Makam ibuku adalah satu-satunya tempat yang ada dalam pikiranku untuk kutuju. Aku tidak punya rumah. AKu tidak bisa kembali ke rumah nenek Bobi. Bobi mungkin ada di sana menungguku. Atau mungkin juga tidak. Mungkin aku juga yang sudah mendorongnya pergi. Aku duduk di ujung makam ibuku. Aku menarik lutut di bawah dagu dan melingkari tangan di kakiku.
Aku pulang kembali ke kota ini karena kota ini satu-satunya tempat yang kutahu akan kudatangi. Sekarang, aku harus pergi. Aku tidak bisa tinggal di sini. Keadaan yang tidak siap kuhadapi. Ketika aku masih gadis kecil ibuku pernah membawa kami ke sekolah minggu di gereja setempat. Aku teringat sebuah ayat suci yang mereka bacakan untuk kami dari Alkitab tentang Tuhan tidak memberikan beban lebih banyak dari pada beban yang mampu kita hadapi. Tuhan memberikan beban karena Tuhan tahu kalau kita mampu melewatinya. Aku mulai bertanya-tanya apakah itu hanya berlaku pada orang-orang yang pergi ke gereja setiap hari munggu dan berdoa sebe
Beti menghentikan mobil Martin di Mc Donals. Aku melihat mobil sedan kecil berwarna biru milik Luna dan memutuskan untuk tidak keluar dari mobil. Aku hanya pernah bertemu Luna dua kali sejak aku kembali dan dia sudah siap mencakarku. Dia sudah menyukai Bobi sejak SMA. Dan aku pulang kembali kemari mengacaukan apa pun jenis hubungan yang akhirnya telah berhasil mereka jalani. Aku tidak bermaksud seperti itu. Dia bisa memiliki Bobi.Beti mulai keluar dari mobil dan aku meraih lengannya. "Kita bicara di dalam mobil saja." Kataku menghentikannya."Tapi aku ingin es krim yang di campur dengan oreo." Katanya."Aku tidak bisa berada di sana. Aku kenal beberapa orang dan mereka tidak menyukaiku." Kataku.Beti menghela napas dan bersandar di kursinya. "Oke, baiklah. Lagipula aku tidak membutuhkan es krim oreo."Aku tersenyum dan santai, berterima kasih pada jendela berwarna gelap. Karena aku tahu kalau aku tidak akan terlihat saat orang-orang berhenti dan m
Papan kayu rekat di bawah kakuku saat aku melangkah kembali ke teras depan rumah. Aku membiarkan pintu tertutup dengan suara keras di belakangku sebelum aku ingat kalau pintu itu sudah tua dan kelihatan sudah lama berkarat. Aku menghabiskan banyak waktu masa kecilku di teras depan ini mengupas kacang polong dengan Bobi dan Oma. Aku tidak ingin dia marah padaku."Duduklah dan berhenti menatap seperti kau sedang bersiap untu menangis. Tuhan tahu aku mencintaimu seperti cucuku sendiri. Ku pikir kau akan menjadi salah satunya suatu hari nanti." Dia menggelengkan kepalanya. "Bocah bodoh itu tidak bisa mengatasinya bersama-sama. Aku berharap dia akan menyadarinya sebelum semuanya terlambat. tapi dia tidak menyadarinya, kan? Kau sudah pergi dan menemukan orang lain."Ini bukan sesuatu yang kuharapkan. Aku mengambil kursi di depannya dan mulai mengupas kacang polong jadi aku tidak perlu melihatnya. "Bobi dan aku sudah putus dari tiga tahun lalu. Tidak ada yang terjadi sekarang
Aku mengulurkan tangan dan menyentuh kaki Beti untuk membangunkannya. Dia sudah tertidur selama hampir 2 jam. Kami berada di luar pantai Kuta dan aku memerlukannya untuk mengemudi agar aku bisa melihat truk Bobi pada semua hotel murah sekitar sini."Kita sudah sapai?" Gumamnya mengantuk dan duduk di kursinya."Hampir. Aku memerlukanmu untuk menyetir. Aku akan mencari truk milik Bobi."Beti menatapku dengan bosan. Aku tahu dia melakukan ini hanya dengan harapan bisa membawaku kembali ke Kuta dan menjagaku di sana. Dia sama sekali tidak peduli tentang menemukan Bobi. Tapi aku butuh tumpangan. Aku akan pergi ke tempat Bobi. Dia dan aku akan bicara. Dia tidak punya hak untuk menemui Rudy. Aku hanya berharap dia tidak mengatakan pada Rudy tentang apa yang sudah ku beli.Bukan berarti aku ingin menyembunyikan rahasia itu dari Rudy. Hanya saja aku tidak akan membiarkan semuanya hilang begitu saja. Aku perlu memprosesnya. Mencari tahu apa yang harus aku lakukan s
