Share

Tidak Punya Pilihan

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-08 12:03:27

Dania dipanggil ke ruangan Kaivan. Dia sudah menebak jika Grisel pasti mengadu. Buat apa juga terkejut, wanita seperti Grisel pasti mencari pembelaan agar tidak kalah.

Dania melihat Grisel di meja kerjanya, membuat Dania melirik tajam karena Grisel tersenyum miring. Grisel berpikir Dania akan takut? Tidak ada kata takut bagi Dania, apalagi yang dihadapinya nanti adalah sepupunya sendiri.

Dania masuk ruangan Kaivan setelah mengetuk pintu. Kaivan langsung memintanya duduk.

“Apa yang terjadi? Kenapa kamu bertengkar dengan Grisel?” tanya Kaivan tentunya ingin mendengar cerita dari versi Dania.

Dania menatap kesal, benar tebakannya Kaivan memanggil gara-gara Grisel mengadu.

“Ya, gimana tidak bertengkar. Grisel menuduhku ingin merebutmu. Dia sepertinya sangat takut kalau ada yang mengambilmu darinya,” jawab Dania lalu menceritakan kronologinya.

Kaivan sangat terkejut mendengar cerita Dania yang bertolak belakang dengan cerita Grisel.

“Grisel itu jahat. Dia itu sepertinya takut kena karma. D
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
dasar lelembut ini banyak drama'y bener2 harus di ruqyaj ini orang...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tetap Menolak

    Eve akhirnya diperbolehkan pulang setelah dirawat tiga hari. Dia menggendong bayinya sendiri, berjalan menuju pintu utama rumah sakit untuk menunggu taksi yang akan menjemputnya.Eve memandang bayinya yang tidur pulas dalam gendongan, sesekali terlihat gerakan bibir bayi itu yang seperti sedang menyesap sesuatu.“Mami akan menyayangimu dan menjadi sosok ibu juga ayah buatmu. Kamu jangan merasa kekurangan apa pun, ya.” Eve tersenyum manis setelah mengajak bicara bayinya itu.Eve berjanji tidak akan pernah menelantarkan bayinya bahkan akan memprioritaskan karena bagaimanapun kelahiran bayi itu adalah tanggung jawabnya. Taksi yang dipesan Eve sudah datang dan berhenti tepat di depan lobi rumah sakit. Eve dibantu security membawa tas dan memasukkan ke bagasi taksi, lalu dia masuk mobil.Akhirnya Eve pulang ke rumah. Sepanjang jalan dia menatap bayinya yang sangat anteng meski sesekali tampak menggeliat.“Kamu lucu sekali,” gumam Eve lalu menusuk pipi bayinya yang tidak terlalu chubby.Sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Kai

    Tidak terasa waktu cepat berlalu, bahkan tak sadar jika tiga tahun terlewatkan begitu saja.“Kai! Kai, kamu di mana?”“Di mana dia, Bi?” tanya Eve sambil mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.“Tadi ada di dekat pintu, mungkin di teras,” jawab wanita paruh baya yang selama tiga tahun ini bekerja di rumah dan menjaga Eve.Eve menghela napas kasar, lalu kembali berteriak memanggil.“Kai!” Suara Eve berteriak terdengar begitu lantang. Dia keluar dari rumah, lalu mendapati seseorang yang dicarinya ada di dekat gerbang rumah.“Kai.” Eve menghela napas pelan melihat putranya berdiri di dekat gerbang. “Sedang apa dia di sana?” Eve mencoba mengamati sedang apa putranya itu.Bocah laki-laki berumur tiga tahun menoleh ketika mendengar suara teriakan Eve.“Kai di cini, Mami.” Kaisar–putra Eve., melambai-lambai ke arah maminya, dia masih cedal dan tidak bisa menyebut huruf ‘S’ dengan benar.“Kai, mami bilang apa soal jangan bermain di dekat gerbang?” Eve berjalan menghampiri putranya sambil m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Alergi

