/ Romansa / Jebakan Cinta Sang Idola / Chapter 4 : Permainan Dimulai

공유

Chapter 4 : Permainan Dimulai

작가: Mommy_Ay
last update 최신 업데이트: 2025-02-03 09:19:35

Terdengar tawa kecil dari Noah.

“Itu artinya kau kini memiliki tantangan baru?”

Lift terbuka. Hazel melangkah masuk, menekan tombol menuju lantai dasar. Ponselnya masih menempel di telinga.

“Ya, aku rasa begitu,” diiringi dengan helaan napas berat.

Hazel menyandarkan punggung ke dinding lift. “Aku hanya berharap ini tidak menjadi keputusan yang kusesali nanti.”

“Dengar, tidak ada keputusan yang benar-benar sempurna. Yang penting, kau bisa kembali ke industri ini dan membuktikan dirimu lagi.”

Dentingan lembut terdengar saat lift sampai di lantai dasar. Hazel melangkah keluar, menggenggam ponselnya erat.

“Ya, aku akan membuktikannya,” ucapnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri.

*

Hari pertama Hazel sebagai manajer Nick seharusnya berjalan lancar, namun pria itu justru sengaja mempersulit pekerjaannya.

“Kau tidak berubah, Hazel.”

Hazel menutup mata sejenak, menghirup napas dalam-dalam sebelum akhirnya berbalik. Nick bersandar santai di sofa ruang tunggu, mengenakan kaus putih polos dan celana jeans hitam. Senyum miringnya begitu familiar—senyum yang dulu bisa membuatnya jatuh, tapi kini hanya memicu rasa kesal.

“Aku di sini untuk bekerja, Nick. Jadi, tolong jangan buat segalanya sulit,” ujar Hazel dengan nada datar.

Nick mengangkat alis, tampak terhibur dengan ketegasan Hazel.

“Sulit? Aku hanya menjalani hariku seperti biasa. Kalau kau merasa ini sulit, mungkin kau yang terlalu serius.”

Hazel mengepalkan jemarinya di samping tubuhnya. Sejak pagi, Nick sudah membuat pekerjaannya berat—datang terlambat ke lokasi syuting, mengabaikan jadwal yang ia susun, bahkan dengan santai menghilang tanpa memberi kabar. Dan sekarang, pria itu bertindak seolah tidak bersalah.

“Kau seharusnya sudah di set sejak satu jam lalu,” kata Hazel tegas. “Semua kru menunggumu.”

Nick bangkit dari sofa dengan gerakan lambat, mendekati Hazel dengan langkah santai. Tatapannya tajam, penuh sesuatu yang sulit diartikan.

“Jadi kau masih sama seperti dulu, ya?” gumamnya. “Selalu menuntut, selalu ingin semuanya berjalan sesuai kehendakmu.”

Hazel menahan napas, berusaha menjaga emosi. Ia menatap Nick tanpa gentar. “Aku hanya menjalankan tugasku sebagai manajermu.”

Nick terkekeh. “Kau yakin? Aku pikir kau masih mencoba mengendalikan hidupku seperti dulu.”

Perut Hazel terasa mual mendengar nada mengejek itu. Ia tidak ingin terjebak dalam permainan Nick. Ini pekerjaannya, dan ia harus tetap profesional.

“Lima menit. Kalau kau tidak ada di set dalam lima menit, aku akan pastikan kontrakmu dengan Orion Entertainment tidak diperpanjang,” kata Hazel dingin, lalu berbalik pergi tanpa menunggu jawaban.

Nick menyipitkan mata, menatap punggung Hazel yang menjauh. Senyum tipis muncul di wajahnya.

“Permainan baru saja dimulai,” gumamnya pelan.

*

Hazel menjatuhkan tasnya ke sofa begitu memasuki apartemennya. Tubuhnya langsung ambruk di atas tempat tidur tanpa melepas sepatu. Rasanya seperti baru saja melewati satu hari penuh pertempuran.

Menghadapi Nick benar-benar menguras energinya. Setiap ucapan, setiap gerakan pria itu terasa seperti ujian kesabaran. Nick bukan hanya sengaja datang terlambat ke set, tapi juga menolak mengikuti instruksi dengan berbagai alasan konyol.