Aku mengumpulkan seluruh keberanianku untuk datang ke sini. berdiri di depan rumahnya. Segalanya masih terlalu jelas. Bagaimana di malam pertama kali aku tiba di sini dan juga bagaimana terakhir kali aku meninggalkan tempat ini.Aku berdiri di depan Rudy. Melihatnya. Dia tampak agak kacau. Kami berdiri agak lama dan diam."Halo Rudy." Kataku."Aileen." Katanya pelan.Aku mengulurkan tangan ke atas rambutku. Aku gugup. aku selalu melakukannya ketika aku gugup. Sudah tiga minggu aku tidak bertemu dengan Rudy. Dan hari ini aku mengumpulkan keberanianku untuk datang menemuinya."Bisakah kita bicara?" Tanyaku."Tentu saja." Jawabnya dan melangkah mundur agar aku bisa masuk. "masuklah."Aku berhenti dan melirik ke arah rumah. Apakah Ayahku dan ibunya ada di sini? Apakah Grizelle ada di sini juga? Aku tidak ingin bertemu dengan mereka. Jika mereka ada di sini, maka aku akan berbalik dan pergi dan mengurungkan niatku untuk bicara dengan
Seolah dia tahu kalau aku akan datang. Aku sudah memutuskan akan langsung pergi ke ruang makan dan mencari Jery. Aku rasa Jery tahu di mana aku harus menemukan Raka. Tetapi raka sudah menungguku di pintu saat aku membuka pintu masuk kantor belakang klub."Dan dia kembali. Sejujurnya aku pikir kau sudah tidak akan kembali lagi." Kata Raka saat pintu tertutup di belakangku."Mungkin hanya sebentar." Jawabku.Raka berkedip padaku dan menganggukkan kepalanya menuju ruangan yang mengarah ke kantornya. "Ayo kita bicara.""Oke." Kataku sambil mengikutinya."Beti sudah menelponku dua kali hari ini. Dia ingin tahu apakah aku sudah ebertemu denganmu. Memastikan kau mendapat pekerjaanmu kembali." Kata Rasa sambil membuka pintu kantornya dan menahannya supaya aku bisa masuk ke dalam. "Tapi yang tidak kusangka adalah telepon yang baru saja ku terima sekita sepuluh menit yang lalu. Itu mengejutkanku. Dari caramu melarikan diri dari sini tiga minguu lalu dan meni
Seolah dia tahu kalau aku akan datang. Aku sudah memutuskan akan langsung pergi ke ruang makan dan mencari Jery. Aku rasa Jery tahu di mana aku harus menemukan Raka. Tetapi raka sudah menungguku di pintu saat aku membuka pintu masuk kantor belakang klub."Dan dia kembali. Sejujurnya aku pikir kau sudah tidak akan kembali lagi." Kata Raka saat pintu tertutup di belakangku."Mungkin hanya sebentar." Jawabku.Raka berkedip padaku dan menganggukkan kepalanya menuju ruangan yang mengarah ke kantornya. "Ayo kita bicara.""Oke." Kataku sambil mengikutinya."Beti sudah menelponku dua kali hari ini. Dia ingin tahu apakah aku sudah ebertemu denganmu. Memastikan kau mendapat pekerjaanmu kembali." Kata Rasa sambil membuka pintu kantornya dan menahannya supaya aku bisa masuk ke dalam. "Tapi yang tidak kusangka adalah telepon yang baru saja ku terima sekita sepuluh menit yang lalu. Itu mengejutkanku. Dari caramu melarikan diri dari sini tiga minguu lalu dan meni
Seolah dia tahu kalau aku akan datang. Aku sudah memutuskan akan langsung pergi ke ruang makan dan mencari Jery. Aku rasa Jery tahu di mana aku harus menemukan Raka. Tetapi raka sudah menungguku di pintu saat aku membuka pintu masuk kantor belakang klub."Dan dia kembali. Sejujurnya aku pikir kau sudah tidak akan kembali lagi." Kata Raka saat pintu tertutup di belakangku."Mungkin hanya sebentar." Jawabku.Raka berkedip padaku dan menganggukkan kepalanya menuju ruangan yang mengarah ke kantornya. "Ayo kita bicara.""Oke." Kataku sambil mengikutinya."Beti sudah menelponku dua kali hari ini. Dia ingin tahu apakah aku sudah ebertemu denganmu. Memastikan kau mendapat pekerjaanmu kembali." Kata Rasa sambil membuka pintu kantornya dan menahannya supaya aku bisa masuk ke dalam. "Tapi yang tidak kusangka adalah telepon yang baru saja ku terima sekita sepuluh menit yang lalu. Itu mengejutkanku. Dari caramu melarikan diri dari sini tiga minguu lalu dan meni
Aku membutuhkan barang-barangku dan aku harus menjual trukku. Truk itu tidak bisa berjalan jauh lagi. Bobi sudah memeriksanya untukku minggu lalu setelah tahu kalau truk itu sudah rusak dan dia mengatakan kalau dia bisa memperbaikinya. Namun biaya untuk memperbaiki segala kerusakannya akan menghabiskan lebih banyak dari yang bisa aku keluarkan. Jika aku menelepon dan bertanya kepada oma atau Bobi untuk mengirim barang-barangku dan menjual trukku sepertinya tidak benar. Mereka layak mendapat penjelasan atau setidaknya oma harus mendapat penjelasan. Dia memberikanku tempat tinggal, dan memberiku makan selama tiga minggu. Aku sudah harus kembali ke sana untuk mengambil sendiri barang-barangku dan mengucapkan selamat tinggal pada oma. Raka sudah memberiku beberapa hari untuk menyelesaikan semua urusanku sebelum aku mulai kembali bekerja.Beti sudah meminta izin kemarin untuk membawaku mengajukan pemeriksaan untuk kandungan. Sudah waktunya aku untuk memeriksakan diri ke dokter, ta