    Eve mengajak Kai ke kafe. Kai anak penurut dan tidak hiperaktif meski bisa dibilang cerdas karena memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.“Kai duduk dulu sama Kakak Chila, mami mau ke dapur mengecek barang,” kata Eve sambil meminta Kai duduk di salah satu kursi dekat meja kasir.Chila langsung menghampiri dan mengambil alih Kai dari Eve.Eve meninggalkan Kai di depan bersama Chila dan yang lain.Kai duduk dengan anteng sambil mengayunkan kedua kaki yang menggantung.“Kai mau susu?” tanya Chila penuh perhatian.“Kai punya cucu, nih di cini.” Kai membuka tas kecil yang dibawanya, lalu mengeluarkan susu kemasan yang biasa diminumnya.“Lupa, Mami selalu siapin itu ya, buat Kai?” tanya Chila lalu mengusap lembut kepala Kai.Kai mengangguk lalu meminum susunya.Chila pergi ke belakang meja bartender untuk membersihkan gelas. Kai ditinggal sendiri karena sedang menikmati susu, lalu Kai melihat salah satu karyawan sedang makan coklat. Kai turun dan menghampiri.“Kai, mau coklat?” tanya karyaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Digantung

    Di perusahaan Kaivan. Pria itu kini disibukkan dengan banyaknya pekerjaan karena dia sudah sepenuhnya memegang jabatan CEO di perusahaan keluarganya itu.Kaivan sudah tidak satu divisi dengan Grisel karena wanita itu dinaikkan jabatan menjadi manager pemasaran, hanya agar Kaivan bisa sedikit menghindari Grisel meski setiap hari masih bertemu tapi tentunya tidak seintens kalau mereka satu divisi.Setidaknya Kaivan tidak perlu setiap waktu melihat wanita itu. Jika orang yang saling mencintai akan berusaha agar pasangannya berada dekat, tapi dalam kasus Kaivan tentunya berbeda. Kaivan hanya merasa ada sesuatu yang mengganjal tapi sampai saat ini belum menemukan jawaban atas kegelisahannya dan penolakannya akan Grisel. Berulang kali dia mencoba menerima, tapi dia secara tak sadar menolak Grisel.Di ruang kerja Grisel. Dia duduk menatap komputer sambil menggigit ujung pulpen karena sedang berpikir.“Ini sudah tiga, tapi mana janjinya?”Grisel meletakkan pulpen dengan kasar di meja.Kaivan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Takut Ketahuan

    Kaivan melihat melihat wanita paruh baya dengan pakaian agak lusuh menghampiri Grisel. Bahkan dia melihat wanita itu menatap Grisel seperti ingin menangis. Dia bertanya-tanya, siapa wanita tua itu. Tidak mungkin ibunya Grisel, kan? Sedangkan Grisel berkata kalau ibunya sudah meninggal.Kaivan melihat Grisel yang terlihat tak senang, lalu tiba-tiba menarik pergi wanita itu. Kaivan diam sejenak, siapa wanita tua itu? Apa saudara Grisel? Atau mungkin ada masalah dengan keduanya?Grisel benar-benar panik sampai menarik wanita tua itu dengan cepat menjauh dari mobil Kaivan. Dia tidak menyangka ibunya muncul di sana.Grisel mengajak wanita itu masuk lobi, tapi berhenti di dekat koridor dekat lift lalu dia menoleh ke depan lobi dan melihat mobil Kaivan meninggalkan halaman apartemen, membuat Grisel merasa sangat lega.Jangan sampai Kaivan tahu soal wanita itu.“Akhirnya ibu nemuin kamu, Gris.” Wanita itu tersenyum bahagia saat menatap Grisel.Grisel langsung menatap tajam pada wanita itu.“I

