Suara adzan subuh terdengar sayup-sayup, aku pun membuka mata secara perlahan, sepertinya tadi aku ketiduran lagi, setelah membuatkan susu untuk Alvin. Setelah kesadaran ku sudah penuh, aku segera bangkit, setelah memastikan kalau Alvin masih tertidur, aku pun berjalan keluar kamar menuju kamar mandi untuk mengambil wudu, guna menjalankan kewajiban ku sebagai ummat muslim. ***Setelah memandikan Alvin aku mengambil pemp*s Alvin dan ternyata pemp*s nya sudah tinggal sedikit "sepertinya saat pulang kerja nanti aku harus belanja susu dan pemp*s Alvin deh" gumam ku dan segera memakai kan pemp*s dan pakaian Alvin. Setelah selesai mengurus Alvin aku menggendong Alvin keluar kamar dan menyerahkannya pada Keysa."Tolong jaga Alvin dulu Key, Mbak mau siap-siap dulu takutnya nanti keburu siang." aku menyerahkan Alvin pada Keysa. "Udah ganteng nih ponakan ku, makin sayang tante sama kamu Al," Keysa berucap sambil menciumi Alvin sehingga membuatya tertawa."Kamu kan hari ini libur jadi kamu
Bab 11"Aahhh, Risma, meleleh aku melihat tatapan pak Andre saat menolongmu, andai tadi itu aku yang di tolong pak Andre pasti akan langsungku cium bibir sexs*nya itu, membayangkan nya saja sudah hampir membuatku gila." Lili berucap sambil senyum-senyum sendiri entah apa yang dia bayangkan. Padahal tadi aku biasa saja saat berdekatan dengan pak Andre, mereka berdua terlalu lebay menurutku. "Ngaco kamu Li, ingat Doni Li" ucap ku sambil menoyor kepala Lili dan melangkah meninggalkannya yang masih berdiri di samping meja kasir. "Kerja Li, Kerja jangan menghayal ketinggian entar kalau jatuh sakit." ejek, Dewi. "Ih, kamu Dew ganggu aja." jjar Lili cemberut dan melangkah menyusul Risma ke belakang.**Sedangkan di rumah Bu lusi, Reza sedang bertengkar hebat dengan Kalista. "Kamu kemana kan uang perusahaan papa Mas, Uang 1 M yang sudah kamu ambil itu.?" Tanya Kalista ber-api-api, bagaimana dia tak marah sedangkan saat ini papanya sedang butuh biaya untuk oprasi jantung, jika tak segera
Bab 12"Aku akan membuat kamu jatuh cinta padaku lagi An," Gumam Kalista pelan. Ia keluar dari ruangan Andre dengan senyum sumringah. Karena berhasil mendapatkan bantuan dari Andre. Setelah, kepergian Kalista Andre menghempaskan tubuh pada pada kursi milik nya. Dan menghelas nafas kasar"Apa,yang membuat sikap mu begitu dingin,? dan bahkan kamu seperti begitu membenci Kalista, apa sebenarnya yang terjadi di masa lalu sebelum kamu berangkat keluar negeri An?." Doni bertanya pada Andre, yang masih duduk diam tanpa ada niatan untuk menjawab sederet pertanyaan yang di ajukan oleh Doni padanya. flashback onSaat itu Andre bermaksud ingin memberi Kalista kejutan, sehari sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan indonesia. Sebelum menuju apartment Kalista, Andre mampir ke sebuah toko bunga di pinggir jalan, dia ingin membeli buket bunga mawar putih kesukaan Kalista. Setelah membeli bunga Andre segera melangkah keluar , tapi matanya tak sengaja menangkap sosok wanita yang begitu dia ken
Sepergian Risma tadi Rizki masih saja diam di tempatnya, tanpa sadar sudut bibirnya sedikit terangkat kala mengingat kejadian tadi saat dirinya menolong Risma. "Aku ingin mengenal wanita itu lebih jauh lagi," Rizki masih saja bergumam sendiri. 🐣🐣Setelah selesai membanyar di kasir, aku pun segera pergi meninggalkan mini market.Setelah 30 menit mengendarai motor akhirnya aku sampai juga di rumah. Ah, rasanya tubuh ini benar-benar lelah dan ingin segera di istirahatkan, aku segera menenteng barang-barang yang aku beli di mini market tadi, dan membawanya ke dalam rumah. "Udah pulang Mbak, mana pesanan ku tadi? ," Keysa berujar sambil menghampiri ku, yang sedang membawa belanjaan. "Tenang udah mbak beliin, tapi tolong kamu bawa dulu ini ke dapur," pintaku pada Keysa sambil mengulurkan plastik belanjaanku. " Oh ya Alvin dan ibu mana Key.?" tanya ku yang memang tak melihat Alvin dan Ibu, di ruang tamu. "Alvin ada di kamar Mbak, kayak nya dia udah tidur deh, ibu juga ada di sana nem