Hazel menutup matanya sejenak, membiarkan pikirannya melayang. Seharusnya ia sudah menduga hal ini. Bekerja dengan Nick tidak akan pernah mudah.

Namun, ia tidak akan menyerah. Tidak setelah semua yang telah ia lalui.

Ponselnya bergetar di meja samping tempat tidur. Hazel mengulurkan tangan, mengintip layar. Sebuah pesan masuk dari Noah.

Noah: Masih hidup?

Hazel menghela napas sebelum mengetik balasan.

Hazel: Baru saja mati, tapi sekarang bangkit lagi.

Tidak sampai satu detik, balasan masuk.

Noah: Bagus. Karena besok pertarungan masih panjang.

Ya, besok pertarungan masih panjang. Dan ia harus siap.

*

Pukul lima pagi, Hazel sudah berada di depan Apartemen Nick. Udara masih dingin, dan langit baru saja mulai berubah warna.

Ia menekan bel apartemen Nick sekali. Tidak ada jawaban.

Dua kali. Tetap sunyi.

Hazel menghela napas panjang. Ia sudah menduga ini akan terjadi. Dengan wajah tanpa ekspresi, ia menekan bel dengan brutal.

“Nick, jadwalmu padat hari ini. Kita harus segera berangkat,”

Hazel berkata tegas.

Namun, tidak ada jawaban.

Hazel menghela napas panjang, lalu mengetuk pintu sekali lagi.

“Jangan mulai bersikap seperti ini. Kita tidak punya banyak waktu.”

Masih sunyi.

Kesabarannya mulai menipis. Ia mendorong pintu, yang ternyata tidak dikunci. Begitu masuk, Hazel mendapati Nick duduk santai di sofa, mengenakan jubah mandi, sementara segelas wine tergeletak di meja.

“Pagi yang indah, bukan?”

Nick tersenyum santai, seakan lupa bahwa ia memiliki jadwal padat.

Hazel mengepalkan tangan.

“Nick, kau harus bersiap sekarang. Syuting dimulai tiga puluh menit lagi.”

Nick hanya mengangkat bahu.

“Aku butuh waktu untuk rileks sebelum bekerja. Kau tidak keberatan, kan, sayang?”

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

관련 챕터

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Chapter 5 : Kau Spesial!

    Nada suaranya sengaja dibuat melembut, dengan tatapan penuh arti yang membuat Hazel semakin jengkel. Ia tahu Nick sedang memainkan permainan ini—menekan batas kesabarannya.“Jangan panggil aku seperti itu,” desis Hazel. “Dan kau bukan satu-satunya orang di lokasi syuting. Semua kru menunggumu.”Nick meneguk wine-nya perlahan, seolah sengaja ingin membuat Hazel semakin frustrasi. “Mereka bisa menunggu. Aku bintang utamanya, bukan?”Hazel menarik napas dalam-dalam. Ia tidak akan membiarkan Nick menang. Dengan cepat, ia mengambil remote AC dan menurunkan suhunya ke tingkat paling dingin.Nick mengernyit. “Apa yang kau lakukan?”Hazel menatapnya tanpa ekspresi. “Kau bisa bersantai di sini, atau bersiap dan menyelesaikan pekerjaanmu. Pilihannya ada padamu.”Nick menatap Hazel selama beberapa detik sebelum akhirnya mendecak kesal. “Baiklah, baiklah. Aku akan bersiap.”Hazel berbalik, menyembunyikan senyum kecil di wajahnya. Jika Nick ingin bermain permainan ini, maka ia juga bisa ikut berma