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Diminta Pulang

    Setelah sehari dirawat di rumah sakit. Akhirnya Kai diperbolehkan pulang. Setelah tahu Kai alergi kacang, Eve harus benar-benar berhati-hati memilih makanan untuk Kai.“Ingat ya, Kai. Pokoknya mulai sekarang jangan pernah makan kacang, ya? Kalau Kai bandel makan kacang, Kai akan muntah-muntah dan masuk rumah sakit lagi,” ucap Eve mengingatkan.“Iya, Mami.” Kai mengangguk penuh semangat.Eve tersenyum lalu mengusap lembut rambut Kai. Dia menurunkan Kai agar bisa bermain di kamar, memandang putranya yang sangat aktif dan sudah sehat seperti sediakala.“Kai tidak kenapa-napa, kan?” tanya Bibi karena cemas dengan kondisi Kai yang sampai harus dirawat di rumah sakit.“Tidak kok, Bi. Selama dia tidak makan kacang, dia aman,” jawab Eve, “minta tolong jangan pernah masak kacang ya, Bi. Apalagi menyediakan kacang di rumah,” pinta Eve.Bibi mengangguk lega dan mengiyakan permintaan Eve, lalu pamit ke dapur untuk memasak.Saat Eve hendak ke kamar. Ponselnya berdering dan membuat Eve langsung mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Akhirnya Kembali

    Keesokan harinya. Eve mengecek koper untuk memastikan tidak ada barang yang tertinggal, terutama barang milik Kai.“Mami, kita mau ke mana?” tanya Kai yang duduk di ranjang sambil memperhatikan Eve yang sedang sibuk.Eve menoleh Kai. Dia menyelipkan rambutnya ke belakang telinga lalu menjawab, “Kita mau ketemu paman dan bibinya Kai.”Kai berpikir.“Memangnya punya? Kenapa harus bawa baju banyak? Kan Paman Brian dan Paman Damian yang datang, bukan kita yang pergi?” tanya Kai sambil menggerakkan kedua tangan di depan pundak sebagai tanda bingung.Eve tersenyum. Lalu duduk di dekat Kai dan mencium kedua tangan mungil putranya itu. Eve memang belum pernah memberitahu Kai soal Bram dan Alana karena belum siap mengenalkan Kai kepada kakaknya.“Mami punya kakak, dia itu pamannya Kai. Tapi, karena Paman sedang sakit, nanti Kai sama temen mami dulu, kalau Paman sudah sembuh. Kai baru ketemu dia, ya? Paman pasti sangat suka sama Kai,” ucap Eve menjelaskan. Dia kembali mencium punggung tangan Kai

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Mirip Siapa?

    “Halo, Bibi Cantik. Aku Kai.” Kai langsung menyapa ramah pada Dania.Dania sangat terkejut sampai menatap anak laki-laki itu dan Eve secara bergantian.“Dia siapa, Eve?” tanya Dania benar-benar bingung.Eve menghela napas pelan, lalu membalas, “Bisa kita pergi dulu? Nanti kujelaskan.”Dania mengangguk. Dia membantu Eve membawakan koper karena Eve menggandeng Kai.Dania mengajak Eve dan Kai ke apartemennya karena Eve bilang butuh tempat tinggal sementara. Mereka menempuh perjalanan tak terlalu lama menuju apartemen milik Dania.“Kai mau minum apa?” tanya Dania saat sampai di unit apartemennya.Kai malah menoleh Eve seolah meminta sang mami yang memutuskan.“Air putih saja dulu karena kita baru saja melakukan perjalanan panjang,” jawab Eve,Dania mengangguk lalu menyajikan air dingin untuk Kai dan Eve.“Jadi, Kai ini anak siapa?” tanya Dania yang sejak tadi memendam rasa penasaran.Sebelum menjawab, Kai bilang mau pipis. Eve meminta Kai segera ke kamar mandi sendiri.“Jadi ….” Dania men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10

