua dalam ruang itu.Tangan Aldrich perlahan turun ke punggung Valerie, menekan lembut, mendorongnya lebih dekat hingga tidak ada ruang di antara tubuh mereka. Valerie, meski awalnya ragu, membiarkan dirinya larut dalam kehangatan Aldrich. Jemarinya menggenggam kerah jas pria itu, seolah mencari pegangan.Aldrich berhenti sejenak, menatap Valerie dengan napas yang mulai tidak teratur. “Aku tidak bis

    Huling Na-update : 2024-12-18
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 042 [MALAM GALA]

    “Selamat malam, babe.”Suara Aldrich terdengar lembut namun penuh pesona ketika dia membuka pintu mobil untuk Valerie. Malam itu, Valerie tampak memukau dalam dress hitam elegan dengan potongan off-shoulder yang menonjolkan leher jenjang dan tulang selangkanya. Dress itu membalut tubuhnya dengan sempurna, memanjang hingga mata kaki dengan sedikit belahan di sisi kiri. Sebuah kalung berlian tipis menghiasi lehernya, sementara rambutnya ditata dengan gaya modern yang memberi kesan anggun dan memikat.Aldrich berdiri di samping mobil, tampak tak kalah memikat. Pria itu mengenakan setelan tuxedo hitam yang dijahit rapi, dipadukan dengan dasi kupu-kupu dan kemeja putih bersih. Rambut hitamnya ditata rapi ke belakang, memberikan kesan profesional dan maskulin. Sorot matanya yang tajam namun lembut menambah daya tariknya, membuatnya terlihat seperti tokoh utama di film klasik yang sempurna.“Luar biasa,” kata Aldrich pelan, matanya terpaku pada Valerie. “Dress ini terlihat lebih indah saa

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 043 [IDENTITAS]

    "Ingat, Val. Ini hanya permainan!" batin Valerie.Mencoba meyakinkan dirinya sendiri saat langkahnya bergandengan dengan Aldrich menuju tengah ballroom. Dia tersenyum tipis pada para tamu yang menatap mereka dengan rasa ingin tahu, tetapi hatinya terus mengingatkan bahwa semua ini hanyalah sandiwara.Namun, suasana berubah ketika Bella, masih dengan gaun merah menyala yang mencolok, mendekati mereka lagi. Kali ini, wajahnya dipenuhi rasa tidak suka yang tak tersamarkan.“Valerie,” katanya dengan nada manis palsu. “Aku heran, apa yang Aldrich lihat darimu? Maksudku, kau hanya seorang sekretaris rendahan, kan?”Valerie menghela napas panjang, berusaha tetap tenang. Dia tahu Bella sengaja memancing keributan. Sebelum dia sempat membalas, Aldrich berbicara lebih dulu, suaranya tajam namun tetap tenang.“Bella, berhenti mempermalukan dirimu sendiri.”Bella terkekeh kecil, tidak menggubris peringatan Aldrich. Dia justru mendekat ke Valerie, menatapnya dari ujung kepala hingga kaki dengan

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 044 [DANSA]

    Valerie mendelik ke arah ayahnya. “Ayah, sudah kubilang ini hanya sementara. Aku belum sepenuhnya setuju dengan—”“Aldrich adalah pilihan yang sempurna, Valerie,” potong Bastian dengan nada penuh keyakinan. “Dia pria yang cerdas, sukses, dan berasal dari keluarga terhormat. Aku tidak akan membiarkanmu melepaskan kesempatan emas ini.”Aldrich, meski terbiasa dengan situasi seperti ini, tetap menjaga sikapnya. “Tuan Bastian, saya sangat menghormati keputusan Anda. Tapi, tentu saja, kebahagiaan Valerie adalah prioritas utama saya.”Bastian tertawa kecil. “Itulah yang membuatku yakin padamu, Aldrich. Kau tahu bagaimana memperlakukan seorang wanita, terutama putriku. Jangan biarkan dia terlalu keras kepala.”Valerie menghela napas panjang, mencoba menahan ketidaksukaannya terhadap campur tangan ayahnya. Namun, dia tahu ini bukan waktu atau tempat untuk memperdebatkannya. “Ayah, aku bisa memutuskan sendiri. Aldrich tahu itu.”Bastian menatap Valerie sejenak, lalu tersenyum tipis. “Kau ter