    최신 업데이트 : 2025-02-03
  • Jebakan Cinta Sang Idola   Chapter 6 : Hari yang Kacau

    Nick menatap Hazel beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum kecil.“Kita lihat nanti.”Hazel tidak membalas. Ia hanya berbalik dan berjalan masuk ke lokasi syuting dengan kepala tegak.Tapi di dalam hatinya, ia tahu satu hal.Hari-harinya ke depan tidak akan mudah.Hari itu terasa seperti ujian kesabaran bagi Hazel. Begitu tiba di lokasi syuting, Nick langsung kembali ke kebiasaannya—membuat semua orang menunggu.“Kita sudah mundur hampir satu jam dari jadwal,” bisik asisten sutradara pada Hazel dengan nada cemas.“Apa kau bisa membujuknya?”Hazel menghembuskan napas panjang. Ia sudah cukup lelah menghadapi sikap Nick sejak pagi. Namun, ini pekerjaannya, dan ia tidak akan membiarkan seorang Nicholas Alexander menjatuhkan reputasinya lagi.Ia berjalan ke ruang makeup, menemukan Nick sedang duduk santai di kursi, memainkan ponselnya.Makeup artist berdiri di sampingnya, menunggu dengan gelisah.“Nick,” panggil Hazel, nada suaranya tegas.Pria itu mengangkat kepalanya, tersenyum seolah

    최신 업데이트 : 2025-02-03
  • Jebakan Cinta Sang Idola   Chapter 7 : Api Lama yang Masih Menyala

    Hazel mengabaikannya dan menunduk ke ponselnya, mengecek email dari tim produksi Orion Entertainment. Namun, suara tawa pelan dari arah belakang membuatnya menoleh.Di sudut lokasi, Nick sedang berbicara dengan seorang aktris muda, Sarah Williams. Gadis itu tertawa kecil sambil menyentuh lengan Nick dengan manja.Hazel menghela napas. Ia seharusnya tidak peduli. Ini bukan urusannya. Tapi entah kenapa, melihat Nick seperti itu tetap saja membuatnya kesal.Nick melirik ke arah Hazel seolah menyadari tatapannya. Ia tersenyum miring, lalu berkata dengan nada lebih keras,“Sarah, kau sangat berbakat. Aku suka cara kau membangun chemistry dalam adegan tadi.”Sarah tersipu.“Benarkah? Aku hanya mencoba menyesuaikan energiku denganmu, Nick.”Hazel mendecak dalam hati. Nick selalu seperti ini—senang bermain dengan orang lain, seolah dunia berputar di sekelilingnya.“Hazel.”Nick tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya, menyodorkan sekaleng kopi dingin.“Aku tidak memesannya,” kata Hazel dingin.

    최신 업데이트 : 2025-02-03
  • Jebakan Cinta Sang Idola   Chapter 8 : Seperti Duri yang Menusuk

    Hazel berdiri di sudut ruangan, memperhatikan jalannya pemotretan dengan tangan terlipat di dada. Nick, seperti biasa, tampil sempurna di depan kamera. Setiap pose yang diambilnya terlihat alami, seolah-olah dunia fashion memang dunianya.Saat jeda pemotretan, Nick berjalan mendekati Hazel sambil melepas jas yang dikenakannya.“Kau diam saja sejak tadi. Jangan bilang kau masih terpesona denganku.”Hazel mendesah.“Aku hanya memastikan semuanya berjalan lancar. Itu tugasku.”Nick tertawa kecil.“Tugasmu juga memastikan aku tidak kelelahan, kan? Jadi, bagaimana kalau kau ambilkan kopi untukku?”Hazel menatapnya tajam.“Kalau kau haus, ambil sendiri. Kau bukan anak kecil, Nick.”Nick mengangkat bahu santai.“Tapi dulu kau tidak keberatan melakukannya.”Hazel mengepalkan tangan di sisi tubuhnya.“Dulu berbeda. Sekarang aku manajermu, bukan kekasih kontrakmu.”Senyum di wajah Nick melebar.“Oh, jadi kau masih mengingatnya?”Hazel berbalik, berusaha mengabaikannya. Tapi jauh di lubuk hatiny

    최신 업데이트 : 2025-02-03
  • Jebakan Cinta Sang Idola   Chapter 9 : Masih Belum Menyerah