Bab terbaru

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Ketinggalan

    Hari pernikahan Eve dan Kaivan tiba. Malam sebelum acara pernikahan, Eve berada di kamar sedang istirahat setelah makan malam.“Eve, boleh aku masuk?” tanya Alana setelah sebelumnya mengetuk pintu.“Masuklah, Kak.”Alana membuka pintu kamar Eve. Dia melihat adik iparnya itu sedang duduk memegang ponsel.“Ada apa, Kak?” tanya Eve sambil menggeser posisi duduknya di ranjang untuk memberi tempat agar Alana bisa duduk.Alana duduk di dekat Eve. Dia menatap pada adik iparnya itu.“Besok kamu akan menikah. Aku dan kakakmu selama ini menyadari, belum pernah memberikan yang terbaik, terutama aku yang sering sekali bersikap tak baik karena rasa iri padamu. Tapi, semua sudah berlalu. Aku tidak bisa memberi apa pun selain mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaanmu,” ucap Alana sambil menggenggam erat telapak tangan Eve.Bola mata Eve berkaca-kaca. Dia mengulum bibir untuk menahan tangisnya.“Tidak memberi apa-apa bagaimana, Kak? Aku bisa kuliah dan tumbuh juga karena usaha kalian. Ya, meski Kak

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Saling Mendukung

    Siang itu Eve pergi ke perusahaan Kaivan. Dia mengantar makanan karena Kaivan berkata jika sangat sibuk.“Kamu masih sibuk?” tanya Eve saat masuk ruangan Kaivan.Kaivan menatap pada Eve. Melihat calon istrinya itu datang, Kaivan langsung menutup tirai dinding kaca agar para staff tak melihat apa yang dilakukannya.“Kenapa tirainya ditutup?” tanya Eve keheranan.Kaivan mendekat pada Eve, lalu mengecup pipi wanita itu.“Biar mereka tidak melihat ini,” jawab Kaivan.Eve terkejut sampai memukul lengan Kaivan karena gemas.Eve mengajak Kaivan duduk. Dia membuka pembungkus makanan agar Kaivan bisa segera menyantap makan siang.“Aku sebenarnya masih harus memilah berkas, sepertinya tidak bisa makan siang dulu,” kata Kaivan.Eve menatap pada Kaivan, lalu membalas, “Kamu tetap harus makan meski sedang sibuk. Kamu memilah berkas, biar aku yang menyuapi.”Senyum mengembang di wajah Kaivan saat mendengar ide Eve. Dia mengajak Eve ke meja kerja, memosisikan kursi lain di samping kursi kerjanya agar

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Duduk Berdua

    Eve dan Kaivan masih duduk berdua di samping rumah setelah semua orang pulang. Kaivan menggenggam erat telapak tangan Eve seperti tak berniat melepas.“Kamu dan Damian benar-benar sudah berbaikan?” tanya Eve memastikan.“Ya, anggap saja begitu. Tapi aku akan tetap memantaunya, meski bisa dibilang kalau dia sudah berumur, tapi Damian itu masih labil.”Eve terkekeh pelan mendengar ucapan Kaivan.“Kenapa malah tertawa?” tanya Kaivan dengan dahi berkerut halus.“Ya, labil sepertimu tampaknya,” balas Eve sambil melirik Kaivan.“Siapa bilang aku labil?” Kaivan tidak terima Eve mengatainya seperti itu.Eve menahan tawa. Dia menggeser posisi hingga menatap pada Kaivan lalu menjelaskan, “Jika kamu tidak labil, kamu pasti akan segera menikahi Grisel waktu itu.”Kaivan terkesiap, lalu mengelak, “Itu bukan labil, tapi hanya belum yakin.”“Aku memang berjanji akan menikahi, tapi itu untuk wanita yang aku tiduri. Dan saat Grisel mengakuinya, entah kenapa ada yang janggal, karena itu aku tidak seger