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 045 [MEMEGANG KENDALI]

    Setelah pulang dari pesta, Aldrich membawa Valerie kembali ke mansion nya. Kali ini, suasana di antara mereka terasa lebih santai, jauh dari kecanggungan seperti sebelumnya.Valerie melangkah ke dalam kamar utama Aldrich yang mewah, dengan dekorasi modern dan warna-warna netral yang menciptakan suasana nyaman.“Kau ingin membersihkan diri terlebih dahulu?” tanya Aldrich santai sembari membuka kancing kemejanya satu per satu.Valerie menggeleng, lalu melepaskan sepatu hak tingginya sebelum menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang besar berlapis seprai sutra putih. Dia memiringkan tubuhnya, menopang kepala dengan tangan, matanya tertuju pada Aldrich yang kini berdiri hanya beberapa langkah darinya.Aldrich melemparkan kemejanya sembarangan ke kursi di sudut ruangan, memperlihatkan tubuh atletisnya dengan otot-otot yang terdefinisi sempurna. Cahaya lampu di kamar itu mempertegas lekukan tubuhnya, membuat Valerie tanpa sadar mengamati lebih lama dari yang seharusnya.“Menikmati pemandangan

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 046 [DESAHAN YANG BERSAUTAN]

    "Ahh...."Valerie menutup mulutnya dengan tangan, mencoba meredam desahannya. Wajahnya bersemu merah, seolah panas dari tubuh Aldrich telah menjalar ke seluruh tubuhnya. Sebelah tangannya yang lain meremas selimut, mencengkeramnya dengan kuat, sementara kain itu sudah kusut tak beraturan.Aldrich menundukkan tubuhnya, wajahnya tenggelam di lekukan leher Valerie. Napasnya terasa berat, dan bibirnya menyentuh kulit Valerie dengan lembut namun penuh intensitas. Dia menyesap aroma lembut Valerie, campuran parfum dan esensi alami wanita itu yang membuat pikirannya kacau. Rasanya candu, sebuah ketergantungan yang tak bisa dia jelaskan.“Katakan kau juga menginginkanku, babe,” bisik Aldrich dengan suara serak, hampir seperti perintah, tapi lebih seperti permohonan yang tidak bisa dia tahan lagi.Valerie membuka matanya perlahan, napasnya tersengal. Dia menggigit bibir bawahnya, enggan memberikan jawaban. Dia tahu Aldrich memegang kendali, namun sikapnya yang santai membuat Valerie merasa

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 047 [MASAKAN PERTAMA]

    Pagi itu, Valerie terbangun lebih dulu. Tubuhnya terasa kaku dan nyeri di setiap sendi, mengingat malam yang panjang. Dia melirik wajah Aldrich yang tertidur dengan tenang, seolah tidak pernah menyiksa dirinya beberapa jam sebelumnya. Matanya lalu berpindah pada jam dinding yang menunjukkan pukul 05.30. Itu artinya dia hanya tidur dua jam."Tenaganya benar-benar tidak masuk akal," keluh Valerie sambil menggelengkan kepala.Perlahan, dia memungut pakaian yang berserakan di lantai dan melangkah menuju kamar mandi. Begitu membuka pintu, aroma khas kayu cedar dan mint menyambutnya. Kamar mandinya luas dan modern, dengan dinding marmer hitam yang memantulkan cahaya lembut dari lampu gantung kecil. Shower berbentuk persegi besar menggantung di langit-langit, mengalirkan air seperti hujan deras yang menyegarkan. Valerie memutar keran dan membiarkan air hangat mengalir deras di atas kepalanya, meluruhkan lelah dan sisa malam tadi. Uap mulai memenuhi ruangan, membungkusnya dalam kehangatan

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 048 [RENCANA HARI INI?]