    Sepanjang perjalanan pulang, Hazel menyandarkan kepalanya ke jendela mobil, menatap keluar tanpa fokus. Hari ini melelahkan, dan ia bisa merasakan Noah meliriknya sesekali.“Kau tidak perlu melakukan ini, Noah,” ucap Hazel, akhirnya membuka suara.Noah terkekeh pelan. “Melakukan apa?”“Mengantarku pulang seperti ini,” jawab Hazel, menoleh ke arahnya. “Aku bisa pulang sendiri.”Noah menghela napas, tetap fokus pada jalan di depannya.“Aku tahu. Tapi sejak kapan aku pernah mendengarkan protesmu?”Hazel tersenyum kecil. Ia dan Noah memang sudah lama berteman. Sejak kuliah, mereka selalu ada untuk satu sama lain, bahkan setelah bekerja di Zhe Entertainment. Namun, saat Hazel dipecat, hubungan mereka sempat renggang.Hazel merasa terlalu malu untuk mencari Noah, tapi pria itu tetap datang padanya, tetap menjadi satu-satunya orang yang selalu ada.“Bagaimana harimu?” tanya Noah setelah beberapa saat hening.Hazel menghela napas panjang.“Berantakan. Nick benar-benar membuat pekerjaanku sulit

    최신 업데이트 : 2025-03-05
  • Jebakan Cinta Sang Idola   Chapter 10 : Sikap yang Berubah

    Keesokan paginya, sebelum Hazel sempat berangkat ke apartemen Nick, ia terhenti saat melihat sebuah mobil sport hitam terparkir di depan gedung apartemennya.Hazel mengernyit. Itu bukan mobil Noah.Saat ia melangkah mendekat, kaca jendela mobil perlahan turun, memperlihatkan sosok Nick yang duduk santai di balik kemudi, mengenakan kacamata hitam dan kemeja kasual yang sedikit terbuka di bagian atas."Selamat pagi, Hazel," sapa Nick dengan nada santai.Hazel melipat tangan di dada, menatap Nick curiga."Apa yang kau lakukan di sini? Seharusnya aku yang menjemputmu."Nick melepas kacamatanya, menatap Hazel langsung."Kali ini, aku ingin membalas budi. Anggap saja aku sedang berusaha menjadi aktor yang baik dan tidak merepotkan manajernya."Hazel menghela napas panjang. Nick memang selalu penuh hal yang tidak terduga."Baiklah. Tapi jangan buat masalah hari ini."Nick tersenyum, lalu menepuk kursi penumpang di sebelahnya."Masuklah. Hari ini aku yang mengantarmu ke lokasi syuting."Denga

    최신 업데이트 : 2025-03-06
  • Jebakan Cinta Sang Idola   Chapter 11 : Kesempatan yang Tertunda

    Lampu menyala.“Selamat ulang tahun, Hazel!”Hazel terlonjak kaget. Di hadapannya, Noah berdiri dengan senyum lebar, di belakangnya meja dipenuhi berbagai makanan ringan, sebuah kue tart sederhana, dan beberapa balon yang tampak jelas ditiup secara manual.Hazel memandangi dekorasi yang ada, lalu kembali menatap Noah yang masih tersenyum penuh kemenangan. “Apa ini?” tanyanya dengan suara masih terkejut.Noah terkekeh, memasukkan tangannya ke saku celana. “Kau benar-benar lupa, ya?”Hazel mengerjap, mencoba mengingat. Lupa? Tentang apa?Kemudian matanya melebar.Hari ini ulang tahunnya.“Ya Tuhan…” Hazel menepuk keningnya sendiri. “Aku bahkan lupa hari ulang tahunku sendiri.”Noah tertawa. “Itulah gunanya aku, kan? Mengingatkan hal-hal yang bahkan tidak kau ingat sendiri.”Hazel mendesah, lalu menggeleng tak percaya. “Kau tidak perlu repot-repot, Noah. Aku tidak berencana merayakannya.”“Terlambat.” Noah menarik tangannya, menggiringnya ke meja makan. “Aku tidak bisa membiarkan ulang t

    최신 업데이트 : 2025-03-06
  • Jebakan Cinta Sang Idola   Chapter 12 : Menggenggam Tanpa Ragu