Bab. 14Karena merasa tak tahan dengan pemandangan di depannya, Andre pun melangkah mendekati Risma dan pria yang masih mengobrol dengan Risma. "Ehem, " ujarnya setelah berdiri tepat di samping Rizki. "Pak Andre," gumamku pelan dengan ekspresi sedikit takut karena melihat tatapan tajam Bos dingin itu. "Bukan kah seharusnya kamu bekerja kenapa malah asik mengobrol di sini.!" suaranya terdengar dingin dan datar. "Ah, maaf pak," aku menjawab pelan sambil menundukkan kepala tak berani menatap wajah pak Andre yang terlihat marah itu."Maaf Riz, aku harus kembali bekerja dulu, oh ya kamu mau pesan apa?," aku bertanya pada Rizki. "Aku pesan kopi hitam aja, " Rizki menjawab sambil menduduki kursi yang ada di sampingnya. "Saya permisi dulu pak, " ujarku pada pak Andre yang masih berdiri di samping meja, tanpa menunggu jawaban dari pak Andre aku pun melangkah kembali ke dapur, untuk membuatkan kopi pesanan Rizki. Setelah Risma pergi Andre juga melangkah menuju ruangannya di lantai dua.🏵
bab 15"Kemana aja kamu selama ini Lis, sejak Andre pergi ke luar negeri kenapa kamu tak pernah datang kesini lagi, apa kamu dan Andre sudah tak menjalin hubungan lagi, padahal tante sangat berharap kalau kalian bisa bersama," ujar tante Juita. "Sejak Andre pergi, aku tak pernah lagi di hubungi oleh Andre Tan, Entah lah mungkin Andre sudah memiliki kekasih lain sehingga dia meninggalkan ku begitu saja, padahal aku sangat mencintai Andre tan" aku menunduk sedih di depan tante Juita, berharap dia bisa membantu ku untuk mendekati Andre lagi. "Kayak nya dia gak pernah punya pacar lain deh Lis, karena dia tak pernah cerita sama tante kalau sudah punya pacar lain." ujar Tanten Juita yang mebuat ku sedikit senang, berarti aku masih bisa mendekati Andre, ya sekalipun dia punya pacar, maka aku akan merebutnya dari wanita itu. "Ah, masak sih Tan, tapi kenapa Andre gak pernah menghubungi ku dan bahkan tak pernah memberiku kabar." Ujar ku pura-pura tidak percaya. "Oh ya, Lis ada yang ingin ta
Bab 16Mobil yang ku tumpangi menerobos lebatnya hujan. "Ini belok kemana?" Rizki bertanya saat ada persimpangan."Belok kiri Riz," balas ku. "Setelah ini lurus aja terus, karena tak ada belokan lagi," Sambung ku lagi. "Rumahmu masih jauh Ris,?""Sebentar lagi sampai kok Riz,""Itu rumah ku," aku menunjuk rumahku yang ada di samping kiri jalan. "Ah, akhirnya sampai juga," gumam ku pelan, setelah mobil Rizki memasuki halaman rumah."Makasih ya Riz, sudah mau repot nganterin aku sampai ke rumah, " ucap ku sebelum turun dari mobil Rizki"Santai aja Ris," balas Rizki. "Ayo turun mampir dulu Riz," ajak ku pada Rizki. "Ya udah ayo," dia juga turun dari dalam mobil. "Baru pulang kamu Ris, ibu khawatir takut terjadi sesuatu sama kamu, tadi ibu coba hubungi ponsel kamu kenapa gak aktif Ris," ibu mencecarku dengan pertanyaan hingga dia tak menyadari keberadaan Rizki."Loh, laki-laki ini siapa? " tanya ibu yang baru menyadari ada Rizki"Ini teman Risma bu, dan dia juga yang udah anterin a
bab 17Pov (3)Di kediaman Reza Kalista sedang meminta semua barang-barang yang pernah dia beli dengan uangnya. "Kunci mobil dan barang-barang yang pernah aku beli, akan aku bawa kembali, dan ingat Mas, aku akan segera menggugat cerai kamu." "Loh, ada masalah apa ini kenapa, kamu marah-marah Lis dan sampai mau cerai dari Reza." ujar Bu Lusi menghampiri anak dan menantunya yang sedang bertengkar. "Tanyakan pada anak ibu yang tak tahu diri ini, dia sudah membuat perusahaan papa di ambang kebangkrutan dan dia tak mau membiayai biaya operasi papa,!!" ujar Kalista dengan bentakan. "Yang sopan kamu Lis, pada ibu ku, dia ini masih ibu mertua mu, " Reza membentak Kalista yang tak sopan pada ibunya. "heh, kalian berdua tak perlu aku sopani, karena kalian sendiri pun tak memiliki sopan santun" Ujar Kalista mencibir. "Seharus nya kamu itu bersyukur karena Reza masih mau menerima mu sebagai istri, laki-laki mana yang akan mau menikahi wanita mandul seperti mu, ketika kamu berpisah dari Rez