    “Ayo, cicipi,” kata Valerie sambil meletakkan piring berisi pasta di depan Aldrich. Ia menarik kursi di hadapan pria itu dan duduk dengan tenang, sambil memperhatikan reaksi Aldrich dengan penuh antisipasi.Aldrich menghirup aroma pasta yang mengepul hangat, senyum kagum terpancar dari wajahnya. “Aromanya wangi sekali. Ini sudah seperti masakan bintang lima,” pujinya dengan nada tulus.Valerie menyibak rambutnya ke belakang, menyembunyikan rasa bangga yang jelas terpancar dari wajahnya. “Tentu saja,” jawabnya santai.Aldrich mengambil garpu dan pisau, namun sebelum mencicipi, ia menatap Valerie sambil tersenyum penuh arti. “Alangkah baiknya jika kita tinggal serumah,” katanya setengah bercanda, nada suaranya terdengar ringan tapi menggoda.Valerie memutar bola matanya, kebiasaannya yang makin sering muncul jika berbicara dengan Aldrich. “Dan Ayah serta Daddy-mu akan senang sekali,” komentarnya, sarkasme di suaranya jelas terasa.Aldrich terbahak, lalu mulai mencicipi pasta buatan

    Huling Na-update : 2024-12-19

Pinakabagong kabanata

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 190

    "Kenapa kau membawaku ke sini? Ini bukan apartemenku," tanya Valerie dengan suara serak. Ia mengucek matanya, mencoba mengusir kantuk yang masih tersisa.Perlahan, pandangannya mulai fokus, dan ia baru menyadari bahwa mereka berada di depan sebuah mansion megah. Bangunan itu menjulang tinggi dengan arsitektur klasik yang elegan, diterangi cahaya lampu temaram yang memberi kesan hangat sekaligus misterius.Di kursi kemudi, Aldrich duduk santai. Satu tangannya bertumpu pada kemudi, sementara yang lain menopang dagunya. Matanya mengamati Valerie dengan sabar. Ia tidak membangunkannya tadi, hanya menunggu hingga wanita itu terjaga sendiri."Kau tertidur di mobil, jadi kupikir lebih baik langsung membawamu ke sini," ujar Aldrich akhirnya. Suaranya tenang, seolah keputusan itu adalah hal yang paling wajar di dunia.Valerie mengernyit, masih mencoba mencerna keadaan. "Tapi... kenapa di sini?"Aldrich menoleh, menatapnya dalam-dalam sebelum tersenyum tipis. "Kau mengandung anakku. Akan lebih

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 189

    “Bunda!”Valerie langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri sang bunda saat ibunya baru saja membuka pintu.“Val, bagaimana keadaan ayahmu?” tanya bundanya panik.Segera, ia mendekat ke ranjang Bastian, menatap wajah suaminya yang tertidur damai.Valerie mendesah, ikut menatap ayahnya. “Sudah lebih baik, Bun. Ayah hanya perlu beristirahat.”Bunda Valerie menghela napas lega. “Syukurlah.” Saat itulah, ia menyadari kehadiran Aldrich yang berdiri tak jauh dari Valerie.“Oh, Aldrich, kau di sini?” tanyanya dengan senyum tipis.Aldrich mengusap tengkuknya singkat sebelum mengangguk. “Ya, Bun. Aku merindukan Valerie,” jawabnya dengan nada santai, tetapi penuh makna.Bunda Valerie terkekeh pelan. “Apa sebaiknya pernikahan kalian dimajukan saja?” godanya dengan nada riang.Wajah Valerie seketika memanas. Ia tidak tahu bagaimana harus menanggapi godaan ibunya. Di satu sisi, pertunangan mereka hanyalah pura-pura. Namun, di sisi lain, Valerie kini mengandung anak Aldrich. Ia mulai ragu apaka