    "Apa yang kalian bicarakan?" tanyanya santai, matanya bergantian melihat Hazel dan Pak Adrian.Pak Adrian menepuk bahu Nick dengan bangga."Aku hanya memuji manajermu yang luar biasa ini. Dia benar-benar berhasil menjinakkan si pemberontak."Nick menaikkan sebelah alisnya sebelum menatap Hazel dengan ekspresi menggoda."Oh? Jadi sekarang aku dijinakkan?"Hazel memutar matanya."Setidaknya kau jadi lebih mudah diajak kerja sama. Itu jauh lebih baik daripada harus berdebat setiap hari."Nick menyeringai. "Mungkin aku hanya lebih suka kalau kau yang memberikan perintah."Hazel mendesah, mengabaikan kilasan panas yang tiba-tiba merayapi wajahnya.Pak Adrian tertawa kecil."Teruskan kerja bagus kalian. Aku ingin syuting kita tetap seefisien ini sampai akhir."Setelah mengangguk, sang sutradara pun pergi, meninggalkan Hazel dan Nick berdua.Nick memasukkan tangannya ke dalam saku, menatap Hazel dengan ekspresi yang sulit diartikan."Jadi? Apa aku sudah menjadi aktor yang baik sekarang?"Haze

    최신 업데이트 : 2025-03-06

최신 챕터

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Bab 26 - Kehangatan yang Tertunda

    Setelah mandi dan berganti pakaian santai, Hazel menemukan Nick sudah berada di dapur, berdiri di depan kompor dengan celemek bergambar kartun ayam yang terlalu kecil untuk tubuhnya.Hazel tertawa pelan sambil menyandarkan diri di pintu dapur. “Serius, Nick? Celemek itu kelihatan seperti milik anak TK.”Nick menoleh dengan bangga. “Hey, ini yang kupinjam dari lemari bawah wastafel. Aku tidak tahu isinya lucu begini.”Hazel berjalan mendekat, mengangkat ujung celemek itu. “Atau kamu memang sengaja pilih ini biar aku makin jatuh cinta?”“Kalau itu berhasil, aku akan pakai celemek ini setiap hari,” jawab Nick sambil mengedipkan mata.Hazel duduk di stool dekat meja dapur, memperhatikan Nick membalik pancake dengan gaya yang terlalu dramatis—dan tentu saja, pancake itu malah terlempar ke lantai.Nick mematung.Hazel menahan tawa, lalu tertawa terbahak. “Pancake terbang! Kamu harusnya daftar ke pertunjukan sirkus.”Nick menunjuk Hazel dengan spatula. “Jangan remehkan keahlianku. Itu cuma p

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Bab 25 - Dalam Dekapan

    Dengan langkah kokoh, Nick membawanya menuju sofa, tempat mereka jatuh bersama dalam gelak tawa kecil yang meledak di sela-sela desahan.Nick membaringkan Hazel perlahan di atas sofa, seakan memperlakukannya seperti sesuatu yang sangat berharga. Matanya menatap dalam ke arah Hazel, seolah ingin memastikan sekali lagi bahwa ini benar-benar keinginan mereka berdua.Hazel menarik napas dalam, ujung jemarinya menyusuri rahang Nick dengan lembut.Nick memejamkan mata sejenak, menahan gemuruh di dadanya. Ia menunduk, mencium kening Hazel dengan penuh hormat, lalu turun ke pelipis, pipi, hingga akhirnya menangkap bibir Hazel lagi dalam ciuman yang jauh lebih dalam, lebih dalam dari sebelumnya.Tangannya merayapi punggung Hazel, membangunkan sensasi yang menggetarkan setiap pori-porinya. Hazel mengangkat tangannya, membenamkannya ke rambut Nick, menariknya lebih dekat, membuat jarak di antara mereka benar-benar menghilang.Nick mencium sepanjang garis rahang Hazel, lalu turun ke lehernya, men

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Bab 24 - Kita Bisa Mencobanya

    Nick tersenyum miring, ada kilatan nakal di matanya."Kalau aku bilang aku mau libur dua hari ini bareng kamu, gimana?"Hazel mengerutkan kening, membuang wajahnya ke samping untuk menyembunyikan rona panas di pipinya. "Nick, seriuslah."Nick tertawa pelan. "Aku serius, Hazel. Dua hari ini, aku butuh recharge. Tapi, kurasa yang paling bikin aku semangat itu kalau kamu ada."Hazel menghela napas, berusaha tetap tegar walau jantungnya berdebar tak karuan."Kau butuh tidur, bukan membuat masalah baru."Nick mendekat sedikit, menurunkan suaranya. "Mungkin tidurku akan lebih nyenyak kalau tahu kamu nggak menjauh."Hazel memejamkan mata sejenak, lalu membuka mata sambil menghela napas."Aku akan tetap profesional, Nick. Sampai kapan pun."Nick tersenyum kecil, ekspresinya sulit terbaca."Aku tahu. Tapi itu tidak menghentikan aku berharap lebih."Hazel terdiam, memilih tidak menanggapi. Ia mengalihkan pandangan, melihat sekeliling yang mulai sepi."Besok, aku akan kirimkan detail jadwal kebe