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Hubungan Baik

    Malam itu. Kaivan dan yang lain makan malam bersama di rumah Maria. Ada Bram dan Alana juga yang diundang ke rumah.“Kalian jangan sungkan, ya. Makan saja apa yang kalian suka, kalau mau memilih menu lain yang tidak ada di meja, bilang saja. Tidak usah malu-malu, anggap rumah sendiri,” ucap Maria pada Bram dan Alana.Bram dan Alana mengangguk. Mereka benar-benar canggung diajak makan malam di rumah Maria.Saat mereka sedang makan malam, pelayan datang menemui Maria.“Itu, Bu. Pak Damian dan Mbak Dania datang,” kata pelayan.“Oh, suruh masuk saja. Aku yang mengundang mereka untuk makan malam bersama,” balas Maria.Pelayan itu mengangguk lalu segera pergi ke depan untuk mempersilakan Damian dan Dania masuk.Eve menoleh pada Kaivan. Dia melihat pria itu memasang wajah datar dan tak senang. Eve memilih diam dan tak berkomentar sama sekali.Damian dan Dania masuk. Dania langsung menyapa Maria dan yang lain, sedangkan Damian menatap pada Kaivan yang tak memandang ke arahnya sama sekali.“Ay

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Akhir Dari Grisel

    Bram buru-buru turun dari mobil saat sampai di rumah Kaivan. Dia dijemput sopir Kaivan karena sangat mencemaskan Eve ketika tadi menghubungi.“Bagaimana keadaanmu? Kenapa kamu tidak segera menghubungiku?” tanya Bram langsung mengecek apakah Eve terluka atau tidak.“Aku baik-baik saja, Kak. Kak Bram tidak perlu mencemaskanku seperti ini,” ucap Eve mencoba menenangkan.Bram menatap sendu, lalu menghela napas pelan.Eve mengajak Bram duduk lebih dulu, kemudian menceritakan yang terjadi dan kondisi Grisel saat ini.Bram menghela napas kasar, baru kemudian berkomentar.“Dia punya pilihan agar hidupnya lebih baik, tapi dia malah memilih cara yang salah dan memaksakan sesuatu yang seharusnya tak dia miliki,” ujar Bram, “ya sudahlah, terpenting kamu baik-baik saja.”Bram menatap Eve penuh kelegaan.Eve mengangguk-angguk sambil memulas senyum agar Bram lega.**Setelah Eve merasa lebih baik, dia dan Kaivan pergi mengunjungi Grisel ke rumah sakit untuk melihat perkembangan dan laporan medis dar

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Memang Iri

    Eve mengajak Kaivan menemui ibu Grisel. Bagaimanapun mereka harus memberitahu kondisi Grisel pada wanita itu. Eve sendiri juga tidak bisa merasa tenang begitu saja karena secara langsung atau tidak, Eve juga memperburuk depresi Grisel.“Pak.” Wanita tua itu langsung sedikit membungkuk saat melihat Kaivan di belakang dan menemuinya.Eve langsung merangkul pundak wanita tua itu, kemudian berkata, “Bibi ada yang mau aku bicarakan.”Wanita itu terkejut, bahkan terlihat takut.“Apa saya membuat kesalahan?” tanya wanita tua itu.“Tidak, Bi. Bibi tidak berbuat salah, hanya saja ada yang memang harus kami bicarakan dengan Bibi,” ucap Eve mencoba tenang meski takut dengan reaksi ibu Grisel.“Duduklah, Bi.” Kaivan bicara dengan tegas agar wanita itu tidak kebingungan.Eve mengajak ibu Grisel duduk, begitu juga dengan Eve dan Kaivan yang duduk berhadapan dengan wanita itu.Wanita itu terlihat gemetar, bahkan jemarinya saling meremas sambil menatap pada Eve dan Kaivan secara bergantian.Eve ingin