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 188

    Aldrich dengan santai menambahkan beberapa potong ikan salmon panggang ke piring Valerie. “Tambah ini, kudengar ini bagus untuk ibu hamil,” katanya ringan. Tak lupa, ia juga menaruh sepotong alpukat dan segelas susu hangat di hadapan Valerie.Valerie mendesah, menatap Aldrich dengan ekspresi tak habis pikir. Piringnya sudah penuh sesak dengan berbagai macam makanan—nasi merah, sayur bayam, potongan daging tanpa lemak, telur rebus, hingga buah-buahan yang dipotong rapi. Makanan itu hampir menggunung, seolah cukup untuk di makan oleh dua orang… Oh, tunggu, memang begitu kenyataannya.“Cukup, Aldrich! Aku tidak bisa menghabiskan semuanya,” protes Valerie, tangannya refleks menahan tangan Aldrich yang hendak menambahkan lagi sesuatu ke piringnya.Aldrich berkedip, pura-pura tak mengerti. “Kenapa? Ini semua bergizi. Kamu harus makan dengan baik, sayang.”Valerie mengerang pelan, meletakkan sendoknya. “Aku ini manusia, bukan tempat sampah.”Aldrich tertawa, akhirnya mengalah. “Baiklah, ba

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 187

    "Kupikir kau tidak menginginkan anak ini," isak Valerie di sela tangisnya.Aldrich sedikit melepaskan pelukannya, lalu menghapus air mata Valerie dengan lembut. Senyum tipis terukir di wajahnya. "Kenapa kau berpikir seperti itu, sayang?" tanyanya dengan suara penuh kasih.Valerie menggeleng, matanya masih basah. "Bukankah hubungan kita hanya pura-pura? Dalam perjanjian, tidak ada satu pun pembahasan tentang anak. Kupikir kau pasti akan membenci kehamilan ini."Aldrich terdiam, membiarkan kata-kata Valerie mengendap dalam pikirannya. Sekejap kemudian, ia menarik wanita itu kembali ke dalam pelukannya, lebih erat dari sebelumnya. Aldrich mengecup puncak kepala Valerie, lalu turun ke kelopak matanya yang masih basah. Ia melanjutkan ke pipinya, menenangkan setiap jejak air mata dengan sentuhan bibirnya yang lembut."Aku memang tidak pernah berpikir kau akan hamil, babe. Tapi kehamilanmu adalah kejutan paling berharga dalam hidupku." Suaranya terdengar penuh kebahagiaan, disertai tawa ke

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 186

    Aldrich melajukan mobilnya kembali ke rumah sakit dengan kecepatan tinggi. Dia tidak peduli dengan klakson dari kendaraan lain.Satu-satunya yang ada di pikirannya adalah Valerie. Dia harus melihatnya, memastikan bahwa dia baik-baik saja.Setibanya di rumah sakit, Aldrich memarkir mobilnya dengan kasar dan segera bergegas masuk. Langkahnya panjang dan cepat, penuh urgensi. Di depan kamar rawat Bastian, beberapa bodyguardnya berjaga ketat. Mereka berdiri dengan sikap waspada, seolah siap menghadapi ancaman kapan saja.Saat melihat Aldrich, salah satu bodyguard langsung menyapa dengan sopan, lalu memberi jalan untuknya. Aldrich hanya mengangguk singkat sebelum mendorong pintu dan masuk.Pemandangan pertama yang menyambutnya adalah Valerie, tertidur di tepi ranjang ayahnya. Tubuhnya sedikit membungkuk, kepalanya bertumpu pada lengan, sementara jemarinya masih menggenggam tangan Bastian. Wajahnya tampak lelah, seakan sudah terlalu banyak melalui hari yang berat.Aldrich mendekat dengan h

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 185

    Berhasil. Henry berhasil menangkap sebelah tangan Jennifer di detik terakhir.Tubuh Jennifer sudah setengah tergantung di udara, kakinya tak lagi berpijak di balkon. Angin malam menusuk kulitnya, membuat tubuhnya semakin gemetar. Matanya melebar, napasnya tersengal saat menyadari hanya tangan Henry yang menjadi satu-satunya penyelamatnya dari kematian."Pegang aku!" suara Henry terdengar tegas, tapi ada nada panik di dalamnya.Jennifer menatapnya dengan campuran keterkejutan dan ketakutan. Tangannya yang lain mencakar-cakar udara, mencari sesuatu untuk dipegang, tapi tidak ada yang bisa dia raih selain genggaman Henry yang semakin erat."Aku tidak bisa—" suara Jennifer bergetar, air matanya mengalir tanpa bisa ditahan."Kau bisa!" Henry menggertakkan giginya, otot-otot lengannya menegang saat dia menarik tubuh Jennifer perlahan.Namun, Jennifer terus meronta. Dia menggeliat, seolah ingin tetap jatuh. "Lepaskan aku! Aku tidak mau ditangkap!""Diam, sialan!" Henry berteriak, menarik Jen