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Bab 23 - Sedikit Goyah

    Udara sore di luar lokasi syuting terasa lebih sejuk, tapi Hazel tetap merasa sesak. Ia berdiri di dekat mobilnya, membiarkan embusan angin menerpa wajahnya. Jemarinya meremas tas selempangnya erat-erat, mencoba mengendalikan gejolak yang berputar di dalam dadanya.Kata-kata Nick tempo hari kembali mengiang di kepalanya."Aku tidak meminta kita berpura-pura, Hazel. Aku ingin kita memulai kembali dengan cara yang lebih baik."Hazel memejamkan mata sejenak, menggigit bibir bawahnya. Ia tahu Nick serius. Ia tahu ada ketulusan di mata pria itu saat mengucapkannya. Tapi, kenangan masa lalu yang penuh luka masih membentuk tembok kokoh di sekeliling hatinya.Bagaimana kalau semua ini hanya berakhir dengan lebih banyak luka? pikir Hazel. Bagaimana kalau aku salah lagi?Ia membuka mata perlahan, menatap langit yang mulai bergradasi jingga. Ada sesuatu dalam cara Nick memperlakukannya belakangan ini—tatapan-tatapannya, perhatian kecil yang selalu terselip di sela-sela kesibukan mereka—yang memb

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Bab 22 - Seperti Anak Kecil

    Hazel menarik napas panjang sebelum turun dari mobil. Udara siang itu terasa sedikit lebih panas dari biasanya, atau mungkin hanya pikirannya yang penuh membuat segalanya terasa berat.Begitu melangkah ke area lokasi syuting, ia langsung melihat Nick berdiri di dekat tenda produksi, tampak gelisah. Jaket hitamnya terlipat di lengan, rambutnya sedikit berantakan, dan ekspresi wajahnya jelas menunjukkan kekesalan.Begitu mata mereka bertemu, Nick langsung berjalan cepat menghampirinya."Kau sengaja, ya?" katanya tanpa basa-basi, nada suaranya mirip anak kecil yang ngambek.Hazel mengangkat alis santai. "Sengaja apa?""Sengaja bikin aku nunggu." Nick menyipitkan mata, seolah menuntut penjelasan.Hazel menahan senyum, menanggapi dengan datar, "Aku bukan babysitter-mu, Nick."Nick mendekat, suaranya sedikit merendah. "Tapi aku nggak suka nunggu. Apalagi sendirian."Hazel menghela napas, berusaha tetap profesional meski hatinya terasa sedikit bergetar melihat sikap manja pria itu."Aku haru

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Bab 21 - Bukan Hal yang Mudah

    Hazel membuka pintu apartemennya dengan gerakan lelah. Kunci nyaris terjatuh dari jemarinya yang gemetar. Begitu pintu tertutup, ia bersandar di belakangnya, menghela napas panjang.Hari itu terasa lebih berat dari biasanya. Getaran-getaran kecil yang ia rasakan saat melihat Nick dan Clara beradu akting terus membekas di pikirannya.Hazel berjalan pelan menuju ruang tamu, melepaskan sepatu dengan asal, lalu menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Ia memejamkan mata sejenak, membiarkan keheningan menyelimuti.Tiba-tiba, ponselnya bergetar di atas meja. Hazel mengerjapkan mata, mengambil ponsel dengan malas."Mr. Miller?" gumamnya pelan.Ia ragu sejenak sebelum akhirnya menggeser tombol hijau."Hazel, bisakah kau datang ke kantorku besok pagi?" suara Mr. Miller terdengar tegas dari seberang.Hazel menelan ludah. "Tentu, ada sesuatu yang terjadi?""Akan lebih baik kalau kita bicara langsung," jawab Mr. Miller singkat.Hazel menggenggam ponsel lebih erat. "Baik. Saya akan datang."Tanpa banyak basa