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Depresi

    Kaivan pergi ke rumah sakit setelah Eve agak tenang. Dia juga sudah berpesan pada Maria untuk menjaga Eve.Sesampainya di rumah sakit, Kaivan menemui Hendry yang ada di depan ruang inap bersama pengacara yang ditunjuk untuk menangani kasus itu, hanya berjaga-jaga jika Grisel tiba-tiba menuntut Eve.“Bagaimana?” tanya Kaivan begitu sudah berada di hadapan Hendry dan pengacara.Hendry dan pengacara itu menatap aneh pada Kaivan, membuat Kaivan mengerutkan alis.“Ada apa? Grisel ingin menuntut Eve, atau dia membuat onar lagi?” tanya Kaivan menaruh curiga.“Bukan,” jawab Hendry sambil menggeleng.“Lalu?” tanya Kaivan dengan satu sudut alis tertarik ke atas.“Lebih baik Anda lihat sendiri, dokter juga ada di dalam,” kata Hendry.Kaivan tentunya semakin penasaran, ada apa sebenarnya sampai Hendry tak menjelaskan langsung padanya. Dia akhirnya masuk ke ruang inap, lalu melihat sendiri apa yang terjadi pada Grisel.Dokter masih mengecek kondisi Grisel bersama dua perawat, bahkan kini Grisel ha

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tetap Tidak Bisa Tenang

    Eve dan Kaivan masih menunggu sampai Grisel selesai CT-Scan, saat itu Hendry datang setelah mengecek kamera Cctv di apartemen.“Bagaimana?” tanya Kaivan.“Saya mendapat salinannya, Pak. Sebentar saya kirim ke Anda,” kata Hendry.Hendry mengirimkan video rekaman Cctv ke ponsel Kaivan, lalu menjelaskan, “Semua murni karena kesalahan Grisel yang menyerang Eve dulu, Pak. Bahkan jatuhnya Grisel sebenarnya tidak sepenuhnya salah Eve karena seperti yang terlihat di rekaman itu, kaki Grisel tersandung kakinya sendiri yang membuatnya jatuh ke belakang dan kepalanya langsung menghantam cermin.”Eve dan Kaivan mengamati rekaman itu, ternyata benar jika kejadian yang menimpa Grisel sepenuhnya bukan salah Eve.“Tapi tetap saja, dia terluka karena aku mendorongnya lebih dulu,” ucap Eve tetap cemas. Dia bisa terlibat dengan hukum karena masalah ini.Kaivan menggenggam erat tangan Eve, lalu berkata, “Kamu tenang saja. Biar pengacaraku yang mengurus semuanya. Ada bukti yang kita pegang juga ada saksi,

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tragedi

    Eve terus mempertahankan cincinnya. Dia takkan mengalah lagi dari Grisel setelah apa yang Grisel lakukan padanya selama ini.“Kamu tidak layak memakai cincin ini. Ini seharusnya menjadi milikku!” teriak Grisel terus mencoba melepas cincin dari jari Eve.Eve terus mempertahankan cincin itu, begitu tangannya bisa lepas dari genggaman Grisel, Eve langsung mendorong Grisel agar menjauh darinya.Namun nahas, Grisel terdorong cukup kuat, hingga mundur sebelum akhirnya menabrak cermin yang terpajang di dinding dekat lift. Kaca itu pecah seiring Grisel yang terjatuh berlumuran darah karena luka akibat benturan cukup keras.Eve sangat syok. Dia tak berniat mencelakai Grisel, tapi ternyata Grisel malah terluka karena perbuatannya.Semua yang di sana juga terkejut, apalagi Grisel langsung tak sadarkan diri.Eve gemetar karena panik.Grisel dibawa ke rumah sakit. Eve juga ikut karena merasa harus bertanggung jawab. Dia sudah menghubungi Kaivan karena ketakutan, Eve juga tidak mungkin menghubungi

DMCA.com Protection Status