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 184

    Jennifer menggigit kukunya sembari berjalan mondar-mandir di ruang tamunya. Tatapannya terpaku pada layar televisi yang terus menayangkan berita tentang penangkapan Charlos."Bodoh!" gerutunya gemas, menggertakkan gigi.Dia menghela napas kasar, satu tangan bertolak pinggang sementara tangan lainnya meremas rambutnya sendiri. "Tenang, Jenn… Charlos tidak akan bisa menyeretmu secara langsung. Kau tidak akan masuk penjara," ucapnya, mencoba menenangkan diri.Tapi rasa panik tetap menggigitnya.Rencana menculik dan menyebarkan video editan Valerie—semua itu adalah idenya. Namun, Jennifer tidak pernah menyangka Charlos akan sebodoh itu hingga tertangkap dengan begitu mudah."Sial! Aku harus kabur!"Tanpa membuang waktu, Jennifer bergegas mengeluarkan koper, memasukkan barang-barang berharganya dengan terburu-buru. Tangannya gemetar saat mengambil paspor dan uang tunai yang sudah ia simpan sejak lama untuk keadaan darurat seperti ini.Namun sebelum koper itu penuh, suara ketukan keras men

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 183

    Valerie berlari secepat yang dia bisa, napasnya memburu. Lorong rumah sakit terasa semakin panjang dan mencekam. Dia bisa mendengar langkah kaki berat yang mengejarnya, mendekat semakin cepat.Saat menoleh ke belakang, mata Valerie melebar melihat Charlos yang semakin dekat. Wajah pria itu dipenuhi amarah dan obsesinya yang semakin tak terkendali.“Berhenti, Valerie!” seru Charlos, suaranya menggema di lorong kosong.Tapi Valerie tidak mau berhenti. Dia mempercepat langkahnya, menyeberangi koridor lain, mencari tempat yang bisa dia gunakan untuk bersembunyi. Namun, di tikungan berikutnya, tubuhnya ditarik kasar.“Akh—!” Valerie hampir menjerit, tetapi Charlos buru-buru membekap mulutnya dengan tangan.“Jangan melawan,” bisik Charlos dengan nada mengancam. “Kita perlu bicara, Valerie. Kau pikir bisa lari dariku?”Valerie meronta, mencoba melepaskan diri, tetapi cengkeraman Charlos begitu kuat.Sebelum Charlos bisa membawanya pergi lebih jauh, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki cepa

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 182

    “Sebentar,” katanya sebelum keluar dari ruangan untuk menerima panggilan.Sementara itu, Valerie kembali menatap ayahnya. Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh perlahan. “Ayah… bertahanlah, ya,” bisiknya.Ia ingin berbagi kabar tentang kehamilannya. Tentang bagaimana dia kini mengandung cucu Bastian. Tapi kapan waktu yang tepat? Ayahnya masih terbaring lemah di sini, sementara hidupnya sendiri masih dipenuhi ketidakpastian.Tiba-tiba, Valerie merasakan pusing yang aneh. Pandangannya sedikit berputar, dan ia harus memejamkan mata sejenak untuk meredakan rasa tidak nyaman itu.“Aku harus kuat,” gumamnya pelan.Namun, sebelum ia bisa benar-benar menenangkan diri, Aldrich kembali masuk dengan ekspresi yang lebih serius dari sebelumnya.“Ada apa?” tanya Valerie, mencoba membaca raut wajah pria itu.Aldrich ragu sejenak sebelum akhirnya berbicara. “Ada masalah di perusahaan. Aku harus pergi sebentar.”“Lagi?” tanya Valerie menghela, menatapnya dalam diam. Di satu sisi, ia ingin

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status