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Chapter 20 : Rencana yang Tak Pernah Habis

    Syuting selesai, ketika dalam perjalanan pulang menuju apartemen Hazel…Nick melirik sekilas ke arah Hazel yang duduk di kursi penumpang. Gadis itu menatap lurus ke depan, ekspresinya sulit ditebak. Biasanya, setelah syuting selesai, mereka akan mengobrol ringan—membahas akting Nick, atau sekadar bercanda tentang kru di lokasi. Tapi malam ini, Hazel hanya diam.Nick mengetuk setir mobil dengan jemarinya, mencoba memecah keheningan."Kau baik-baik saja?"Hazel tersentak kecil, seolah baru menyadari bahwa Nick berbicara padanya."Hm?"Ia menoleh sebentar sebelum kembali menatap jalanan yang diterangi lampu kota."Ya, aku baik-baik saja."Jawaban itu terdengar terlalu cepat, terlalu datar. Nick menghela napas, melirik Hazel lagi sebelum kembali fokus pada jalan."Kau kelihatan... berbeda."Hazel tersenyum tipis, meski senyumnya tidak sampai ke mata."Hanya lelah. Syutingnya panjang hari ini."Nick tidak langsung menjawab. Ia tahu Hazel cukup profesional untuk tidak membawa masalah pribadi

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Chapter 19 : Waspada

    Hari pertama syuting dimulai dengan atmosfer yang penuh antusiasme. Para kru berlalu-lalang, mempersiapkan set dengan teliti, sementara para pemain berdiskusi dengan sutradara. Hazel berdiri di sudut ruangan, memperhatikan Nick yang tengah berbincang dengan lawan mainnya—Clara. Tatapan Hazel tajam, bukan karena cemburu, tapi lebih kepada rasa waspada. Ia tahu sejarah antara Nick dan Clara, dan instingnya mengatakan bahwa bekerja sama dalam proyek ini bisa menjadi bumerang bagi Nick. Nick tampak profesional, tidak menunjukkan tanda-tanda ketegangan atau keterikatan emosional dengan Clara. Ia sesekali tersenyum, tetapi jelas bahwa ada batas yang ia jaga. Sementara itu, Clara tampak lebih santai, bahkan cenderung menggoda dengan sikapnya yang akrab. "Hazel," panggil seorang staf produksi, membuat Hazel mengalihkan perhatiannya. "Sutradara ingin memastikan jadwal Nick untuk minggu ini." Hazel mengangguk, segera mengecek ponselnya untuk memastikan tidak ada bentrokan jadwal. "Baik, aku

  • Jebakan Cinta Sang Idola   Chapter 18 : Terasa Canggung

    Pertanyaan itu membuat Hazel terdiam. Ia tidak terkejut, karena cepat atau lambat Nick pasti akan mengetahuinya. Ia menatap Nick, memilih kata-katanya dengan hati-hati.“Aku tahu,” akhirnya Hazel mengaku.Nick mengepalkan tangannya di atas meja. “Dan kau tidak berpikir untuk memberitahuku lebih awal?”Hazel menghela napas. “Aku tidak ingin keputusanmu dipengaruhi oleh masa lalu, Nick. Aku ingin kau mempertimbangkannya secara profesional.”Nick tertawa kecil, tapi tidak ada humor di dalamnya. “Profesional?”Hazel tetap tenang. “Ya. Aku tahu kau dan Clara punya sejarah. Tapi aku juga tahu kau cukup profesional untuk memisahkan urusan pribadi dari pekerjaan.”Nick menatap Hazel, seakan mencari sesuatu di matanya. “Dan bagaimana denganmu?”Hazel mengerjap. “Apa maksudmu?”Nick bersandar ke kursinya, menatapnya dengan intens. “Kau benar-benar tidak keberatan aku bekerja dengan mantan kekasihku? Wanita yang menjadi pelarianku setelah aku kehilanganmu?”Pertanyaan itu menusuk sesuatu di dalam

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status